Anda di halaman 1dari 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembaca untuk memperdalam ilmu agama.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan
terhadap makalah ini. Oleh kerena itu, penulis meminta kepada para pembaca untuk memberikan
masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki
bentuk maupun isi makalah sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Semarang, 2 April 2019


A.    Latar Belakang

Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia hakihatnya adalah
makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat
kemakhlukan. Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas
tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan tugasnya manusia
dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia
dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas
kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan kewajiban manusia dalam
hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Didalam hidupnya manusia tidak lepas dari adanya
hubungan dan ketergantungan. Adanya hubungan ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban.
Hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan makhluk dengan khaliknya. Dalam masalah
ketergantungan, hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan tumpuan
serta ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang Maha Kuasa, yang Maha Perkasa, Yang Maha
Bijaksana, Yang Maha Sempurna, ialah Allah rabbul’alamin, Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis

Anda mungkin juga menyukai