Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI LIQUEFIED NATURAL GAS (LNG)

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Proses Industri Kimia
prodi D3 Teknik Kimia jurusan Teknik Kimia.

Dosen pengampu : Tri Hariyadi, Ir., M.T.

Disusun Oleh :

Kelompok : 1 (Satu)

Kelas/Prodi : 2A D3 Teknik Kimia

Anggota kelompok :

Austy Intania Dwi Putri (211411003) Kiranna Shalmadevy S (211411015)

Chyti Meilani (211411006) Muhammad Rangga Saputra (211411018)

Erisca Saputri (211411010) Muhammad Zikri Ramadhan (211411019)

Hilda Zahra Permana (211411013) Teguh Aditya Nugraha (211411032)

Program Studi D3 Teknik Kimia

Jurusan Teknik Kimia

Politeknik Negeri Bandung

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat selesai tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Proses Industri Kimia. Makalah yang penulis buat berjudul “Industri Liquefied Natural Gas
(LNG)”.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi baik secara material maupun pikiran. Semoga makalah ini dapat memberikan
banyak manfaat dan pengetahuan baru bagi pembaca. Selain itu, semoga makalah ini dapat
berguna di kehidupan sehari-hari.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Bandung, 25 Oktober 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

LNG adalah singkatan dari Liquefied Natural Gas (Gas Alam Cair). LNG merupakan hasil
dari gas alam yang didinginkan pada suhu -163°C pada tekanan atmosfer, sehingga
terkondensasi menjadi liquid (cairan) dengan perbandingan volumenya dalam bentuk cairan
dengan gas adalah satu banding enam ratus. Berat dari cairan tidak berwarna, tidak korosif, dan
tidak beracun ini sekitar setengah berat air dengan volume yang sama. Mirip seperti gas alam
jenis lainnya, kandungan utama dari LNG adalah 85%-95% methane dengan sedikit ethana,
propane, iso-butana, normal-butana, iso-pentana, serta kandungan-kandungan H2S yang
beragam. Pada umumnya LNG disimpan dengan temperatur yang sangat rendah yaitu –150°C
dengan tekanan 17 bar.

LNG memiliki catatan keamanan yang sangat baik. Sampai saat ini belum ada kapal LNG
yang dikaitkan dengan insiden kematian berkaitan dengan penanganan muatannya, karena
LNG atau CH4 telah dikonversi menjadi bentuk cair untuk kemudahan dan keselamatan
penyimpanan maupun transportasi. LNG juga telah diproses untuk menghilangkan
ketidakmurnian dan hidrokarbon berat yang ada di dalamnya, untuk kemudian dikondensasi
menjadi cairan. LNG ditransportasi menggunakan kapal yang dirancang khusus dan ditaruh
dalam tangki yang juga dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/600 dari gas alam pada
suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih efektif dan efisien untuk dikirim jarak jauh
dimana jalur pipa tidak tersedia.

Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak
ekonomis, maka gas alam tersebut dapat dikirim dengan kapal LNG, dimana kebanyakan jenis
tangkinya adalah membrane atau moss. Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam
bergantung dari komposisi dari gas itu sendiri. Untuk pasar yang akan menerima, serta proses
yang digunakan, umumnya menggunakan suhu sekitar -120°C hingga -170°C (methane murni
menjadi cair pada suhu -161.6°C) dengan tekanan antara 101 dan 6000 (kilopascal atau kPa).
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pengertian dan sifat-sifat LNG


