Laporan Magang Muhammad Ilham D1C
Laporan Magang Muhammad Ilham D1C
Laporan Magang Muhammad Ilham D1C
MUHAMMAD ILHAM
D1C012033
UNIVERSITAS JAMBI
2016
2
RINGKASAN
Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kinerja dari screw press perlu
diperhatikan selama proses pelumatan buah di dalam digester. Upaya mengurangi
losses pada ampas press di stasiun pressan (screw press) yaitu dengan tindakan
pengendalian dan pengawasan seperti volume digester dijaga selalu penuh
minimal ¾ dengan kecepatan pengadukan 26 rpm dan jarak pisau dengan dinding
digester20 mm, tekanan hidrolik stabil 40-50 bar pada srew press, pastikan jam
operasi worm screw baru maksimal 1000 jam dan mengontrol tekanan lawan dan
stabilitas tekanan menggunakan sistem interlocking antara power penggerak
screw dengan hydrauliccone serta memperbaiki alat yang daya kerjanya tidak
optimal seperti memperbaiki bottom plat pada digester. Penggunaan temperatur
pada range 78-850C di digester dan air pengencer dapat diterapkan jika tindakan
pengendalian diatas dapat dilakukan.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dapat diselesaikan.
Saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sejak masa pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) hingga selesai
penyusunan laporan ini. Terimakasih ini saya ucapkan kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Sahrial, M.Si selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jambi.
2. Ibu Dr. Ir. Hj. Lavlinesia, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jambi.
3. Ibu Ir.Emanauli, M.P selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapang.
4. Bapak Munawwir Nasrul, S.T selaku Pembimbing lapang 1 pada Praktek
Kerja Lapangan.
5. Bapak Arza Setiawan, S.T selaku Pembimbing lapang II pada Praktek Kerja
Lapangan.
6. Segenap jajaran manajemen, staff dan pekerja PT. Perkebunan Nusantara VI
Unit PSB IPinang Tinggi.
Jambi, 2016
Penyusun
4
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
RINGKASAN..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
2.3.2 Produk..................................................................................................9
5
2.3.3.5 Stasiun Pengempaan (Pressing).................................................18
2.4.2.1 Turbin.........................................................................................22
2.4.2.2 Genset.........................................................................................23
BAB IV PENUTUP...............................................................................................47
4.1 Kesimpulan...................................................................................................47
4.2 Saran.............................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................48
LAMPIRAN...........................................................................................................49
6
DAFTAR TABEL
Halaman
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
9
BAB I
PENDAHULUAN
10
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Manfaat dari praktek kerja lapang ini adalah untuk melengkapi dan
memenuhi syarat mata kuliah wajib pada program studi Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi. Melatih dan mempelajari
permasalahan real di dunia kerja dan mencari solusinya dan membina kerjasama
antara FATETA-UNJA dengan unit usaha PSB I Pinang Tinggi PT. Perkebunan
Nusantara VI (PERSERO).
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama dua bulan, dimulai pada
tanggal 25 Januari – 25 Maret 2016.
11
BAB II
1. Mengelola bisnis kelapa sawit, teh dan hutan tanaman industri (HTI) karet
secara profesional untuk menghasilkan produk berkualitas yang dikehendaki
oleh pasar.
2. Menumbuh kembangkan prinsip kemitraan usaha sebagai basis dalam
pengolahan bisnis untuk mencapai kinerja unggul.
3. Mengelola usaha dengan mempraktekkan teknologi ramah lingkungan dalam
mewujudkan “ triple bottom line principle” yaitu “planet, people, and profit”.
4. Memposisikan karyawan sebagai pilar utama organisasi dan mitra usaha serta
stakeholder lainnya sebagai pendukung dalam menciptakan nilai perusahaan.
5. Memegang prinsip tata kelola yang baik dan nilai-nilai luhur perusahaan
dalam berprilaku dan dalam mengelola bisnis perusahaan.
12
PIR-SUS dan PIR-TRANS, maka pada tahun anggaran 1982/1983 dibangunlah
beberapa kebun dengan budidaya kelapa sawit yang terdiri dari kebun inti dan
kebun plasma dan mulai berproduksi pada tahun 1987.
Untuk mengolah TBS hasil produksi kebun inti dan kebun plasma tersebut
maka pada tahun 1987 dibangunlah pabrik kelapa sawit mini yang berkapasitas 5
ton/jam. Sehubungan dengan meningkatnya hasil produksi TBS dari kebun inti
dan kebun plasma yang tidak dapat lagi diolah oleh pabrik mini, maka pada
pertengahan tahun 1990 diatas tanah seluas 26 Ha dimulailah pembangunan
pabrik kepala sawit Pinang Tinggi yang berkapasitas 60 ton/jam.
13
pimpin oleh seorang Manager,kemudian pada tahun 2000 - 2001 PKS PT
digabung dengan PKS Bunut yaitu Penggabungan 2 Pabrik dibawah satu
Manager, dengan nama PKS Pinang Tinggi Bunut ( PKS PT –BUN ).
Pada Tahun 2002 - 2006 PKS PT – BUN berpisah dengan PKS Bunut
(PKS Bunut mempunyai seorang Manajer sendiri) dan Pinang Tinggi masih
berdiri sendiri dengan dipimpin oleh seorang Manajer yaitu : Senior Manajer.
