Anda di halaman 1dari 4

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2022, Volume 13, Number 1: 127-130


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Hubungan neutrophil-lymphocyte ratio, absolute


lymphocyte count, dan platelet lymphocyte ratio
terhadap derajat keparahan COVID-19
Published by Intisari Sains Medis
Lusia Nasrani1*

ABSTRACT
1
Dokter Umum di RS Harapan Keluarga Cikarang, Introduction: The COVID-19 virus was discovered at research data are medical records and laboratory
Jawa Barat the end of 2019 as respiratory infectious disease and has examination data from 64 COVID-19 patients at
become a pandemic until now, so it is very important Harapan Keluarga Hospital Cikarang in July–December
to predict the severity of COVID-19. Neutrophil 2020. The data analysis used was bivariate analysis with
Lymphocyte Ratio (NLR), Absolute Lymphocyte Count chi-square.
(ALC), and Platelet Lymphocyte Ratio (PLR) are easy, Results: There were 64 samples in this study, with
inexpensive, and fast methods as screening tools for the majority of samples being male, the average age
the severity of COVID-19. The purpose of this study was was 42 years, the most common symptoms were
to determine the relationship between NLR, ALC, and fever (81.3%) and cough (71.9%), the majority of
PLR to the severity of COVID-19. patients had no comorbidities. There was a significant
Methods: This study is an analytic observational study relationship between NLR, ALC and PLR with the
with a cross-sectional research design—retrieving severity of COVID-19 (p = 0.007; p = 0.002; p = 0.013).
research data using the total sampling method. The

Keywords: Absolute Lymphocyte Count (ALC), COVID-19, keparahan, Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR), Platelet
Lymphocyte Ratio (PLR)
Cite This Article: Nasrani, L. 2022. Hubungan neutrophil-lymphocyte ratio, absolute lymphocyte count, dan platelet
lymphocyte ratio terhadap derajat keparahan COVID-19. Intisari Sains Medis 13(1): 127-130. DOI: 10.15562/ism.
v13i1.1241

ABSTRAK

*Korespondensi: Latar belakang: Virus COVID-19 ditemukan pada penelitian adalah data rekam medis dan pemeriksaan
Lusia Nasrani; Dokter Umum di RS Harapan Keluarga akhir tahun 2019 sebagai penyakit infeksi pada laboratorium dari 64 pasien COVID-19 di RS Harapan
Cikarang, Jawa Barat; pernapasan dan telah menjadi pandemi hingga saat Keluarga Cikarang pada periode Juli–Desember 2020.
lusianasrani09@gmail.com ini, sehingga sangat penting untuk memprediksi Analisis data yang digunakan adalah analisis bivariat
derajat keparahan COVID-19. Neutrophyl Lymphocyte dengan chi-square.
Ratio (NLR), Absolute Lymphocyte Count (ALC), dan Hasil: Terdapat 64 sampel pada penelitian ini dengan
Platelet Lymphocyte Ratio (PLR) merupakan metode mayoritas sampel merupakan laki-laki, rata-rata usia
yang mudah, murah, dan cepat sebagai alat skrining 42 tahun, gejala yang paling sering ditemukan adalah
pada keparahan COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah demam (81,3%) dan batuk (71,9%), mayoritas pasien
untuk mengetahui hubungan NLR, ALC, dan PLR tidak memiliki komorbid. Terdapat hubungan yang
terhadap derajat keparahan COVID-19. signifikan antara NLR, ALC dan PLR dengan tingkat
Metode: Penelitian ini adalah suatu penelitian keparahan COVID-19 (p =0,007; p=0,002; p =0,013).
observasional analitik dengan desain penelitian Simpulan: NLR, ALC, dan PLR memiliki hubungan
crosssectional. Pengambilan data penelitian terhadap derajat keparahan COVID-19.
menggunakan metode total sampling. Data

Kata kunci: NLR, ALC, dan PLR memiliki hubungan terhadap derajat keparahan COVID-19.
Sitasi Artikel ini: Nasrani, L. 2022. Hubungan neutrophil-lymphocyte ratio, absolute lymphocyte count, dan platelet
Diterima: 28-12-2021 lymphocyte ratio terhadap derajat keparahan COVID-19. Intisari Sains Medis 13(1): 127-130. DOI: 10.15562/ism.
Disetujui: 20-02-2022 v13i1.1241
Diterbitkan: 28-02-2022

