Anda di halaman 1dari 7
ral Linu Sosial & ilu Polit ISSN TAT0-4946 Vol 3,No2 November 1999 (206-219) ME DALAM PENGEMBANGAN WACANA, FORMULAS! KEBIJAKAN Gabriel Lele" Abstract Te current eesti sy ofp man sed sty of painting hs en recite the contain ofpst nates to hgh the ste of tha of only spre ees fxm Th we ores thong ee a af the rote of the state woul be conten rte roaoetennt especie pateynaing, seca oy oatlaen oun kunc: Kontritsi Pestwodemuisme, Fornnlas: Kean Pengantar 1 sine esa tema be ieny akan ge Yang pajang Banya tear da oan yy gi perkembangan bidang kajian yang, fain dalam tanah dimactheg | terlombat. Baru pada dekade 1990-2n imi, wacana postmodern beauty digandrungi yang diceminkan oleh begitu banyakrya taliong, ‘sho, serta buku yang diterbithan untuk heperlan erect Pengamaten penulis, wacana postmodernisme di tana ar betas 206 banyak merasuki ranah kajian ilu sosial lain di luar(lsafat,sosta, ddan sosiologi. Apalaguntok Konteks administrasi pubik sncara uenum ddan Kebijakan publik secara khusus. Hal itu boleh jadi dipengaruhi ‘oleh msorientai perkembangan dan pengembangan disiplin tersebut ‘yang masih didominasi oleh kepentingan-kepentingan pral pragmatis. Kensumen lau peminatnya masihterbatas pad Kelangan Inelektual kampus, Dalam ingkup yang demikian, upaya memahami substansi kebijakan secara mendalom (hyond policy) tidak ‘mendapatkan tempat yang selayaknya, Implikasiny adalah tejadinya suatu penumpulan stau perdangkalan makna kebijakan publik, Schingga proses formulas! Jan sederetan proses lainnva hanya dilihat sebagal proyek teknokratis yang dapat diatasi dengan introduksi pengetahuan dan kemampuan-kemampuan teknis modern, Semerara mana terdalam yang seharusnya mendapatkan perhatian Xusus menjadi agek (erabaikan, atau mungkin dengan sengoja dilupakan. Dengan kata lain, perangkat pengecahuan dan Kemampuan modein dijadikan geransi kvalitas kebijakan yang dlihaslkan. Pada titk yang lebih ekstrim, uliasi pengetahuan dan Kemampuan modern i dijadikan acuan moral dalam menilai suaty kebijakan. Artinya, suatu kebyjskan hanye akan dinslaibaik, dan atau Dburuk, jika mengacu dan berada dalam kerangka modernitas ‘Guna menghindari kecenderungan tersebut, wacana kebijskan ppublik perlu kembalt dipaharni secara utuh, tidak sekedat sebagai nicomes proses poliik murmi, telapt juga sebagai proses sosial, atau rmalah mungkin sebagat proses berfilsafas. Dengan konstantasi ini imaksudkan agar diskursus kebijakan publik idealnys haras dlisrahkan pada upaya mencsnt esensi public interest yang upaya formulasinya membstuhkan suatu pendekatan khusus di ar pendekatan artovoks-korvensional sobagaimana dipakai selama ini Tdealisme minimal yang dibangun adalah Konstruksi kebijakan yang mampu mengakemadasi esens) kebjakan, baik dati sudut pandang prosedural maupun substansinya, Di sim, postmadernisme dapat igunakan sebagai entry point, vang melalui preskripsi-preskrips! vistonernya, mampu menghadirkan nuansa kebijakan publik yang, tidak sekedar berbeda dati nuansa kebijakan dengan pendekatan Konvensional sebelumvyya,tetapi benar-benar unik cg, Komunskati, pattisipatit, dan emansipatoris 20 Tulisan ini akan diawali dengan paparan singkal tentang gagusn gngaen postoderisme, ile Ukr eich antangan Jung Sideyatannya ep proves focmala keaton sontempores, sebslum athinja ditap dengan Kembali engusupton semongal ‘aumodersns dloe aay elakukantsforma' ats proiek Patek etjatan paix Yang oa terrains, Pa gan Pemutupinlsh akan deumuskanbeberape agenda pal ores [ebishan mass depan dengan ftp teguelar slut pardon postmodernisme. 