Anda di halaman 1dari 2

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK CANDRADIMUKA

PROGRAM STUDI
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
Akreditasi Baik
Nomor : 13681/SK/BAN-PT/Akred-PMT/M/XII/2021Tanggal 28 Desember 2021
Jl. Swadaya Kel. Talang Aman Sekip Ujung Telp (0711) 811500 Fax. 0711 811542 Palembang

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

====================================

MATA KULIAH : Manajemen Pelayanan Publik


DOSEN : Femi Asteriniah,S.Sos., M.Si
NAMA : M. Fajrin Juliansyah, S.Pd
NIM : 052138065
SEMESTER/KELAS : III / REGULER
HARI/TANGGAL : Jum’at, 04 November 2022

Perhatian :1. File Jawaban dikirimkan ke Email : tatajovi31@gmail.com dan vanamap06@gmail.com


2. Dikumpul paling lambat 04 November 2022 Pukul 23.59 WIB.
3. Sertakan NAMA, NPM, KELAS dan SEMESTER
4. Jawaban dalam bentuk PDF.

SOAL

1. Silahkan anda cari permasalahan pelayanan public di Indonesia, kemudian silahkan anda
analisis dari sudut pandang kemudian berikan solusi anda dilihat dari sisi paradigma
administrasi (OPA, NPM, NPS)?

Pada Konsep OPA,


Presiden Pertama Indonesia dalam menjalankan pemerintahannya yang dikenal Masa Orde
Lama dibuktikan Setelah selesai perang kemerdekaan, yaitu pada tahun 1951, dimulailah usaha-
usaha pengembangan-pengembangan administrasi negara karena dipengaruhi oleh semakin
besarnya peranan pemerintah dalam kehidupan masyarakat Indonesia seiring dengan timbulnya
permintaan bagi perbaikan disegala sektor kehidupan sesuai dengan harapan terhadap negara
Indonesia yang sudah merdeka.
Rekruitmen pegawai negeri banyak dipengaruhi oleh pertimbangan spoils system seperti
faktor nepotisme dan patronage seperti hubungan keluarga, suku, daerah dan sebagainya.
Dilain pihak, mulai disadari perlunya peningkatan efisiensi administrasi pemerintah, kemudian
berkembang usaha-usaha perencanaan program di sektor tertentu dan akhirnya menjurus kearah
perencanaan pembangunan ekonomi dan sosial. Administrasi negara yang ada pada waktu itu
dirasakan sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan pembangunan nasional karena terkait oleh
berbagai ketentuan perundangan yang berlaku , yang mendisain administrasi negara hanya
untuk kegiatan rutin pelayanan masyarakat.
Perkembangan administrasi negara Indonesia selanjutnya mengarah kepada pembedaan antara
administrasi negara yang mengurus kegiatan rutin pelayanan masyarakat dengan administrasi
pembangunan yang mengurus proyek-proyek pembangunan terutama pembangunan fisik. Prioritas
pembiayaan ditekankan pada administrasi pembangunan. Sedangkan kegiatan administrasi negara
yang bersifat rutin kurang mendapat perhatian.
Pada masa Orde Lama (Sukarno), penataan sistem administrasi berdasarkan model
birokrasi monocratique dilakukan dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan yang
berdasarkan pada ideologi demokrasi terpimpin. Sukarno melakukan kebijakan apa yang disebut
dengan retoolling kabinet, dimana ia mengganti para pejabat yang dianggap tidak loyal. Dengan
Dekrit Presiden no 6 tahun 1960, Sukarno melakukan perombakan sistem pemerintahan daerah
yang lebih menekankan pada aspek efisiensi dan kapasitas kontrol pusat terhadap daerah. 
Konsep NPM,
Perspektif adminisrasi publik “New Public Management”, menggunakan pendekatan sektor
swasta dan pendekatan bisnis dalam sektor publik. Selain berbasis pada teori pilihan publik,
dukungan intelektual pada perspektif ini berasal dari public policy schools (aliran kebijakan
publik) dan managerialism movement. Dalam kasus Indonesia, politisasi pegawai negeri sipil
belum berakhir dan system administrasi tetap rentan terhadap kekuasaan militer, kepentingan
politik terselubung yang tidak kondusif bagi penciptaan administrasi public berdasarkan prinsip-
prinsip NPM.

