Anda di halaman 1dari 2

Secara akademis kajian dan diskusi tentang organisasi pembelajaran terus

berkembang dan disamping perkembangan tersebut juga terdapat perbedaan-


perbedaan baik pendapat maupun cara penjelasannya. Disamping itu secara praktik
juga banyak pendekatan atau metode baru yang muncul, dimana hal tersebut juga
menjadi referensi dan bahan penelitian dari dunia akademis. Garvin (1993)
mendefiniskan organisasi pembelajar sebagai organisasi yang terampil dalam
menciptakan, memperoleh, dan mentransfer pengetahuan, serta melakukan
modifikasi perilakunya sejalan dengan pengetahuan dan wawasan yang
didapatkannya.
Organisasi pembelajar setidaknya harus memiliki lima unsur dasar dan ciri
sebagai pembentuknya (building block) yakni :
1. Pemecahan masalah secara sistematis;
2. Bereksperimen dengan pendekatan-pendekatan baru;
3. Belajar dari pengalaman dan sejarahnya sendiri;
4. Belajar dari pengalaman dan praktik terbaik (best practice) pihak lain; dan
5. Mentransfer pengetahuan secara cepat dan efisien ke segenap unsur
organisasi
Terdapat lima unsur pembangun organisasi pembelajar. Kelima unsur
tersebut adalah personal mastery, mental model, shared vision, team learning, dan
system thinking.
Organisasi pembelajaran harus dibangun secaara kongkrit. Secara literatur
terdapat banyak panduan bagaimana membangun sebuah organisasi pembelajaran,
sehingga diperlukan pemilihan pendekatan mana yang dapat diterapkan. Disisi lain
dari berbagai sumber literatur dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip
organisasi pembelajaran juga banyak menghadapi tantangan sekaligus peluang.
Dari tantangan adalah belum siapnya pemahaman terkait kosepsi dan praktik
organisasi pembelajaran sedangkan dari aspek peluangnya adalah perkembangan
teknologi informasi yang sangat membantu dalam melakukan pengelolaan informasi,
termasuk mengelola data dan mengkonversinya menjadi informasi dan
pengetahuan.
Setelah berhasil merintis, memulai, membangun organisasi pembelajaran,
selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan pengelolaan (managing
learning organization). Marquardt berpendapat bahwa sub sistem organisasi
pembelajaran berupa pembelajaran, organisasi, orang, pengetahuan, dan teknologi
harus dikelola dengan baik. Pengelolaan hal-hal tersebut dibarengi dengan prinsip
perbaikan berkelanjutan. Selanjutnya tidak kalah pentingnya adalah manajemen
pengetahuan (knowledge management) yang sangat berhubungan karena
merupakan sumber bagi organisasi pembelajaran.
Penerapan pendekatan organisasi pembelajaran dibutuhkan bagi instansi
pemerintah agar dapat menyesuaikan dengan berbagai perubahan dan
perkembangan yang terjadi. Dengan organisasi pembelajaran maka diharapkan
organisasi memiliki kemampuan untuk menemukan berbagai solusi dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan baik yang berasal dari dalam mapun hasil transfer
dari luar organisasi. Pemahaman tentang konsepsi, urgensi, dan cara menerapkan
konsep organisasi pembelajar wajib dipahami oleh seorang pemimpin. Refleksi
dengan situasi organisasi dapat menjadi bahan bahasan dan rencana tindak lanjut
dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai