2ATKI-Revisi Laporan-Praktikum-Grinding-Sizing-Kel-8
2ATKI-Revisi Laporan-Praktikum-Grinding-Sizing-Kel-8
2.1 Grinding
Grinding adalah metode dalam menghaluskan suatu partikel kasar dan besar menjadi
partikel-partikel lebih halus. Operasi grinding sangat luas penggunaannya pada proses
bijih tambang dan industri semen. Sebagai contoh bijih tembaga, nikel, kobal dan besi
biasanya dilakukan proses grinding sebelum mengalami proses kimia. Limestone,
marble, gypsum, dan dolomite dihancurkan untuk penggunaan sebagai pengisi kertas, cat
dan kertas. Bahan baku untuk industri semen seperti lime, alumina dan silika digiling
dalam skala besar atau dalam jumlah besar.
Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari:
● Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls)
● Batang-batang baja (steel rods)
● Campuran bola-bola baja dan materialnya sendiri yang disebut semi autagenous mill
(SAG).
● Tanpa media penggerus, hanya materialnya sendiri yang saling menggerus dan disebut
autogenous mill.
● Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik
● Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
dX = perubahan ukuran
𝐶 1 1 𝐶 1 1
𝐸 = 𝑛−1 [𝑋 𝑛−1 − 𝑋 𝑛−1 ] = 1,5−1 [ − ] = 2 𝐶 [𝑋𝑃−0,5 − 𝑋𝐹−0,5 ]
𝑃 𝐹 𝑋𝑃1,5−1 𝑋𝐹1,5−1
Dimana : 𝐾𝐵 = 𝐸𝑖 √0,1
Bila daya yang dibutuhkan P (kW) dan laju umpan T (Ton/jam), maka :
𝑃 1 1 𝑘𝑊ℎ
= 𝐸 = √0,1 𝐸𝑖 [ − ] (4)
𝑇 √𝑋 √𝑋 𝑃 𝐹 𝑇𝑜𝑛
𝑃 1 1 𝑘𝑊ℎ
= 𝐸 = 10 𝐸𝑖 [ − ] (5)
𝑇 √𝑋𝑃 √𝑋𝐹 𝑇𝑜𝑛
𝑃 1 1 𝑘𝑊ℎ
= 𝐸 = 0,0181 𝐸𝑖 [ − ] (6)
𝑇 √𝑋𝑃 √𝑋𝐹 𝑇𝑜𝑛
Bila P (dalam HP), T (dalam Ton/menit), XF dan XP dalam satuan ft (1ft=304,8 mm),
maka :
𝑃 1 1 𝑘𝑊ℎ 𝐻𝑃 60𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 𝐸 = 0,0181 𝐸𝑖 [ − ] 𝑥 𝑥
𝑇 √𝑋𝑃 √𝑋𝐹 𝑇𝑜𝑛 0,746𝑘𝑊 1ℎ
𝑃 1 1 𝐻𝑃
= 𝐸 = 1,46 𝐸𝑖 [ − ] (7)
𝑇 √𝑋𝑃 √𝑋𝐹 𝑇𝑜𝑛/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2.2 Sizing
Setelah bahan atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-
macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran
partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan berikutnya.
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
Satu ayakan tunggal hanya dapat memisahkan menjadi dua fraksi saja setiap kali
pemisahan, yaitu yang lolos dari ayakan dan yang tertahan diatas ayakan. Ayakan yang
dipakai pada praktikum ini yaitu Sieve Shaker.
Efisiensi Ayakan
Efisiensi Ayakan didifinisikan sebagai fraksi undersize umpan (Feed) yang benar-
benar lolos dibagi dengan fraksi undersize umpan(Feed) yang seharusnya lolos.
Fraksi undersize umpan (Feed) yang benar-benar lolos = fraksi undersize dalam
produk lolos ( B XB ). Fraksi undersize umpan (Feed) yang seharusnya lolos = F XF
Analisa Ayak
Partikel zat padat secara individu dikarakteristikan dengan ukuran, bentuk, dan densitas.
Partikel zat padat homogen mempunyai densitas yang sama dengan bahan bongkahan.
