Meski darah / tak mengalir membanjir/, menjerit / mengiba / entah pada siapa Pucat / masam / menanggung berat hasrat, / jeruji dan pintu-pintu terkunci rapi / Di pusara negeri sendiri/, redup semesta /temaram tiada cahya Gelap gulita / melanda negeri tercinta Di ujung senja / suara hati tercekat / mengigil, jiwa tergetar / mimpikan asa bermakna Musnah / resah / di bumi tercinta Mimpi seorang bidadari suci, / kepakkan sayap / utusan Illahi Tergugah / semerbak / rindu indahnya dunia, meski / hanya / lewat bisikan asa Bergejolak / mengubah negeri / tersenyum kembali Mendobrak pintu-pintu terkunci / dalam penjagaan penguasa keji / Melangkah / mencari sela / memudar gulita, / menabur benih cinta dan cita / lewat lembar aksara/ Muara kosa kata / sambut buana, / deretan angka / bercakap / merubah cakrawala Merangkul kaum hawa / meraih mimpi / wujudkan cita negeri / Mencipta bidadari-bidadari / berakhlak budi, / berilmu / serta percaya diri / Surya pun mulai menyapa / indah bak permata, rona cerahnya / berbinar mesra Pelita jiwa / mulai bertahta, gelap gulita memudar/ Benderang datang / sinari pusara negeri, / lentera cinta / terwujud nyata / Negeri tak lagi buta aksara,/ pertiwi / tak lagi berduka Meski / tak kau nikmati / hasil jerihmu kini Jasamu / tetap terpatri / dalam jiwa-jiwa penghuni negeri / Sosok bidadari / pemberi cahya sejati Srikandi / bagi / bumi / pertiwi Kebesaran-Mu Ciptaan : Widiastuti
Selangkah / demi selangkah
Setapak / demi setapak Satu / demi satu Melangkah / terus maju Tanpa-Mu / apalah aku Dengan segala kekuranganku / Tak pernah merasa jemu UntUk terus merindu-Mu Rindu datang / tatkala hujan Merenda asa / dalam bingkai kenangan Kenangan indah / yang sempat terlupakan Disapu / bersama derasnya hujan Berdiri tegak / setegar batu karang Tak goyah / disapa ombak / yang menerjang Berdiri kokoh / dan tegak menjulang Melawan rintangan yang menghadang Namun / hati / tak pemah mati