Anda di halaman 1dari 3

BAB II

EVIDENCE BASED

2.1 Jurnal 1

Judul Hubungan Kontrasepsi Hormonal dengan Siklus Menstruasi


Penulis Ferilia Adiesti, Fitria Edni Wari
Tahun 2020
Pembahasan Kontrasepsi hormonal yang berisi progestin salah satunya
DMPA atau suntik 3 bulan dimana mekanisme kerjanya
dengan menghambat perkembangan folikel dan ovulasi.
Umpan balik negatif progestin pada hipotalamus
menghambat gonadotropin-releasing hormone (GnRH),
yang mengurangi pelepasan follicle-stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH) oleh hipofise anterior.
Menurunnya kadar FSH menyebabkan hambatan pada
perkembangan folikel, mencegah meningkatnya kadar
estradiol. DMPA juga mengentalkan lendir serviks dan
menipiskan lapisan endometrium.
Pada sebagian besar akseptor kontrasepsi hormonal,
perdarahan bercak biasanya menyebabkan gangguan
menstruasi yang terjadi diantara siklus menstruasi dan dalam
waktu yang lama, terkadang terjadi oligomenore hingga
terjadinya amenorrhea. Perubahan menstruasi yang tidak
normal dalam bentuk amenorrhea disebabkan oleh hormon
progesteron yang menghambat LH sehingga terjadi
penipisan endometrium dan mengalami regresi
menyebabkan inaktivasi kelenjar. Amenorrhea terjadi pada
70% wanita setelah 2 tahun penggunaan dan 80% wanita
setelah 5 tahun penggunaan (Feisullin & Westhoff, 2010).
Konseling pada akseptor yang mengalami efek samping
gangguan siklus menstruasi sangat penting dilakukan dan
penanganan efek samping dapat diantisipasi dengan metode
kontrasepsi pilihan lainnya. Hal ini dapat meningkatkan
kepuasan akseptor dan keberlangsungan pemakaian
kontrasepsi hormonal.

2.2 Jurnal 2

Judul Penatalaksanaan Amenorhe Sekunder pada Akseptor KB


Suntik 3 Bulan di Polindes Nur Jannatul Ainy, S.ST
Blumbungan Pamekasan
Penulis Alis Nur Diana, Eka Deviany Widyawaty, dan Sumaliyah
Tahun 2022
Pembahasan Fakta berdasarkan hasil evaluasi penelitian, partisipan 1
dan partisipan 2 masalah amenorrhea sekunder. Partisipan 1
dan partisipan 2 dalam waktu penelitian dari tanggal 12
Maret 2021 sampai tanggal 14 Maret 2021 atau selama 1
bulan. Pada partisipan 1 dan partisipan 2 amenorrhea
sekunder mulai teratasi.
Menurut teori Saifuddin (2013), setelah melakukan Anjuran
pemberian terapi pil KB kombinasi 0,03 mg ethynylestradiol
dan 0,15 mg levonogestrel 3x1 tablet dari hari 1-3, 1x1
tablet mulai hari 4 selama 4-5 hari.
Langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana
asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan akan
kebutuhan apa benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan dalam masalah dan diagnosa. Evaluasi
asuhan kebidanan pada akseptor KB sutik 3 bulan adalah
bahwa akseptor bersedia akan melakukan Anjuran
pemberian terapi pil KB kombinasi 0,03 mg ethynylestradiol
dan 0,15 mg levonogestrel 3x1 tablet dari hari 1-3, 1x1
tablet mulai hari 4 selama 4-5 hari (Saifuddin, 2013).
Asuhan yang selama ini dilakukan sesuai teori yaitu
menggunakan SOAP sehingga dapat disimpulkan bahwa
partisipan 1 dan partisipan 2 amenorrhea teratasi. Partisipan
1 dan partisipan 2 mengalami menstruasi setelah diberikan
asuhan selama 1 bulan dengan 3 kali kunjungan. Evaluasi
ditujukan terhadap efektivfitas asuhan kebidanan tentang
pemecahan masalah.

https://scholar.archive.org/work/gedwybdljjhldksl5ppzelif5q/access/wayback/
http://www.ejournal-aipkema.or.id/aipkema/index.php/jrki/article/download/71/
pdf

https://stikes-nhm.e-journal.id/JOB/article/view/753

Anda mungkin juga menyukai