Anda di halaman 1dari 2

Nama : Windy Tri Hamdayani

NIM : 2105076035

Kelas : PBSI A 2021

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Terdapat dua istilah yang menunjukkan pentingnya kedudukan Pancasila sebagai sistem
filsafat, yaitu:

1. Philosphische Grondslag
Philosphische Grondslag atau dasar filsafat negara lebih bersifat teoritis dan abstrak,
yaitu cara berpikir dan memandang realita dengan sedalam-dalamnya untuk
memperoleh kebenaran.
2. Weltanschauung
Weltanschauung lebih mengacu pada pandangan hidup yang bersifat praktis serta
tumbuh dan berkembang secara alamiah di dalam kehidupan masyarakat.

Dari dua istilah tersebut sangatlah jelas bahwa secara filosofis Pancasila melalui sila-silanya
telah memberikan dasar filosofis bagi penyelenggaraan negara. Selain itu, Pancasila juga
telah menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia karena perumusan Pancasila pada sidang
BPUPKI bersumber pada nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh para nenek moyang kita
terdahulu.

Dinamika Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami fluktuasi dari masa ke masa. Pada era
kepemimpinan Soekarno, Pancasila sebagai sistem filsafat menekankan bahwa Pancasila
merupakan filsafat asli Indonesia yang diangkat dari akulturasi budaya bangsa Indonesia.
Sementara pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang ke
arah yang lebih praktis melalui adanya penataran P-4. Dinamika yang berlangsung setidaknya
melahirkan dua tantangan bagi Pancasila sebagai sistem filsafat.
1. Adanya kapitalisme
Salah satu bentuk kapitalisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat ialah lahirnya
kebebasan individualis secara berlebihan. Sehingga dapat menimbulkan dampak
negative seperti monopoli, gaya hidup konsumerisme, dan lain-lain.
2. Adanya komunisme
Salah satu bentuk komunisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat ialah
dominasi negara yang berlebihan sehingga dapat menghilangkan peran rakyat dalam
kehidupan bernegara.
Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi Way of life sekaligus Way of thinking bangsa
Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan pemikiran.

Anda mungkin juga menyukai