Published
Open access:
by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 127-130 | doi: 10.15562/ism.v13i1.1241
http://isainsmedis.id/ 127
ORIGINAL ARTICLE

LATAR BELAKANG ketidakmampuan identifikasi molekular pneumonia ringan sedangkan COVID-19


yang mengakibatkan tertundanya berat bila terdapat distress napas (sesak
Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) diagnosis dan terapi COVID-19.1 napas) yang ditandai dengan laju napas
merupakan penyakit infeksi respiratori Studi imunologis menunjukkan (RR) ≥ 30 kali per menit, saturasi oksigen
akut yang disebabkan oleh infeksi virus tingginya kadar sitokin proinflamasi, darah (SaO2) ≤ 93, rasio PaO2/FiO2 < 300,
kelas coronaviridae, yang lebih dikenal yang dikenal dengan badai sitokin, yang dan atau infiltrate paru > 50% dalam 24-
dengan severe acute respiratory syndrome- merupakan karakteristik utama pada 48 jam.1
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). COVID-19 kasus COVID-19 berat. Peningkatan Nilai NLR dibagi menjadi kategori
pertama kali ditemukan pada Desember yang ekstrim dari sitokin merangsang normal dan tinggi. Kategori normal bila
2019 di Wuhan, Cina, dan kemudian respon proinflamasi yang masif yang NLR < 3,13; kategori tinggi bila NLR ≥
menyebar ke seluruh dunia dan pada 11 menyebabkan pasien berkembang pada 3,13.3 Nilai ALC dibagi menjadi kategori
Maret 2020 WHO mendeklarasikan bahwa Multiple Organ Dysfunction Syndrome normal dan rendah. Kategori normal bila
COVID-19 telah menjadi pandemi.1 (MODS) dan ARDS yang pada akhirnya ALC >1740; kategori rendah bila ALC ≤
Jumlah COVID-19 meningkat secara dapat menyebabkan kematian. Oleh 1740.1 Sementara nilai PLR dibagi menjadi
cepat kemudian menyebar ke berbagai karena itu, marker inflamatori dapat kategori normal (PLR ≤ 180) dan tinggi
negara. Pada 17 Oktober 2020 dilaporkan digunakan untuk memprediksi derajat (PLR >180).4
bahwa jumlah kasus konfirmasi positif keparahan dan risiko mortalitas pada Data yang diperoleh kemudian
COVID-19 adalah 39.633.171 kasus pasien COVID-19. Neutrophyl Lymphocyte dianalisis menggunakan software SPSS
dengan total 1.109.834 kasus (CFR 2,8%) Ratio (NLR), Absolute Lymphocyte Count versi 22. Analisis deskriptif dilakukan
pada 215 negara. Total 357.762 kasus (ALC), dan Platelet Lymphocyte Ratio untuk data pasien COVID-19 berdasarkan
konfirmasi dilaporkan di Indonesia (PLR) merupakan marker inflamasi usia, jenis kelamin, gejala, dan komorbid.
dengan 12.431 kematian (CFR 3,48%).1 yang sederhana, cepat, dan umumnya Data hubungan NLR, ALC, dan PLR
Rute penularan dari virus ini adalah diukur pada pemeriksaan hematologi terhadap derajat keparahan COVID-19
droplet pernapasan dan kontak erat. rutin.2 Terbatasnya studi yang membahas dianalisis dengan menggunakan analisis
Gejala klinis dari infeksi SARS-CoV-2 peran NLR, ALC, dan PLR pada derajat bivariat dengan chi-square.
sangat beragam, dapat berupa infeksi keparahan pasien COVID-19, membuat
asimtomatis, penyakit pernapasan atas perlunya penelitian yang membahas
ringan, pneumonia virus berat dengan
HASIL
hubungan NLR, ALC, dan PLR pada
