Anda di halaman 1dari 6

SMART FARMING KUNCI UNTUK MENGEMBANGKAN SEKTOR

PERTANIAN

Elen Eka Giardiaris

H0422033

ANEMOI 5

PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2020
“ Kalau kita tidak bisa menyelenggarakan sandang, pangan di tanah air yang kaya
ini, maka sebenarnya kita sendiri yang tolol, kita sendiri yang maha tolol “

( Ir. H. Soekarno )

PENDAHULUAN

FAO memprediksi pada tahun 2050 penduduk dunia akan mengalami


peningkatan yang sangat signifikan hingga mencapai 9,6 miliar penduduk dunia.
Hal tersebut mengakibatkan sektor pertanian harus memproduksi 70% hasil
pertanian dari tahun sebelumnya. Apabila hasil produksi pertanian tidak terpenuhi
maka dunia akan mengalami krisis pangan. Persoalan penting lainnya yaitu
sulitnya mencari regenerasi tenaga kerja khususnya di bidang pertaniaan, hal ini
akan mengakibatkan fenomena aging farmer dimana hampir seluruh petani
merupakan kelompok usia rentang 50-60 tahun. Meningkatnya aging farmer
diakibatkan kurangnya minat remaja atau anak muda usia produktif untuk
mengambil alih peran pengendali pangan atau kita kenal dengan petani. Anggapan
ini disebabkan bahwa pendapatan di luar sektor pertanian lebih besar
dibandingkan menjadi petani, anggapan lainnya adanya presepsi negatif di sektor
pertanian dan juga pekerjaan di sektor pertanian tidak menuntut pendidikan yang
lebih tinggi. Semakin tinggi pendidkan yang diraih cenderung mengakibatkan
kurangnya minat untuk masuk ke sektor pertanian dan memilih berkecimpung di
sektor yang lain. Ada cara untuk meningkatkan minat remaja atau anak muda ke
sektor pertanian yaitu dengan peningkatan sumber daya manusia dalam pertanian,
mengembangkan smart farming, cooperative farming, pembekalan
asuransi pertanian dan adanya PKP (penyuluhan dan komunikasi pertanian)
(Rachmawati, 2021).
Di era sekarang telah terjadi loncatan inovasi yang signifikan ( innovation
disruption ) di berbagai negara maju menerapkan smart farming yang menjadikan
sektor pertanian lebih mudah, efisien dan menghasilkan lebih banyak keuntungan
sehingga menarik minat remaja dan anak muda (Tualar, 2017). “Smart farming
adalah penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kedalam sektor
pertanian terwujud dengan pemikiran intuisi yang tajam, kreativitas dan inovasi,
dan melalui aksi-aksi yang impresif.” (Rusli et al., 2013). Karakteristik smart
farmer 1. Digital farmer 2. On farm 3. Pengolahan hasil berdaya saing dengan
inovasi, dan benefit 4. Penyuluhan dan komunikasi pertanian (PKP).

PEMBAHASAN

Kemajuan teknologi berkaitan dengan pergantian generasi secara drastis.


Seiring dengan berjalannya waktu dengan tingkat kelahiran yang semakin tinggi
mengakibatkan aging farmer. Perkembangan yang sangat pesat mengakibatkan
terbentuknya klasifikasi periode kelahiran atau biasa kita kenal dengan genarasi
x,y,z dan generasi alpha (Rusli et al., 2013).

No Generasi Periode Lahir Umur (2020) Umur (2047)


.
1. X 1965-1980 40-55 67-82
2. Y 1980-1995 25-40 52-66
3. Z 1996-2010 9-23 37-51
4. Alpha Setelah 2010 <10 <38

Generasi milenial atau (Y) dan generasi digital (Z) merupakan genarasi
yang sangat menguasai teknologi digital dan sangat bergantung terhadap
perangkat teknologi. Karakteristik generasi (Y) dan (Z) antara lain : 1. Menguasai
pengunaan teknologi informasi. 2. Pola pikir digital bergantung pada teknologi. 3.
Cepat dan inovatif. 4. Pneyuluhan dan komunikasi pertanian. 5. Multi tasking. 6.
Memanfaatkan media sosial untuk sarana komunikasi. 7. Transaksi secara online
mengunakan uang digital. Keterlibatan generasi milenial dan generasi digital
merupakan kunci untuk mengembangkan minat dalam sektor pertanian.

Tantangan yang nanti akan dihadapi oleh generasi milenial dan digital
semakin kompleks dan serius dalam sektor pertanian terutama dari dalam negri.
Faktor yang memperngaruhi masa depan sektor pertanian, antara lain; 1. Petani di
dominasi oleh kaum tua serta kurangnya minat anak muda pada pertanian. 2.
Masih mengunakan teknologi konvesional (pertanian 1.0 dan 2.0) sehingga daya
saing dan produktivitas rendah. 3. Pendidikan yang terbilang rendah. 5. Sarana
dan prasarana yang belum memadai. Dalam revolusi industri 4.0 generasi milenial
dan digital harus betumpu pada pertanian 4.0 serta milenial farming dan digital
farmer (Shashwathi et al., 2012). Dalam hal ini untuk tercapainya smart farming
harus mendorong generasi milenial dan digital untuk mengembangkannya yang
akan meningkatkan produktivitas, daya saing dan nilai tambah dalam global
market.