6 Agenda Postmodernisme san oe dpe! phan gl eng ah Respir atau perspekit. Kensepst pertoma cenerang ditatok ent psn abhi upon pre lt ang bela sta fae’ pe fms) nana mongin itn nlanghah ke tn poster lat 920 modern sje belum sepenuhnya diwajudtan? Sementara cara fend ng en an ey hh dc en pant saga’ nega as ods adit modems Tulisan ini akan difokuskan pada cara pandang yang ketig “mn ‘choo Sebush mote of thogitatee stat pondang seemadenana mean stanton aro Sera (jr, 8 Fo an i 1880, Cengan aa ar, pontmarntme merpakan amas sas posts deartst ‘aliltact atau yang eb poputer dengan deen gente ‘mts mend pcahanpershan melee: Narse-ats esar Yang setaroya cere Rei sj (nen for front, Kemet Sinan wen so posimeise. Kv ak ki Kalangon yang mensebut perspex i sebag aha mia yang ditandat vleh suhilisme, anarhis yore ii Lisme dan ploraisme permaican Upaya menghidupkan dskursos dengan nem acai beso, dale ted iSpgan'menggonakan in), dilakukan dengan menggunakan 208 Ibahasa’, Banasa dijadikan analytics! (gol utama untok msegitimasi plague mendelegitimesi suata wacana, dan karengnya, relitas sched eaplikasinya adalah terjadinva pertorungan wacan, eu jus Saeetalsteagelnvgnage gone dalam Kerangka pembentukan reaitas deere ibe Bega sentralnya peranahasa seningg ifthe world eos tant crate te word of intngs(Lacat 1977, dalam MeSwite, (rors), Dengan pertimbangan rat pula, setiap aktor yang qeshepentgan oban bursaha renadinan besa sebogel Bahasa reser toet utama kazena di dslam bahast terielip ideologt dan fapontungar teeny yang apt cisusupkan secre satemas tteph eee nauan, ke dalam ranah pubis. Inilah kiranya versi ectiaparer Ilabermas (1971) ketika mengatakan Eabwa bahase tulah Covana fain mengja Kekuasaan lan eominasi Seen gr basa ei sine bendakeva tidak secara dangkal aipahanssagol shear medio Komunkas Pasa. Sebalikny boast hig ciunghepkan bisa menjadi “tindakan polit” yang Perusaha eee ones ata belkon mematkan. permainan-permainan [si erage demikin, Gerbicars herarti"berkelahi” atau “benuang’ Ce nergulatan agonist atu hintas permainan bahase (Sugihart, 19361 3). ‘Gigunakannys bahasa sebagas wahana wtama memlibt implies yang saga! sens. Yang langsung dapat cirasakan adalah IePNAeS Jaime Kevenaran (dengan “K” kapital) tunggal akan tunggapl dengan insme episterologls karen kebenara” ont logls Ci aPReee foket dengan sekedar menggunakan cara-cara berpikit waetora vang memberikan tempat utama poda ratio (oil ergo S wire perpike, maka saya ada). Sebaliknya, postmedernisme jst) sae pas aang yang, selcbar-lebarnya bagi terjadinya perluasan areal dengar turut mempertimbangkan seg lain dori “Being Sang munghin ives. Jad yang diperiukan bokan “Tra” wap aor mtr Fee th Rd upon doen esl ate a Saget Samal are ihe renee menage ae ‘gal Rant tur tg te da 209 “Lnderstonding” (Barth, 1996). Noempsknyainilah yang menjad pint mask bagi intersubyebsivutas' stau yang dikenal juga sebagai ‘Cebenaran-kebenaran’. Rasionalitas instrumental yang begitu diagungtan dalam tradisi modernisme mendapat peluang untuk rmelangkah lebih maju menujarasionalitas Komurskalil,dan akhienya Trasionalitas emansipatoris Pada tite i pols cara berpikir alRernatit yang bersifat paralogis menggeregot! narasi-narasi besar yang Gidukung