Anda di halaman 1dari 3

1.

Motivasi

Motivasi adalah  dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Pengertian motivasi bisa dimaknai
sebagai alasan yang kuat untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi ini bisa didapatkan di
mana saja, baik dari orang terdekat, para motivator, dan lain sebagainya. Namun, yang dapat
membuat kita memutuskan untuk melakukan suatu tindakan tentunya hanya diri kita sendiri.

Motivasi kerja setiap pegawai berbeda-beda tergantung kebutuhan pribadinya,


kebutuhan faali, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan realisasi diri, dan
kebutuhan untuk merasa berarti. Setiap orang memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda
terkait kebutuhan yang dominan dan mendasari perilakunya.

Untuk memenuhi kebutuhan faali dan rasa aman, perusahaan dalam memberi gaji dan
upah harus menekankan pada keadilan. Untuk memenuhi kebutuhan sosial, upaya
memberikan perhatian, mengenal dan memahami sisi pribadi pegawai, misalnya mengenal
pasangan dari pegawai, mengetahui berapa jumlah anaknya serta tahu nama anak-anak
mereka, dapat mengakrabkan hubungan interpersonal atasan dan bawahan maupun antara
sesama rekan.

Perusahaan bisa juga menerapkan berbagai program di mana para pegawai bisa
memenuhi kebutuhan sosial tersebut seperti program reuni, program rekreasi bersama.

Di sisi lain kebutuhan realisasi diri juga merupakan kebutuhan pegawai karena pada
dasarnya manusia memiliki keinginan untuk menampilkan kemampuan diri, prestasi secara
maksimal di pekerjaan. Dalam hal ini upaya merangsang olah pikir pegawai, pemberian tugas
yang menantang merupakan cara yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sering kali juga
pegawai merasakan kejenuhan dalam bekerja. Dalam hal ini, atasan bisa juga membolehkan
pegawai sehari dalam seminggu mengenakan pakaian santai bukan pakaian formal. Semua ini
perlu dilakukan untuk mengurangi rutinitas sehingga pekerjaan tidak membosankan.
Kebutuhan untuk berarti, dihargai dan diakui kemampuannya oleh perusahaan merupakan
kebutuhan yang tidak kalah pentingnya. Hal ini dapat dipenuhi dengan memberikan pujian/
penghargaan akan keterampilan yang dimiliki pegawai. Misalnya melalui program teladan
minggu atau bulan ini, program insentif dan pemberian hadiah bagi pegawai yang berprestasi.

Pegawai yang kebutuhannya terpenuhi akan merasa puas dan senang mengerjakan tugas-
tugasnya. Ia akan loyal, bersemangat serta produktif dalam bekerja.

Contoh motivasi kerja yaitu:

 Mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kehidupan


 Memperbanyak pengalaman
 Ingin mendapat jabatan yang lebih tinggi di kantor
 Menyalurkan hobi dan ingin menghasilkan karya

2. Komitmen Kerja
Komitmen kerja, merupakan istilah lain dari komitmen organisasional, merupakan
dimensi perilaku yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan pegawai. Komitmen
kerja adalah suatu keadaan seorang karyawan yang memihak organisasi tertentu, serta tujuan-
tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi (Robbins
dan Judge, 2008).

Mowday (dalam Sopiah, 2008) mengungkapkan bahwa komitmen kerja adalah


identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Komitmen kerja
memiliki dua komponen penting, yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah laku terhadap
suatu perkara. Sikap berkaitan dengan identifikasi, keterlibatan dan kesetiaan, sedangkan
kehendak bergantung pada keadaan untuk bertingkah laku dalam kesediaan menampilkan
usaha (Yusof, 2007). Komitmen kerja merupakan karakteristik personal yaitu dapat
diandalkan dan dapat di percaya (Byron, 2010).

Cohen dalam Kusumaputri (2015) mendefinisikan bahwa komitmen kerja adalah


kekuatan yang mengikat individu untuk melakukan suatu aksi menuju satu atau beberapa
tujuan organisasi. Sedangkan Best (dalam Kusumaputri, 2015) mengatakan bahwa individu-
individu yang berkomitmen untuk melakukan aksi-aksi atau perilaku khusus yang dilandasi
oleh keyakinan moral dari pada keuntungan pribadi.

