Anda di halaman 1dari 2

1.

PEMBERIAN NITROGEN PADA BERBAGAI MACAM MEDIA TUMBUH HIDROPONIK

Pada penelitian kali ini, objek yang dipilih dan digunakan adalah media tumbuh hidroponik berupa buah
paprika. Buah paprika disini digunakan sebagai media untuk mempelajari pengaruh konsentrasi Nitrogen
pada macam media tumbuh hidroponik yang nampaknya berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas
buah paprika yang di berikan pengaruh konsentrasi nitrogen. Nitrogen disini menjadi sumber nitrat yang
membantu bakteri nitrifiasi, sehingga bakteri nitrifikasi dapat menyusun senyawa nitrat dari nitrogen di
dalam tanah secara aerob. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof karena menggunakan
senyawa nitrogen inorganik sebagai dalam siklus hidupnya.

Percobaan ini dilaksanakan di desa Purwodadi, Pakem, Sleman dan Laboratorium Kimia dan biokimia,
FakultasTeknologi Pertanian UGM. Rancangan acak kelompok lengkap ( RAKL ) digunakan secara
factorial pada percobaan ini. Sehingga terdapat 2 faktor pada percobaan ini yaitu, pertama ada media
tumbuh yang terdiri dari pasir, arang, dan sekam serta campuran dari ketiga bahan tersebut. Kedua
adalah konsentrasi nitrogen yang berbeda-beda yaitu yakni 100 ppm, 180 ppm, 160 ppm dan 340. ppm.

Dari percobaan ini, memberiikan hasil bahwa pemberian nitrogen berkonsentrasi 180 ppm pada media
tumbuh campuran akan memberikan kuantitas dan kualitas buah paprika terbaik.

2. SIFAT KIMIA ENTISOL PADA SISTEM

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berasal dari sistem pertanian berbasis bahan high input
energy ( bahan fosil ) pada tanaman dapat merusak sifat-sifat tanah yang pada kurun waktu berjalan
akan menurunkan produktivitas tanah tersebut.

Meskipun demikian, ada cara lain agar keseburuan tanah dan kelestarian lingkungan tetap terjaga yaitu
dengan dengan sistem pertanian altrnatif yang menggunakan teknologi masukan rendah ( low input
energy ). Teknologi ini juga mempertahankan atau meningkatkan produktivitas tanah. Dalam teknologi
ini, bahan organik dan pendauran ulang limbang lebih diutamakan untuk penggunaannya. Pertanian
organik ini juga sudah memberikan bukti dengan adanya beberapa perubaan yang terjadi dari sifat fisik
maupun sifat kimia dari tanah tersebut.

Percobaan dilakukan dengan memakai metode sampling, sampling diambil dari lahan pertanian organik
dan non organik. Pada pertanian organik, diambil 2 sample tanah dari lokasi yang berbeda, sedangkan
pada pertanian non organik, diambil 4 sample tanah dari lokasi yang berbeda juga. Pengambilan contoh
tanah dilakukan pada kedalaman 20 cm dari permukaan tanah.
Dari penilitan yang dilakukan antara tanah dengan sistem pertanian organik dan non organik, kita
mendapatkan perbedaan yang nyata terhadap sifat kimia tanah (KPK, pH H2O, P tersedia, K tersedia, N
total, kandungan karbon, asam humat dan fulfat) bahwa pertanian organik menunjukan hasil/nilai yang
lebih baik dibandingkan pertanian non organik.

Anda mungkin juga menyukai