II.1.1. Pengertian
LNG, singkatan dari Liquefied Natural Gas merupakan gas alam yang telah
diproses untuk menghilangkan pengotor dan hidrokarbon fraksi berat. Kemudian
dikondensasi pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160°C,
sehingga gas alam tersebut akan menjadi cair.
II.1.2. Sifat-sifat
Tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, nilai Bakar (HHV) : 1105-1165
Btu/scf, densitas : 435 KG/LT, berada pada temperatur ekstrem dingin, bahan bakar
terbersih karena C-nya sedikit.
II.2. Bahan Baku
LNG dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu
bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerobic dari bahan-bahan organic selain dari fosil, maka disebut biogas. Adapun bahan
baku dalam proses pembuatan LNG yaitu sebagai berikut :
II.2.1. Metana (CH₄)
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus
kimia CH₄. Metana murni tidak berbau, tetapi jika digunakan untuk keperluan
komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran
yang mungkin terjadi.
II.3. Bahan Pendukung
Selain bahan baku dalam pembuatan LNG yaitu metana, adapun kandungan
senyawa lain yang diperlukan, yang menjadi bahan pendukung yaitu antara lain :
II.3.1. Etana (C₂H₆)
Etana adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus kimia C₂H₆. Senyawa ini
merupakan alkana dengan dua karbon, dan merupakan hidrokarbon alifatik. Dalam
temperatur dan tekanan standar, etana merupakan gas yang tak berwarna dan tak
berbau.
II.3.2. Propana (C₃H₈)
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon dengan rumus kimia C₃H₈ yang
berwujud gas dalam keadaan normal, tetapi dapat dikompresi menjadi cairan yang
mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari
produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam.
II.3.3. Butana (C₄H₁₀)
Butana adalah senyawa organik dengan rumus C₄H₁₀ yang merupakan alkana
dengan empat atom karbon. Butana berwujud gas pada suhu ruang dan tekanan
atmosfer.
II.3.4. Gas-gas yang mengandung sulfur
Gas yang mengandung sulfur, salah satu contohnya ialah Sulfur Dioksida,
senyawa yang dibentuk dari kombinasi unsur sulfur dan oksigen. Sulfur Dioksida tidak
mudah terbakar atau meledak baik dalam bentuk gas maupun cairan. Gas ini sangat
mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna,SO 2 dan gas-gas oksida
sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung
sulfur.

Kompeonen utama dalam gas alam adalah methana (CH 4), yang merupakan molekul
hidrokarbaon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengadung molekul molekul
higrokarbon yang lebih berat seperti ethane (C2H6), Propana (C3H6) dan butana (C4H10), selain
juga gas -gas yang mengandung sulfur.

Kompisisi Gas Umpan (%mol) LNG (%mol)


N2 0,12 0,1
C1 84 91
CO2 5 0
C2 5 8
C3 3 1,3
iC4 0,7 0,1
nC4 0,8 0
C5+ 1,38 0

II.4. Bahan yang tidak diharapkan

Selain dari bahan baku dan bahan pendukung, adapula bahan-bahan yang tidak
diharapkan ada dalam proses pembuatan LNG, kandungan senyawa yang tidak diharapkan
seperi CO2, H2S, Hg, H2O dan hidrokarbon berat.
II.5. Sistem Proses
II.5.1. Sistem Proses Pembuatan

II.5.2. Proses Secara Sederhananya

II.5.3. Penjelasan Proses


1. Plant 1 – Gasa Purification

Pada plant ini ada proses pemurnian gas dengan pemisahan kandungan CO 2 gadi gas
alam. Kandungan CO2 tersebut hasrus dipisahakan agar tidak menggagu proses
selanjutnya. Pemisahan CO2 dilakukan dengan proses absorbsi larutan Mono Ethanol
Amine (MEA), yang sekarang diganti dengan Methyl De Ethanol Amine (MDEA) produksi
ucarsol. Proses ini dapat mengurangi CO2 sampai bawah 50 ppm dari aliran gas alam. Batas
maksimun kandungan CO2 pada proses selanjutya adalah 50 ppm.

2. Plant 2 – Gas Dehydration and Mercury Removal

Pada plant 2 terjadi penghilangan H2O dan Hg kandungan H2O pada gas alam tersebut
akan menjadi padat dan akan menghambat proses pendinginan gas alan selanjutnya.
Pemisahan kandungan H2O dilakukan dengan cara absorbsi menggunakan Molecullar
Sieve hingga kandungan H2O maksimun 0,5 ppm. Kandungan mercury Hg pada gas alam
tersebut jika terkena peralatan yang terbuat dari alumunium akan terbentuk amalgam.
Sedangkan tube pada main Heat Exchanger yang merupakan alat pendingin dan pencairan
untama produksi LNG adalah terbuat dari alumunium. Pemisahan Hg dilakukan dengan
cara absorbsi senyawa belerang menggunakan Molecular Sieve hingga kandungan Hg
maksimum 0,1 ppm.

