Anda di halaman 1dari 2

Di Indonesia Pengendalian Vektor diatur dalam PERATURAN MENTERI KESEHATAN INDONESIA NOMOR

374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian vector

Penegendalian vector yang diterapkan di Indonesia adalah Pengendalian Vektor Terpadu, hal ini
merupakan kegiatan terpadu sesuai dengan langkah kegiatan (tertera pada BAB VI) menggunakan satu
atau kombinasi beberapa metode.

a. Metode pengendalian fisik dan mekanis adalah upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi,
menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik
- Modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut,
penanaman bakau, pengeringan, pengaliran/ drainase, dan lain-lain)
- Pemasangan kelambu
- Memakai baju lengan panjang
- Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)
- Pemasangan kawat kasa
b. Metode pengendalian dengan menggunakan agen biotik
- Predator pemakan jentik (ikan, mina padi dan lain-lain)
- Bakteri, virus, fungi
- Manipulasi gen (penggunaan jantan mandul, dll)
c. Metode pengendalian secara kimia - Surface spray (IRS)
- Kelambu berinsektisida
- Larvasida
- Space spray (pengkabutan panas/fogging dan dingin/ULV)
- Insektisida rumah tangga (penggunaan repelen, anti nyamuk bakar, liquid vaporizer, paper
vaporizer, mat, aerosol)

Sasaran:

a. Fasilitas kesehatan
b. Tempat-tempat umum
c. Kawasan industri seperti pertambangan, pariwisata
d. Tempat permukiman
e. Tempat perkembangbiakan alamiah Pengawasan mutu penyelenggaraan pengendalian vektor
menggunakan standar baku sesuai dengan ketentuan dalam Permenkes

Anda mungkin juga menyukai