kegagalan pernapasan, bahkan kematian. derajat keparahan pasien COVID-19. Terdapat 64 sampel pada penelitian ini
Gejala awal yang paling sering dari dengan rerata usia 42,56 ± 13,08 tahun
penyakit ringan/sedang COVID-19 (Tabel 1). Mayoritas sampel penelitian ini
meliputi fatigue, batuk kering, dan demam
METODE merupakan laki-laki sebanyak 37 orang
tinggi, sementara diare, hemoptisis, dan Penelitian ini adalah penelitian (57,8%), sedangkan pada perempuan
pusing merupakan gejala yang jarang observasional analitik dengan desain sebesar 27 orang (42,2%). Gejala yang
muncul. Beberapa pasien menunjukkan penelitian cross sectional. Pengambilan paling sering dialami pada pasien
gejala kehilangan indra perasa dan data penelitian menggunakan metode COVID-19 pada subjek penelitian ini
penciuman. Pada stadium infeksi yang total sampling. Data penelitian adalah adalah demam (81,3%) dan batuk (71,9%).
lebih lanjut, pasien dengan COVID data sekunder dari data rekam medis Pada subjek penelitian ini, mayoritas
19 dapat berkembang menjadi infeksi dan pemeriksaan laboratorium. Populasi pasien tidak memiliki komorbid, namun
bakteri sekunder, bahkan pada kasus studi yaitu pasien berusia ≥ 18 tahun yang 9 orang diantaranya memiliki komorbid
berat, perburukan terjadi secara cepat dan didiagnosis COVID-19 di RS Harapan DM tipe II (14,1%), 6 orang dengan
progresif seperti Acute Respiratory Distress Keluarga Cikarang pada periode Juli– hipertensi (9,4%), 1 orang dengan riwayat
Syndrome (ARDS), asidosis metabolik, Desember 2020. Kriteria inklusi penelitian penyakit jantung koroner (1,6%), 1 orang
dan syok sepsis.2 yaitu pasien yang didiagnosis COVID-19 dengan stroke (1,6%).
Diagnosis COVID-19 ditegakkan di RS Harapan Keluarga Cikarang Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 64
berdasarkan anamnesis dengan pada periode Juli–Desember 2020 dan pasien COVID-19, nilai NLR pada pasien
mengidentifikasi riwayat bepergian ke area memiliki data hasil darah lengkap disertai COVID-19 berat sebagian besar terdapat
endemis atau riwayat kontak erat dengan hitung jenis leukosit (differential count). dalam kategori tinggi, sedangkan pada
pasien COVID-19, gejala klinis yang Kriteria ekslusi adalah pasien dengan pasien COVID-19 ringan sebagian besar
mengarah ke pneumonia, pemeriksaan gejala ISPA namun tidak didiagnosis dalam kategori NLR normal dan secara
laboratorium dan radiologi. Gold sebagai COVID-19 dan pasien yang tidak statistik (p =0,007) yang menunjukkan
standard untuk mendiagnosis COVID-19 memiliki data hasil darah lengkap disertai adanya hubungan yang signifikan
adalah identifikasi molekular SARS- hitung jenis leukosit (differential count). antara NLR dengan tingkat keparahan
CoV-2 dengan menggunakan Reverse Derajat keparahan COVID-19 dibagi COVID-19. Nilai ALC pada pasien
Transcriptase-Quantitative Polymerase menjadi COVID-19 ringan dan berat. COVID-19 berat sebagian besar terdapat
Chain Reaction (RT-qPCR). Fasilitas dan Kriteria COVID-19 ringan yaitu pasien dalam kategori rendah, sedangkan pada
sumber daya yang terbatas menyebabkan dengan gejala non pneumonia atau pasien COVID-19 ringan sebagian besar

