Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Proses Industri Kimia
prodi D3 Teknik Kimia jurusan Teknik Kimia.
Disusun Oleh :
Kelompok : 1 (Satu)
Anggota kelompok :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat selesai tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Proses Industri Kimia. Makalah yang penulis buat berjudul “Industri Liquefied Natural Gas
(LNG)”.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi baik secara material maupun pikiran. Semoga makalah ini dapat memberikan
banyak manfaat dan pengetahuan baru bagi pembaca. Selain itu, semoga makalah ini dapat
berguna di kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LNG adalah singkatan dari Liquefied Natural Gas (Gas Alam Cair). LNG merupakan hasil
dari gas alam yang didinginkan pada suhu -163°C pada tekanan atmosfer, sehingga
terkondensasi menjadi liquid (cairan) dengan perbandingan volumenya dalam bentuk cairan
dengan gas adalah satu banding enam ratus. Berat dari cairan tidak berwarna, tidak korosif, dan
tidak beracun ini sekitar setengah berat air dengan volume yang sama. Mirip seperti gas alam
jenis lainnya, kandungan utama dari LNG adalah 85%-95% methane dengan sedikit ethana,
propane, iso-butana, normal-butana, iso-pentana, serta kandungan-kandungan H2S yang
beragam. Pada umumnya LNG disimpan dengan temperatur yang sangat rendah yaitu –150°C
dengan tekanan 17 bar.
LNG memiliki catatan keamanan yang sangat baik. Sampai saat ini belum ada kapal LNG
yang dikaitkan dengan insiden kematian berkaitan dengan penanganan muatannya, karena
LNG atau CH4 telah dikonversi menjadi bentuk cair untuk kemudahan dan keselamatan
penyimpanan maupun transportasi. LNG juga telah diproses untuk menghilangkan
ketidakmurnian dan hidrokarbon berat yang ada di dalamnya, untuk kemudian dikondensasi
menjadi cairan. LNG ditransportasi menggunakan kapal yang dirancang khusus dan ditaruh
dalam tangki yang juga dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/600 dari gas alam pada
suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih efektif dan efisien untuk dikirim jarak jauh
dimana jalur pipa tidak tersedia.
Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak
ekonomis, maka gas alam tersebut dapat dikirim dengan kapal LNG, dimana kebanyakan jenis
tangkinya adalah membrane atau moss. Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam
bergantung dari komposisi dari gas itu sendiri. Untuk pasar yang akan menerima, serta proses
yang digunakan, umumnya menggunakan suhu sekitar -120°C hingga -170°C (methane murni
menjadi cair pada suhu -161.6°C) dengan tekanan antara 101 dan 6000 (kilopascal atau kPa).
BAB II
PEMBAHASAN
Kompeonen utama dalam gas alam adalah methana (CH 4), yang merupakan molekul
hidrokarbaon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengadung molekul molekul
higrokarbon yang lebih berat seperti ethane (C2H6), Propana (C3H6) dan butana (C4H10), selain
juga gas -gas yang mengandung sulfur.
Selain dari bahan baku dan bahan pendukung, adapula bahan-bahan yang tidak
diharapkan ada dalam proses pembuatan LNG, kandungan senyawa yang tidak diharapkan
seperi CO2, H2S, Hg, H2O dan hidrokarbon berat.
II.5. Sistem Proses
II.5.1. Sistem Proses Pembuatan
Pada plant ini ada proses pemurnian gas dengan pemisahan kandungan CO 2 gadi gas
alam. Kandungan CO2 tersebut hasrus dipisahakan agar tidak menggagu proses
selanjutnya. Pemisahan CO2 dilakukan dengan proses absorbsi larutan Mono Ethanol
Amine (MEA), yang sekarang diganti dengan Methyl De Ethanol Amine (MDEA) produksi
ucarsol. Proses ini dapat mengurangi CO2 sampai bawah 50 ppm dari aliran gas alam. Batas
maksimun kandungan CO2 pada proses selanjutya adalah 50 ppm.