permainan bakess dominan yang telah mapan dengan mengaknfhan perbecaan seta melakuksn inovasi dan ekeperimentas terss menerustsmendapatkan tempat yang solayakaya, leilah cara berpikir Witgenstein ala Lyotardian yanp menghendski kembslinya pragma Mase, yaitasoaty pengakuan terusterang bahwa manusin Imemang dilingkupi oleh berbagai permainan bahasa yang sulit Derkomutikasisecara adil dan bebas Pragmatilo bshasa sebagaimana disebutkan di sts lebih lanjut snenyatakan bohwa bahaee memang bukan suatu gejals tunggal, melainkan sebagai realise vang sejarah maupun harakter dasazays Doersifat loka dan spesifik. imenstlokalitas inlah yang melabirkan pluralieme diskursus serta media ekspresinya, Klaimeklain eksistensi agenda monoliik menjadi tidak relevan, dan karenanya,harusditolak Pata tik terdalam, Kaim semacans ity berlentangan dengan dimenst ‘ontologis, walaupion mangkin secara epiteralogis dan metodalogi= bisa diterima. Karenanya, fantangan utema duns ilmu pengetahuan secara kesclucuhan sebagaimana dikedepankan postmodernisnse {adalah roetumuskan sm pengetahuan yang sccara ontslgs bend iterima secara epistimologis dan dapat dipshami davi sudut ‘ctadatogis. Penegasan terakhir ini merupakan tantangan sckslighs peluang untuk melakukan perombaksn dalam berbogat cara berpikir yang terlanjur mengalamt bias modernitas. Seolah-olah pekerjan ‘mengubsh dunia adalah peberjaan sederhana yang dapat dtangani dengan metodologi yang canggih. Realitas dunia terlatu kampleks untuk hanya dipercayakan kepada metodologi vang terkadang, ahistoris. Sebuah pendekstan yang komprehensif dengan kembal Imenghitisi peran Bahasa merupakon prosysrat minimal menyja Perombakan tersebut. 210 Dengan kerangka kerja yang demukien, tulisan ini sekaligus: menolak balvwa pestmodernieme metupakan proyek nihilisme yang fidsk menghasifhan apa-apa. Penulis juste berpendapat bahwa postmouerniome menvuntikean spiritiatas baru, vang mencobs Promuhan! dckonstraksi wacana socare afirmatif. Konsentrasinye Faken pada upava menemukan "kesaiahan-kesalahan”, tetapi juga mone merefinis segata aspek yang terkandung di dalamnya Mlengon {1} menemukan ehseps dae suata generalisasi can generaltas ‘ang satan, betlaku, (2) mengintexpretas realtas secara radikal, (©) Inowolai segala hentuk ortodoksi,termasuk Keabsahan-keabsahan Lonconsaonal, serta (4) membuka peluang bagi dicapainya pemahaman mltcintorpsetasi alas suats realitas. nila kiranya yang Renna tantangan tame bays dunia modern descasa int sekaligus Peluany untuk melakukan perombakan vang lebih mendasar Runcinza ada Pada bagaimars memaknai Bahasa, baik sebagai me- ‘Komanikast maupun sebagai pembentuk eats, serta sepals aspek Sang terkancdundl dalamtya seperti pemabaiar kate, anh simbol ‘dan sebagains. i Era Postmodern Form Kebijakan Mode! ‘Devigan karakter dan cata pandang, sepers diuraikan dt tas postmeuerrisme jlas berbeds dengan modernisme, Atau lebih Ripamva, postmodernisme lahir sebagai ht intelektual tehadap ndernisme. Proyek besartya, dalam pandangan saya, adalah Tagalonna encogah eksponsi modernism, yang melalui peranghat- poranpkat pengetahuannya telah member: Kontribusi dalam porsi Fine fipoitikan terhadap berbage persoalan dunia modern, Dalam Ping) Keljskan publik, peranghat dimaksud telah menghrista dalam brentuk hegeroni negara, Fac put pentebatan konvensional dalam formulas kebijakan publik adalah model teknobratis eesional