128 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 127-130 | doi: 10.15562/ism.v13i1.1241
ORIGINAL ARTICLE

dalam kategori ALC normal dan secara leukositosis, neutrofilia, limfopenia, (57,8%), sedangkan pada perempuan
statistik (p =0,002) menunjukkan adanya dan trombositopenia dibandingkan sebesar 27 orang (42,2%). Berdasarkan
hubungan yang signifikan antara ALC COVID-19 ringan. Pasien-pasien ini studi, wanita memiliki jumlah sel T CD4+
dengan tingkat keparahan COVID-19. umumnya cenderung berkembang yang lebih tinggi, aktivitas sitotoksik sel T
Nilai PLR pada pasien COVID-19 menjadi ARDS dan membutuhkan CD8+ yang lebih kuat, dan peningkatan
berat mayoritas dalam kategori tinggi, perawatan intensive care unit (ICU). NLR, produksi sel B imunoglobulin
sedangkan pada pasien COVID-19 ALC, dan PLR merupakan nilai yang dibandingkan dengan laki-laki. Sebuah
ringan sebagian besar dalam kategori PLR didapat dari hasil pemeriksaan hematologi studi berbeda menunjukkan ekspresi
normal dan secara statistik (p =0,013) rutin.5 Terdapat 64 sampel pada penelitian protein ACE 2 dalam sel manusia
menunjukkan adanya hubungan yang ini dengan rerata usia 42,56 ± 13,08 tahun berdasarkan jenis kelamin, dengan
signifikan antara PLR dengan tingkat (Tabel 1). Berdasarkan penelitian dari menggunakan single-cell RNA-sequencing
keparahan COVID-19. Guan dkk menunjukkan bahwa umur (RNA-seq), ditemukan bahwa ekspresi
produktif memiliki aktivitas dan mobilitas ACE 2 lebih tinggi pada laki-laki Asia
PEMBAHASAN yang tinggi sehingga dicurigai sebagai dibandingkan wanita Asia sehingga angka
penyebab penularan COVID-19.6 insiden COVID 19 ditemukan lebih tinggi
Pasien dengan COVID-19 berat Mayoritas sampel penelitian ini pada laki-laki.2
umumnya menunjukkan peningkatan merupakan laki-laki sebanyak 37 orang Gejala yang paling sering dialami
pada pasien COVID-19 pada subjek
Tabel 1. Karakteristik dari pasien COVID-19. penelitian ini adalah demam (81,3%)
Karakteristik Frekuensi Persentase dan batuk (71,9%). Hal ini sesuai dengan
Usia (Mean ± SD) 42,56 ± 13,08 teori bahwa gejala yang paling sering
<30 tahun 13 20,3 dialami pada pasien COVID-19 adalah
30-49 26 40,6 demam dan batuk.2 Pada subjek penelitian
≥ 50 tahun 25 39,1 ini, mayoritas pasien tidak memiliki
Jenis Kelamin komorbid, namun 9 orang diantaranya
Laki-laki 37 57,8
memiliki komorbid DM tipe II (14,1%), 6
Perempuan 27 42,2
orang dengan hipertensi (9,4%), 1 orang
Gejala
dengan riwayat penyakit jantung coroner
(1,6%), 1 orang dengan stroke (1,6%).
Demam 52 81,3
Penelitian ini menunjukkan bahwa
Batuk 46 71,9
dari 64 pasien COVID-19, nilai NLR
Pilek 6 9,4
pada pasien COVID-19 berat sebagian
Sakit Tenggorokan 12 18,8
besar terdapat dalam kategori tinggi,
Lemas 37 57,8
sedangkan pada pasien COVID-19 ringan
Pusing 25 39,1
sebagian besar dalam kategori NLR
Anosmia 17 26,6
normal dan secara statistik (p =0,007)
Mual muntah 36 56,3
yang menunjukkan adanya hubungan
Diare 5 7,8
yang signifikan antara NLR dengan
Sesak Napas 18 28,1
tingkat keparahan COVID-19. Hasil
Komorbid
penelitian ini sesuai dengan studi dari
DM Tipe II 9 14,1
Ding dkk bahwa NLR secara signifikan
Hipertensi 6 9,4 lebih tinggi ditemukan pada pasien
PJK 1 1,6 COVID-19 berat.5 Liu dkk menemukan
Stroke 1 1,6 bahwa NLR merupakan prediktor
Tidak Ada Komorbid 50 78,1 awal COVID-19 pada pasien yang
Tabel 2. Hubungan NLR dan ALC terhadap derajat keparahan COVID-19 kemungkinan berkembang ke kondisi
kritis.3 Berdasarkan teori, ACE2 diduga
Variabel COVID Ringan COVID Berat P-Value
merupakan reseptor utama dari SARS-
NLR 0,007
CoV-2, yang diekspresikan pada limfosit
Normal (< 3,13) 30 (83,3%) 6 (16,7%)
sehingga menyebabkan SARS-CoV-2
Tinggi (≥ 3,13) 16 (55,2%) 13 (44,8%)
dapat secara langsung menginfeksi sel ini
ALC 0,002
dan menyebabkan limfopenia, kemudian
Normal (>1740) 18 (100%) 0 (0%)
membuat tubuh mudah terinvasi bakteri
Rendah (≤ 1740) 28 (60,9) 18 (39,1%)
dan menginduksi peningkatan neutrofil.
PLR 0,013
Badai sitokin diduga berkontribusi pada
Normal (≤ 180) 39 (79,6%) 10 (20,4%)
infeksi pernapasan yang disebabkan
Tinggi ( >180) 7 (46,7%) 8 (53,8%)
oleh virus, sementara sitokin seperti