Partikel-partikel yang didapatkan dengan memecahkan zat padat campuran, misalnya
bijih yang mengandung logam, mempunyai berbagai densitas. Untuk partikel yang
bentuknya beraturan, misalnya bentuk bola dan kubus, ukuran dan bentuknya dapat
dinyatakan dengan mudah. Tetapi partikel yang bentuknya tidak beraturan seperti butiran
atau serpihan, ukuran dan bentuknya tidak begitu jelas dan harus dijelaskan secara acak.
BAB III
METODOLOGI
Bola penggiling (grinding ball) baja dengan diameter 1 cm dengan berat 100 g dimasukkan ke
dalam 'gilingan' (silinder).
Proses penggilingan dilakukan dengan kecepatan tertentu 80 rpm, selama waktu tertentu.
Serbuk yang diperoleh diayak dengan sieve nest, Plot grafik (histogram) distribusi ukuran
partikel produk
Variasi: waktu, ukuran GB, bahan GB, rasio umpan/GB, putaran (rpm), kekerasan umpan,
waktu sizing.
3.2. Data Pengamatan
3.2.1. Grinding bola baja 5 menit
Sebelum Grinding
80
60
40
20
0
1400
2300
4000
1000
1100
1200
1300
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
-20
Ukuran (mikro meter)
100
80
60
40
20
0
4100
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
4000
4200
0
400
100
200
300
500
600
700
800
900
-20
= 2850 µm
• Energi Komunisa
1 1
W = Wi . 10 [ √𝐷𝑝 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − ]
√𝐷𝑝 𝑎𝑤𝑎𝑙
1 1
W = 13 . 10 [ √3400 − ]
√2300
W = -0,4812
Sebelum Grinding
100
80
%lolo Komulatif
60
40
20
2100
2600
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2200
2300
2400
2500
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
4000
4100
4200
0
400
100
200
300
500
600
700
800
900
-20
Ukuran (micrometer)
Setelah Grinding
100
80
%lolo Komulatif
60
40
20
2200
3600
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3700
3800
3900
4000
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
-20
Ukuran (micrometer)
= 2900 µm
• Energi Kominusi
1 1
W = Wi . 10 [ √𝐷𝑝 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − ]
√𝐷𝑝 𝑎𝑤𝑎𝑙
1 1
W = 13 . 10 [ √3200 − ]
√2600
W = -0,2514
3.2.3. Grinding campuran bola keramik dan bola baja 10 menit
Sebelum Grinding
100
%lolo Komulatif
80
60
40
20
0
2000
2100
2200
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
4000
4100
4200
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
Ukuran (micrometer)
80
60
40
20
0
1100
1300
1000
1200
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
4000
4100
4200
0
900
100
200
300
400
500
600
700
800
-20
Ukuran (micrometer)
= 3100 µm
• Dp akhir campuran = 3337.69 µm
• Dp akhir bola baja = 3214,88 µm
• Energi Kominusi
1 1
W = Wi . 10 [ √𝐷𝑝 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − ]
√𝐷𝑝 𝑎𝑤𝑎𝑙
1 1
W = 13 . 10 [ √3100 − ]
√3100
W=0
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PEMBAHASAN
• Waktu pengayakan. Waktu pengayakan yang baik adalah 10 menit karena semakin
lama pengayakan maka semakin halus juga dari diameter partikel.
• Massa sampel. Jika terlalu banyak akan sulit terayak namun jika terlalu sedikit juga
akan terlalu mudah untuk turun dan terayak. Massa yang kami gunakan 100 gram dan
menurut saya jumlah tersebut masih kurang optimal untuk praktikum.
• Intensitas getaran. Intensitas yang terlalu besar menyebabkan partikel terkikis saat
adanya tumbukan sehingga hasil ayakan tidak sempurna. Amplitudo yang kami
gunakan adalah 0,2 mm dimana ukuran tersebut adalah yang terkecil dari alat tersebut
mengingat getaran yang dihasilkan alat sangat besar.
• Kelembaban material, penggumpalan pada proses pengayakan karena adanya bahan
yang lembab sehingga bahan menempel pada lubang ayakan dan menutup lubang
tersebut yang secara otomatis akan mengganggu proses pengayakan. Praktikum kali ini
digunakan garam kasar yang tingkat kelembapannya tinggi dan membuat alat
tersumbat, membuat hasil yang diperoleh kurang bagus.