vang akhirnya mereduksi {Rebiakon publik sebagai proses dan hasil kr teknik. Dalam konteks yang demuian prose formulas kebijakan publik hanya dipercaysksn ‘peda mercha yang menguasai pengetahun dan kemampuan tertentu Pengelshuan dan kemampuan-Kemampuan tersebut dapat dipelajrt dontipraduks: olch institusiinstituss pendidikan. Irnplikasinyr a nt So te BR, vt 32 Net 28 jpendekatan konvensionsl merupakan pendekatan eksklusif yang anya dapat dikonsumsi kalongan tertenfs, Dari sini muncul Karakter slitisnya dengan eegara sebagai aktor utamanya. ‘Oversimplifikasssemacars its juga mengambil hentuk dalam lemokrasi perwakilan. Pada demokrasi in, hanya sebagian elit yang, iasumsikan mewakiti warga saja yang dilbatkan dalam proses [ebijakan. Asumsi tersebut memang berguna, namun tidak benyak menggembarkon realitas empiris sehingga mendatangkan iront tevsengis. oni-ironi tersebut Tahir dalam bentuk keiikan yang akhiraya mengkrstal menjads beberapa suds pandang dalam menslat kebijakan publik, yang sccara langsung atau dak langsung rmemberikan pukulan tlak kepada demoktast perwakilan Pertanysy ‘lama vang ciajukan adalab mengapa horus demoksast perwakilan kketika Kondisi sosial masyarakat menghendaki dan fisibol bags penerayan demokras langsung atau yang apiler diebat partsipas? ‘ely Kedua gasalah tats, hal lan yang sering sijchkan sasaran knitik adalah bohwa pola formulis\ kabuakan konvensional modern) tidak perrah secara kritis mempectanyakan media yang ddigunakan dalam proses tersebut, seperti bahasa, angio, simbol dan Tain sebagainya, Padabat dimensicimensi tersebat,sadar atau tidak sedat, sangat memberi warna pada Kebijakan yang sihasikan Bahasa, angka dan simbol sangat menertukan apa makna sebuah Lebijakan serta kepentingan siapa ya%@ diperjuangkannya. Uraian, Deborah Stone (1997), terutama bab 6 dan 7 penting uach deraath isin Romainya pertarungan tentang apakah esensi kebijakan publik| quYikepentinganpublik yang. mana, siapa yang mrengartikulasigannya, dan sebagainya%itelah melahiskan sejumlah pendekatan. Kendal beragam dalam argumentas,terdapat beng, mmerah yang menjanikan optimisene awal boca sckenatciys wacar> lersebut telah Jams menimbulkan polemik, Sasarannya adalah -menghastikan suatu pemahaman yang relatif Komprehensitschingga ‘ara berpikie naif yang cenderung, melihat kebjakan sebagai sire” bise aihindar\ Beberapa pendayal shan dikutp sins, ‘Meminjam kategorisasiysngdibuat Mer lee. Grindle dan Jahn W. Thomas (1991: chapter 2), ada 2 pendehatas tama dalam riemahorni kebijakan pubik yale (1) pendekatan yang berpusat po 2 Gano! Lee, Mestwaderniane Plan nonarhat dan @) pesekatan yang Berpst pada nepara. Masing eae ar Ci elbogt gh abs tgs pendehatas.Pendekatan a a yag at he dsm Gendchatan anal ela rae earn ri don pendetton pute is Sedanghan Fear es bogt as model rosin, nash Be Foe dan pendeatenSepeningan net dan tata tera, terutama_berusah ej ange si ang meng epi haat Pea aD Gbtk mana yang diorasikes Pe revotas ele nla faea kepntingan Kelas dominanla Pendelatan eh tan alors. eas dengan aan sere yon eae pa ab ws mena aot re metl mevanismeSorporasme nope tatan plurals, pada tempat lain, meet babwa eat tthe Epaantbompromsangdipice leon sea pumbenauan hoa swags anor uml Rear Se erg npn ooh emperor at ta eatpareanggotany (pel 987 4), Tema eli pen Pay uj Kenton bersame JePg29 Sunde stapes seheeze stop 3a

Anda mungkin juga menyukai