Anda di halaman 1dari 3

Nama : Brega Layora

NIM : 042976563

Program Studi: Ilmu Komunikasi

UPBJJ : Yogyakarta

TUGAS 2

Logika

Proposisi Kategoris

Proposisi kategoris adalah suatu pernyataan yang terdiri dari hubungan dua term sebagai
subyek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah. Hubungan ini berbentuk pengiyaan
atau pengingkaran. 
Unsur-unsur proposisi kategoris, yaitu sebagai berikut : 
1. Term sebagai subyek, yaitu hal yang diterangkan dalam pernyataan, yang sering
disimbolkan dengan 'S'. 
2. Term sebagai predikat, yaitu hal yang menerangkan dalam pernyataan, yang sering
disimbolkan dengan 'P'. 
3. Kopula, yaitu hal yang mengungkapkan adanya hubungan antara subyek dan
predikat, dapat mengiyakan atau mengingkari, yang menunjukkan kualitas
pernyataan. 
4. Kuantor, yaitu pembilang yang menunjukkan lingkungan yang dimaksudkan oleh
subyek, dapat berbentuk universal atau partikular, yang sekaligus juga menunjukkan
kuantitas pernyataan. 

Kedua unsur yang pertama adalah sebagai subyek dan predikat inilah yang merupakan
materi pokok proposisi. Sedangkan hal poin 3, adalah sebagai pemberi bentuk, kopula ini
tidak diperlihatkan, hanya diperkirakan saja, misalnya : semua manusia berakal budi. Dan
hal poin 4 tersebut juga sering tidak diperlihatkan, yaitu dalam proposisi yang menunjukkan
pengertian kesemuanya yang dimaksudkan subyek, misalnya semua bangsa Indonesia ber-
Pancasila. Kata 'semua; adalah kuantor, dan kata ini dapat dihilangkan tanpa merubah
makna yang dimaksudkan, yaitu dinyatakan : bangsa Indonesia ber-Pancasila. 
Suatu proposisi dapat benar, dapat juga salah. Proposisi disebut juga sebagai bentuk lahir
dari pendapat, sedangkan term yang merupakan unsur proposisi adalah bentuk lahir dari
pengertian. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa pendapat adalah hubungan dua pengertian
yang mempunyai nilai benar dan salah. Atau dengan kata lain pendapat itu mempunyai dua
kemungkinan, mungkin benar mungkin juga salah. 

Unsur yang merupakan materi proposisi kategoris adalah term sebagai subyek dan term
sebagai predikat, yang keduanya tersebut merupakan hal yang harus ada. Jika salah satu
tidak ada, maka pernyataan itu tidak dapat disebut sebagai proposisi kategoris, melainkan
hanya merupakan proposisi tunggal. 
1. Term sebagai Subyek. 
Term sebagai subyek selalu berhubungan dengan sejauh mana term itu dapat
dikenakan, dan merupakan kuantitas proposisi. Term sebagai subyek dapat
dibedakan menjadi : 
- Subyek universal, yaitu mencakup semua yang dimaksud oleh subyek. Misalnya,
seluruh bangsa Indonesia, yang dirumuskan dengan "semua S". 
- Subyek partikular, yaitu hanya mencakup sebagian dari keseluruhan yang
disebutkan oleh subyek. Misalnya, sebagian bangsa Indonesia, yang dirumuskan
dengan "sebagian S". 

2. Term sebagai Predikat. 


Term sebagai predikat selalu berhubungan dengan isinya dan merupakan kualitas
proposisi. Term sebagai predikat dibedakan antara : 
- Predikat afirmatif, yaitu sifat megiyakan adanya hubungan predikat dengan
subyek, yang dirumuskan dengan "adalah P". 
- Predikat negatif, yaitu sifat mengingkari adanya hubungan predikat dengan
subyek, atau sifat meniadakan hubungan subyek dengan predikat, yang
dirumuskan dengan "bukan P'. 

Penalaran Proposisi Kategoris

Beberapa jenis penalaran langsung:

 Inversi
Inversi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menegasikan (mengingkari)
subjek dan predikat pada proposisi.
Contoh:
Semua rakyat Indonesia diharuskan berpancasila, jadi: semua yang bukan rakyat
Indonesia tidak diharuskan berpancasila.

 Kontraposisi
Kontraposisi adalah penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek
dan predikat serta menegasikannya.
Contoh:
Semua mahasiswa semester 1 UT adalah manusia, jadi: semua yang bukan
manusia pasti bukan mahasiswa semester 1 UT.

 Oposisi
Oposisi adalah penyimpulan secara langsung dengan membandingkan antara
proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dalam term yang sama, tapi bisa
berbeda kuantitas ataupun kualitasnya untuk menentukan keabsahan sebuah
proposisi (dapat berbentuk kontradiksi, kontraris, subkontraris, subalternasi dengan
hukumnya masing-masing).
Contoh:
Semua mahasiswa masuk kelas, maka: Sebagian mahasiswa tidak masuk kelas
(kontradiksi).

Sumber:

BMP ISIP4211 Logika oleh Noor Muhsin Bakry dan Sonjoruri Budiani Trisakti

https://slideplayer.info/slide/17609686/

Anda mungkin juga menyukai