3. Pada Plant 3 – Fractination

Pada plant ini dilakukan pemisahan fraksi-fraksi berat seperti C2, C3, C4 dal lainnya
karena sebelumnya gas alam ini didinginkan dan dicairkan pada main Heat Exchanger pada
suhu yang rendah. Proses fraksinasi ini dilakukan dengan pemisahan gas alam dari fraksi
beratnya dilakukan pada Scrub Colom, setelah itu dipisahkan dari fraksi beratnya, gas alam
didinginkan hingga temperature -50oC dan selanjutnya di proses lebih lanjut. Sedangkan
fraksi beratnya dipisahkan lagi sesuai dengan titik didihnya dengan beberapa alat seperti
(Deethanizer, Depropanizer, dan Debuthanizer) untuk mendapatkan propane, buthane, dan
condensate.

4. Pada Plant 4 – Refrigeration

Selain penurunan tekanan, proses pencairan gas alam dilakukan dengan menggunakan
system pendingin bertingkat. Bahan pendingin yang digunakan adalah propane dan Multi
Component Refrigeration (MCR). MCR adalah campuran nitrogen, methane, ethane,
propane, dan buthane yang digunakan untuk pendinginan akhir dalam proses pembuatan
LNG. Plant 4 ini menyediakan pendingin prophane dan MCR. Baik prophane maupun
MCR sebagai pendingin diperoleh dari hasil sampingan pengolahan LNG.
A. Siklus Pedingin Prophane

Cairan propane akan berubah fasa menjadi gas prophane setalah temperaturnya naik
karena dipakai mendinginkan gas alam maupun MCR. Sesuai dengan kebutuhan
pendinginan bertingkat pada proses pengolahan LNG, kondisi cairan prophane yang
dipakai pendinginan ada 3 tingkat untuk MCR dan 3 tingkat untuk gas alam. Gas
Prophane setelah dipakai untuk pendinginan dikompresikan oleh propahne recycle
compresor untuk menaikan tekanannya, kemudiann didinginkan oleh air laut,
selanjutnya dicairkan dengan cara penurunan tekanan. Inti dari proses refrigeration ini
adalah digunakan untuk mendinginkan gas umpan sebelum masuk ke system
refrigeration MCR. Kandungan prophane yang digunakan yaitu lebih dari 99%.

B. Siklus pendinginan MCR

Cairan MCR berubah fase menjadi gas MCR dengan kenaikan temperature karena
dipakai pendinginan gas alam pada main Heat exchanger. Gas MCR tersebut
dikompresikan secara seri oleh MCR first stage compressor dan MCR second stage
compressor untuk menaikan tekanan. Dalam proses ini terjadi 2 tahap kompresi yang
bertujuan untuk mendinginkan gas umpan hasil pendinginan refrigeration prophane,
untuk menghasilkan prosuk LNG pada unit pencairan

Hasil yang diperoleh pada plant ini ialah:

