Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pasal 15 ayat (2) huruf b UUJN/UUJN-P dalam implementasinya belum

terlaksana secara maksimal dikarenakan banyak masyarakat yang belum

memahami bahwa Notaris tidak berwenang untuk membantu merancang surat

dibawah tangan yang digewaarmerking. Berdasarkan terori system hukum bahwa

hal tersebut merupakan ketidak harmonisan pelaksanaan jabatan notaris dalam

mengatur tanggungjawab notaris dalam membantu membuatkan surat dibawah

tangan yang digewarmeken.

2. Tanggung jawab terhadap surat di bawah tangan yang pembuatannya dibantu oleh

Notaris dan di gewarmeking yaitu Notaris tidak dapat dimintai pertanggung

jawaban baik secara personal dan jabatannya. Hal tersebut didasarkan pada teori

pertanggung jawaban hukum dari Kranenburg dan Vetig, dikarenakan

pertanggungjawaban yang melekat pada jabatan Notaris tidak dapat dipisahkan

serta terdapat korelasi yang sangat kuat antara pertanggung jawaban pribadi

(Fautes Personalle) dan pertanggung jawaban secara jabatan (Fautes de

Services). Dalam hal membantu membuatkan surat di bawah tangan bukan

merupakan tugas dan kewenangan jabatan Notaris.

142
143

5.2 Saran

1. Kepada Notaris dan calon Notaris kedepannya dalam menjalankan tugas dan

jabatannya agar mengetahui dan berpedoman terhadap UUJN/UUJN-P dan Kode

Etik Jabatan Notaris terkait batasan kewenangan Notaris sehingga apabila ada

Penghadap yang datang ke Notaris untuk dimintai gewarmeking, Notaris wajib

menginformasikan bahwa Notaris tidak berwenang untuk membantu merancang

surat dibawah tangan yang digewaarmerking.

2. Kepada penegak hukum agar memperhatikan kewenangan Notaris yang terdapat

dalam Pasal 15 dimana apabila Notaris yang turut membantu membuatkan surat

dibawah tangan bukan bagian dari tugas dan wewenang jabatan Notaris sehingga

Notaris tidak dapat dimintai pertanggung jawaban.

Anda mungkin juga menyukai