Kemudian pada tahun 2005 – 2006 PKS Bunut bergabung dengan manajemen
Kebun Pinang Tinggi Bunut Inti dan pada tahun 2007 PKS Pinang Tinggi
berubah manajemen menjadi Unit Usaha PPT (PKS Pinang Tinggi) dengan
penggabungan 2 Kebun Plasma (Kebun Plasma Pinang Tinggi dan Kebun
Markanding) yang berkantor di PKS Pinang Tinggi. Kemudian pada tahun 2008 –
2013 dengan Surat Keputusan Direksi PTP Nusantara VI ( PERSERO ) Nomor :
06.05/KPTS/01/2008, tentang Penyempurnaan Struktur Organisasi PTP Nusantara
VI (PERSERO)melebur Unit Usaha PPT menjadi Unit Usaha PSB (PKS Sei
Bahar Group) dengan menggabungkan 3 PKS (Pinang Tinggi, Bunut dan Tanjung
Lebar ) dibawah satu manajemen di pimpin seorang Manajer.
Kemudian Pada Tahun 2014 sampai sekarang yang semula PSB Group
dipimpin seorang Manager PSB, berdasarkan perkembangan dan kebutuhan
organisasi manajemen PSB Group berubah menjadi PSB I Pinang Tinggi, PSB II
Bunut dan PSB III Tanjung Lebar dibawah naungan Manajer Administratif PSB
yang berkedudukan di Kantor Pusat PTP Nusantara VI ( PERSERO ) Bagian
Teknik Teknologi.
14
Km bujur timur dari ibu kota Provinsi Jambi dan ± 120 Km bujur timur Sengeti
ibu kota kabupaten Muaro Jambi.
Luas area PSB 1 Pinang Tinggi 10,03 ha, meliputi : bangunan pabrik 3 ha,
luas bangunan/ taman 4 ha, dan areal effluent treatment 3,13 ha.
Jumlah tenaga kerja yang terdapat di PSB 1 Pinang Tinggi dari kepala
pabrik, asisten pengolahan shift 1dan 2, asisten laboratorium, asisten teknik, KTU,
asisten SDM / umum, dokter poliklinik, anggota pengolahan shift 1 dan 2, anggota
teknik dan satpam PSB I Pinang Tinggi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
15
Tabel 1. Jumlah Karyawan PSB 1 Pinang Tinggi
Untuk bagian tersebut hanya ada 1 shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40
jam kerja per minggu dengan bagian dapat dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jam kerja karyawan kantor dan teknik PSB 1 Pinang Tinggi
16
Sumber : PSB 1 Pinang Tinggi PT. Perkebunan Nusantara VI (PERSERO)
b. Bagian Pengolahan
Untuk bagian pengolahan jam kerja terbagi atas dua shift dengan 12 jam
kerja/shift/hari. Jam kerja karyawan berdasarkan shift dapat dilihat pada tabel 3.
Bahan baku berupa tandan buah segar yang memiliki tiga varietas. Adapun
perbedaan dari ketiga varietas tersebut sebagai berikut :
1. Dura
Tempurung cukup tebal 2-2,8mm dan tidak terdapat lingkaran serabut pada
bagian luar tempurung. Daging buah tipis dengan persentase daging buah
terhadap buah 35-50%. Inti buah (kernel) besar tetapi kandungan minyaknya
rendah di bawah 12%.
2. Pisifera
17
Ketebalan tempurung sangat tipis bahkan hampir tidak ada tetapi daging
buahnya tebal. Persentase daging buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat
kecil, pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang
lain. Penyerbukan silang antara pisifera dan dura akan menghasilkan varietas
tenera.
3. Tenera
Varietas ini mempunyai sifat-sifat dari induknya, yaitu dura dan pisifera.
Tebal tempurung tenera adalah 0,5 - 4,0 mm. Persentase daging buah terhadap
buah 60-90%, kandungan minyak daging buah 18-23% dan kandungan minyak
inti 40-45%.
2.3.2 Produk
Jenis produk yang diproduksi oleh PSB Pinang Tinggi ada dua macam
yaitu crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit dan palm kernel (PK) atau
inti kelapa sawit. Pengolahan buah kelapa sawit juga menghasilkan fibre,
cangkang dan janjang kosong. Fibre dan cangkang dimanfaatkan sebagai bahan
bakar boiler sedangkan janjang kosong dijadikan pupuk bagi tanaman kelapa
sawit.
