Anda di halaman 1dari 60
DAFTAR ISI BabI Bab II Bab III bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII Bab IX Bab X Bab XI Bab XII Bab XIII Bab XIV Bab XV Prinsip-prinsip Pertolongan Pertama Pada Kedaruratan Medik Garis-garis besar Anatomi Tubuh Manusia dan fungsinya Penilaian Tanda Kehidupan Pemeriksaan Pasien Kotak Obat Darurat Pengenalan Obat-obatan LUKA PERDARAHAN Patah Tulang dan Dislokasi Patah Tulang Belakang Sterillisasi dan Desinfeksi Bahaya Keracunan di Atas Kapal Luka Bakar, Pengaruh Panas Dan Dingin Petunjuk Pengobatan Melalui Radio Resusitasi Jantung Paru HALAMAN, 1-5 5-12 13 14-15 16-17 18-21 22-24 25-26 27-33 34-35 36-38 39-42 43-49 56-61 BI PRINSIP - PRINSIP PERTOLONGAN PERTAMA, PADA KEDARURATAN MEDIK Apakah Pertolongan Pertama ? Aa Pertolongan pertama adalah bantuan perawatan yang diberikan kepada korban yang ‘mengalami Kedaruratan Medik (karena kecelakaan atau serangan penyakit mendadak), sebelum ambulance atau tenaga medi terlatih datang ketempat kejadian atau sebelum korban dikirim ke Rumah Sakit terdekat Apakab Sasaran Pertolongan Pertai ane Ada 3 ( tiga) sasaran yang kita harapkanfada pertolongan pertama, yaitu 1. Menyelamatkan nyawa/jiwa korban ore for 2. Mencegah cacat atau-memburuknya kondisi cedera“=— — Jawywue 3. Meringankan beban mental dan mempercepat penyembuhan korban. - ‘Apa Tugas Penolong Pertama ‘N= . Mengetahui apa yang terjadi tanpa membahayakan keselamatan diri sendiri 2. Menenangkan dan melindungi korban dari bahaya lebih lanjut 3. Mengantar korban pulang atau ke Rumah Sakit terdekat (bila perlu) Apa perlengkapan yang diperlukan Ne 1. Tidak perlu perlengkapan khusus 2. Kotak obat darurat (First Aid Kit) yang berisi alat dan obat-obat yang perlu Seorang Penolong Pertama yang baik tidak akan tergantung pada alat-alat bantu, gunakan apa yang ada kalau perlu ciptakan peralatan sendi Menghadapi keadaan darurat Faktor yang paling penting dalam menghadapi keadaan darurat adalah SIKAP PENOLONG yang MANTAP dan TENANG sambil menghadapi ituasi dan merawat seperlunya. Hal ini akan menenangkan setiap orang dan meyakinkan mereka bahwa anda mampu mengatasi. Penilaian umum terhadap situasi dan lingkungan korban adalah hal penting diperhatikan sebelum melakukan pertolongan, Harus diingat beberapa hal antara lain ; Lakukan penanganan dengan tenang, yakin dan secara sistematik, sangat penting harus disadari jangan sampai anda sendiri menjadi korban. Jangan dekati korban jika itu membahayakan penolong (misal korban dengan sengatan listrik, korban dalam ruangan tertutup dan penuh asap) Dahulukan merawat korban yang paling parah dan mengancam nyawa (korban yang paling gadub/ribut belum tentu korban yang paling parali) Jangan meganggap remeh untuk kasus-kasus cedera-cedera yang mungkin terjadi seperti : gangguan kesadaran, kemungkinan pendarahan didalam, luka tusuk, Iuka dekat persendian, kemungkinan patah tulang, cedera mata ‘Tunggulah kedatangan tenaga terlatih, penanganan yang sembrono akan dapat membuat cedera semakin memburuk ( misal patah tulang membuat pembuluh darah pecah/robek sehingga terjadi pendarahan dalam yang serius ). Beberapa prioritas yang harus diperhatikan bila menemukan seorang korban : 1 Beri penanganan sesegera mungkin bila korban yang ditemukan mengalami gangguan kesadaran, pernafasan dan detak jantung maupun pendarahan hebat, Hal-hal lainnya bisa dikerjakan kemudian. Mintalah pertolongan baik dengan berteriak ataupun menggunakan tombol alarm emergency yang tersedia Bila korban yang darurat lebih dari satu orang, lebih dahulu berteriak minta pertolongan (atau dengan alarm), setelah itu segera beri bantuan pada korban yang terparah. Bila korban berada dalam ruangan tertutup : - Jagan memasuki ruangan tersebut tanpa memakai alat pelindung diri (alat bantu nafas, masker) atau sebelum tim penolong yang terlatih dan berpengalaman datang = Pindahkan korban sesegera mungkin ke tempat yang lebih aman dan segera beri bantuan seperlunya - _ Segera minta pertolongan dan informasikan kepada pimpinan, kalau perlu minta advice kepada tenaga medis dari pelabuhan terdekat. Penting diingat, jangan meninggalkan korban sendirian, terutama korban dengan gangguan kesadaran (tidak sadarkan diri). Beberapa kondisi yang mungkin akan terjadi dan harus ditangani oleh petugas diatas kapal dan membutuhkan penanganan segera antara lain I) Kecelakaan / cedera yang menyebabkan ~ Gangguan kesadaran ~ Luka dengan perdarahan ~ Cedera pada tulang belakang ~ Patah tulang, dislokasi, keseleo 2: Luka bakar, pengaruh panas dan dingin 3! Bahaya keracunan gas dan bahan-bahan lain yang beracun 4. Henti jantung, Henti nafas dan Tenggelam 5. Dan penyakit-penyakit darurat yang lain Prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan saat melakukan bantuan medik pada korban-korban yang mengalami kedaruratan medik : 3. ‘Segera buat penilaian terhadap korban untuk mencegah meluasnya akibat cedera yang dialami korban Periksa segera Kesadaran, Pernafasan, Denyut Jantung dan Perdarahan Hebat kalau ada, segera beri bantuan nafas (kalau henti nafas), pijat jantung (kalau henti jantung), hentikan perdarahan segera dengan membalut agak menekan daerah yang berdarah. Mobilisasi atau gerakkan korban seminimal mungkin, kalau perlu biarkan korban pada tempatnya (kecuali lingkungan membahayakan korban), hal ini untuk ‘mencegah terjadinya shock atau meluasnya/bertambah beratnya cedera Baringkan korban pada posisi yang nyaman (posisi recovery) sehingga korban dapat bernafas dengan nyaman Longgarkan pakaian korban (jangan buka pakaian seluruhnya), bila harus membuka pakaian lakukan perlahan-lahan. Hindarkan korban dari udara yang panas atau terlalu dingin, karena situasi tersebut akan memperberat kondisi korban Jangan memberikan Alcohol kepada korban dalam kondisi apapun dan jangan sekali-sckali memberikan makanan atau minuman lewat mulut untuk korba-korban dengan gangguan kesadaran, karena hal itu akan mengganggu jalan nafas korban Jangan pindahkan korban ketempat lain sebelum penolong yakin korban memang sudah dapat dipindahkan. Misal : perdarahan sudah di stop, nafas sudah stabil, shock sudah teratasi dengan baik. Pindahkan korban dengan memakai perlengkapan yang sesuai dengan kondisi korban. Korban dapat dinyatakan sudah benar-benar meninggal dw bila penolong dapat menilai dengan tepat. ~ Denyut jantung tidak ada : hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa nadi pada leher korban (nadi carotis) ~ Pernafasan berhenti : dengan cara melihat gerakan naik turun dada korban atau meletakkan telinga penolong ke dada korban ~ Pupil mata melebar (midriasis) dan reflex cahaya pupil tidak ada Pemeriksaan dapat dilakukan dengan memakai senter kecil ~ Penurunan suhu tubuh secara progressif’ Posisi nyaman bagi pasien yang sudah teratasi kedaruratnnya (recovery position) : The unconscious postion Figure 1.26 BABIT GARIS-GARIS BESAR ANATOMI TUBUH. MANUSIA DAN FUNGSINYA Anatomi Inu Urai Timu Urai atau Sytem Anatomi tubuh manusia terdiri dari atas beberapa system yatu : System Tulang Kerangka System Otot System Jantung dan Pembuluh Darah System Pernafasan 1 2 3 4 5, System Syaraf 6. System Pencernaan 7, System Saluran Kencing 8, System Endokrin 9, System Reproduksi 10, System Panca Indera Di tubuh manusia terdapat 3 rongga besar, yaitu 1. Rongga dada : mulai dari leher bawah sampai ke sekat rongga badan (Diapragma), yang berisi : ~ Pipa Udara ~ Paru-paru ~ Jantung ~ pipa makanan 2. Rongga Perut : mulai dari sekat rongga badan sampai bagian atas panggul, yang berisi : ~ Lambung ~ Usus ~ Hati Kantung Empedu Pancreas Limpa Ginjal ~ Pembuluh Darah Kelenjar ~ Serabut Syaraf 3. Rongga Panggul : mulai dari bagian bawah rongga perut sampai dasar rongga panggul yang berisi ~ Kandung Keneing ~ Bagian bawah usus besar (usus buntu) ~ Alat-alat reproduksi wanita (misalnya ovarium, uterus, tuba fallopii) System tulang Kerangka manusia terdiri dari : 1, Tulang Tengkorak Terdiri dari tulang pipih yang satu sama lain dihubungkan oleh garis yang disebut sutura, berisi jaringan otak dan serabut syaraf pusat yang mengatur semua system dari tubuh manusia. 