- Nitrogen 3%
- Metana 45%
- Etana 50%
- Propana 2%

5. Pada plant 5 – Liquefacation


Pada pant ini dilakukan pendinginan dan pencairan gas alam setelah gas alam
mengalami pemurnian dari CO2, pengeringan dari kandungan H2O, pemisahan Hg serta
pemisahan fraksi beratnya dan pendinginan bertahan oleh prophane. Gas alam mejadi
cair setelah keluar dari main Heat Exchanger dan peralatan lainnya selanjutnya
dilakukan pada storage tank.
II.6. Peralatan yang digunakan
II.6.1. Molecular Sieve
Pada proses kali ini alat Molecullar Sieve berperan sebagai desiccants
(pengering) dan penyaring molekul yang sangat efektif menghilangkan air dan karbon
dioksida dari cairan dan gas. Digunakan pada proses Plant 1 dimana Penghilang H2O
menggunakan alat Molecullar Sieve.
II.6.2. Heat Exchanger
Pada proses kali ini Heat Exchanger berperan alat yang dapat memungkinkan
perpindahan panas yang berdungsi sebagai pendingin pada proses Plant 1 pada saat
proses penghilangan kandungan Hg kebanyakan digunakan sebagai pendingin pada
proses pembuatan LNG Refrigeration.
II.6.3. Compressor
Pada dasarnya fungsi compressor ini digunakan untuk menaikan dan
menurunkan tekanan selama proses pembuatan LNG berlangsung.
II.6.4 Refrigeration
Pada umumnya mesin pendingin yang dipergunakan saat ini baik di sektor
perumahan maupun industri adalah mesin pendingin yang menerapkan metode
mechanical refrigeration system atau sistem pendingin dengan tekanan uap, jenis
pendingin ini mempunyai empat komponen penting yaitu compressor, evaporator,
condenser dan expansion valve.
II.7. Utilitas
II.7.1. Unit penyediaan Air
Unit penyediaan air merupakan salah satu unit utilitas yang bertugas
menyediakan air untuk kebutuhan industri. Unit air ini sangat berpengaruh dalam
kelancaran produksi dari awal hingga akhir proses. Dalam memenuhi kebutuhan air
didalam Industri, dapat diambil dari air atau dari dalam tanah.
II.7.2. Unit Penyediaan Listrik
Unit Penyediaan Listrik ini berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk selurih
peralatan proses maupun penerangan dalam indutri. Listrik diperoleh dari PLN dan
Generator Set sebagai cadangan apabila PLN mengalami gangguan.
II.7.3. Unit Penyediaan Udara Instrument
Berfungsi sebagai penyedia udara tekan untuk menjalankan sistem
instrumentasi. Udara tekan diperlukan untuk alat kontrol pematik. Alat penyediaan
udara tekan berupa kompresor dan tangki udara.
II.7.4. Unit penyediaan Steam
Pada unit ini dibutuhkan untuk proses pemanasan di Molaculler Sieve dan Heat
Exchanger.
II.8. Produk
II.8.1. Produk utama
Produk utama yang dihasilkan ialah LNG (liquefied natural gas) dengan
kandungan didalamnya adalah metana dengan komposisi 90% yang dicairkan pada
tekanan atmosferik dan suhu tertentu. LNG ini dapat digunakan sebagai bahan bakar
dalam skala industri, bahan baku pembuatan pupuk, bahan baku kendaraan, dan
pembangkit listrik.
II.8.2. Produk samping
Kondensat adalah residu dari gas alam yang dimurnikan menjadi berbentuk cair.
Kondensat ini berfungsi atau sering digunakan untuk :
- Pelarut dalam proses pembuatan cat, varnish, dan tinta cetak.
- Komponen dalam preparasi larutan untuk ban, karet, dan perekat/industri lem.
- Pelarut dalam industri farmasi, kosmetik, dan industri makanan.
- Pembersih di industri
II.9. Kegunaan

Kegunaan Kegunaan gas LNG sangat banyak karena secara praktis menjadi bahan
bakar kendaraan, industri, pembangkit listrik serta bahan baku pembuatan pupuk. Karena
tidak mudah terbakar dan mudah untuk diangkut, LNG merupakan energi yang ramah
lingkungan, disamping harganya lebih murah/efisien dibandingkan minyak mentah. Manfaat
yang dapat diperoleh bila LNG sebagai bahan bakar utama kapal, pemakaian bahan bakar
lebih flexibil, efisiensi yang lebih tinggi, emisinya rendah dan biaya operasionalnya lebih
menguntungkan, dapat mereduksi 25-30% CO2, SOx dan partikel padat dapat direduksi
sampai 100 %, dan NOx dapat direduksi sampai 90%.

II.10. Pengolahan limbah

Pada proses pengolahan minyak mentah atau minyak bumi dimana akan berakibat
terjadinya kerusakan atau pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan oleh dalam pengolahan
dapat menghasilkan gas karbon monoksida (CO), gas karbon dioksida (CO2), uap air dan gas
belerang gas oksida. Oleh sebab itu proses pengolahan minyak akan menghasilkan dampak
pada lingkungan diantaranya tanah, air dan udara yang disebabkan oleh limbah dan polusi.
Sumber limbah minyak bumi yang mana berasal dari terjadinya pembocoran pada pipa-
pipa, air sisa umpan boiler, tumpahan dari minyak mentah pada saat proses transportasi,
produksi, dan eksplorasi. Selain itu pengolahan limbah yang tidak memenuhi baku mutu untuk
dibuang ke lingkungan sehingga dapat menimbulkan pencemaran. Jika tumpahan minyak
terjadi di darat atau tanah, akan mengakibatkan hilangnya kesuburan tanah yang terpapar.