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 127-130 | doi: 10.15562/ism.v13i1.1241 129
ORIGINAL ARTICLE

IL-10, IL-6 dan tumor nekrosis factor α Berdasarkan studi, platelet merupakan PENDANAAN
mengaktivasi neutrofil dan menyebabkan sel imun penting pada tubuh manusia,
kerusakan limfosit. Oleh karena itu, yang diproduksi oleh megakariosit Penulis bertanggung jawab terhadap
NLR merefleksikan tingkat keparahan pada sumsum tulang. Platelet memiliki seluruh pembiayaan dalam pembuatan
COVID-19.7 peran penting pada koagulasi darah, laporan penelitian ini.
Hasil penelitian ini mengemukakan angiogenesis, imunitas, dan inflamasi.
nilai ALC pada pasien COVID-19 berat Mekanisme terjadinya trombositopenia KONTRIBUSI PENULIS
sebagian besar terdapat dalam kategori diduga disebabkan oleh banyak faktor. Penulis bertanggung jawab dalam
rendah, sedangkan pada pasien COVID-19 Terdapat banyak kesamaan antara wabah pembuatan dan penulisan laporan
ringan sebagian besar dalam kategori ALC COVID-19 dengan SARS pada tahun penelitian ini.
normal dan secara statistik (p =0,002) 2003. Studi sebelumnya pada SARS
menunjukkan adanya hubungan yang menunjukkan bahwa infeksi virus dan DAFTAR PUSTAKA
signifikan antara ALC dengan tingkat ventilasi mekanik memicu kerusakan
1. Selanno Y, Widaningsih Y, Esa T, Arif M.
keparahan COVID-19. endotel, agregasi platelet, trombogenesis
Analysis of Neutrophil Lymphocyte Ratio and
Sementara berdasarkan teori lain, paru, dan penurunan megakariosit Absolute Lymphocyte Count as Predictors of
mekanisme limfopenia pada pasien sehingga menyebabkan penurunan Severity of COVID-19 Patients. Indones J Clin
COVID-19 dikaitkan dengan kemampuan produksi platelet dan peningkatan Pathol Med Lab. 2021;27(2).
virus menginfeksi sel T melalui reseptor konsumsi platelet. Corona virus secara 2. Zhang H, Cao X, Kong M, et al. Clinical and
hematological characteristics of 88 patients
Angiotensin-Converting Enzyme 2 (ACE 2) langsung menginvasi sel hematopoietik with COVID-19. Int J Lab Hematol. 2020;42(6).
dan cluster of differentiation (CD) 147-spike atau sel stromal sumsum tulang 3. Liu J, Liu Y, Xiang P, et al. Neutrophil-to-
proteins, dengan hasil akhir penurunan belakang yang memicu terhambatnya lymphocyte ratio predicts critical illness
kadar limfosit T dari CD3+, CD4+, hematopoiesis.7 Berdasarkan Qu R dkk patients with 2019 coronavirus disease in the
early stage. J Transl Med. 2020;18(1).
CD8+ dan peningkatan sel T regulatori.8 menunjukkan peningkatan PLR berkaitan
4. Arjita IPD, Sabariah S, Anulus A. Complete
Peningkatan sitokin pro inflamasi dengan dengan prognosis yang buruk pada Blood Cells Findings Among Covıd-19 In-
limfopenia sel T memicu pasien dengan COVID-19.10 Patients at Covıd-19 Reference Hospitals, West
COVID berat berkembang mengalami Nusa Tenggara. Med Lab Technol J. 2020;6(2).