2. Tulang Belakang Terdiri atas tulang-tulang pendek yang merupakan ruas-ruas yang memungkinkan tubuh untuk bergerak ke berbagai arah dan menyebabkan tubuh dapat bergerak tegak. Tulang belakang mulai dari tulang leher sampai ke tulang ekor (tungging) terdiri dari dari 33 ruas, dimana didalamnya terdapat serabut syaraf, 3. Tulang Rusul/tulang Iga ‘Terdiri dari 12 pasang, yang berguna untuk melindungi organ-organ dalam rongga dada (jantung, paru-paru) 4, Tulang Pinggul : Terdiri dari 3 pasang tulang : tulang iliaca, tulang kemaluan, tulang kedudukan 5. Tulang Alat Gerak Terdiri dari : > Alat Gerak Atas : tulang selangka, tulang lengan atas, tulang pengumpil, tulang hasta, tulang pergelangan fangan dan tulang jari tangan ~ Alat Gerak Bawah : tulang panggul, tulang paha, tulang betis, tulang kering, tulang pergelangan kaki,tulang jari kaki System Otot Terdiri dari 3 macam otot, yaitu : 1, OTOT POLOS : kerja secara otonom (tidak diatur), diluar kemauan kita dan kontraksinya beraturan. Terdapat pada pembuluh darah, pipa nafas (bronchus), saluran pencernaaan — 2. OTOT SERAT LINTANG : kerja dibawah kemauan/pengaturan kita, lebih panjang dari otot polos, kontraksi kuat dan cepat lelah. Terdapat pada otot rangka. 3. OTOT JANTUNG : kerja secara otonom, terdapat pada otot jantung. System jantung dan Pembuluh Darah ‘Terdiri dari JANTUNG dan PEMBULUH DARAH. Jantung terletak ditengah-tengah rongga dada, agak kekiri diantara kedua paru, besarnya kurang lebih sebesar kepalan tangan manusia, dibungkus selaput yang disebut Pericardium. Fungsi jantung kiri : memompakan darah bersih (kaya oksigen) keseluruh tubuh melalui Aorta. Fungsi Jantung Kanan : memompakan darah kotor (kaya Co2) ke paru-paru ‘melalui Arteri Pulmonalis, sedangkan darah kotor dari seluruh tubuh masuk ke jantung kanan melalui Vena Cava. Pembuluh darah ada 3 (tiga) macam yaitu : 1. Pembuluh Nadi (Arteri) : membawa darah bersih (kaya Oksigen) dari jantung keseluruh tubuh, wara darah merah terang, aliran darah cepat dan memancar 2 Pembuluh Balik (Vena) : membawa darah kotor (mengandung Co2) dari seluruh tubuh ke jantung, warna darah merah kehitaman, aliran darah lambat, tidak memancar. 3. Pembuluh Kapiler : merupakan anyaman pembuluh darah halus dibawah kulit, perdarahan bersifatmerembes, warna darah segar. System Pernafasan Terdisi dari; mulai hidung sampai paru-paru (alveolus/kantung udara Proses bernafas adalah udara masuk melalui hidung > > pharynx > baryon xd trace hee a > bronchus>broncheolus>alveolus(kantung udara). Dalam alveolus terjadi pertukaran udara Co2 dan Oksigen. Carbon dioksida (Co2) keluar melalui udara pemnafasan disebut dengan Ekspirasi, sedangkan Oksigen masuk melaui udara pernafasan dan masuk kedalam aliran darah disebut dengan Inspirasi Normal manusia bernafas + 18 - 24 kali per memit» Pada bayi, habis berlari, habis marah frekwensi bernafas lebih cepat dari normal, System Pencernaan Pencernaan adalah suatu proses biokimia untuk mengolah makanan menjadi zat-zat yang mudah diserap oleh selaput lendir usus. Beberapa Proses Pencernaan adalah : ~ Pengunyahan : peran dari gigi geligi Penelanan : peran dari lidah dan air liur Penghancuran menjadi lunak merupakan peran dari lambung dan asam lambung Penyerapan : peran dari dinding usus halus Pengeluaran : peran dari usus besar dan rectum. Organ Pencernaan terdiri dari : - Pipa makanan - Lambung ~ Usus halus dan usus 12 jari ~ Usus besar ~ Hati, mengeluarkan cairan empedu untuk proses netralisasi dan detoksifikasi racun, lemak dan bahan-bahan kimia yang termakan - Pancreas, memgeluarkan hormon insulin yang berperan untuk menetralisir kelebihan gula dalam darah. System Saluran Kemih (Ikencing) Terdii dari : 1, Ginjal ; terdiri dari 2 (dua) buah kanan dan ki, terletak didaerah belakang dari rongga perut. Cara kerja dengan menyaring zat-zat yang tidak berguna keluar dari tubuh. 2. Ureter : sebagai pipa yang menyalurkan hasil kerja ginjal untuk ditampung di kantong kencing. 3. _Kandung Kemih (kantong kencing) : tempat menampung air keneing sebelum dikeluarkan, 4. Urethr: saluran yang berperan mengeluarkan air kenving keluar. System Syaraf Otak dan Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis) secara keseluruhan membentuk Susunan Syaraf Pusat (SSP) yang tersimpan dalam otak 10 Syaraf otak (Nervi Cranialis) keluar melalui medulla spinalis (melalui tulang belakang) berupa 33 pasang syaraf spinallis (Nervi Spinallis) untuk mensyarafi alat gerak atas dan bawah. System Endokrin Merupakan kelenjar buntu yang menghasikan hormon yang sekresinya Jangsung masuk ke dalam pembuluh darah yang berguna untuk metabolisme tubuh. Contoh kelenjar buntu : Hypophysis, Thyroid, Pancreas, Thymus, Kelenjar Sex (testis, ovarium). Sistem Reproduksi System ini yang membedakan pria dan wanita ~ Laki-laki : terdiri dari penis, scrotum, testis dan vesica seminalis ~ Wanita : terdiri dari alat kelamin luar dan alat kelamin dalam, PRIA WANITA 1. laki-laki : Alat: a, Penis b. Scrotum ©. Testis (2 buah) d. Vesica seminalis 2. Wanita : 2 bagian a. Genetalia Extera 1. Mons pubis Labia Mayora (bibir besar) Labia Minora (bibir kecil) Vulva” wren Introitus Vagina u Panea Indera Kulit berfungsi untuk perabaan Hidung berfungsi untuk membau Telinga berfungsi untuk mendengar Lidah berfungsi untuk pengecapan Mata berfungsi untuk melihat. v1 BAB IL PENILAIAN TANDA KEHIDUPAN Penilaian tanda kehidupan adalah dengan cara memeriksa beberapa hal dibawah ini : E KESADARAN : sadar (compo mentis), apatis, somnolent, soporous, koma PERNAFASAN : penilaian dengan melihat / meraba dinding dada dan perut. Frekwensi nafas normal adalah 16- 24 kali per menit. - DETAK JANTUNG : dengan meraba denyut nadi dipergelangan tangan atau paling baik dengan meraba denyut nadi di leher (Arteri Carotis), normal denyut nadi adalah 60 - 80 kali per menit + 4. TEKANAN DARAH : diperiksa dengan memakai alat TENSIMETER, normal a tekanan darah adalah 110 - 140 / 70 - 90 mmHg untuk usia dewasa muda sampai usia 55 tahun dan 150/90 mmHg untuk usia diatas 55 tahun, 5. SUHU TUBUH : diperiksa dengan memakai alat THERMOMETER (CELCIUS) yang diletakkan di ketiak dibawah lidah atau di anus, normal suhu tubuh adalah 36 - 37° C. 6. PUPIL MATA : diperiksa dengan memakai senter yang diarahkan ke biji mata pasien. Pupil adalah anak bola mata yang diperiksa reflexnya terhadap cahaya. Normal diameter pupil adalah 2 - 3 mm dan reflex cahaya (+), sedangkan pada yang meninggal pupil mata melebar (midriasis) dengan diameter>9 mm dan reflex terhadap cahaya tidak ada > Jam tangan yang memakai hitungan detik > Thermometer > — Tensimeter > Stetoscope Ruangan yang terang Pemeriksaan fisik meliputi : > Tanda Vital : ~ Kesadaran ~ Pernafasan/menit ~ Denyut nadi/menit ~ Tekanan darah ~ Subu Tubuh > Penampakan Umum: — - Sikap tubuh ~ Ekspresi wajah ~ Respon pasien > — Kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher dada, perut, alat kelamin, tangan dan kaki,pinggang " apakah ditemukan kelainan atau tanda-tanda cedera (luka, memar, berdarah atau pucat). Selain anamanese dan pemeriksaan fisik ada kalanya perlu dilakukan pemeriksaan tambahan sebagai pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaaan laboratorium atau radiology (RONTGENT). Dengan pemeriksaan ini diagnosa lebih tepat ditegakkan sehingga pengobatan akan lebih tepat nantinya. 4 Dalam hal memegakkan diagnosa (Kesimpulan) dan prognosa (kemungkinan) suatu penyakit, perlu pemeriksaan yang sistematis dan komplit terhadap seorang pasien. Pemeriksaan tersebut mencakup banyak aspek, dimana pemeriksaan yang satu dengan yang lain saling menyokong. Adakalanya dengan pemeriksaan sederhana saja sudah cukup untuk menegakkan kesimpulan, namun kadang kala diperlukan beberapa BABIV PEMERIKSAN PASIEN pemerikasaan tambahan. Pemeriksaan tersebuit adalah Pemeriksaan Anamnes idalah pemeriksaan dengan cara melakukan wawancara atau tanya jawab dengan pasien/korban atau dengan keluarga/ teman pasien (Korban). Tanya jawab meliputi riwayat penyakit dimulai dan pertama kali gejala itu timbul sampai korban/pasien datang berobat. Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan untuk membantu pasien menceritakan keluhannya antara lain : Bagaimana keluhan ini dimulai Sudah berapa lama keluhan ini dirasakan ‘Apa gejala pertama sekali dirasakan vvvvy Adakah gejala lain yang menyertainya Selain itu perlu juga menanyakan tentang penyakit yang pernah diderita atau riwayat penyakit keluarga, pernah operasi atau riwayat alergi terhadap beberapa jenis obat-obatan. ‘Wawancara/tanya jawab yang baik sebenarnya dapat segera menyimpulkan/ ‘menegakkan diagnosa, namun perlu ditunjang dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan Fisik : adalah bagian terpenting pada pemeriksaan pasien. Dalam hal pemeriksaan pasien perlu menggunakan beberapa alat seperti 15 BABY KOTAK OBAT DARURAT Dalam melakukan pertolongan pertama pada kedaruratan medik adakalanya penolong memerlukan beberapa obat-obatan dan beberapa perlengkapan Emergency. Baik alat maupun obat emergency ini sebaiknya disimpan/ditempatkan dalam satu tempat yang disebut dengan kotak obat darurat, Kotak obat darurat dapat diletakkan di lokasi-lokasi strategis dari kapal agar sewaktu- waktu dapat digunakan. Tapi sebaiknya satu kotak dapat dibawa ke lokasi-lokasi korban ditemukan, Dianjurkan pemakaian obat-obat dalam kotak obat darurat harus dalam pengawasan dari pimpinan kapal atau petugas yang didelegasikan untuk mengatur obat-obat di atas kapal. Alat-alat yang diperlukan/disiapkan dalam kotak obat darurat antara lain : 1, Bermacam-macam pembalut (mitela, funda, verban elastis, verban dengan berbagai ukuran) Kasa steril Kapas plester, tensoplast Gunting verban, gunting kecil Pinset, pisau lipat saya EN Senter Obat-obat sederhana berupa obat luar dan obat makan yang disiapkan dalam kotak obat darurat antara lain : ~ Cairan Pencuci Luka (antiseptik/desinfektan) : alcohol 70%, rivanol, H202 3% atau larutan peroksida ~ Obat luka : Betadin, Mercurochrom = Beberapa jenis salep : salep luka bakar (bioplacenton), salep kulit antibiotik (kemicetin), salep mata antibiotik (garamicin salep mata) 4, Beberapa jenis obat makan antara lain > > ¥ Penghilang/pereda nyeri non narkotik (analgetik non narkotik) : contoh : antalgin, asam mefenamat (ponstan) Penurun panas dan pereda nyeri (anelgetik - antipiretik) : contoh : parasetamol (panadol) Pelawan mulas (anti spasmodic) : contoh papaverin, spasminal Anti diare (obat menceret): contoh norit, new diatab (atau jenis lain yang mengandung attapulgit) Anti histamin (anti lergi) : contoh ctm, incidal. 5. Obat gosok : minyak kayu putih, balsem 6. Amoniak cair 25%, colognette 7. Tablet Garam (salt tablet) 17 BABVI PENGENALAN OBAT-OBATAN OBAT: _ adalah zat/substansi yang dapat menyebabkan reaksi fisik-kimia di dalam tubuh dan mempengaruhi derajad keschatan, Cara penggunaan obat : A. OBAT LUAR - Tidak diserap kedalam aliran darah - Efe yang ditimbulkan local pada tempat pemberian - _ Efek samping minimal - Digunakan pada : kulit (salep, krim, cairan), mata (tetes/salep mata), hidung (tetes hidung, semprot hidung, inhaler), telinga (tetes telinga), muluv/tenggorokan (kumur-kumur) B. OBAT DALAM Diserap ke dalam aliran darah Efek yang ditimbulkan : Sistemik (Keseluruh tubuh).. Digunakan dengan cara > Pemberian Oral (melalui saluran cerna = ditelan) > Pemberian Parenteral (suntikan/injeksi) Pembagian Obat berdasarkan : 1, Bentuk sediaan 2. Sumber obat dibuat 3. Cara pemakaian 4, Hukum 5. Hak pembuatan/formulasi 18 ;AGAN PEREDARAN OBAT DALAM TUBUH MANUSIA : DOSIS YG Dosis YG LAMBUNG _.HATI~» SELURUH «JARINGAN) D@ERIKAN DIMINUM — USUS HALUS py "q—? Ley TUBUE ‘ORGAN @) FESES EMPEDU — GINJAL DATAUM DATAUM g SJ ane Dari bagan perjalanan obat yang kita lihat temyata melibatkan organ hati dan ginjal yang berperan untuk mencera dan detoksifikasi daripada obat tersebut, schingga untuk memberikan obat-obatan kepada pasien/korban kita harus mempertimbangkan beberapa hal yakni : 1. USIA 2. Berat Badan 3. Dosis Obat 4, Cara pemberian 5. Jenis obat yang diberikan Dua hal yang penting diperhatikan juga adalah tanggal kadaluarsa dari obat (masa berlakunya obat). Khusus untuk kelompok anak-anak kita harus memperhatikan hal-hal di atas mengingat bahwa : - Enzim pencernaan yang belum sempurna, schingga metabolisme obat belum sempurna ~ Ginjal belum berfungsi sempurna. ‘Schingga dosis cbat harus disesuaikan umur yaitu : - 0-1 tahun : 1/10 dosis dewasa = 1-4 tahun : 1/3 dosis dewasa 19 + 4-10 tahun ‘A dosis dewasa + 10-15 tahun 3/4 dosis dewasa bat untuk kelompok orang tua/lanjut usia (manula) harus diperhatikan : ~ Fungsi ginjal dan hati yang sudah menurun ~ Luas permukaan tubuh yang sudah menurun - Fat/lemak yang semakin menebal Beberapa jenis obat-obatan yang dapat dipakai untuk mengobati pasien diatas kapal : 1. Golongan Antibiotik (Pembunuh Kuman) Contoh: Amoksisilin, Ampisilin, Tetrasiklin (dosis 3-4 X 500 mg) Chloramfenicol (dosis 4 X 500 mg/hari) Cotrimoksazol (dosis 2 X 960 mg/hari) 2. Golongan Analgetik (Pereda/penghilang Rasa Sakit) Contoh : Antalgin (unagen, danalgin, neyrajfin) Dosis : 3 X 500 mg/hari. Mefenemic Acid (Asam Mefenamat) " ponstan, mefinal Dosis : 3 X 500 mg/hari 3. Golongan Antipiretik (Penurun Panas Badan) Contoh : Parasetamol (Panadol, Sanmol) Dosis 3 X 500 mg/hari 4, Golongan Antasida (mengurangi gejala maag/gastritis = penetralisir asam lambung) Contoh ; Mylanta tablet/syrup (dosis 3 - 4 X perhari s atau 1 jam sebelum makan) 5. Golongan Anti Alergi (anti histamin) Contoh: CTM (dosis 3X 1 - 2 tablet sampai gejala hilang) 20 Baik pemakaiannya bila dikombinasikan dengan golongan Kortikosteroid 6. Golongan Kortikosteroid (digunakan untuk allergi, mengurangi reaksi radang) Contoh : Dexametason 3 X 1 tablet Prednison 3 X | tablet 7. Spasmolitik (mengurangi spasme otot sal, cerna, kemih) Contoh : Baralgin, Spasmium, Profenid (dosis 3 X 1 tableV/hari) 8. Anti Inflamasi (mengurangi peradangan, pembengkakan, nyeri, rematik) Contoh : Natrium diklofenak (dosis 3 X 1 tablet/hari) Piroksikam (dosis 2 X 10 mg atau 1X 20 mg/hari) Dalam hal ini memberikan obat kepada pasien diatas kapal perlu juga dipethatikan beberapa kondisi dibawah ini seperti - Efek samping obat - Interaksi yang terjadi kalau obat diberikan bersama-sama - Dosis obat - Tanggal kadaluarsa obat. Untuk pemberian obat Golongan antibiotik (terutama golongan penisillin) perlu diperhatikan efek samping yang ditimbulkan segera, misal reaksi allergi. Dimana kalau efek allergi ringan akan terlihat reaksi dikulit seperti gatal, merah dan timbul rash (bercak kemerahan kulit). Kalatu muncul reaksi ini, maka obat harus dihentikan dan berikan anti histamin (anti allergi). ‘Namun pemberian Antibiotik dan Anti Tetanus Serum dengan cara injeksi (suntikan) efek yang ditimbulkan lebih berbahaya yakni Syok Anafilaktik, dimana akan menyebabkan gangguan pada system-system yang ada dalam tubuh manusia, terutama kesadaran, pernafasan dan system sirkulasi darah, BAB VIL LUKA Definisi luka : adalah kerusakan/terputusnya hubungan antar jaringan, Jenis-jenis luka : Berdasarkan lamanya luka dikenal : 1. Luka lama : untuk luka bersih bila > 8 jam, luka kotor > 6 jam 2, Luka baru : <8 jam untuk luka bersih dan < 6 jam untuk luka kotor. Berdasarkan bentuk luka : 1. Luka lecet ‘Adalah terkelupasnya permukaan kulit akibat pergeseran dengan benda keras dan kasar. Tindakan umum dilakukan dengan membersihkan luka dengan cairan antiseptik (alcohol 70 % atau cairan peroksida 3 %), kemudian beri obat luka dan biarkan tebuka. 2. Luka memar Adalah kerusakan jaringan dibawah kulit akibat benturan benda tumpul tanpa kerusakan berarti dari permukaan kulit yang ditandai membiru pada lokasi yang memar. Tindakan adalah dengan memberikan kompress dingin/es diawal kejadian selanjutnya beri LASONIL/TROMBPHOB GEL kalau bengkak. 3. Luka iris ‘Adalah luka yang terjadi benda-benda yang mempunyai pinggiran yang tajam (kaca, pisau, kertas yang baru). Tanda luka ini biasanya pinggiran memanjang, tepi luka merupakan garis lurus, jaringan sekitar tidak rusak. Tindakan umum adalah dengan membersihkan dengan antiseptik kemudian tempelkan tensoplast, atau kalau luka agak memanjang dapat ditempel dengan plester yang berbentuk kupu-kupu (dapat dibeli di apotik) . Luka Robek ‘Adalah Iuka yang diakibatkan benda tajam maupun benturan dengan benda tumpul. Tanda luka : biasanya tepi luka tidak teratur dan jaringan sekitar luka rusak. Tindakan awal adalah dengan membersihkan luka dengan cairan antiseptik, kemudian balut luka dengan kasa sterii agak menekan (agar tidak terjadi pendarahan). Untuk luka yang besar dan disertai dengan perdarahan, biasanya memerlukan tindakan penjahitan luka . Luka Tusuk Adalah luka yang diakibatkan oleh tusukan benda-benda yang berujung runcing (paku, pisau, jarum). Bahaya tetanus dan infeksi untuk luka tusuk biasanya lebih besar dari Iuka lain karena bentuk dari luka yang mulut luka lebih sempit dari dalamnya dan tepi luka ikut terdorong kedalam luka. Letak luka harus diperhatikan, misalnya dijantung/paru-paru akan segera menimbulkan kematian. ~ Luka tusuk dada : bila menembus paru-paru akan menimbulkan perdarahan hebat dan paru-paru yang kena akan mengempis dan akan terjadi gagal nafas pada korban, Korban biasanya akan kesakitan pada waktu bernafas, mendadak sesak dan menggunakan iga sisi yang sehat waktu bernafas, yang sakit akan kurang pergerakannya. Tindakan : tutup Iuka dengan kasa steril yang dibasahi cairan steril hangat, balut dengan plester yang kedap udara (STRAPPING), berim obat pengurang rasa sakit dan kirim ke Rumah Sakit secepatnya. ~ Luka tusuk di anggota badan (telapak kaki, jari tangan, kulit), Tindakan adalah dengan membersihkan luka dengan antiseptik (kalau bisa sampai kebagian dalam luka), kalau diperlukan mulut Iuka boleh dilebarkan waktu membersihkan (dengan membuat incisi silang/eross incision pada mulut luka). Balut luka dengan kasa steril Sebaiknya untuk luka-luka yang lebar/dalam, kotor dan Iuka yang waktunya sudah agak lama, setelah selesai perawatan luka perlu diberikan : L. Antibiotik oral : amoksisilin atau ampisilin (3 atau 4 X 500 mg) selama 4 atau S hari 2. Anti Tetanus Serum (AT S) injeksi untuk menghindari terjadinya tetanus. ‘Tanda-tanda luka terinfeksi dan tindakan ‘Tanda-tanda : + Merah ~ Bengkak ~ Panas ~ Sakit ~ Gangguan fungsi - Bernanah Tindakan : ~ Bersihkan luka dan sekitamya dengan cairan antiseptik ~ Keluarkan kotoran/nanah dengan menekan dari pinggir Iuka ke arah tengah ~ Bersihkan lagi daerah luka dengan cairan antiseptik (peroksida 3%) ~ Kompress dengan Rivanol 0,002% sebanyak 5 kali sehari ~ Bila luka sudah agak mengering beri zalf antibiotia ~ Beri antibiotika oral (makan) dan anti nyeri ~ Untuk luka yang terinfeksi tidak diberikan injeksi Anti Tetanus Serum. 24 BAB VIL PERDARAHAN Definisi : adalah keluarnya darah melalui pembuluh darah. Penyebab : 1. Robek di dinding pembuluh darah, misal pada trauma, operasi 2. Kelainan dinding pembuluh darah, misal pada proses keganasan, hypertensi, infeksi 3. Kelainan pembekuan darah, misal pada hermofilia ‘Macam-macam pendarahan : 1, Perdarahan luar (eksternal bleeding > terlihat) 2. Perdarahan dalam (internal bleeding > tidak terlihat) Gejala ; akan muncul tanda-tanda kalau perdarahan hebat yang menyebabkan gangguan pada status vital (yang kemudian disebut dengan shock hypovolemik) dimana system peredaran tubuh terganggu sehingga tidak memenuhi kebutuhan organ-organ penting (ginjal, jantung, otak). ‘Tanda-tanda shock (renjatan) adalah : Kulit pucat, lembab dan dingin ~ Muka pucat, berkeringat, bibir biru Gelisah, tampak mengantuk (menguap), sampai kesadaran menurin Nadi cepat dan lemah, lambat kemudian menghilang - Nafas dangkal dan kadang tidak teratur (kelihatan sesak) Penanggulangan : Untuk perdarahan dalam (yang tidak terlihat) harus dilakukan segera di rumah sakit, karena mungkin harus dilakukan tindakan operatif. Penanganan yang dilakukan di atas kapal adalah dengan menjaga jalan nafas agar tetap terbuka dan nafas tetap stabil (kalau perlu beri oksigen), menjaga hemodinamik agar tetap stabil (dengan memasang infus), dan baringkan korban dalam posisi yang nyaman (kalau muka pucat tinggikan kaki dari kepala dan tidak memakai bantal). Penanggulangan Perdarahan Luar : 1, Menghentikan pendarahan yakni : ~ secara alamiah : - akan terjadi proses pembekwan ~ pembuluh darah mengempis ~ penurunan tekanan darah sehingga aliran darah berkurang ~ dengan pertolongan a, Penekanan langsung pada luka dengan memakai pembalut sterril (balut tekan) penekanan dilakukan dengan tangan sampai perdarahan stop b. Menekan pembuluh darah yang menjadi sumber perdarahan ¢. Memakai Toniquet (torniket), yakni dengan menjepit pembuluh darah dibagian atas luka memakai kain pembalut sehingga aliran darah dibagian bawah berhenti Cara : tempat yang akan di torniket dialas kain/kasa ~ tomiket dililitkan, dibuat simpul dan dikeneangkan dengan sepotong kayu ~ tanda ikatant sudah kencang denyut nadi dibagian bawah (distal) tidak teraba, warna kulit pucat kekuningan dan darah tidak memancar lagi ~ tiap 10 menit ikatan harus dikendorkan selama 30 detik ~ sementara itu Iuka ditekan dengan kasa steril ~ bila masih berdarah dikencangkan lagi ~ bila perdarahan berhenti, tetap kendorkan tapi jangan diangkat balutannya, segera kirim pasien ke Rumah Sakit 2. Mengganti darah yang hilang dengan transfusi 26 BABIX PATAH TULANG DAN DISLOKASI Definisi : adalah suatu keadaan dimana terjadi hilangnya hubungan antar jaringan tulang. Pembagian patah tulang : 1, Berdasarkan hubungan antar fragmen tulang : ~ tanpa perubahan bentuk ~ dengan perubahan bentuk 2. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar : ~ patah tulang tertutup ~ patah tulang terbuka ‘Tanda-tanda Patah Tulang : 1. Deformitas (perubahan bentuk > bengkok/memendek) 2. Nyeri hebat (tekan/ketok) 3. Gangguan fungsi (tidak dapat digerakkan) 4. Crepitasi (bunyi/gesekan) Prinsip umum penangan patah tulang : 1, Pertahankan posisi agar tidak begeser dari posisi semula. Inj bisa dilakukan dengan cara immobilisasi tulang yang patah agar gerakan/ pergeseran tidak terjadi atau dikurangi gerakan tulang yang patah. Immobilisasi dapat dilakukan dengan cara : ~ Papan,= bidai : digunakan pada tulang panjang, tulang belakang, tulang tempurung lutut ~ Plester lebar (STRAPPING) : digunakan pada patah tulang rusuk (iga) ~ Pembalut (MITELA, FUNDA, RANSEL/RING VERBAND) : digunakan pada patah tulang rahang bawah, patah tulang selangka ~ KAIN LEBAR (selimut lebar) : dilakukan pada tulang pinggul 27 2. Kalau ada perdarahan, sebelum dilakukan pemasangan bidai sebaiknya dilakukan perawatan luka dan penghentian perdarahan lebih dulu, kemudian balut agak menekan, 3. Pemberian antibiotik untuk menghindarkan terjadi infeksi dan analgetika untuk ‘mengurangi rasa sakit, terutama kalau mau dilakukan pemasangan bidai/spalk. Gambar beberapa cara pemasangan bi 1, PATAH TULANG LENGAN ATAS 7 aj Patah tulang lengan ay 288s Geek dari siku) I Patah tulanglengen Nnsean dona29 Benger vatah tulang lengan bawah ( jaun dari siku ) 28 3. PATAH TULANG PAHA “Patah tulang pale 4, PATAH TULANG BETIS 29 6, PATAH TULANG TEMPURUNG LUTUT. j tke of Af i Cavum pleura Patah tulasg rusuk 8, PATAH TULANG RAHANG BAWAH By “% Peteh tulang rahang bawah 9. PATAH TULANG SELANGKA, DISLOKASI = adalah keluarnya kepala sendi dari mangkuk sendi Tanda-tanda : - Sendi menjadi tidak bisa dibengkoikkan (macet) - Nyeri hebat = Anggota gerak dimana sendi lepas tidak bisa digerakkan, dan jaringan kelihatan kendor Penyebab : ~ Cedera (jatuh, ditarik) ~ Kena pukulan keras ~ Untuk sendi rahang (terlalu lebar menguap/tertawa terlalu lebar) tanda penderita tidak dapat menutup mulut. Penanganan : memasukkan kembali sendi yang keluar (kalau bisa), hati-hati karena tindakan ini akan menyebabkan rasa sakit yang hebat dan korban akan mengalami shok bila tindakan dipaksakan untuk dilakukan, andaikata tidak bisa dilakukan, untuk daerah yang mengalami dislokasi dilakukan immobilisasi (dengan funda untuk tulang rahang bawah atau mitella untuk tulang selangka) atau bidai/spalk kalau dislokasi di sendi paha. SENDI NORMAL SENDI DISLOKASL () Dislocated. (@) Normal 33 BABX PATAH TULANG BELAKANG Bagian tulang belakang yang paling rentan tethadap cedera adalah daerah Ieher dan pinggang. Tulang belakang yang patah dapat membahayakan sumsum tulang belakang yang terlindung dalam cincinnya, Sumsum tulang belakang adalah bagian dari susunan syaraf pusat, yakni yang berisi serabut-serabut syaraf yang membawa perintah dari dan keotak. Penyebab patah tulang belakang biasanya akibat pukulan langsung pada tulang belakang tersebut atau jatuh yang mengakibatkan cedera pada tulang belakang. Tanda-tanda patah tulang belakang yang tidak disertai kerusakan sumsum tulang belakang adalah : = Nyeriditempat yang patah (nyeri tekan/nyeri gerak) ~ Lengkungan tulang belakang yang terdorong ke dalam, Tanda - tanda patah tulang belakang yang disertai kerusakan sunsum tulang belakang : + Kedua tungkai tidak dapat digerakkan ~ Hilang rasa pada dacrah tungkai dan tidak merasakan sesuatu - Nafassesak ~ Tidak bisa mengatur buang air kecil (beser) dan buang air besar Penanganan: - Baringkan terlentang lurus penderita diatas usungan yang beralas keras (papan), tidak boleh di atas kasur empuk, kalau perlu korban difiksasi diatas usungan agar tidak bergerak + Beri bantal kecil di pinggang korban. 34 ~ Beri obat penghilang rasa sakit ~ Kirim ke rumah sekit. Beberapa cara mengusung korban patang tulang belakang : BAB XI STERILISASI DAN DESINFEKSI Pengertian STERILISASI ; Suatu usaha untuk membebaskan alat dari kuman patogen dan apatogen berikut sporanya. DESINFEKSI : Suatu usaha untuk membunuh atau menghambat perkembangan aktivitas kuman patogen dan apatogen pada permukaan benda atau pada permukaan jaringan yang masih utuh dengan menggunekan bahan desinfektan, tapi sporanya tidak mati. Tujuan Sterilisasi : ~ Meniadakan penularan - Alat-alat dapat dipakai/digunakan sewaktu-waktu, Pelaksanaan sterilisasi dan desinfeksi sebaiknya ~ Setelah alat-alat selesai dipakai Secara rutin | (satu) kali seminggu Sewaktu-waktu bila diperlukan Bila alat dicurigai tercemar. Jenis alat yang disterilisasi dan didesinfeksi : ~ Alat kedokteran dan perawatan : alat bedah minor (pinset, gunting), kateter karet, sonde, tounge spatle ~ Alat-alat tenun : doek (penutup) operasi kecil, sprei, sarung bantal - Alat-alat makan/minum : piring, gelas, sendok/garpu. 36 Cara melakukan : A. STERILISAST 1, Mengunakan Panas Tinggi Basah a. Direbus dalam ajr mendidih selama 15 - 20 menit dalam alat sterilisator listrik atau dalam panci yang berisi air mendidih b. Memakai uap dengan tekanan tertentu (AUTOCLAVE) Alat-alat yang disterilkan misalnya : Alat-alat logam (alat bedah minor), alat-alat karet (kateter, N GT), alat-alat tenur untuk perawatan (kasa, kapas) 2. Menggunakan Panas Tinggi Kering Dengan menggunakan oven pada suhu 160° C dalam waktu + 10 menit. Hanya digunakan untuk alat-alat yang terbuat dari logam dan bukan alat tenun. 3. Memakai bahan-bahan kimia a, Penyinaran dengan sinar Gamma (radiasi sinar gamma), biasanya dipakai untuk alat-alat yang terbuat dari plastik. Misalnya benang operasi, dispossible (jarum suntik) b. Dengan tablet Formallin, biasanya dipakai untuk sterilisasi ulang sarung tangan Karet yang sudah bersih dan dimasukkan dalam stoples selama 24 jam 37 Sebelum melakukan tindakan sterilisasi penting dilakukan : 1. Alat-alat dicuci bersih lebih dahulu 2. Bila alat tercemar penyakit menular, sebelum dicuci sebaiknya direndam lebih dahulu dengan lisol 3 - 5% selama + 2 jam 3. Sarung tangan yang akan disterilkan sebaiknya setelah dicuci dikeringkan dulu dan bagian Iuar serta bagian dalamnya ditaburi bedak talk lebih dahulu agar tidak menempel 4, Sebaiknya air yang dipakai untuk mencuci alat adalah air yang mengalir. B. DESINFEKSI Adalah dengan cara merendam atau mencuci alat atau bagian tubuh dengan : 1, Sabun antiseptik 2. Lisol 0,5 - 1% 3. Aleohol 70% 4, Larutan Permanganas Kalikus (PK) 5. Menjemur selama 2 jam dibawah panas matahari. 38 BAB XII BAHAYA KERACUNAN DIATAS KAPAL Beberapa kapal membawa muatan yang bervariasi yang kadang-kadang bersifat toksik/ racun, Namun demikian beberapa bahan yang bukan merupakan muatan juga selalu tersedia diatas kapal, seperti desinfektan, cairan pemutih, cairan caustic untuk pembersih, bahKan obat-obatan juga dapt dianggap sebagai bahan racun/toksik. Bahan-bahan toksik/beracun ini dapat masuk ke dalam tubuh melaui : { ~ Saluran nafas dan paru-paru, biasanya berupa gas, debu dan wap falas 2 ~ Mulut (ditelan) / Salen Pecemaan 3 ~ Kontak melalui kulit 4 - Kontak melalui mata. Pada industri perkapalan umumnya toksik/beracun yang masuk ke dalam tubuh terbanyak melalui saluran nafas. Bahan-bahan toksik tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh secara tidak sengaja. Bahan-bahan beracun ini apat menyebabkan kerusakan jaringan yang dilalui yang bersifat sementara atau menetap. Dan efek yang ditimbulkan dapat bersifat segera (akut) atau lambat (kronik), tergantung dari : ~ Sifat dari bahan - Jumlah bahan yang terpapar - Lamanya paparan dengan bahan tersebut. Komplikesi akibat dari terpapar bahan-bahan beracun ini bervariasi tergantung bagaimana perlindungan terhadap orang-orang yang kontak dengan bahan tersebut dan tergantung pula dengan kecepatan pertolongan pada saat kejadian. 39 4. Bahan-bahan yang masuk melalui saluran nafas. Pada umumnya bahan-bahan yang masuk melalui saluran nafas terutama gas-gas dari bahan kimia seperti Carbon Monoksida dan Carbop Dioksida dalam ruangan tertutup dapat menyebabkan pelepasan oksigen dari ikatannya dalam darah. Dan harus diingat serta diwaspadai bahwa beberapa bahan kimia yang berbentuk gas sifatnya tidak berbau, apalagi kalau ruangan tesebut tertutup akan berakibat fatal bagi korban, Gejala umum yang terutama muncul kalau racun masuk melalui saluran nafas : ~ Kesulitan bernafas sampai gagal nafas ~ Mual sampai muntah ~ Sakit kepala, seperti orang bingung ~ Tidak sadar pada beberapa kasus. Penanganan secara umum : 1, Keluarkan korban ke tempat udara terbuka, longgarkan pakaian yang sempit/ mengikat (seperti sepatu, tali pinggang, dasi dan lain-lain) 2. Beri oksigen (02) segera kalau korban kelihatan kesulitan bemnafas 3. Bebaskan jalan nafas / bersihkan jalan nafas dan mulai lah lakukan pernafasan buatan kalau terjadi gagal nafas (hati-hati kalau racun yang terhisap oleh korban adalah larutan kimia dan uap dari bahan bakar) 4. Segera lakukan pijat jantung dari luar kalau terjadi henti jantung 5. Biarkan korban istirahat kalau sudah melewati masa kritis di tempat tidur (24 jam), sampai kondisinya benar-benar pulih 6: Komplikasi sering terjadi pada kasus ini seperti pembengkakan paru (pulmonary oedema), radang paru-paru (pneumonia), bronchitis. 40 2. Bahan-bahan beracun yang masuk melalui saluran cerna (tertelan) /Makewav. Gejala-gejala yang akan muncul kalau racun tertelan adalah : ~ Rasa panas di perut Muntah kadang-kadiang berdarah Sakit perut sampai kolik ~ Diare Rasa terbakar di bibir dan mulut kalau bahan bersifat korosif, asam kuat, basa kuat atau beberapa jenis desinfektan yang Konsentrasinya tinggi, yang dipakai untuk pembersih kamar mandi, kloset atau keramik - Kesadaran dapat terganggu kalau bahan tersebut terikat pada system syaraf, bahkan dapat menimbulkan kematian, Pengaruh atau efek yang ditimbulkan dapat berlangsung lambat karena bahan tersebut diserap dulu kedalam darah, Obat-obatan yang mengandung narkotika, beberapa jenis obat yang menidurkan, obat penghilang rasa sakit, akan menimbulkan gejala keracunan apabila dosis yang dipakai berlebihan, Apalagi kalau pemakaian obat-obatan ini berbarengan dengan pemakaian alcohol. Penanganan : ~ Sebaiknya kita dapat mengidentifikasikan lebih dahulu racun/bahan toksik yang dipakai (tertelan), bila korban sadar dan merasa sakit biasanya bisa ditanya. Tapi bila korban tidak sadar, kita dapat melihat disekitar korban apakah ada botol, sisaracun yang tertinggal untuk memudahkan kita, mengidentifikasi jenis racun ~ Jangan memaksa agar korban kita muntah, kalau korban sadar berikan larutan garam + 500 ml ~ Jangan memberikan apapun melaui mulut (makan/minum), kalau korban tidak sadar - Lakukan segera nafas buatan dan pijat jantung luar bila terjadi gagal nafas dan gagal jantung. 41 - Bila korban sadar berikan norit atau minum banyak agar racun yang tertelan diserap oleh norit dan segera dikeluarkan. 5. Kontak bahan beracun melalui kulit \“ Bahan beracun yang masuk melalui kontek dengan kulit akan memberikan efek : - Kontak Iangsung, dapat menyebabkan iritasi pada kulit seperti kulit menjadi merah, rasa terbakar (panas), melepuh - Kalau terjadi penyerapan kealiran darah akan menyebebkan efek sisiematik seperti mual, muntah, lemah bahkan dapat membuat hilangnya kesadaran. Penanganan : - Pakaian yang terkena bahan racun sebaiknya ditanggalkan segera, demikian juga sepatu : ~ Cuci seluruh permukean tubuh yang kontak dengan bahan beracun dengan air +10 menit, kalau masih ada bahan yang tertinggal ulangi lagi pencucian sampai 10 menit - Kalau terjadi Iuka bakar, setelah proses pencucian rawat Iuka dengan perawatari luka bakar. 4, Kontak bahan beracun dengan mata Gejala yang timbul adalah berupa : - Mata merah karena terjadi iritasi ~ Mata berair dan terasa perih ~ Gangguan penglihatan mungkin terjadi. Penanganan yang utama adalah mencuci mata yang terkontaminasi bahan beracun dengan air bersih yang mengalir selama paling sedikit 10 menit, bahkan kalau bahan bersifat basa atau asam kuat, sebaiknya proses pencucian lebih lama lagi. Setelah itu beri salap antibiotik untuk mata, tutup mata dengan kasa steril, Kalau nyeri beri pengurang nyeri (misal parasetamol tablet 3X 500 mg). 42 BAB XIII LUKA BAKAR, PENGARUH PANAS DAN DINGIN LUKABAKAR Adalah suatu kondisi dimana terjadi luka akibat sentuhan permukaan tubuh dengan : a, Benda-benda yang menghasilkan panas (api, uap panas, air panas, listrik/petir, matahari) b. Zat-zat kimia yang bersifat membakar seperti asam kuat (H2S04, Hel), dan basa kuat (NaOH, KOH) Penting diketahui pembagian/Klasifikasi luka baker untuk menentukan tingkat keparahan dan prognosa dari luka bakar tersebut. Pembagian luka baker dapat berdasarkan : a. Derajat kedalamannya b, Luasnya (berdasarkan prosentase menurut rumus 9/Rule of Nine) c. Menurut berat atau ringannya Iuka bakar. Derajat luka bakar menurut kedalamannya dapat dibagi atas 3 (tiga) tingkatan : 1. Derajat I (mengenai lapisan kulit luar / epidermis) : Tanda-tanda : a. Kulit kemerahan b. Sedikit membengkak c. Rasa panas, nyeri dan tertekan d. Sembuh+ 2-7 hari. 43 2. Derajat II (mengenai permukaan yang lebih dalam/Derniis) : Tanda-tanda : a. Kulit melepuh b. Dasar kulit merah c. Membengkak dan nyeri hebat (karena terjadi kerusakan pada ujung syaraf) d. Sembuh + selama 3 - 4 minggu. 3. Derajat IIT (mengenai seluruh lapisan kulit, bahkan sampai ke lemak, otot, dan tulang) Tanda-tanda : a, Luka menggarang (hangus) b. Nyeri cenderung tidak ada karena sudah terjadi kerusakan total ujung-ujung syaraf c. Kesembuhan tergantung dari kedalaman luka dan biasanya terpaksa harus dilakukan operasi plastik (kosmetik) untuk mengganti jaringan yang hilang dan adakalanya terpaksa dilakukan amputasi jaringan t'la tulang didaerah yang terbakar hangus 4. Biasanya sembuh ekan menghasilkan cacat kosmetik berupa sikatrik dan bila terjadi didaerah persendian akan menyebabkan sendi tersebut tidak bisa diluruskan/dibengkokkan. Pembagian Iuka bakar menurut Iuasnya dipakai aturan/rumus sembilan (9) arau Rule of Nine, dimana rumus ini akan membagi bagian-bagian dari tubuh atas prosentase yaitu : 44 1. Kepala dan Leher 9% 2. Batang Tubuh (dada, perut, punggung dan bokong) : 4X9% = 36% 3. Lengan atas dan lengan bawah (depan dan belakang) : 2 X9% = 18% 4. Tungkai atas dan bawah (depan dan belakang) : 2X9%=36% 5. Kemaluan 1% Diagram RULE OF NINE Figure 4.15 Rule of ninés—to determine the extent of burns. Aturan/rumus sembilan penting dihitung pada kasus bakar karena kita akan menentukan sejauh mana luka bakar itu dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang menyebabkan kasus/korban jatuh dalam keadaan syok. ~ Pada orang dewasa : luka bakar seluas 15 - 20 % akan menyebabkan syok ~ Pada anak-anak dan orang tua, luka bakar seluas > 10 % sudah menyebabkan syok. 45 Berat Ringan Luka Bakar dapat dilihat dari : 1. Luka Bakar Ringan Luka Bakar Tingkat I dan Tingkat IT dengan luas < 15% serta luka bakar Tingkut III denan luas <2 %, bila tanpa komplikasi dapat berobat jaian Luka Bakar Sedang Luka Bakar tingkat II (seluas 10 - 15 %), luka bakar tingkat III (seluas 5 - 10 %), sebaiknya dirawat 3. Luka Bakar Berat Luka bakar Tingkat II dengan luas lebih dari 20 %, luka bakar tingkat I] (yang mengenai wajah, tangan, kaki, alat kelamin, persendian), luka bakar tingkat II dengan luas > 10 % serta luka bakar dengan komplikasi, korban harus dirawat. yang terjadi pada kasus luka bakar adalah : ~ Syok karena kehilangan cairan tubuh ~ Infeksi akibat luka yang luas, terbuka dan perawatan yang tidak baik ~ Deformitas (sikatrik, jaringan parut) Tujuan Pengobatan daripada luka bakar adalah untuk : a, Mencegah / mengatasi syok dengan memberikan cairan secukupnya misal dengan minum banyak atau pemasangan infus b. Mengurangi rasa sakit dengan memberikan obat penghilang/pereda nyeri c. Mencegah infeksi dengan perawatan luka yang baik dan pemberian antibiotika yang tepat. Tindakan secara Umum adalah : 1, Singkirkan korban secepat mungkin dari sumber panas 2, Segera atasi syok atau kemungkinan syok lebih dulu dengan pemberian cairan (minum, infus). Minum sebaiknya cairan yang mengandung elekrolit (oralit, larutan gula garam atau 450 mg tablet garam larutkan dengan 500 ml air). 46 3. Perawatan luka dengan mendinginkan memakai air dingin bersih atau mencuci luka dengan cairan Steril (aquades steril), kemudian beri salap luka bakar (bioplacenton, burnazin cream). Tidak dianjurkan untuk memberikan pasta gigi, mentega, kecap, telur diatas In. bakar yang terbuka, 4, Balut luka bakar dengan kasa steril (jangan tebal-tebal), kalau ada sebelum dibalut lapisi dulu dengan supratulle (Kain jaring yang sudah dibububi salap) 5, Pengobatan systematic dapat diberikan : Anti jotika, Analgetika, Anti radang, Anti Tetanus Serum untuk mencegah tetanus 6. Nutrisi yang baik dan cairan yang cukup 7. Untuk luka bakar yang disebabkan zat kimia harus dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya kalau perlu lakukan netralisasi pada saat pencucian (asam kuat dengan larutan % L air + 2 sendok makan soda kue dan basa kuat dengan larutan cuka dapur 1 % encerkan 25 kali). Kasus-kasus yang harus segera dikirim ke Rumah Sakit dalam waktu 6 jam atau harus segera dilakukan komunikasi medik (Radio Medical Advice) adalah : = Luka Bakar Tingkat lIV/berat ~ Luka Bakar pada bayi dan orang lanjut usia ~ Luka bakar pada wajah, genitalia, dan luka bakar luas disekitar persendian ~ Luka Bakar > 18 % pada orang dewasa atau 10 % pada anak dan orang lanjut usia. Pada saat pencucian luka bakar harus benar-benar diperhatikan, karena rasa sakit akan muncul hebat yang kadang-kadang akan membuat korban syok akibat nyeri, sehingga lakukan hati-hati dan kalau perlu sebelum pencucian luka berikan injeksi morfin 10 - 15 mg (bila luka bakar luas). 47 I HEAT HYPERPYREXIA = HEAT STROKE ‘Timbul karena kegagalan mekanisme pengatur subu tubuh akibat kontak lama dengan suhu lingkungan tinggi dengen ventilasi buruk dan kerja berat. Merupakan keadaan yang berat sering menyebabkan : ~ Kegagalan ginjal akut ~ Kerusakan hati ~ Syok berat sehingga menimbulkan kematian. Gejala dan Tanda Gejala Prodmoral ; Lemah, pusing, nyeri kepala, mual, nyeri Epigastrium pengurangan/terhentinya sekresi keringat. Beberapa jam kemudian : 1. Gelisah dan penurunan kesadaran 2. Pupil mula-mula mengecil kemudian melebar 3. Kulit kemerahan, panas, kering, tidak ada sekeresi keringat 4. Subu tubuh naik cepat samapai 40 - 41°C 5. Tahikardi (nadi menjadi cepat), pemnafasan cepat 6. Kejang setempavumum. Pada Hyperpyrexia dapat dipikirkan kemungkinan lain, misalnya : - Malaria ~ Meningitis (radang pada selaput otak) ~ Bronco pneumonia (radang paru-paru) ~ Krisis Thyreoid (Kelenjar gondok). Penata laksanaan : 1, Turunkan subu tubuh segera : ~ Pindahkasi ke tempat sejuk dan ventilasi baik ~ Pakaian ditanggalkan, guyur dengan air dingin 48 ~ Massage kulit Periksa suhu tiap 10 menit, jangan sampai kurang dari 38,5°C. 2. Obat-obat bila perlu : ~ Infus cairan ~ Sedatif (bila kejang) : Diapezam 10 -20 mg, disuntikkan intra vena HI. FROBSITE Adalah keadaan yang terjadi dimana kekurangan aliran darah hangat pada jari- jari tangan dan kaki, Hal ini terjadi pada cuaca yang kering, beku dan berangin. Orang yang tidak bisa bergerak sangat peka terhadap keadaan ini. Jaringan dan anggota tubuh membeku dan terjadi kerusakan