18
2.3.3.1Jembatan timbang
19
Pengertian tingkat kematangan buah adalah sebagai berikut :
a. Buah immature
Buah ini digolongkan berdasarkan buah yang masih hitam dan keras, tidak
ada berondolan yang lepas dari tandan.
b. Buah ripe
Buah ini digolongkan sebagai buah yang telah matang dengan lebih dari 25
berondolan yang lepas dari tandan.
c. Buah unripe
Buah ini digolongkan sebagai buah mentah dan berondolan yang lepas dari
tandan kurang dari 10 berondolan.
d. Buah under ripe
Buah ini digolongkan sebagai buah mengkal dengan kurang dari 10-24
berondolan yang lepas dari tandan.
e. Buah over ripe
Buah dengan berondolan yang lepas dari tandan mencapai 75% atau masih
tertinggal 25%
f. Buah rotten
Buah yang seluruhnya atau sebagian dari janjang telah lembek, warnanya
hitam dan bau.Buah ini mengandung asam lemak bebas tinggi.Berondolan
tinggal 10%.
g. Buah abnormal
Buah yang tidak mau lepas dari tandan walaupun sudah direbus
h. Buah bruised
Buah yang memar dan teroksidasi, buah bruised ini mengandung asam lemak
bebas (FFA) yang tinggi.
i. Empty bunch
Buah yang sudah 90% lebih berondolan yang lepas.
j. Long stalk
Tangkai janjang yang panjangnya lebih dari 2,5 cm, hal ini akan menambah
berat saat penimbangan dan menimbulkan losses saat perebusan.
20
2.3.3.2 Loading Ramp
21
bergantian selama proses pengolahan berlangsung. Alat dari tilting sterilizer dapat
dilihat pada Gambar 3 dibawah. Tujuan sterilizer, diantaranya :
Air yang ada dalam buah akan menguap akibat panas yang tinggi pada
proses sterilisasi. Penurunan kadar air sangat penting dalam pengolahan
pendahuluan dalam bejana pengaduk (digester) karena mempermudah serat buah
teruraiantara satu dengan yang lainnya.
Mesocarp yang telah direbus menjadi lunak dan hal ini akan mempermudah
proses pengempaan. Mesocarp ini mudah terlepas dari biji karena ketahanan
mekanis dari ikatan antara mesocarp dengan biji akan menurun sehingga bagian
mesocrap dan biji dapat dilepas satu sama lain di bagian digester dan akan
terpisah sempurna di bagian depericarper.
Kadar air dalam cangkang akan berkurang dengan adanya proses pemanasan
dalam perebusan dan mengakibatkan elastisitas terhadap benturan saat pemecahan
biji berkurang. Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air sehingga
22
akan menyebabkan inti susut, sedangkan cangkang atau tempurung tetap,
sehingga nut mudah dipecahkan pada saat masuk ke dalam ripple mill (alat
pemecah biji).
23
3 X 35 Ton X 60 Menit
=60 ton/ jam
= 105 menit
1. Persiapan sterilisasi
2. Dearasi
Dearasi dilakukan dengan membuka steam inlet valve dan condensat drain
valve dibuka untuk membuang udara-udara yang ada didalam tilting selama 10
menit.
3. Puncak
Condensat Drain Valve ditutup, steam inlate valve dibuka sampai mencapai
tekanan 40 Psig atau 3,0 kg/cm2. Setelah tekanan tercapai, semua valve di tutup
dan ditahan selama 50-55 menit, kemudian condensate drain valve dibuka dan
steam inlet valve ditutup. Setelah mencapai tekanan 1 kg/cm2, exhaust valve
dibuka, dan purging valve hingga mencapai tekanan 0 kg/cm2.
4. Penuangan
Pintu tuang tilting dibuka, posisi tilting untuk menuang buah rebus dengan
menekan panel tilting up dan tilting down, flushing valve di buka untuk membantu
pendorongan TBS rebus tertuang dengan di dorong steam.
24
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perebusan adalah tekanan uap dan
lama perebusan. Tekanan dan lamanya waktu perebusan sangat penting karena
mempengaruhi hasil perebusan dan efisiensi pabrik.
a. Buah menjadi memar, kerugian miyak dalam air rebusan (condensat), dan
janjang kosong bertambah.
b. Merusak mutu minyak dan inti.
25
a. Below fruit conveyor
Alat ini berfungsi untuk mendorong berondolan yang keluar dari thresher ke
bottom cross conveyor.
Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan yang ke luar dari below
fruit conveyor menuju ke fruit elevator.
c. Fruit elevator
26
2. Kecepatan drum
3. Kebersihan kisi-kisi tempat keluarnya berondolan
4. Sudut pengaruh, berfungsi mengarahkan janjangan agar tidak ada beban
load didalam drum.
5. Spike, yang berfungsi untuk mengurangi terjadinya USF (unstrip fruit)
Stasiun ini terjadi pemisahan daging buah dengan biji (nut) dan proses
pengambilan minyak kasar dari daging buah dengan menggunakan alat seperti
digester dan screw press.
27
memisahkan minyak kasar dari serat biji sawit.Screw press berfungsi untuk
memeras daging buah dari digester sehingga didapatkan hasil minyak kasar, fiber,
dan nut yang akan terpisah oleh proses selanjutnya. Tekanan hidrolik pada screw
press sebaiknya dijaga pada 40-50 bar. Tekanan kempa cone yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kadar biji dan inti pecah bertambah yang membuat kerugian
inti akan bertambah.
Sand trap tank berfungsi sebagai alat endapan pasir kasar terikat cairan
minyak kasar yang berasal dari hasil pengepresan digester fruit di screw
press
Vibrating screew berfungsi sebagai penyaring padatanyang lolos di sand
trap tank.
Crude oil tank (COT) berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
minyak yang keluar dari vibrating screw.
Countinous settling tank (CST) berfungsi untuk mengendapkan lumpur
(sludge) berdasarkan berat jenisnya dengan temperatur berkisar 90-950C.