Konsep NPS,
Penerapan  New Public Sevice di Indonesia juga memberikan dampak yaitu adanya
kesadaran dalam peranan negara yang sebenaranya. Tidak lagi otoriter maupun masih memilih
siapa yang berhak mendapatkan pelayanan dari negara. Dalam konteks kekinian praktek
Administrasi Publik di Indonesia telah mengarah  pada prinsip-prinsip paradigma New Public
Service. Hal ini dapat kita lihat pada  beberapa kebijakan publik yang berpola bottom up, yaitu
Alur pengambilan keputusan ditetapkan secara berjenjang mulai dari level struktur yang paling 
bawah atau masyarakat, yang kemudian menjadi dasar keputusan struktur teratas. Pola bottom up
ini menunjukkan kecenderungan bahwa pada dasarnya pemerintah menganggap masyarakat
sebagai warga Negara atau pemilik sah pemerintahan  bukan sebagai pelanggan atau pembeli.
Pengaruh paradigma New Public Service ini memberikan wawasan baru  bahwa negara
seharusnya memberikan pelayanan publik bagi semua warga negara. Hal inilah yang mendorong
administrasi publik di Indonesia untuk menerapkan paradigma tersebut yang menerapkan
pelayanan kepada setiap warga negara di Indonesia serta memberi kemudahan dengan adanya
program-program yang diselenggarakan pemerintah untuk datang memberi pelayanan pada warga
negara yang menjangkau segala pelosok daerah. Dari adanya program-program tersebut sebagai
bukti bahwa paradigm New Public Service telah memberi  pemikiran baru dalam cara memerintah
sebuah Negara.

Aspek Old Public Administration New Public Management New Public Service

Dasar teoritis Teori politik Teori ekonomi Teori demokrasi


danfondasi
epistimologi
Rasionalitas Rasionalitas Synoptic (administrative Teknis dan rasionalitas Rasionalitas strategis atau rasionaitas
dan model man) ekonomi (economic man) formal (politik, ekonomi dan organisasi)
perilaku
Manusia
Konsep Kepentingan publik secara politis Kepentingan publik Kepentingan publik
kepentingan dijelaskan dan diekspresikan dalam mewakili agregasi adalah hasil dialog
publik aturan hukum kepentingan individu berbagai nilai

Responsivitas Clients dan constituent Customer Citizen’s


birokrasi publik

Peran Rowing Steering Serving


pemerintah
Pencapaian Badan pemerintah Organisasi privat dan Koalisi antarorganisasi publik, nonprofit
tujuan nonprofit dan privat

Akuntabilitas Hierarki administratif Bekerja sesuai dengan Multiaspek: akuntabilitas


dengan jenjang yang tegas kehendak pasar hukum, nilai-nilai, komunitas, norma
(keinginan pelanggan) politik, standar profesional
Diskresi Diskresi terbatas Diskresi diberikan secara Diskresi dibutuhkan tetapi dibatasi dan
administrasi luas bertanggung-jawab

Struktur Birokratik yang ditandai Desentralisasi organisasi Struktur kolaboratif dengan kepemilikan
organisasi dengan otoritas top-down dengan kontrol utama yang berbagi secara internal dan
berada pada para agen eksternal
Asumsi Gaji dan keuntungan, Semangat entrepreneur Pelayanan publik dengan
terhadap proteksi keinginan melayani
motivasi masyarakat
pegawai
dan
administrator

Anda mungkin juga menyukai