Faringitis termasuk kedalam infeksi saluran pernafasan atas dengan peradangan pada dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin, dan lain-lain. Anak-anak dan orang dewasa umumnya mengalami 3-5 kali infeksi virus pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis setiap tahunnya.1 Faringitis disebabkan oleh virus dan bakteri yang melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. 1 Faktor risiko yang dapat menyebabkan faringitis adalah paparan udara yang dingin, menurunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang bergizi dan juga dikarenakan iritasi kronik oleh rokok, minum alkohol, makanan, refluks asam lambung, serta inhalasi uap yang merangansang mukus faring.3 Ketika seseorang meminum air dingin, maka suhu dingin dari es akan berdampak terhadap mekanisme pertahanan saluran napas melalui dua hal. Pertama, suhu dingin akan mengurangi kemampuan menyapu bersihan mukosilier, karena gerakan silia (bulu getar) akan terganggu. Kedua, suhu dingin akan menyebabkan pembuluh darah mengerut yang disebut vasokonstriksi. Akibatnya aliran darah menjadi berkurang, pasokan untuk sistem imunitas juga berkurang. Dalam keadaan demikian, mekanisme pertahanan saluran napas akan mengalami pelemahan dan lebih rentan terhadap serangan kuman dari luar, sehingga menimbulkan inflamasi pada faring.4 Penelitian yang telah dilakukan oleh Shinta dalam artikel ilmiahnya menjelaskan bahwa faringitis kronik dengan riwayat makan dan minum pada suhu dan rasa yang ekstrem telah dibuktikan terdapat hubungan yang bermakna dengan kebiasan minum dingin terhadap kejadian faringitis. 5 Namun Shinta pada penelitiannya tidak menjelaskan jumlah atau frekuensinya.
1 2
Diperkirakan sebanyak 15 juta kasus faringitis didiagnosis setiap tahunnya di
Amerika Serikat dengan 15-30% pada anak usia sekolah dan 10% diderita oleh dewasa. Faringitis dapat disebabkan oleh Streptococcus Beta Hemolytic Group A. Faringitis tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, masa infeksi streptococcus beta hemolytic group A terjadi di musim dingin dan awal musim semi di daerah beriklim sedang, di daerah beriklim tropis seperti Indonesia insiden tertinggi terjadi pada musim hujan.2 Pada tahun 2004 kasus faringitis dilaporkan masuk dalam sepuluh besar kasus penyakit rawat jalan di Indonesia dengan persentase jumlah penderita 1,5% atau sebanyak 2.214.781 orang.6 Data kunjungan penderita dipoliklinik THT-KL RSUP DR. Mohammad Hoesin Palembang pada tahun 2011 menjunjukkan sebanyak 726 kunjungan penderita faringitis akut dari total 7256 kunjungan. 2 Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Jambi menunjukkan kasus faringitis di kota jambi mencapai 24.213 penderita di tahun 2017. Puskesmas dengan kunjungan terbanyak yaitu Puskesmas Payo Selincah (4.361 penderita). Selain itu belum adanya penelitian mengenai hubungan antara riwayat minum dingin dengan kejadian faringitis, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Puskesmas Payo Selincah Kota Jambi.7
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan riwayat minum dingin dengan kejadian faringitis?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan riwayat minum dingin dengan kejadian faringitis di Puskesmas Payo Selincah Kota Jambi Tahun 2019. 3
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk membuktikan hubungan jumlah gelas konsumsi minum air dingin dengan kejadian faringitis di Puskesmas Payo Selincah Kota Jambi tahun 2019 2. Untuk membuktikan hubungan frekuensi konsumsi minum air dingin dengan kejadian faringitis di Puskesmas Payo Selincah Kota Jambi tahun 2019
1.4. Manfaat penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat terhadap: 1. Terhadap peneliti Dapat menjadi bahan pembelajaran dan informasi bagi penulis agar lebih mengetahui dan memahami mengenai hubungan riwayat minum dingin dengan kejadian faringitis. 2. Terhadap masyarakat Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk bahan edukasi mengenai hubungan minum dingin dengan penyakit faringitis. 3. Terhadap peneliti lain Penelitian ini diharapakan sebagai bahan informasi untuk penelitian dengan topik atau penelitian yang sejalan dengan penelitian ini di masa yang akan datang.