PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalahnya aktual karena para ahli dan penyelidik ilmu politik
mempelajari lembaga politik negara, tidak ada kesepakatan yang bulat
mengenai substansi dan ruanglingkup, namun terdapat inti-inti persamaan yang
lebih besar dengan mengambil studi mempelajari lembaga atau institusi politik
itu dalam konteksnya yang tidak terlepas dari hubungan-kekuasaan dan
pengaruh antar lembaga poltik negara.
Secara etimologi kata "politik" masih berhubungan dengan polisi,
kebijakan. Kata "politis" berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata
"politisi" berarti orang-orang yang menekuni hal politik. Politik sendiri berasal
dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics, yang masing-masing
bersumber dari bahasa Yunani.
Jika kita membahas dunia perpolitikan, memang tak ada habisnya,
karena politik sendiri adalah salah satu cabang ilmu sosial yang sangat luas
pembahasannya. Politik digunakan oleh seseorang untuk menguasai dan
menjalankan roda pemerintahan suatu wilayah yang dikuasainya, umumnya
negara. Dengan politik sang penguasa bisa mempengaruhi masyarakat,
menguasai suatu wilayah serta menjalankan roda pemerintahannya.
Dalam menjalankan roda politik diperlukan suatu badan yang disebut
dengan lembaga politik. Fungsi lembaga politik sendiri adalah menjalankan
roda perpolitikan dengan menjalankan tugasnya semaksimal mungkin agar
roda perpolitikkan dapat berjalan dengan lancar. Dalam makalah yang telah
kami susun ini, akan dibahas tentang lembaga politik beserta seluk beluknya
dan apa yang bersangkutan dengan lembaga politik. Serta akan dibahas pula
tentang kekuasaan dan otoritas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud lembaga politik?
2. Apa fungsi lembaga politik?
3. Bagaimana proses pembentukan lembaga politik ?
4. Apa ciri lembaga politik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian lembaga politik.
2. Untuk mengetahui fungsi lembaga politik.
3. Untuk mengetahui proses pembentukan lembaga politik.
4. Untuk mengetahui ciri lembaga politik.
D. Manfaat
1. Agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang lembaga politik dan hal-hal
yang berkaitan dengan lembaga politik.
2. Supaya pembaca dapat mengerti tentang apa itu kekuasaan dan otoritas.
BAB II
PEMBAHASAN
Lembaga politik dalam suatu negara yang menganut pola pemisahan kekuasaan
biasanya terdiri atas legislatif (parlemen, berwenang membuat undang-undang),
eksekutif (pemerintah, melaksanakan undang-undang), dan yudikatif (peradilan,
berfungsi mengawasi pelaksanaan undang-undang).
Lembaga politik juga berkaitan dengan masalah-masalah bentuk negara, bentuk
pemerintahan, dan bentuk kekuasaan.
1. Bentuk negara
Kesatuan : Memiliki ciri-ciri antara lain hanya ada satu pemerintahan, satu parlemen,
satu lembaga peradilan, satu konstitusi. Contoh : Indonesia
Federasi atau serikat : Memiliki ciri-ciri antara lain terdapat negara di dalam negara
atau negara bagian yang memiliki wewenang membuat undang-undang untuk
wilayahnya, dan tiap negara bagian memiliki peradilan sendiri. Contoh : Amerika
Serikat
2. Bentuk pemerintahan
Republik : Dipimpin oleh seorang presiden yang memegang kekuasaan eksekutif,
legislatif dipimpin oleh parlemen, yudikatif dipimpin oleh lembaga peradilan. Bentuk
republik yaitu republik monarki dan parlementer, beda antara keduanya kekuasaan
yang dominan antara legislatif atau konstitutif.
Monarki : Dipimpin oleh seorang raja atau ratu yang dipilih berdasarkan keturunan.
Bentuk monarki yaitu monarki absolut ( Raja memiliki kekuasaan mutlak ) dan
monarki parlementer ( kekuasaan di pegang oleh parlemen )
Kekaisaran : Dipimpin kepala negara yang disebut kaisar yang diperoleh secara
turun-temurun. Contoh : Jepang
3. Bentuk kekuasaan
Kekuasaan diperoleh melalui cara :
- Kewibawaan lahiriah
- Tradisi atau turun-temurun
- Pemberian secara formal
Hilangnya pola ketaatan masyarakat pada kekuasaan karena :
- Masyarakat menganggap bahwa mereka yang berkuasa hanyalah manusia biasa
- Masyarakat menganggap mereka tidak diikutkan dalam setiap keputusan
Krisis kewibawaan yang terjadi karena pemerintah yang tidak mampu mengubah dan
menyesuaikan dengan kekuasaan yang demokrasi, sehingga perlu mengatasi hal
tersebut adalah :
- Mengubah prinsip sentalisasi kekuasaan kepada desentralisasi
- Memiliki prinsip-prinsip yang menghindari disintegrasi
- Koordinasi terpadu dari pimpinan yang berwenang
B. Saran
Kita sebagai rakyat Indonesia seharusnya kita dapat menjadi pelopor
penggerak untuk kemajuan lembaga politik dan bukan hanya menganggap
bahwa lembaga politik adalah suatu wadah untuk sekelompok orang yang
“gila” akan kekuasaan. Jadi dimulai dari sekarang jauh kan fikiran tentang hal
buruk mengenai lembaga politik.