Pada plant 2 terjadi penghilangan H2O dan Hg kandungan H2O pada gas alam tersebut
akan menjadi padat dan akan menghambat proses pendinginan gas alan selanjutnya.
Pemisahan kandungan H2O dilakukan dengan cara absorbsi menggunakan Molecullar
Sieve hingga kandungan H2O maksimun 0,5 ppm. Kandungan mercury Hg pada gas alam
tersebut jika terkena peralatan yang terbuat dari alumunium akan terbentuk amalgam.
Sedangkan tube pada main Heat Exchanger yang merupakan alat pendingin dan pencairan
untama produksi LNG adalah terbuat dari alumunium. Pemisahan Hg dilakukan dengan
cara absorbsi senyawa belerang menggunakan Molecular Sieve hingga kandungan Hg
maksimum 0,1 ppm.
Pada plant ini dilakukan pemisahan fraksi-fraksi berat seperti C2, C3, C4 dal lainnya
karena sebelumnya gas alam ini didinginkan dan dicairkan pada main Heat Exchanger pada
suhu yang rendah. Proses fraksinasi ini dilakukan dengan pemisahan gas alam dari fraksi
beratnya dilakukan pada Scrub Colom, setelah itu dipisahkan dari fraksi beratnya, gas alam
didinginkan hingga temperature -50oC dan selanjutnya di proses lebih lanjut. Sedangkan
fraksi beratnya dipisahkan lagi sesuai dengan titik didihnya dengan beberapa alat seperti
(Deethanizer, Depropanizer, dan Debuthanizer) untuk mendapatkan propane, buthane, dan
condensate.
Selain penurunan tekanan, proses pencairan gas alam dilakukan dengan menggunakan
system pendingin bertingkat. Bahan pendingin yang digunakan adalah propane dan Multi
Component Refrigeration (MCR). MCR adalah campuran nitrogen, methane, ethane,
propane, dan buthane yang digunakan untuk pendinginan akhir dalam proses pembuatan
LNG. Plant 4 ini menyediakan pendingin prophane dan MCR. Baik prophane maupun
MCR sebagai pendingin diperoleh dari hasil sampingan pengolahan LNG.
A. Siklus Pedingin Prophane
Cairan propane akan berubah fasa menjadi gas prophane setalah temperaturnya naik
karena dipakai mendinginkan gas alam maupun MCR. Sesuai dengan kebutuhan
pendinginan bertingkat pada proses pengolahan LNG, kondisi cairan prophane yang
dipakai pendinginan ada 3 tingkat untuk MCR dan 3 tingkat untuk gas alam. Gas
Prophane setelah dipakai untuk pendinginan dikompresikan oleh propahne recycle
compresor untuk menaikan tekanannya, kemudiann didinginkan oleh air laut,
selanjutnya dicairkan dengan cara penurunan tekanan. Inti dari proses refrigeration ini
adalah digunakan untuk mendinginkan gas umpan sebelum masuk ke system
refrigeration MCR. Kandungan prophane yang digunakan yaitu lebih dari 99%.
Cairan MCR berubah fase menjadi gas MCR dengan kenaikan temperature karena
dipakai pendinginan gas alam pada main Heat exchanger. Gas MCR tersebut
dikompresikan secara seri oleh MCR first stage compressor dan MCR second stage
compressor untuk menaikan tekanan. Dalam proses ini terjadi 2 tahap kompresi yang
bertujuan untuk mendinginkan gas umpan hasil pendinginan refrigeration prophane,
untuk menghasilkan prosuk LNG pada unit pencairan
- Nitrogen 3%
- Metana 45%
- Etana 50%
- Propana 2%
Kegunaan Kegunaan gas LNG sangat banyak karena secara praktis menjadi bahan
bakar kendaraan, industri, pembangkit listrik serta bahan baku pembuatan pupuk. Karena
tidak mudah terbakar dan mudah untuk diangkut, LNG merupakan energi yang ramah
lingkungan, disamping harganya lebih murah/efisien dibandingkan minyak mentah. Manfaat
yang dapat diperoleh bila LNG sebagai bahan bakar utama kapal, pemakaian bahan bakar
lebih flexibil, efisiensi yang lebih tinggi, emisinya rendah dan biaya operasionalnya lebih
menguntungkan, dapat mereduksi 25-30% CO2, SOx dan partikel padat dapat direduksi
sampai 100 %, dan NOx dapat direduksi sampai 90%.