Penanganan tumpahan minyak di darat, untuk yang sifatnya akut dilakukan dengan cara
mekanis, mengambil lapisan minyak. Jika jumlahnya cukup besar, tidak bisa diatasi dengan
Biodispersant, maka dilakukan melalui Land Farming, yaitu teknologi awal untuk
Bioremediasi.

Diagram alir diatas terdiri dari unit-unit penting dalam proses nya, diantarannya:

1. Bak Ekualisasi (Diversion Box): Bak Ekualisasi berfungsi sebagai limbah cair yang
berasal dari proses produksi, yang disalurkan melalui suatu aliran tertutup, dengan
limbah air yang dihasilkan berupa limbah air berminyaka, air sanitari serta air pencuci
dan pembilasan.
2. Bak Pemisah Minyak (Oily CPI Separator): Bak Pemisah Minyak berfungsi
memisahkan air buangan yang mengandung minyak. CPI atau Corrugated Plant
Interceptor digunakan dalam pemisahan minyak bebas dari limbah atau padatan
tersuspensi untuk pengolahan air berminyak dnegan menggunakan prinsip perbedaan
gravitasi antara fase (liquid-liquid atau solid-liquid)
3. Bak Aerasi (Aeration Basin): Bak aerasi ini berfungsi untuk menampung air dari
bak ekualisasi dan oil catcher yang telah dipisahkan minyaknya. Bak ini dilengkapi
dengan blower untuk mensuplai oksigen agar kebutuhan mikroorganisme terhadap
oksigen dapat dipenuhi dan sebagai penyeragaman campuran air buangan.

DAFTAR PUSTAKA

Fadl, M. H. (2021). LIQUEFIED NATURAL GAS DARI GAS. Journal of Fundamentals and
Applications of Chemical Engineering, 57-64. (Diakses pada tanggal 12 November
2022)

Prasetya, P. (2013). LNG and PNG. 1-39. Andhika, S dan Effendi, A. 2018. PEMANFAATAN
HASIL PENGOLAHAN SLUDGE (Diakses pada tanggal 12 November 2022)

PRODUCED WATER INDUSTRI LNG SEBAGAI FERTILIZER ATAU PEMBENAH


TANAH. Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 24 No. 2. ITB. (Diakses pada tanggal 12
November 2022)

Fahmi, M. Fauzi, M dan Wibawa, G. 2013. Studi Awal Desain LNG (Liquefied Natural Gas).
(Diakses pada tanggal 12 November 2022)

Plant Dari Coal Bed Methane (CBM) Dengan Kapasitas Feed 40 MMSCFD. Jurnal Teknik
Pomits, Vol. 2 N0. 2. ITS. (Diakses pada tanggal 12 November 2022)

Siahaya,Yusuf. 2014. Manfaat Pemakaian LNG Sebagai Bahan Bakar Utama Mesin Kapal.

https://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnallaut/article/view/1426. (Diakses pada


tanggal 12 November 2022)

HIKMAWATI SUSANT Susanti, Hikmawati. 2013. RESUME LNG PROCESS.

https://www.scribd.com/doc/193571186/Review-Basic-Lng-Proses. (Diakses pada tanggal 12


November 2022)

Adiya, Chandra. 2012.Proses Umum Pembuatan LNG di PT Badak NGL.

https://www.candraawiguna.id/2012/12/proses-umum-pembuatan-lng-diptbadak.html.
(Diakses pada tanggal 12 November 2022)

Lawesang. F. 2017. LNG prosesat PT. Badak LNG. https://youtu.be/26RDkgHOdpw. (Diakses


pada tanggal 12 November 2022)

Anda mungkin juga menyukai