badai sitokin, yang menyebabkan 5. Chan AS, Rout A. Use of Neutrophil-to-
SIMPULAN Lymphocyte and Platelet-to-Lymphocyte Ratios
terjadinya apoptosis limfosit dan kegagalan in COVID-19. J Clin Med Res. 2020;12(7).
multi organ. Pada akhirnya penurunan NLR, ALC, dan PLR memiliki hubungan
6. Guan W, Ni Z, Hu Y, et al. Clinical
kadar limfosit T CD4+ dan CD8+ berkaitan terhadap derajat keparahan COVID-19. Characteristics of Coronavirus Disease 2019 in
dengan keparahan penyakit yang memicu Penelitian ini memiliki beberapa China. N Engl J Med. 2020;382(18).
terjadinya peningkatan NLR dan keterbatasan berupa sampel penelitian 7. Wang X, Li X, Shang Y, et al. Ratios of
yang kecil sehingga dibutuhkan penelitian Neutrophil-to-Lymphocyte and Platelet-to-
penurunan ALC.3 Lymphocyte Predict All-Cause Mortality in
Berdasarkan hasil penelitian ini, lain dengan jumlah sampel yang lebih
Inpatients with Coronavirus Disease 2019
nilai PLR pada pasien COVID-19 besar. (COVID-19): A Retrospective Cohort Study in
berat mayoritas dalam kategori tinggi, A Single Medical Center. Epidemiol Infect. 2020;
sedangkan pada pasien COVID-19 UCAPAN TERIMA KASIH 0(0)
8. Illg Z, Muller G, Mueller M, Nippert J, Allen
ringan sebagian besar dalam kategori PLR Ucapan terima kasih penulis berikan B. Analysis of absolute lymphocyte count in
normal dan secara statistik (p =0,013) kepada RS Harapan Keluarga Cikarang patients with COVID-19. Am J Emerg Med.
menunjukkan adanya hubungan yang 2021;46.
atas kesempatan dan bimbingan yang telah 9. Simadibrata DM, Pandhita BAW, Ananta ME,
signifikan antara PLR dengan tingkat diberikan dalam penulisan penelitian ini. Tango T. Platelet-to-lymphocyte ratio, a novel
keparahan COVID-19. Penelitian ini biomarker to predict the severity of COVID-19
sejalan dengan penelitian meta analisis KELAYAKAN ETIK patients: A systematic review and meta-analysis.
dari Simadibrata dkk pada 998 pasien J Intensive Care Soc. 2020; 0(0)
COVID-19 menunjukkan bahwa nilai Penelitian ini sudah mendapatkan layak 10. Qu R, Ling Y, Zhang Y hui zhi, et al. Platelet-to-
lymphocyte ratio is associated with prognosis
PLR berkaitan dengan COVID-19 derajat etik dari Komite Etik Penelitian (KEP)
in patients with coronavirus disease-19. J Med
berat, peningkatan PLR pada kasus Rumah Sakit Harapan Keluarga Jababeka Virol. 2020;92(9).
COVID-19 berat mencerminkan derajat dengan nomor No.002/LO-KE/RSHK/
yang lebih tinggi dari badai sitokin.9 VIII/2021.
Penelitian dari Que dkk tahun 2020
menunjukkan semakin tinggi cut off point KONFLIK KEPENTINGAN
dari PLR, maka durasi dirawat di rumah
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik
sakit akan semakin meningkat.10
kepentingan (conflict of interest) pada
penulisan laporan penelitian ini.

130 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2022; 13(1): 127-130 | doi: 10.15562/ism.v13i1.1241

Anda mungkin juga menyukai