Anda di halaman 1dari 3

1.

pola operasi langsung

1. Banjir sering terjadi pada bulan Desember-Januari?

Ada beberapa faktor penting yang berpengaruh terhadap proses terjadinya


hujan di wilayah Indonesia, antara lain posisi lintang, pola angin (angin
pasat dan monsun), keberadaan lautan dan permukaan air lainnya, serta
pegunungan dan gunung-gunung yang tinggi. Dari pengaruh faktor-faktor
fisik tersebut, paling tidak ada tiga tipe pola curah hujan yang terjadi di
wilayah Indonesia, yakni tipe ekuatorial, monsun dan tipe lokal. (Tukidi,
2010). Tipe curah hujan ekuatorial proses terjadinya berhubungan dengan
pergerakan zona konvergensi ke arah utara dan selatan mengikuti
pergerakan semu matahari. Sedangkan tipe monsun lebih dipengaruhi oleh
adanya tiupan angin musim (Angin Musim Barat). Selanjutnya, tipe lokal
lebih dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik setempat, yakni adanya
bentang perairan sebagai sumber penguapan dan pegunungan atau
gunung-gunung yang tinggi sebagai daerah tangkapan hujan.

Lebih lanjut Tukidi (2010) juga menyampaikan bahwa jumlah curah hujan
rata-rata yang turun di pelbagai tempat di wilayah Indonesia dalam setahun
berkisar antara 500 milimeter (mm) sampai lebih dari 5000 mm. Banyak
sedikitnya curah hujan juga dipengaruhi oleh letak dan ketinggian suatu
tempat, yakni tempat-tempat yang letaknya di pantai barat atau selatan
yang langsung menghadapi angin barat memiliki curah hujan yang besar.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mengungkapkan


bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan risiko dan
peluang curah hujan ekstrem. Biasanya curah hujan yang intens dimulai
pada bulan Oktober-November di wilayah Indonesia. Peningkatan curah
hujan bulanan tersebut dapat berlangsung hingga Februari tahun
berikutnya. Curah hujan ini akan membuat daya serap air ke dalam tanah
akan semakin kecil dan volume air di situ, danau dan sungai dapat menjadi
tinggi untuk meampung curah hujan tersebut. Selain itu, pendangkalan
sungai, danau, dan situ sangat berpengaruh besar pada daya tampung air
hujan tersebut. Pendangkalan tersebut sangat dipengaruhi jumlah massa
yang dibawa oleh hujan dari hulu (pengunungan) ke badan-badan sungai.
Di pihak lain, pembuangan sampah sembarangan terutama ke sungai akan
menyebabkan kurang lancarnya aliran sungai dan endapan pada sungai.

2. Upaya pemerintah untuk menangani bencana banjir?

Bencana merupakan peristiwa adanya pertemuan antara kerentanan


dengan bahaya sehingga terjadi adanya yang meninggal dunia, kerusakan
lingkungan dan harta benda. Dalam konteks bencana banjir, kerentanan
tersebut dapat berupa adanya pemukiman dekat dengan sungai yang
dangkal. Sedangkan bahaya adalah adanya air (hujan) yang datang dalam
jumlah besar. Ketika terjadi pertemuan air hujan yang besar tadi mengalir
melalui sungai yang dangkal maka masyarakat yang berada di wilayah
pemukiman tadi dapat mengalami genangan air dan dapat merusak rumah
dan lingkungan, serta kematian.

Untuk mengurangi dampak banjir, Pemerintah bersama masyarakat akan


melakukan hal-hal berikut:

a. Evakuasi masyarakat di sekitar wilayah banjir

b. Menyediakan peralatan yang akan digunakan untuk evakuasi

c. Menyediakan tempat evakuasi sementara

d. Menyediakan kebutuhan dasar

e. Memberbaiki tanggul (dan lain-lain) yang jebol bila ada

3. Upaya pemerintah untuk mengurangi dampak banjir bencana banjir?

Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya


banjir antara lain:

a) Menjaga lingkungan sekitar

b) Hindari membuat rumah di pinggiran sungai

c) Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi


d) Buanglah sampah pada tempatnya

e) Rajin membersihkan saluran air

f) Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuat lahan


hijau untuk penyerapan air.

2. Tujuan kebijakan publik tak lain yakni untuk mengatur kehidupan


penduduk yang berada di suatu wilayah tertentu agar tercipta
ketertiban, kenyamanan, dan keamanan bersama. Kebijakan publik
sendiri merupakan suatu komponen yang dihasilkan oleh suatu
pemerintahan di sebuah negara.

Anda mungkin juga menyukai