Anda di halaman 1dari 4

Penjelasan Unsur-Unsur Budaya Menurut

Koentjaraningrat
1. Unsur-Unsur Budaya Berupa Bahasa

Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat pertama adalah bahasa. Bahasa merupakan


unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa alat bagi manusia dalam memenuhi
kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi dengan sesamanya.

Kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman


tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik.

Hal ini membuat unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat seperti bahasa kemudian
akan diwariskan kepada generasi penerusnya dengan menggunakan bahasa. Dengan
demikian, bahasa menduduki kedudukan yang penting dalam analisis kebudayaan
manusia.

2. Unsur-Unsur Budaya Berupa Pengetahuan

Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat kedua adalah pengetahuan. Sistem


pengetahuan yang menjadi bagian dari unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat
berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi, karena sistem pengetahuan
bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia.

Sistem pengetahuan yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat sangat


luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang
digunakan dalam kehidupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam antropologi sesuai
unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah bagaimana pengetahuan manusia
digunakan untuk mempertahankan hidupnya.

Setiap unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat, selalu memiliki pengetahuan tentang


segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Pengetahuan yang menjadi unsur-unsur budaya
menurut Koentjaraningrat tersebut antara lain:

- Alam sekitarnya

- Tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya

- Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya

- Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya

- Tubuh manusia

- Sifat-sifat dan tingkah laku manusia


- Ruang dan waktu

3. Unsur-Unsur Budaya Berupa Organisasi Sosial

Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat ketiga adalah organisasi sosial. Kehidupan


dalam setiap kelompok masyarakat diatur oleh adat istiadat dan aturan mengenai berbagai
macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup.

Kesatuan sosial yang paling dasar dan menjadi unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat adalah kerabat, keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Kemudian,
unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat ini membuat manusia akan digolongkan ke
dalam tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial.

Kekerabatan yang menjadi bagian unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat juga


berkaitan dengan perkawinan. Perkawinan merupakan inti atau dasar dalam pembentukan
suatu komunitas atau organisasi sosial.

4. Unsur-Unsur Budaya Berupa Peralatan Hidup dan Teknologi

Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat keempat adalah peralatan hidup dan


teknologi. Manusia selalu berusaha mempertahankan hidupnya, sehingga mereka akan
selalu terdorong untuk membuat peralatan atau benda-benda untuk mendukung tujuan
tersebut.

Inilah mengapa peralatan hidup dan teknologi termasuk unsur-unsur budaya menurut
Koentjaraningrat. Pada masyarakat tradisional, terdapat delapan macam sistem peralatan
dan unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat fisik yang digunakan oleh kelompok
manusia yang hidup berpindah-pindah atau masyarakat pertanian, yaitu:

- Alat-alat produktif

- Senjata

- Wadah

- Alat untuk menyalakan api

- Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu-jamuan

- Pakaian dan perhiasan

- Tempat berlindung dan perumahan

- Alat-alat transportasi

5. Unsur-Unsur Budaya Berupa Ekonomi

Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat kelima adalah ekonomi atau mata


pencaharian. Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi yang menjadi unsur-unsur budaya
menurut Koentjaraningrat dalam suatu masyarakat menjadi fokus penting dalam kajian
etnografi.

Dalam penelitian etnografi dalam unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat mengenai


sistem mata pencaharian, mengkaji bagaimana suatu kelompok masyarakat mencukupi
kebutuhan hidupnya melalui mata pencaharian atau sistem perekonomian mereka. Sistem
ekonomi yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat pada masyarakat
tradisional, antara lain:

- Berburu dan meramu

- Beternak

- Bercocok tanam di ladang

- Menangkap ikan

- Bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi

Lima sistem mata pencaharian yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat
tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan banyak dilakukan
oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau.

6. Unsur-Unsur Budaya Berupa Religi

Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat keenam adalah unsur religi. Kajian


antropologi dalam memahami unsur unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa
religi sebagai tidak dapat dipisahkan dari emosi keagamaan.

Emosi keagamaan yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat merupakan


perasaan dalam diri manusia yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan-tindakan
yang bersifat religius. Emosi ini memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral
dalam kehidupan manusia.

Dalam unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa sistem religi masih ada tiga
unsur lain yang perlu dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem
upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi itu.

7. Unsur-Unsur Budaya Berupa Kesenian

Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat ketujuh adalah kesenian. Para ahli


antropologi mulai memperhatikan unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa
kesenian setelah melakukan penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu
masyarakat tradisional.

Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian unsur-unsur budaya menurut


Koentjaraningrat tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur
seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni
patung, relief, ukiran, dan lukisan.

Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental. Seni sastra terdiri atas prosa dan puisi.
Kemudian terdapat seni gerak dan seni tari, yaitu seni yang dapat ditangkap melalui indera
pendengaran maupun penglihatan.

Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian visual culture yang menjadi unsur-
unsur budaya menurut Koentjaraningrat, yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji
seni film dan foto. Dua media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia
beserta kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau karya-karya foto.

Anda mungkin juga menyukai