dangkal dan dalam. Pada kasus yang ringan dapat pulih kembali, tetapi pada frobsite yang berat dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang permanen. ‘Tanda-tanda : - muka-mula nyeri seperti ditusuk jarum ~ bagian yang terserang tampak pucat ~ bagian yang sakit menjadi mati rasa ~ kulitnya keras, kaku, waranya putih kemudian berbintik- bintik biru, kadang-kadang bahkan hitam (tanda jaringan rusak). Tindakan : 1, Lepaskan sarung tangan, cincin, sepatu Hangatkan perlahan-lahan bagian tubuh yang sakit dengan tangan anda, pangkuan anda, ketiak korban atau rendam dengan air hangat 2. Korban dibawa ke tempat yang hangat(ruangan yang hangat) Kalau warna kulit segera berubah pucat, rendam bagian yang sakit pada air hangat Keringkan secara hati-hati dan dibalut dengan kassa kering, yang berbulu tapi jangan ditekan, Jangan memecabkan kulit yang melepuh 4, Tungkai ditinggikan dan ditopang untuk mengurangi bengkak, berikan tablet pengurang rasa sakit (analgetik). Kirimkan ke rumah sakit bila perlu, 49 BAB XIV PETUNJUK PENGOBATAN MELALUI RADIO (KONSULTAS! KESEHATAN MELALUI RADIO-RADIO. MEDICAL ADVICE) Suatu kasus kedaruratan medik (kecelakaan atau kasus penyakit mendadak) diatas kapal kadang-kadang tidak dapat diatasi oleh tenaga yang bertanggung jawab atas perawatan medis diatas kapal maupun oleh pimpinan kapal. Hal ini akan menimbulkan kecemasan yang tinggi bagi mereka, terutama apabila tenaga ‘medis/paramedis tidak ada dikapal Untuk kasus seperti ini sebagai pimpinan diatas kapal Nakhoda seharusnya jangan ragu untuk mengambil keputusan mencari bantuan kesehatan melalui radio komunikasi yang ada tersedia diatas kapal (radio telegraphy/morse atau radio telephone). Petunjuk kesehatan yang diberikan sangat berguna untuk : 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Membantu meringankan tanggung jawab Nakhoda 3. Untuk meringankan beban mental si korban, Petunjuk kesehatan melalui radio komunikasi ini dapat diperoleh dengan 2 (dua) cara yakni : 1. Dri stasiun pantai yang dihubungkan dengan Rumah Sakit 2. Dari kapal lain yang membawa tim medis (dokter dan perawat) Namun demikian dibutubkan suatu pengetahuan informasi dalam satu bahasa yang umum. dipakai dari kedua belah pihak (bahasa pengantar maritime), sehingga tidak akan terjadi kesalah fahaman dalam menafsirkan kode-kode pesanan yang dikirimkan. Semua informasi sebaiknya dikirimkan oleh dokter yang dirujuk dan semua petunjuk dari dokter seharusnya benar-benar difahami dan dapat dilaksanakan. 50 Cara melakukan komunikasi : 1. Dari Stasiun Pantai Pelayanan ini dapat kerja sama dengan Rumah Sakit atau dokter-dokter lokal Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menghubungi Stasiun Radio pantai, radio pantai akan menghubungi Rumah sakit atau dokter-dokter lokal. Rumah Sakit atau dokter akan memberikan saren (advice = petunjuk) apa yang harus dilakukan oleh petugas diatas kapal. Hubungan ini sebaiknya harus dipantau terus menerus sampai masalah kedaruratan di atas kapal teratasi. Pangilan radio untuk bantuan medis biasanya diberikan prioritas diatas semua jalur komunikasi kapal, kecuali yang berhubungan dengan kapal-kapal yang meminta bantuan musibah berupa $ OS. Berita yang dikirim sebaiknya atas nama Nakhoda atau petugas yang bertanggung jawab di kapal dan dilakukan dengan jelas dan singkat serta benar. Cara ini akan memberikan kecepatan dalam menjawab dan menghemat waktu. 2, Dari Kapal lain yang membawa tim Medis Metode ini merupakan suatu alternatif yang sengat berguna, terutama ketika kapal sedang berada di tangah lau‘an yang jauh dari daratan. Dokter kapal akan meberikan nasehat medis berdasarkan permintaaan atau pertemuan bisa diatur supaya Dokter dapat memeriksa pasien secara langsung. Dokter mungkin akan memutuskan memindahkan pasién jika diperlukan dengan pertimbangan keselamatan jiwa korban/pasien. Sebelum melakukan komunikasi Medik sebaiknya Informasi sudah disiapkan terlebih dahulu agar bantuan dapat segera diberikan. Lengkapi formulir atau catatan resmi sebelum meminta bantuan dan tulislah nasehat dokter dengan jelas dan lengkap atau ulangi sekali lagi kalau perlu untuk menghindari terjadi kesalah fahaman informasi. 31 Hal-hal yang harus dilaporkan untuk komunikasi medik adalah : I. MENYANGKUT PENYAKIT 1. Uraian-uraian tentang kapal Nama Kapal dan Nama Pangilan kapal Tanggal dan waktu pada saat itu Pelabuhan yang ditinggalkan Pelabuban tujuan adalah ........ dan ..... jam/hari lagi perjalanan yang akan ditempuh. Pelabuhan terdekat ...... dan ...... jam/hari lagi perjalanan yang akan ditempuh Kemungkinan pelabuhan terdekat yang mungkin dapat di egahi adalah jam/hari lagi perjalanan akan ditempuh. 2. Uraian-uraian tentang pasien/korban ~ Nama panggilan dan nama lain (alias) pasien/korban ~ Pekerjaan diatas kapal ~ Usia dan jenis kelamin 3. Uraian-uraian tentan penyakit = Apa yang dikelubkan, kapan mulai keluhan dan bagaimana keluhan itu terjadi (mulainya mendadak atau perlahan-lahan) ~ Apakah keluhan ini terjadinya pada saat korban/pasien sedang melakukan aktifitas atau sedang istirahat ~ Uraikan perjalanan penyakit yang sekarang dari waktu mulai hingga saat ini, jangan lupa menanyakan penyakit penting dimasa lalu pasien (operasi atau penyakit jantung) ~ Uraikan juga tentang penyakit keturunan kalau ada, kondisi psikis pasien (cemas atau stress) ~ Catat semua dan laporkan obat-obat yang telah diminum (beserta dosis dan berapa kali diminum) sebelum datangnya penyakit atau makanan/ minuman beralkohol yang dikonsumsi pasien sebelum datang penyakit yang sekarang, 4, Hasil-hasil pemeriksaan yang ditemukan terhadap korban + Kesadaran, pernafasan, denyut nadi, tekanan darah, suhu tebuh ~ Uraikan secara menyeluruh keadaan umum dan bagian-bagian yang cenderung diderita pasien (misal nyeri perut kanan bawah, sesak, pucat, berkeringat banyak dan dingin) - Adakah bengkak, memar, atau anggota gerak mati rasa/tidak bisa bergerak dan lain-lain ~ Pemeriksaan lain, misal bagaimana buang air kecil pesien, muntah (biasa atau bereampur darah) 5. Kemungkinan Diagnosa ~ Bagaimana menurut pendapat anda tentang diagnosa terhadap pasiean tersebut ~ Kemungkinan penyakit-penyakit lain yang mungkin telah anda pertimbangkan tethadap pasien (penyakit yang menyertai keluhan sekarang) 6. Perawatan yang Telah Diberikan di atas Kapal ~ Catat dan laporkanlah dengan lengkap pengobatan yang telah diberikan sejak mulai penyakit muncul baik dosis, waktu pemberian, jenis obat yang diberi (antibiotic, analgetik, dll.), sebaiknya menyebutkan nama obat yang diberikan dan dosis harus disebutkan kadar dari obat (misal ampicillin 3X500 mg, paracetamol 3X500 mg) - Bagaimana respon terhadap obat-obat yang diberikan (bertambah baik atau memburuk) 33 7. Masalah-masalah dan komentar lain ~ Masalah apa yang membuat anda cemas sekarang + Saran apalagi yang akan anda minta kepada dokter demi keselamatan pasien. 8. Saran atau komentar dari dokter II, HAL-HAL YANG HARUS DILAPORKAN DALAM HAL LUKA. 1, Uraian-uraian tentang kapal dan uraian tentang penderita sama seperti yang dilaporkan mengenai penyakit. 2. Uraian-uraian tentang LUKA = Bagaimana Iuka itu timbul, kapan luka timbul dan bagaimana terjadinya luka, dimana lokasi dari luka (ukuran luka dan jenis luka) ~ Apakah yang sangat dikeluhkan oleh korban atau apakah korban masih ingat segala sesuatu yang telah terjadi atau korban kehilangan kesadaran ‘walaupun sangat singkat = Apakah pasien ada mengkonsumsi alcohol atau obat-obat tertenta yang bukan untuk keperluan medis sebelum timbul Iuka = Catat dan laporkan dengan jelas semua pengobatan dan tindakan yang sudah diberikan terhadap lukanya 54 ~ Andaikata korban kehilangan kesadaran, catat dan laporkan serta uraikan kapan kesadaran hilang (setelah luka atau sebelum luka timbul), berapa Jama (< 10 menit, 30 menit atau lebih dari | jam). . Hasil-hasil pemeriksaan ~ Kesadaran, pernafasan, denyut jantung/nadi, tekanan darah, suliu tubuh dan uraikan dengan jelas kondisi korban saat itu ~ Catat dan laporkanlah apa yang pemeriksa temukan pada korban terutama tentang luka dan penyebab utama - Apakah korban kehilangan darah banyak, adakah tanda-tanda shock akibat kehilangan darah tersebut - Pemeriksaan lain yang anda anggap penting seperti air seni korban, muntah, dan lain-lain. . Perwatan dan penatalaksanaan yang telah diberikan - Uraikan pertolongan pertama yang sudab diberikan dan perawatan apa yang sudah dilakukan sejak terjadinya luka tersebut ~ Catat dan laporkan obat-obat yang sudah diberi (dosis, jenis dan cara pemberian) - Bagaimana respon korban atas perawatan yang sudah diberikan (membaik atau memburuk) . Masalah-masalah dan komentar lain - Masalah apa yang membuat anda cemas - Saran apa yang mungkin akan anda beri kepada pasien sesuai petunjuk Dokter . Komentar dari dokter radio. 