Generasi Y dan Z yang sangat menguasai teknologi diharapkan mampu


mengoperasikan perkembangan teknologi dalam sektor pertanian. Sudah banyak
kreasi dan inovasi teknologi yang mendukung efisiensi dan berdaya saing. Banyak
kegunaan teknologi yang dapat mengurangi inefisiensi sekaligus menghemat
waktu para petani. Contohnya pengunaan petisida yang sangat dirasakan
manfaatnya untuk petani, saluran irigasi untuk memudahkan petani menyiram
tanaman, dan masih banyak lagi, berikut beberapa teknologi yang dapat
digunakan oleh generasi Y dan Z.

Agri Drone Sprayer

Agri drone merupakan inovasi untuk pengaplikasikan bubuk cair, petisida


yang bertujuan untuk pengunaan secara berlebihan. Drone sprayer adalah pesawat
nirawak berfungsi menyemprotkan petisida untuk mencegah tanaman dari
organisme penganggu.

Drone untuk Penataan Lahan

Drone adalah pesawat nirawak hasil dari perkembangan teknologi. Dalam


bidang pertanian drone dapat dimanfaatkan untuk penataan lahan dengan
mengunakan teknologi GIS. Drone memotret gambar dengan ketinggian yang
tidak dapat dijangkau manusia hal ini yang dimanfaatkan untuk penataan lahan.

Smart Irrigation System

Pengairan atau irigasi adalah faktor yang sangat penting dalam sektor
pertanian. Masalah yang sering dihadapi petani adalah kurangnya ketersedian air
untuk mengairi pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan cara untuk menyelesaikan
masalah ketersedian air khususnya dalam sistem irigasi. Dalam penelitian dan
pengembangan Smar Irrigation. Sistem irigasi cerdas dikembangkan untuk
menyelesaikan masalah ketersedian air. Cara kerja smart irigasi yaitu dengan
menerima data dari lahan dan melakukan penyiraman otomatis apabila ada data di
yang tidak sesuai dalam sensor. Sistem irigasi ini dapat menambahkan unsur hara
dan pendeteksi kesuburan tanah agar petani lebih efisien.

Dengan menggunakan smart farming untuk mengembangkan sektor


pertanian khususnya pada generasi Y dan Z. Smart farming memudahkan petani
untuk mengolah pertanian dan menghasilkan nilai mutu yang tinggi dan berdaya
saing. Setelah menerapkan smart farming berarti meningkatkan human capital
menjadi kunci sukses mengembangkan sektor pertanian. Smart farmer mendorong
generasi Y dan Z menjadi petani milenial yang dapat mengakses, memanfaatkan
kemajuan teknologi dan inovasi yang berdaya saing dan nilai tambah menjadi
pilihan yang tepat menerapkan smart farming.

KESIMPULAN

Kunci perkembangan sektor pertanian yaitu smart farming karna dengan


menerapkan smart farming akan lebih memudahkan menciptakan invoasi dan
kreativitas di sektor pertanian. Smart farming menjadikan generasi Y dan Z
menciptakan peluang baru dalam sektor pertanian, genarasi Y dan Z sangat
mengetahui tentang perkembangan teknologi. Pemanfaatan smart farming dalam
sektor pertanian memberikan perkembangan yang jelas dan langkah-langkah
perubahan dalam pertanian terindentifikasi dengan jelas pula. Hal ini
menyebabkan tingkat keberhasilan dalam sektor pertanian mengunakan smart
farming sangat besar.

Dengan menerapkan konsep smart farming diharapkan menjadi solusi


dalam mengatasi permasalahan di sektor pertanian, dengan berlandaskan pada
smart farming secara maksimal. Mengembangkan sektor pertanian dengan smart
farming tidaklah mudah dibutuhkan kesadaran oleh generasi Y dan Z dalam
mengembangkan sektor pertanian dengan smart farming.
DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati, R. R. (2021). Smart Farming 4.0 Untuk Mewujudkan Pertanian


Indonesia Maju, Mandiri, Dan Modern. Forum Penelitian Agro Ekonomi,
38(2), 137. https://doi.org/10.21082/fae.v38n2.2020.137-154
Rusli, S. J., Krisnadi, I., Studi, P., Teknik, M., Pascasarjana, F., Buana, U. M., &
Perubahan, M. (2013). Manajemen perubahan smart farming.
Shashwathi, N., Borkotoky, P., & K, S. (2012). Smart Farming: A Step towards
Techno-Savvy Agriculture. International Journal of Computer Applications,
57(18), 45–48.
https://ucd.idm.oclc.org/login?url=https://search.proquest.com/docview/
1283722932?accountid=14507%0Ahttp://
jq6am9xs3s.search.serialssolutions.com?ctx_ver=Z39.88-
2004&ctx_enc=info:ofi/enc:UTF-8&rfr_id=info:sid/ProQ
%3Acomputerinfo&rft_val_fmt=info:ofi/fmt:k
Tualar, S. (2017). percepatan transformasi teknologi dan inovasi smart farming
dan petani milenial untuk meningkatkan produktivitas,nilai tambah, dan
daya saing pertanian Indonesia. January.

Anda mungkin juga menyukai