RAHASIA
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN / KONSELING KELOMPOK
Konselor,
Konselor,
Keterangan
Layanan Orientasi dilaksanakan di luar kelas/lapangan
Layanan Informasi/Penempatan Penyaluran/Penguasaan Konten Tegal,
dilaksanakan di dalam kelas Konselor
Layanan Konseling Perorangan dilaksanakan secara perorangan di
luar kelas
Layanan Bimbingan Kelompok/Konseling Kelompok dilaksanakan di
luar kelas, dan dengan pengaturan tertentu dapat dilaksanakan
pada jam pembelajaran di kelas
Layanan Konsultasi/Mediasi dilakukan di luar kelas IFANA SETYANI M. S.Pd
RAHASIA
DAFTAR PESERTA
BIMBINGAN / KONSELING KELOMPOK
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
Tegal,
Pelaksana Layanan
Guru BK
Identitas
Kode Masalah Proses / Treatment Keterangan/Kegiatan Pendukung
NO Pend/
Klien L/P Usia
Kelas
1 Rendah diri, merasa Tahap pengantaran : 3. Hasil wawancara dengan bekas
terisolir dari teman Diadakan pendekatan secara hati-hati untuk mau wali kelas ....... asal dari konseli.
sekolahnya, suka datang ke ruang BK di sekolah. Tadinya dia tidak
menyendiri dan mau datang, tetapi setelah diadakan pendekatan
enggan masuk yang lebih mendalam dan mendapat bantuan dari
sekolah bahkan ingin wali kelas dalam ikut membujuknya, akhirnya dia
pindah sekolah mau datang ke ruang BK. Pertama kali masuk, dia
kelihatan selalu tertunduk, diam dan tidak mau
berkata banyak dan hanya mengatakan bahwa
dirinya tidak punya masalah. Melalui penerimaan
yang baik dan ajakan untuk berbicara dari
konselor, akhirnya dia mau mengemukakan
permasalahan yang sedang dihadapi.
Tahap penjajagan :
1. Dia adalah anak yang cukup cerdas di SMPnya
dulu. Dalam kelasnya dia selalu memperoleh
peringkat dan tumbuh sebagai anak yang
Identitas
Kode Masalah Proses / Treatment Keterangan/Kegiatan Pendukung
NO Pend/
Klien L/P Usia
Kelas
periang dan mudah bergaul dengan teman-
temannya. Berdasar dari kondisi yang seperti
itu, maka oleh wali kelas tiganya dulu, dia
disarankan untuk masuk ke SEKOLAH faforit
di kota kabupatennya. Setelah di setujui oleh
orang tuanya, maka oleh wali kelasnya dia
didaftarkan pada sekolah favorit tersebut
untuk mengikuti seleksi masuk SEKOLAH
lewat jalur Penelusuran Bibit Unggul mewakili
sekolahnya. Dari 20 anak yang ikut seleksi,
dia termasuk siswa yang kemudian dinyatakan
diterima.
2. Keadaan orang tuanya secara ekonomi cukup
mampu dan bahkan untuk ukuran di desanya
termasuk orang yang terpandang. Hanya saja
tempat tinggalnya sangat jauh di pelosok
desa. Jarak dari rumah kesekolah 50 km,
sehingga dia harus indekos rumah kos sekitar
1 km dari sekolahnya. Tiap hari dia berangkat
ke sekolah dengan jalan kaki, dan sesekali
naik sepeda onthel pemberian ayahnya. Dia
tidak bisa naik sepeda motor, sehingga
apabila ingin cepat atau akan bepergian agak
Identitas
Kode Masalah Proses / Treatment Keterangan/Kegiatan Pendukung
NO Pend/
Klien L/P Usia
Kelas
jauh, maka dia naik sepeda.
3. Akhir-akhir ini dia merasa dikucilkan dari
teman-temannya. Teman-temannya sebagian
besar anak kota, dengan tingkah laku dan
sikap kehidupan orang kota. Melihat teman-
temannya seperti itu, dia merasa minder dan
menarik diri dari pergaulan. Apalagi dalam
pembicaraan dengan teman-temannya sering
tidak nyambung. Dia punya HP, tetapi masih
sangat sederhana fitur-fiturnya, sementara
teman-temannya setiap hari membicarakan
teknologi yang tinggi, tentang email, tentang
facebook dan sebagainya.