Oil tank berfungsi sebagai tempat penampungan minyak sementara waktu
sebelum dialirkan ke oil purifier dengan temperatur pemanasan 90-950C
dengan tujuan untuk mengurangi kadar air.
Oil purifier berfungsi sebagai tempat pemurnian untuk mengurangi kadar
kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan perbedaan
densitas dengan menggunakan gaya sentrifugasi.
Vakum dryer berfungsi utnuk mengurangi kadar air pada minyak dari oil
purifier dan kemudian dipompakan ke tanki timbun (CPO strorage).
Sludge tank berfungsi untuk mempercepat pengendapan lumpur dan
dipanaskan dengan temperatur 80-900C dengan menggunakan uap yang
dialirkan melalui coil pemanas.
28
Sludge separator berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih
terkandung didalam sludge, dengan menggunakan gaya sentrifugasi maka
minyak akan terpisah dengan lumpur karena perbedaan berat jenis.
29
Gambar 7. Stasiun Penimbunan (CPO Storage)
Boiler atau ketel uap adalah unit penghasil steam (super heated vapour)
yang digunakan sebagai sumber energi pada turbin dan keperluan steam proses.
Prinsip kerja boiler adalah merebus air hingga air berubah fase menjadi uap,
mengumpul dalam suatu drum ditahan, sehingga bertekanan dan benar-benar
kering dan dialirkan untuk penggerak turbin.
Boiler merupakan alat yang sangat vital dalam pabrik pengolahan kelapa
sawit, karena menjadi sumber tenaga utama. Inti dari penyuplaian tenaga dalam
pabrik pengolahan kelapa sawit tergantung dari sistem kerja boiler ini, oleh
karena itu kestabilan kerja boiler harus dapat dijaga dengan baik. Bahan bakar
boiler adalah fiber dan cangkang kelapa sawit. Boiler ini akan menghasilkan
steam sebagai output, steam inilah yang akan menggerakkan turbinuntuk dapat
menghasilkan tenaga listrik. PSB I Pinang Tinggi memiliki 3 unit boiler namun
hanya 1 unit yang digunakan yaitu merk TAKUMA N 1000. Alat dari stasiun
boiler dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
2.4.2.1Turbin
30
Turbin merupakan alat untuk mengkonversikan energi dari steam menjadi
energi mekanis (putaran) untuk membangkitkan energi listrik generator. PSB 1
Pinang Tinggi memiliki 2 unit turbin. Turbin menerima uap kering dari boiler
yang dimanfaatkan untuk menggerakkan generator yang menghasilkan listrik dan
uap sisanya yang maksimal 3,5 kg/cm2 dialirkan ke back pressure vessel (BPV).
Listrik yang dihasilkan kemudian dikendalikan pada panel distasiun power house
untuk selanjutnya di distribusi keunit-unit yang membutuhkan.
Jika tekanan rendah yang disuplai oleh boiler ke turbin maka akan
mengakibatkan jumlah uap yang masuk ke perebusan juga menurun. Operator
kamar mesin harus selalu mengontrol tekanan pada turbin agar tidak ada drop
pressure yang bisa mengganggu proses pengolahan. Alat ini dapat dilihat pada
Gambar 9 dibawah.
1) Putaran turbin dengan kapasitas 1.200 Kw 5.400 Rpm dan putaran generator
1.500 Rpm.
2) Tekanan uap masuk dari boiler 20 bar dan di pastikan uap yang masuk
adalah uap kering karena turbin akan mati bila uap basah.
3) Pengecekan peralatan Secara rutin, oli pelumas dan air pendingin sebelum
turbin beroperasi.
Gambar 9.Turbin
2.4.2.2 Genset
31
Genset adalah alat untuk menghasilkan energi listrik.PSB 1 Pinang Tinggi
memiliki 2 unit genset dengan bahan bakar solar. Genset digunakan pada saat start
awal pengolahan, pengolahan water treatment, referasi pabrik, penerangan pabrik
dan limbah. Pemakaian genset dalam 1 jam membutuhkan bahan bakar solar 38-
40 liter. Hal yang perlu diperhatikan adalah : pengecekan rutin air radiator dan
penggantian secara terjadwal oli pelumas, fuel filter, water separator, dan oli
filter sesuai dengan masa pakai. Alat dari genset dapat dilihat pada Gambar 10
dibawah.
Fungsi dari BPV adalah untuk menampung uap kering dari turbin menjadi
uap basah yang digunakan pada proses pengolahan. BPV terdapat 12 pipa,
penggunaannya antara lain untuk : perebusan, klafirikasi, pressing kernel, fat-fit,
demin tank dan tanki timbun.
BPV memiliki safety valve yang melindungi BPV jika tekanan yang
diterima sudah melebihi kapasitas maksimal BPV itu sendiri. Tekanan maksimum
yang bisa diterima BPV adalah 3,5 kg/cm2. Jika tekanan pada BPV melebihi
ketetapan tersebut maka safety valve akan terbuka dan membuang steam. Alat dari
BPV dapat dilihat pada Gambar 11 dibawah.
