PPh 26 adalah Pajak Penghasilan (PPh) yang dikenakan kepada Wajib Pajak (WP) luar negeri
(selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia) atas penghasilannya yang bersumber dari
Indonesia.Bentuk usaha tetap pada dasarnya merupakan suatu bentuk usaha yang biasanya
digunakan oleh subjek pajak luar negeri baik itu subjek pajak orang pribadi maupun badan guna
untuk menjalankan usaha atau menjalankan kegiatannya di Indonesia.
Sementara itu, Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang digunakan oleh subjek
pajak luar negeri (pribadi maupun badan) yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
PPh pasal 26 adalah Pajak Penghasilan (PPh) yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 Tentang “Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang
Pajak Penghasilan”.(di tetapkan pada 23 sept 2008)
Wajib Pajak : wajib pajak LN (baik orang pribadi maupun badan) selain bentuk usaha tetap yang
menerima atau memperoleh penghasilan
Seorang individu yang tidak bertempat tinggal di indonesia, tidak lebih dari 183 hari dalam satu
tahun atau 12 bulan, dan perusahaan yang tidak didirikan atau berada di Indonesia yang
mengoperasikan usahanya melalui bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia
Pelaporan PPh pasal 26 menggunakan SPT Masa PPh Pasal 21/26 (OP) atau SPT Masa PPh
Pasal 23/26 (Badan/BUT)
- Dividen
- Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang (premium terjadi apabila surat, obligasi dijual di atas nilai
nominalnya, diskonto terjadi apabila surat obligasi dibeli di bawah nilai nominalnya)
- Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
- Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
- Hadiah dan penghargaan
- Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
Pemotong Pajak
1. Badan pemerintah
2. Subjek pajak dalam negeri
3. Penyelenggara kegiatan
4. Bentuk Usaha Tetap
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
6. Pembeli yang ditunjuk sebagai pemotong PPh pasal 26
Dilakukan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang didirikan dan
berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri
Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak berjalan atau selambat-lambatnya
tahun pajak berikutnya
Tidak mengalihkan penanaman kembali tsb sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 2
tahun sesudah perusahaan tempat penenaman dilakukan berproduksi komersil
Latihan Soal
1.Aland adalah seorang warga negara inggris yang memiliki 25% saham atas PT Jayaraya
Indonesia. Tahun ini Aland menjual seluruh sahamnya senilai Rp 8 Miliar kepada Rain seorang
warga negaraaustralia. Hitunglah PPh pasal 26 dari transaksi tersebut
Jawaban
Jawaban
PPh Pasal 26 atas gaji Mike bulan April 2018 adalah Rp 42.000.000
3.Penghasilan Kena Pajak BUT (Bentuk Usaha Tetap) di Indonesia pada tahun 2019 sebesar Rp
17.500.000.000. Hitunglah PPh BUT dan PPh pasal 26 !
Jawaban:
PPh pasal 26
4.Seorang Atlit dari Cina mengitkuti perlombaan maraton di Indonesia dan berhasil meraih juara
dengan memperoleh hadiah sebesar Rp 100.000.000. Atas penghasilan dari hadiah tersebut
dikenakan PPh Pasal 26. Hitunglah PPh Pasal 26 atlit tersebut.
Jawaban
= Rp 80.000.000