4. Merasakan terisolir dari temannya, dia
menjadi tambah menarik diri dari pergaulan.
Dia merasa bahwa teman-temannya lebih
hebat dari dirinya, sementara dirinya adalah
sebagai anak desa. Dia merasa sangat kecil
dibandingkan dengan teman-temannya. Dia
merasa anak yang paling jelek di kelasnya.
Dia merasa anak yang paling bodoh di
lingkungannya. Dan dia suka menyalahkan
dirinya sendiri.
Identitas
Kode Masalah Proses / Treatment Keterangan/Kegiatan Pendukung
NO Pend/
Klien L/P Usia
Kelas
Tahap penafsiran :
1. Konseli memiliki masalah rendah diri yang
cukup serius, sampai dia merasa enggan
masuk sekolah dan bahkan punya rencana
untuk pindah sekolah.
2. Konseli perlu dirubah cara berfikirnya dengan
menggunakan pendekatan Rational Emotif,
agar cara berfikirnya tidak lagi salah. Dia
perlu diajak untuk berfikir rasional dan dilatih
untuk mampu bergaul dengan teman sebaya.
Tahap pembinaan :
1. Konselor mengajak konseli, untuk berdiskusi
dan melakukan konfrontasi langsung untuk
menolongnya agar segera beranjak
meninggalkan pola pikir yang irasional / tidak
logis ke pola pikir yang rasional/logis melalui
persuasif, sugestif, pemberian nasehat secara
tepat
2. Dengan pendekatan konseling kognitif : untuk
menunjukkan bahwa konseli harus
membongkar pola pikir irasionalnya tentang
konsep harga diri yang salah, sikap terhadap
Identitas
Kode Masalah Proses / Treatment Keterangan/Kegiatan Pendukung
NO Pend/
Klien L/P Usia
Kelas
sesama teman yang salah jika ingin lebih
bahagia dan sukses
3. Klien diajak berfikir bahwa “Seseorang
berharga bukan karena kekayaan atau jumlah
dan status teman yang mendukung, tetapi
pada kasih Allah dan perwujudanNya. Allah
mengasihi saya, karena saya berharga di
hadiratNya. Terhadap diri saya sendiri suatu
saat saya senang, puas dan bangga, tetapi
kadang-kadang acuh tak acuh, bahkan
adakalanya saya benci, memaki-maki diri
sendiri, sehingga wajar dan realistis jika
sejumlah 32 orang teman satu kelas misalnya
ada 40% yang baik, 50% netral, hanya 10%
saja yang membenci saya. Adalah tidak
mungkin menuntut semua/setiap orang setiap
saat untuk baik pada saya”. Ide-ide ini terus
dilatihkan dan diajarkan melalui cara-cara
ilmiah.
4. Konseling behavior digunakan untuk
mengubah perilaku yang negatif dengan
merubah akar-akar keyakinan Konseli yang
irasional / tidak logis melalui kontrak,
Identitas
Kode Masalah Proses / Treatment Keterangan/Kegiatan Pendukung
NO Pend/
Klien L/P Usia
Kelas
reinforcement, sosial modeling dan relaksasi /
meditasi.
Tahap penilaian :
Diberikan penilaian segera yang berisi tentang :
1. Menanyakan pengetahuan apa yang diperoleh
setelah mengikuti konseling. Konseli
diharapkan memperoleh pengetahuan baru
dalam menyelesaikan masalah, sehingga
nantinya dia bisa mandiri dan mampu
memecahkan masalah lain yang mungkin
akan menimpa dirinya.
2. Konseli ditanyakan tentang perasaannya
setelah mengikuti konseling. Hal ini untuk
mengetahui sejauh mana efek konseling
terhadap perasaannya.
3. Konseli ditanyakan rencana langkah-langkah
yang akan ditempuh setelah selesai mengikuti
konseling ini.
Konselor,