32
Gambar 11. Back Pressure Vassel
Water treatment adalah pengolahan air pada Pabrik Kelapa Sawit, di mana
raw material dari waduk, air diolah hingga dapat diproses untuk digunakan
sebagai air di boiler dan air untuk konsumsi. Prinsip utamanya adalah pemisahan
antara air dengan pencemar-pencemar lain seperti dissolved solid, suspended
solid, suspended gas. Pemisahannya adalah dengan pengendapan, penambahan
chemical, dan pemisahan gas dengan bejana bertekanan vacum. Stasiun water
treatment dapat dilihat pada Gambar 12 dibawah.
33
Air yang dibutuhkan PSB 1 Pinang Tinggi diambil dari sungai yang terlebih
dahulu ditampung pada waduk 1 ke waduk 2 selanjutnya dipompakan dengan
kapasitas 110 m3/jam untuk dilanjutkan pengolahan dengan tujuan menaikkan
nilai pH air dengan memberikan Soda As (NaOH) dan juga penjernihan dengan
memberikan tawas (Al2(SO4)3. Hal ini dilakukan dengan cara menginjeksikan
cairan zat kimia tersebut kedalam pipa air yang berasal dari waduk. Kemudian
dilanjutkan dengan penjernihan di Clarifier Tank.
Clarifier Tank ini air pertama kali dijernihkan dengan pengendapan lumpur
dengan menggunakan bahan kimia. Kemudian dilanjutkan dengan pengendapan
dengan bak sedimentasi, dari bak ini penjernihan dilanjutkan pada Sand Filter
Tank. Sand Filter adalah tangki penyaringan dengan menggunakan pasir kuarsa
dan kerikil. Dari tangki sand filter dipompakan ke tower tank, air pada tangki
pertama di distribusikan ke internal water treatment untuk dilakukan
penghilangan kandungan-kandungan gas dan mineral terlarut yang digunakan
untuk pengolahan. Sedangkan tanki yang kedua untuk kebutuhan domestik atau
perumahan.
Air pada internal water treatment ini ditambahkan 4 bahan kimia dengan
fungsi antara lain:
34
a) BWT 2200 (alkalinity booster) berfungsi meningkatkan pH air, caranya
dengan melarutkan 4,5 liter BWT 2200 dalam 500 liter air.
b) BWT 2520 (special deposit removal) berfungsi membersihkan atau
merontokkan kerak, caranya melarutkan 3 liter BWT 2520 dalam 500 liter
air.
c) BWT 2041 (tannin boiler treatment) berfungsi mengikat oksigen, caranya
melarutkan 9 liter BWT 2041 dalam 500 liter air.
d) BWT 2430 (special dispersant) berfungsi mendispersikan endapan silica
dan hardness agar tidak menggumpal (10-20 ppm), caranya dengan
melarutkan 4,5 liter BWT 2430 dalam 500 liter air.
BAB III
Bidang atau unit kerja praktek kerja lapangan ini pada bagian laboratorium
pengawasan losses pada ampas press. Tujuan pengolahan kelapa sawit adalah
untuk menghasilkan hasil olahan tandan buah segar menjadi minyak kelapa sawit
atau Crude Palm Oil (CPO) dengan kualitas yang baik. Untuk mengetahui batasan
atau target pencapaian kualitas dalam proses produksi maka ditetapkan Standar
Mutu hasil olahan yang diizinkan berupa Mutu dan Losses. Tugas dari
laboratorium adalah menganalisa hasil proses produksi berupa mutu maupun
losses dan menjadikannya data acuan dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan terhadap standar yang telah ditetapkan. Tugas dan kegiatan yang
35
dilakukan adalah pengumpulan data analisa laboratorium, menganalisa kadar air,
dan losses yang terjadi pada ampas press setiap pabrik mengolah kelapa sawit dan
menyesuaikan dengan batasan serta standar losses yang telah ditetapkan.
Pengambilan sampel dilakukan 2 kali 24 jam yang mana pada shift satu sekali dan
shift dua sekali.
Ampas press merupakan bahan bakar boiler yang didapatkan dari hasil
proses pengempaan pada alat screw press. Hasil dari proses pengepresan berupa
minyak kotor yang masih mengandung sludge / lumpur, ampas press yang berupa
serat kasar dari daging buah sawit dan nut. Setiap pabrik kelapa sawit memiliki
norma batas losses yang diizinkan yang berbeda-beda. Hal tersebut dilakukan
untuk mengurangi kerugian yang di tanggung oleh pabrik kelapa sawit dan untuk
mendapatkan rendemen yang sesuai sehingga target produksi tercapai.
Losses CPO
Norma (%)
Parameter uji
Sampel TBS
Ampas Press 4,92 0,64
Tandan Kosong 3,00 0,63
Nut 0,67 0,08
Fatpit 0,83 0,54
36
Sumber : PSB 1 Pinang Tinggi PT. Perkebunan Nusantara VI (PERSERO)
37
digester. Jumlah pisau pengaduk dalam digester akan berpengaruh terhadap hasil
pelumatan, pelumatan yang berlebihan mengakibatkan terjadi penggenangan
minyak didasar digester, hal ini dapat memperkecil gaya gesekan antara buah
dengan pisau (Mangoensoekarjo dan Haryono, 2003).