35 BAB XIV. RESUSI JANTUNG PARU ( RJP) RESUSITASI KARDIO PULMONER (RKP ) CARDIO PULMONARY RECUSITATION (CPR ) Resusitasi adalah : tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan atau fungsi sirkulasi yang efektif. Resusitasi dapat dilakukan pada kasus-kasus yang mengalami: 1, Terhentinya system sirkulasi karena : > Penyakit Jantung > Shock listerik > Shock berat 2. Terhentinya pernafasan karena ; > Sumbatan pada jalan nafas (karena benda asing, lendir, kotoran maupun lidah korban sendiri yang jatuh kebelakang pada saat tidak sadar) v Trauma kepala > Keracunan > Tenggelam > Shock Berat Gojala dan Tanda untuk (1 +2) adalah : > Kesadaran tidak ada > Tidak bernafas (kulit kebiru-biruan) > Nadi besar (nadi Carotis = nadi di leher) tidak teraba > Subu tubuh mulai menuren, terutama daerah ujung jari tangan dan kaki Sebelum melakukan tindakan resusitasi jantung paru sebaiknya pemeriksaan awal penting dilakukan lebih dahulu, terutama untuk korban-korban yang keracunan. 56 Tahap-tahap Resusitasi Jantung Paru (RIP) adalah : 1, Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) 2, Bantuan Hidup Lanjut (Advanced Life Support) 3. Bantuan Hidup Jangka Panjang (Prolonged Life Support) Bantuan Hidup Dasar adalah bantuan yang diberikan kepada korban di tempat kejadian (tidak menunggu dikirim ke rumah sakit, atau menunggu petugas medik datang). Sehingga setiap tenaga yang ada di atas kapal harus bisa melakukan tindakan ini, tanpa kecuali Sedangkan Bantuan Hidup Lanjut dan Bantuan Hidup Jangka Panjang dilakukan di Rumah Sakit. namun demikian ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan tindakan resusitasi jantung paru ini, terutama untuk korban-korban yang : - Mempunyai penyakit menular yang ditularkan melalui saluran nafas ~ Korban dengan cedera tulang leher ~ Korban yang dicurigai meminum/terminum racun - Korban yang dicurigai adanya tanda-tanda patah tulang rusuk ~ Korban seorang wanita, BANTUAN HIDUP DASAR ‘Ada 3 (tiga) fase yang dikerjakan yakni : 1, FASE AIRWAY (JALAN NAFAS) Yakni fase dimana pertama kali kita menemukan korban dan memberikan pertolongan, Fase ini bertujuan untuk menjaga jalan nafas korban agar tetap terbuka dan bersih yakni dengan cara : > Menidurkan/meletakkan korban terlentang di alas yang rata (kalau bisa keras) > Membersihkan mulut korban dengan memasukkan tangan penolong kedalam mulut korban (kalau bisa sampai pharynx) 37 > Menengadahkan kepala korban ke atas dengan cara mengangkat leher bagian belakang korban dan menarik rahang bawah ke depan, sehingga mulut korban terbuka, Dengan cara seperti ini kalau korban gagal nafas karena sumbatan jalan nafas, akan membuat korban bernafas kembali ‘Namun bila dengan cara ini korban masih belum juga bernafas jangan membuang wakta lagi, segera lakukan nafas buatan awal mulut ke mulut (mouth to mouth breathing) sebanyak 3 - 5 kali. Kemudian nilai pemafasan apakah muncul spontan atau tidak, andaikata tidak maka kita langsung masuk ke fase B (Breathing), FASE AIRWAY 2. FASE B (BREATHING) Fase ini adalah tindakan yang dilakukan bila fase Airway gagal, yaitu dengan memberikan nafas buatan yang dapat dikerjakan walaupun nadi Carotis (di leher) masih teraba, Posisi korban pada saat melakukan pernafasan buatan mulut ke mulut adalah sama seperti posisi Korban pada fase A, dimana kepala tetap didongakkan dan korban ditidurkan pada alas yang keras. Cara melakukan nafas buatan mulut ke mulut : 1. Mulut korban dalam kondisi terbuka dan dagu didorong kedepan 2. Mulut penolong dibuka lebar, tarik nafas dalam-dalam kemudian letakkan mulut penolong melingkari seluruh mulut KORBAN 3. Sambil menutup/memijit hidung korban, penolong meniupkan udara secara Jembut tapi penuh ke paru-paru korban, Tindakan ini akan membuat paru- paru korban mengembang dan udara akan mengalir ke dalam paru-paru. Tanda udara masuk ke paru-paru, pada saat meniup udara perhatikan dada korban, mengembang atau tidak, Karena ada kalanya udara tidak masuk ke paru-paru, tapi masuk kerongga perut. 4. Kemudian bebaskan mulut korban dan ulangi lagi tindakan tersebut beberapa kali sampai muncul pernafasan spontan. jangan lupa tetap harus dinilai denyut nadi Carotis. 5. Untuk korban seorang anak kecil, tiupan udara ke paru-paru tidak boleh terlalu keras. 6. Selain tiupan udara ke mulut korban, dapat juga tiupan dilakukan ke hidung korban dan pada saat tiupan udara mulut korban harus tertutup rapat. Gambar cara pernafasan buatan mulut ke mulut 3. FASE CIRCULATION (C) Fase ini dilakukan : - Bersama-sama fase B bila denyut nadi Carotis tidak ada ~ Bila tindakan pada fase B gagal Cara melakukan fase C Tujuan pada fase ini adalah untuk membuat jantung berdenyut kembali seperti semula, oleh karena itu bantuan diberikan dari luar yakni dengan cara melakukan pijat jantung, (massage jantung) dari luar. Untuk melakukan tindakan ini korban harus ~ Diletakkan/dibaringkan terlentang di alas yang keras (papan, lantai), ~ Kepala dalam posisi ekstensi maksimal (tengadah) ~ Pakaian korban harus dibuka Cara melakukan pijat jantung luar : ~ Cari ujung tulang dada korban ~ Ukur kearah atas tulang dada tersebut kira-kira 2 - 3 em diatas ujung tulang ~ Letakkan pangkal telapak tangan penolong diatas tulang yang sudah diukur tersebut dan telapak tangan yang satunya diletakkan diatas tangan T ~ Dorong bahu penolong kebawah sehinga menekan dada korban, dengan gerakan ritmis sesuai detak jantung (kecepatan 60 - 80 X/menit) ~ Penekanan (kompresi) ini akan menyebabkan darah yang ada dalam jantung dipompakan ke dalam aliran darah ~ Pijat jantung ini harus dilakukan bergantian dengan pemberian nafas buatan mulut ke mulut secara beraturan ~ Penolong 1 orang : dengan irama 15 kali kompresi jantung dan 2 kali tiupan nafas Penolong 2 orang : dengan irama 5 kali kompresi jantung dan 1 kali tiupan nafas ~ Kompresi/penekanan jantung dari luar, bila dilakukan pada bayi adalah dengan cara menekan tulang dada bayi dengan ke dua ibu jari penolong. 60

Anda mungkin juga menyukai

  • Bpi 20220218 153821
    Bpi 20220218 153821
    Dokumen19 halaman
    Bpi 20220218 153821
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Bpi 20220225 153527
    Bpi 20220225 153527
    Dokumen21 halaman
    Bpi 20220225 153527
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Bpi 20221209 142617
    Bpi 20221209 142617
    Dokumen17 halaman
    Bpi 20221209 142617
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Kisi Kisi
    Kisi Kisi
    Dokumen52 halaman
    Kisi Kisi
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Bpi 20221202 191453
    Bpi 20221202 191453
    Dokumen22 halaman
    Bpi 20221202 191453
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Naskah 3
    Naskah 3
    Dokumen4 halaman
    Naskah 3
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Naskah 1
    Naskah 1
    Dokumen3 halaman
    Naskah 1
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Naskah 4
    Naskah 4
    Dokumen5 halaman
    Naskah 4
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • OLAH GERAK (Alternatif)
    OLAH GERAK (Alternatif)
    Dokumen12 halaman
    OLAH GERAK (Alternatif)
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Perawatan Dan Perbaikan
    Perawatan Dan Perbaikan
    Dokumen2 halaman
    Perawatan Dan Perbaikan
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Naskah 2
    Naskah 2
    Dokumen3 halaman
    Naskah 2
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat
  • Naskah 5
    Naskah 5
    Dokumen5 halaman
    Naskah 5
    Suryadilaga Jajang
    Belum ada peringkat