Pada proses pengolahan minyak mentah atau minyak bumi dimana akan berakibat
terjadinya kerusakan atau pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan oleh dalam pengolahan
dapat menghasilkan gas karbon monoksida (CO), gas karbon dioksida (CO2), uap air dan gas
belerang gas oksida. Oleh sebab itu proses pengolahan minyak akan menghasilkan dampak
pada lingkungan diantaranya tanah, air dan udara yang disebabkan oleh limbah dan polusi.
Sumber limbah minyak bumi yang mana berasal dari terjadinya pembocoran pada pipa-
pipa, air sisa umpan boiler, tumpahan dari minyak mentah pada saat proses transportasi,
produksi, dan eksplorasi. Selain itu pengolahan limbah yang tidak memenuhi baku mutu untuk
dibuang ke lingkungan sehingga dapat menimbulkan pencemaran. Jika tumpahan minyak
terjadi di darat atau tanah, akan mengakibatkan hilangnya kesuburan tanah yang terpapar.
Penanganan tumpahan minyak di darat, untuk yang sifatnya akut dilakukan dengan cara
mekanis, mengambil lapisan minyak. Jika jumlahnya cukup besar, tidak bisa diatasi dengan
Biodispersant, maka dilakukan melalui Land Farming, yaitu teknologi awal untuk
Bioremediasi.
Diagram alir diatas terdiri dari unit-unit penting dalam proses nya, diantarannya:
1. Bak Ekualisasi (Diversion Box): Bak Ekualisasi berfungsi sebagai limbah cair yang
berasal dari proses produksi, yang disalurkan melalui suatu aliran tertutup, dengan
limbah air yang dihasilkan berupa limbah air berminyaka, air sanitari serta air pencuci
dan pembilasan.
2. Bak Pemisah Minyak (Oily CPI Separator): Bak Pemisah Minyak berfungsi
memisahkan air buangan yang mengandung minyak. CPI atau Corrugated Plant
Interceptor digunakan dalam pemisahan minyak bebas dari limbah atau padatan
tersuspensi untuk pengolahan air berminyak dnegan menggunakan prinsip perbedaan
gravitasi antara fase (liquid-liquid atau solid-liquid)
3. Bak Aerasi (Aeration Basin): Bak aerasi ini berfungsi untuk menampung air dari
bak ekualisasi dan oil catcher yang telah dipisahkan minyaknya. Bak ini dilengkapi
dengan blower untuk mensuplai oksigen agar kebutuhan mikroorganisme terhadap
oksigen dapat dipenuhi dan sebagai penyeragaman campuran air buangan.
DAFTAR PUSTAKA
Fadl, M. H. (2021). LIQUEFIED NATURAL GAS DARI GAS. Journal of Fundamentals and
Applications of Chemical Engineering, 57-64. (Diakses pada tanggal 12 November
2022)
Prasetya, P. (2013). LNG and PNG. 1-39. Andhika, S dan Effendi, A. 2018. PEMANFAATAN
HASIL PENGOLAHAN SLUDGE (Diakses pada tanggal 12 November 2022)
Fahmi, M. Fauzi, M dan Wibawa, G. 2013. Studi Awal Desain LNG (Liquefied Natural Gas).
(Diakses pada tanggal 12 November 2022)
Plant Dari Coal Bed Methane (CBM) Dengan Kapasitas Feed 40 MMSCFD. Jurnal Teknik
Pomits, Vol. 2 N0. 2. ITS. (Diakses pada tanggal 12 November 2022)
Siahaya,Yusuf. 2014. Manfaat Pemakaian LNG Sebagai Bahan Bakar Utama Mesin Kapal.
https://www.candraawiguna.id/2012/12/proses-umum-pembuatan-lng-diptbadak.html.
(Diakses pada tanggal 12 November 2022)