Blau dan Boal dalam Sopiah (2008) menyebutkan bahwa komitmen kerja sebagai
keberpihakan dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dan tujuan organisasi. Sedangkan
Robbins dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen kerja sebagai suatu sikap yang
merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi. Miller dan
Lee (dalam Kusumaputri, 2015) mendefinisikan komitmen kerja adalah suatu keadaan dari
anggota organisasi yang terikat aktivitas dan keyakinannya, adapun fungsinya untuk
mempertahankan aktivitas dan keterlibatannya dalam organisasi. Lincoln (dalam Sopiah,
2008), menyatakan bahwa komitmen kerja mencakup kebanggaan anggota, kesetiaan anggota
dan kemauan
anggota pada organisasi.

Baron dan Armstrong (2010), mengatakan bahwa komitmen kerja adalah tentang
mengenal pasti tujuan dan nilai organisasi, keinginan menjadi milik organisasi dan
kesanggupan untuk berusaha menjadi milik organisasi. Baron dan Armstrong juga
menjelaskan bahwa komitmen dapat memastikan organisasi itu dilihat sebagai “tempat yang
hebat untuk bekerja”, lalu menjadikannya “pemimpin pilihan”. Hal serupa juga diungkapkan
Steers dan Poeter (1983) yang mengatakan bahwa komitmen kerja mencangkup kesamaan
nilai dan tujuan antara individu dan perusahaan, keterlibatan anggota dan juga loyalitas dari
anggota.

Berdasarkan serangkaian pengertian tentang komitmen kerja di atas, dapat disimpulkan


bahwa komitmen kerja merupakan sikap atau perilaku karyawan yang berkaitan dengan
keinginan kuat seorang anggota organisasi/ karyawan untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam suatu organisasi, serta mendukung dan menjalankan tujuan organisasi
atau perusahaan secara penuh suka rela, serta komitmen kerja lebih dari sekedar kesetiaan,
namun lebih kepada keintiman atau ikatan batin anggota terhadap organisasinya.

Komitmen merupakan tindakan atau keterikatan seseorang untuk melakukan sesuatu.


Dalam ruang lingkup pekerjaan, komitmen dibutuhkan untuk bisa mencapai tujuan bersama
sesuai visi dan misi perusahaan. Komitmen kerja memiliki 2 faktor pembentuk penting, yaitu
sikap dan kehendak untuk menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Beberapa tips untuk menciptakan komitmen karyawan dalam bekerja antara lain:

 Memberikan Kebebasan dalam Mengerjakan Pekerjaan Sesuai Gaya Mereka. ...


 Menyampaikan Tujuan Bersama yang Berasal dari Perusahaan. ...
 Menciptakan Lingkungan Kerja yang Harmonis. ...
 Menumbuhkan Rasa Cinta dan Bangga Terhadap Perusahaan. ...
 Tidak Segan Memberikan Reward atau Penghargaan.

Contoh komitmen karyawan terhadap perusahaan/organisasi antara lain:

 Ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan.


 Ingin mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih, melalui
training-training yang di adakan perusahaan.
 Bersedia berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama
perusahaan,dalam menerima tanggung jawab yang lebih besar.
 Mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
 Berusaha melaksanakan kebijakan dari atasan untuk menyokon
g keberhasilan perusahaan.

Sumber Referensi:
 _. _. Ragam Jenis Motivasi Dalam Bekerja, Apa Sajakah?.
https://cohive.space/blogs/skill/apa-motivasi-anda-bekerja/ (diakses pada 07 Juni
2022)
 Abdi, Husnul. (2021). Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli dan Jenis-jenisnya
yang Perlu Dikenali. https://hot.liputan6.com/read/4681419/pengertian-motivasi-
menurut-para-ahli-dan-jenis-jenisnya-yang-perlu-dikenali (diakses pada 07 Juni 2022)
 Edward, Yusuf R. (2020). 3 Hal Yang Dapat Membuat Karyawan Berkomitmen
Dalam Bekerja. https://www.qubisa.com/microlearning/membuat-karyawan-
berkomitmen-dalam-bekerja#showSummary (diakses pada 07 Juni 2022)
 Ramli, Miranda Q. & Mone Stepanus A. 2021. BMP Audit SDM/EKMA4476/Modul 5
KB 3: Audit Efektivitas SDM, Audit Kondisi Lingkungan Kerja, dan Audit Efektivitas.
Edisi:2|Cetakan:7. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
 http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2818/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai