Anda di halaman 1dari 3

A.

Perubahan kadar obat di dalam darah (kompartemen sentral), sebagai hasil akhir proses
absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat di dalam tubuh terhadap waktu diterangkan
dengan persamaan berikut :
ka . FDev (k 21−ka) -ka.t ka . FDev (k 21−α ) -α.t ka . FDev (k 21−β ) -β.t
Cs = e + e + e atau
Vs(α−ka)( β−ka) Vs(ka−α )( β−α ) Vs(ka−β )(α −β)
Cs = A.e-α.t+B.e-β.t-C.e-ka.t
ka . FDev (k 21−β )
 (menerangkan eliminasi)
Vs(ka−β )(α −β)
ka . FDev (k 21−ka)
 (menerangkan absorpsi)
Vs(α−ka)( β−ka)
ka . FDev (k 21−α )
 (menerangklan distribusi)
Vs(ka−α )( β−α )
Note : Tanda negative pada persamaan, yaitu : - C.E-ka.t, terjadi jika Ka>α>β
 Plot kadar obat dalam darah (fase eliminasi) terhadap waktu berupa garis lurus
dengan slope = - β.α

ka . FDev (k 21−β )
= Ln Cs = Ln – β.t
Vs(ka−β )(α −β)

ka . FDev (k 21−β )
=B =
Vs(ka−β )(α −β)
Persamaan di atas dapat dibuat dalam bentuk sederhana, yaitu :

B. Persamaan untuk mencari nilai AUC atau luas area dibawah kurva antara kadar obat
dalam darah terhadap waktu nol sampai tak-terhingga :
A B C F . Dev
AUC = + + atau AUC =
α β Ka Vs . K
C. Volume distribusi kompartemen sentral (Vs)
F . Dev
Vs =
k . AUC
D. Nilai Clirens (CL)
F . Dev
CL =
AUC
E. Nilai Tmaks atau waktu yang diperlukan sejak pemberian obat untuk mencapai kadar
obat puncak dalam darah dapat digunakan persamaan :
ka
ln(
)
Tmaks = α
ka−α
F. Persamaan yang menerangkan kadar puncak obat dalam darah digunakan persamaan
berikut ;
Cmaks = A.e-α.tmaks+B.e-β.tmaks-C.e-ka.tmaks
G. Tetapan kecepatan distribusi mikro (K12 dan K21) dan tetapan kecepatan eliminasi dari
sentral (k) dapat dihitung dengan persamaan :
A . B ( β−α )2
 k12 =
( A+ B)( A . β+ B . α)
( A . β+ B . α )
 k21 =
( A+ B)
A .β
 K =
k 21
H. Metode Risidual
Aplikasi metode residual untuk menghitung nilai parameter farmakokinetik obat yang
mengikuti model 2-kompartemen terbuka di dalam tubuh setelah obat diberikan secara
ekstravaskular (Tahapan pada buku kumkan hakim hal 249-251 (no 1-9), contoh
perhitungan sampai hal 254.
I. Model flip-flop
Apabila tetapan kecepatan absorpsi atau kecepatan distribusi mikro lebih lambat daru
pada kecepatan eliminasinya maka akan terjadi fenomena flip=flop. Untuk memastikan
yang mana tetapan kecepatan eliminasi, obat perlu diberikan secara intravena. Slope fase
terminal setelah pemberian intravena adalah tetapan kecepatan eliminasi yang
sebenarnya.

Keterangan :
Ka = kecepatan absorpsi
β = kecepatan eliminasi
α = kecepatan distribusi
AUC = luas area dibawah kurva (mg.jam/L)
CL = nilai clirens (L/Jam)
k12 dan k21 = kecepatan distribusi mikro (jam-1)
Vs = volume distribusi kompartemen sentral (L)
Note : Ketika telah diperoleh harga Cmaks dan Tmaks dari metode residual, hasilnya
dicocokan lagi dengan Cmaks dan Tmaks dari data observasi.

Anda mungkin juga menyukai