Jumlah pisau yang sesuai dan dianjurkan ialah 4 pasang pisau dengan
kedudukan berselang antara 1 pisau dengan pisau lainnya dan 1 pasang pisau
pelempar. Pisau pengaduk didalam digester memiliki 2 panjang pisau yang
berbeda dalam 1 pasang. Panjang pisau pertama yaitu 550 mm dan pisau kedua
dengan panjang 400 mm serta memilki ketebalan 2 mm. Bentuk pisau dibuat
sedemikian rupa yaitu dapat mengangkat dan menekan buah dengan cara
menyapu. Kecepatan putaran pisau yang ditetapkan adalah 26 RPM. Jarak pisau
dengan dinding perlu diperhatikan untuk menghasilkan gesekan yang konstan
sehingga proses pengadukan efektif. Jarak pisau pengaduk dengan dinding
digester yaitu 20 mm, jika jarak pisau dengan dinding sudah melebihi batas norma
akan menyebabkan banyaknya buah yang tidak lumat atau buah tidak teraduk
sempurna yang dapat menyebabkan losses yang tinggi didalam ampas pada saat
proses pengepresan (Naibaho, 1998).
Pada dasar alat digester terdapat bottom plat yang berfungsi untuk
memisahkan antara bubur buah dan minyak yang dihasilkan dari proses pelumatan
buah. Tidak adanya bottom plat didalam digesterakan menyebabkan terjadinya
genangan minyak dikarenakan pipa perporasi tersebut tertutup oleh bubur buah.
Genangan minyak mengakibatkan menurunnya efisiensi pengadukan yang
berdampak akan tingginya kehilangan minyak pada ampas press. Bagian-bagian
utama dari digester terdiri atas :
1) Silinder
Silinder utama terbuat dari stainless steel yang dilapisi dengan glass
wall sebagai isolasi panas. Pada dinding silinder diberi siku penahan yang
diletakkan sejajar dengan pisau pengaduk, berfungsi untuk memberikan
tahanan pada massa agar pada saat pisau berputar massa tidak ikut berputar
sehingga massa dapat lumat seperti yang diharapkan (putaran stiring arm
lebih besar dari pada putaran massa).
2) Stiring arm
38
Stiring arm adalah pisau-pisau yang berfungsi untuk mencabik-cabik
massa atau buah yang masuk kedalam digester. Stiring arm dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu pisau panjang (long arm) dan pisau
pendek (short arm).
3) Expeller arm
Expeller arm adalah pisau-pisau yang berfungsi untuk melontar massa
atau buah keatas, sehingga proses pelumatan lebih sempurna.
4) Injection steam
5) Chute (talang)
39
yang keluar dari screw press lebih banyak mengandung padatan yang terdiri dari
serat, pasir dan lumpur sehingga minyak yang keluar ke oil gutter lebih pekat dan
akan membutuhkan air pengencer yang lebih banyak.
Faktor yang mempengaruhi efisiensi ekstraksi adalah dari tipe screw press,
tekanan, stabilitas tekanan screw press dan air pengencer. Screw press terdapat
tiga tipe yang umumnya digunakan yaitu speichim, usine de wecker dan stroke.
Perbedaan dari ketiga jenis tipe screw press ini adalah pada feed screw. Adanya
feed screw didalam screw press akan menghasilkan kontinuitas dan jumlah buah
yang masuk konstan dibandingkan dengan adonan yang masuk berdasarkan
gravitasi. Kontinuitas adonan yang masuk kedalam screw press mempengaruhi
volume worm yang parallel dengan penekanan ampas, jika kosong maka tekanan
akan berkurang dan losses minyak dalam ampas akan tinggi.
Tekenan yang digunakan di PSB 1 Pinang Tinggi pada alat screw press
yaitu 40-50 bar. Jika tekanan yang digunakan melebihi batas, hal ini akan
menyebabkan efek yang merugikan yaitu ditemukan persentase biji pecah yang
tinggi dan dapat mempercepat kerusakan screw press bahkan dapat menyebabkan
electro motor screw press kebakar dan screw patah (Naibaho, 1998).
Air pengencer merupakan air yang ditambahkan kedalam screw press yang
bertujuan untuk membantu mempermudah proses pengepresan. Pemberian air
pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas bagian
tengah atau di chute screw press. Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung
pada temperatur air pengencer, semakin tinggi temperatur air pengencer yang
40
digunakan maka jumlah air yang diberikan semakin sedikit.Pemberian air
pengencer yang terlalu banyak dapat berakibat terhadap kandungan air cake tinggi
yang dapat menyebabkan pemecahan cake yang lebih sulit dalam cake breaker
convenyor. Semakin tinggi kandungan air ampas maka kalor bakarnya akan
semakin menurun yang dapat memperkecil kapasitas dan efisiensi boiler serta
pemeraman biji yang berkadar air yang tinggi dalam silo biji akan lebih lama dan
dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekstraksi biji yang lebih rendah.
41
a. Analisa Kadar Air Ampas Press
Analisa kadar air yang dilakukan pada ampas press ini awalnya
pengambilan sampel di alat screw press, selanjutnya sampel ditimbang sebanyak 5
gram dan dimasukkan kedalam cawan yang telah diketahui berat kosongnya.
Cawan yang telah berisi sampel dimasukkan kedalam oven dengan temperatur
1300C selama 1 jam, setelah itu cawan keluar dari oven dimasukkan kedalam
desikator dan ditimbang berat konstannya. Untuk menghitung kadar air yang
didapatkan dapat menggunakan rumus :
A−B
Kadarairampas press= ×100
A
42
dan panaskan dalam oven selama 1 jam untuk menghilangkan sisa heksan dalam
residu dengan temperatur 1100C. Sampel dikeluarkan dari oven, dinginkan dan
labu alas ditimbang. Untuk menghitung tingkat losses ampas press dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
A−B
Losses= × 100
C
B = Labu kosong
C = Berat sampel
Hasil dari analisa tingkat losses ampas press selanjutnya akan dilakukan
tindakan apabila nilai persentase dari analisa berada diatas batas standar. Batas
standar nilai dari analisa tingkat losses pada ampas press pada PSB 1 Pinang
Tinggi dapat dilihat pada tabel 4 diatas.
43
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kehilangan minyak pada ampas press
di stasiun screw press yaitu :Digester, Screw press dan Temperatur air pengencer.
44
Tabel 5.Data Analisa Losses Ampas Press
Berat minyak
Berat Berat sampel Kadar Air Losses minyak Temperatur Temperatur Air Jumlah losses
Tanggal Satelah Ekstraksi
sampel (gr) Keluar Oven (gr) (%) (%) Digester (oC) (oC) minyak
(gr )
Lanjutan
5,4318 1,9039 35,05 0,2717 5,00 80
5,2813 1,5009 28,42 0,2735 5,18 81 63 15,15
Sambungan5,1539 1,8438 35,77 0,2560 4,97 82
4,2586 1,5479 36,35 0,2163 5,08 90
4,2544 1,7006 39,98 0,2374 5,58 91 79 10,66
02/03/20
16 5,7526 1,4059 24,44 0,3782 4,71 81
5,0194 1,0938 21,79 0,3028 6,03 83 69 16,54
5,6405 1,7808 31,57 0,3271 5,80 80
3,9864 1,1394 28,58 0,2018 5,06 62
5,3680 2,0016 37,28 0,2731 5,08 84 66 15,29
04/03/20 4,4691 1,8710 41,86 0,2301 5,15 75
16 5,0621 1,4716 29,07 0,2979 5,88 79
5,1580 1,7407 33,75 0,2856 5,34 80 65 15,42
5,4275 1,6265 29,68 0,2280 4,20 81
5,0669 1,8295 36,11 0,3122 6,16 71
5,1224 1,5649 30,55 0,2632 5,14 84 79 16,32
Lanjutan
07/03/20 5,1231 1,5941 31,12 0,2574 5,02 77
16 6,1431 2,3120 37,63 0,3171 5,16 74
5,1990 2,0947 40,28 0,2506 4,82 71 70 9,98
Lanjutan
5,1099 2,2054 43,15 0,2767 5,41 70
4,5273 1,2992 28,69 0,2117 4,67 89 71 15,18
14/03/20 5,7518 2,4337 42,31 0,2935 5,10 54
16 5,1977 1,8453 35,50 0,2697 5,19 80
5,0701 1,8477 36,44 0,2570 5,07 82 65 15,31
5,1226 1,8442 36,00 0,2587 5,05 77
5,0878 2,0115 39,54 0,2681 5,27 63
5,1278 1,8253 35,60 0,2584 5,04 83 81 15,71
5,0361 1,8826 37,38 0,2719 5,40 62
15/03/20 5,0490 1,4304 28,33 0,2711 5,37 79
16 5,6518 1,4443 25,55 0,2950 5,22 85
5,1119 1,6810 32,88 0,2612 5,11 80 69 15,70
C. Digester
H.
I. Screw press
R. A. Digester
S. Untuk mengurangi resiko kehilangan minyak pada ampas
press dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi efektifitas kerja dari digester. Faktor yang mempengaruhi
efektifitas kerja dari digester antara lain : jarak pisau dengan dinding
digester, temperatur digester dan bottom plat.
X. B. Screw press
GG.
HH. BAB IV
II. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Proses pengolahan kelapa sawit di unit usaha PSB 1 Pinang Tinggi sudah
mengikuti standar operasional pengolahan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
2. Upaya mengurangi losses pada ampas press di stasiun pressan (screw press)
yaitu dengan tindakan pengendalian, pengawasan dan memperbaiki alat
yang daya kerjanya tidak optimal.
3. Adapun tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk meminimalkan
losses pada ampas press yaitu : volume digester dijaga selalu penuh minimal
¾ dengan kecepatan pengadukan 26 rpm dan jarak pisau dengan dinding
digester 20 mm,tekanan hidrolik stabil 40-50 bar pada srew press, pastikan
jam operasi worm screw baru maksimal 1000 jam dan mengontrol tekanan
lawan dan stabilitas tekanan menggunakan sistem interlocking antara power
penggerak screw dengan hydraulic cone serta memperbaiki bottom plat pada
digester. Penggunaan temperatur pada range 78-850C di digester dan air
pengencer dapat diterapkan jika tindakan pengendalian diatas dapat
dilakukan.
4.2 Saran
QQ.
RR.
SS. LAMPIRAN
Lampiran 1. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
ZZ.Keberangkatan dan
XX. YY. Senin, 25 penyerahan peserta AAA. Dari kampus
1 Januari 2016 PKL kepada pihak menuju ke pabrik
pabrik
BBB. CCC. Selasa, 26 DDD. Pengenalan EEE. Seluruh bagian
2 Januari 2016 lingkungan pabrik pabrik
FFF. GGG. 27 Januari HHH. Material III. Ruang Rapat
3 2016 balance
JJJ. KKK. 28-30 LLL. Pengenalan MMM. Pabrik
4 Januari 2016 lingkungan pabrik
NNN. OOO. 01 PPP. Pengenalan QQQ. Pabrik
5 Februari 2016 lingkungan pabrik
RRR. SSS. 02 TTT. Stasiun UUU. Pabrik
6 Februari 2016 Perebusan
VVV. WWW. 03 XXX. Pembersihan YYY. Pabrik
7 Februari 2016 Sludge Separator
ZZZ. AAAA. 04 BBBB. Pembersihan CCCC. Pabrik
8 Februari 2016 bak kondensat
DDDD.EEEE. 05 FFFF. TROSS GGGG. Laboratorium PSB I
9 Februari 2016 Pinang Tinggi
HHHH.IIII. 06 JJJJ. Pengujian KKKK. Laboratorium PSB I
1 Februari 2016 TROSS Pinang Tinggi
XXXX.
YYYY. 11 ZZZZ. Penentuan AAAAA. Laboratorium PSB I
1 Februari 2016 Persentase Dura Pinang Tinggi
BBBBB.
CCCCC. 12 DDDDD. Jartes dan EEEEE. Laboratorium PSB I
1 Februari 2016 Blending Pinang Tinggi
VVVVV.
WWWWW. 18 XXXXX. Boiler Water YYYYY. Internal Water
2 Februari 2016 Treatment Treatment
ZZZZZ.
AAAAAA. 19 BBBBBB. Analisa Inti CCCCCC. Laboratorium PSB I
2 Februari 2016 Pengiriman Pinang Tinggi
DDDDDD.
EEEEEE. 20 FFFFFF. Analisa Inti GGGGGG. Laboratoriu
2 Februari 2016 Pengiriman m PSB I Pinang Tinggi
HHHHHH.
IIIIII. 22-25 JJJJJJ. Penentuan KKKKKK. Laboratoriu
2 Februari 2016 Losses CPO m PSB I Pinang Tinggi
LLLLLL.
MMMMMM. 26 NNNNNN. Pengola OOOOOO. Kolam
2 -27 Februari han Limbah Cair Limbah
2016
PPPPPP.
QQQQQQ. 29 RRRRRR. TROSS SSSSSS. Laboratorium PSB I
2 Februari 2016 Pinang Tinggi
TTTTTT.
UUUUUU. 01 VVVVVV.TROSS WWWWWW. Laboratoriu
2 -04 Maret 2016 m PSB I Pinang Tinggi
XXXXXX.
YYYYYY.05 Maret ZZZZZZ. Pembersihan AAAAAAA. Laboratoriu
2 2016 Laboratorium m PSB I Pinang Tinggi
BBBBBBB.
CCCCCCC. 07 DDDDDDD. Uji EEEEEEE. Laboratoriu
2 -11 Maret 2016 Daya Serap Tankos m PSB I Pinang Tinggi
FFFFFFF.
GGGGGGG. 12 HHHHHHH. Pembers IIIIIII. Laboratorium PSB I
2 Maret 2016 ihan Laboratorium Pinang Tinggi
DDDDDDDD.
EEEEEEEE. 19 FFFFFFFF. Penjemp GGGGGGGG. Dari Pabrik
3 Maret 2016 utan Oleh Tim Dosen Menuju Kampus
HHHHHHHH.
Lampiran 2. Sertifikat magang
IIIIIIII.
JJJJJJJJ.
Lampiran 3. Bagan proses PKS Pinang Tinggi
Jembatan timbang
Loading ramp
Tilting sterilizier
Digester
Oil gutter
Storage tank
Lampiran 4. Struktur Organisasi Unit PSB Pinang Tinggi
LLLLLLLL.
Manager oprasional
MMMMMMMM. Adrian Alamsyah
Kepala pabrik
BP. Pulungan
Krani I KP Asst. Peng. Shit I KTU Asst. SDM/Umum Asst. Peng. Shit II Asst. Laboratorium/ PLH/ Sortase Asst. Teknik / CD-Traksi
A.Jalil siregar Arza Seiawan Safrina Yanis Safrina Yanis Wahyu Hidayat Munawwir Nasrul Anggi Maulana S
Op. Emty Buch: Op. Water Treament : Ka. Kerja Teling Sterilizer: Peprimansyah
Resman Gining Pardi Sucipto Ptgs.Pembersihan: Mandor Instalasi Tiling
Fredi Simanjuntak JD. Saragih
Ptgs.Pembersihan: Op. Pressan: Operator Power House:
Rade Tambunan Sarju Op. Kernel Plant: Budiman Batuara
Kirmaji
Mekanik Shit : Op. Klariikasi: Mandor Listrik
JM. Damanik Samsi Lubis Op. Pressan: S. Hasibuan
Chandra Gusmadi
Op. Kernel Plant:
H.P. Naiborhu
53