Anda di halaman 1dari 4

Nama : Arifin Dwi Prasetyanto

NPM : 183112350350076

Mata Kulia : Sosiologi Pedesaan

Masyarakat Pedesaan Dalam Ekonomi dan Transformasi Agraria

Masyarakat desa dan perkotaan saling berakitan satu sama lain nya. Pengertian desa secara
umum dikatakan dengan pertanian. Egon Bergel E mendefinisikan desa sebagai “setiap
pemukiman para petani (peasants)”. Faktor pertanian bukanlah ciri yang selalu terletak pada
setiap desa terletak pada fungsinya seabagai tempat tinggal (menetap) dari suatu kelompok
masyarakat yang relatif kecil. Jadi suatu desa ditandai dengan keterikatan warga terhadap suatu
wilayah tertentu.Peerubahan agraria tidak terlepas dari perubahan masyarakat.masyarakat kota
hidup bergantung kepada masyarakat desa, seperti kebutuhan pokok masyarakat kota harus di
dapatkan dari desa. Masyarakat pedesaan mayoritas adalah aktor dari proses produksi bahan
pangan pokok khususnya di Indonesia. Selain itu perkembangan zaman dan kemajuan teknologi
memicu terjadinya sebuah transformasi dari bentuk masyarakat pertanian yang tidak diharapkan
menjadi pertanian commodity. Dari masyarakat pertanian yang menggunakan sendiri atau
mengkonsumsi sendiri hasil produksi menjadi masyarakat pertanian yang berbasis pada ekonomi
atau untuk dijual kembali pada masyarakat pedesaan atau perkotaan.

a. Fokus Sosiologi Ekonomi


Analisis sosiologis terhadap proses ekonomi,misalnya proses pembentukan harga Antara
pelaku ekonomi. Analisis hubungan dan interaksi Antara ekonomi dan institusi lain dari
masyarakat,misalnya hubungan Antara ekonomi dan agama Studi tentang perubahan
institusi dan parameter budaya yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi dari
masyarakat,misalnya semangat kewirausahaan dikalangan santri.
Perbedaan mendasar sosiologi ekonomi klasik dan kontemporer yaitu kekuasaan, Institusi
sosial, jaringan sosial.
Perkembangan Sosiologi Ekonomi

Talcott Parsons
Melalui Teori Struktural Fungsional, Parsons memperkenalkan konsep AGIL
(Adaptation, Goal-attainment, Integration, Latency) sebagai dasar pola struktur agar
menjadi lebih baik. Dimana masyarakat pedesaan sangat memiliki keterkaitan dengan ini
karena mereka terikat dengan budaya mereka.

Karl Marx
Marx Beranggapan bahwa posisi didalam struktur yang seperti ini selalu mendorong
mereka untuk melakukan tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki nasib mereka.
Marx beranggapan bahwa meskipun gejala-gejala historis adalah hasil dari
mempengaruhi berbagai komponen, namun pada analisa terakhir hanya ada satu
independen variable yaitu Faktor Ekonomi. Dan menurut Marx sendiri, perkembangan-
perkembangan politik, hukum filsafat, kesusasteraan serta kesenian, semuanya tertopang
pada faktor ekonomi.

Max Weber
Marx weber mendefinisikan Sosiologi sebagai suatu ilmu tentang institusi-institusi sosial.
Weber berpendapat bahwa studi kehidupan sosial yang mempelajari pranata dan struktur
sosial dari luar saja, seakan-akan tidak ada kisah di dalam nya, dan karena itu
mengesampingkan pengarahan diri oleh individu, tidak menjangkau unsur utama dan
pokok dari kehidupan sosial itu.

Emile Durkheim
Menurut Durkheim, fungsi ekonomis yang dimainkan oleh pembagian kerja menjadi
tidak penting dibandingkan dengan efek moralitas yang dihasilkannya”. Maka, fungsi
sesungguhnya dari pembagian kerja adalah untuk menciptakan solidaritas antara dua
orang atau lebih. Masyarakat yang ditandai oleh solidaritas mekanis menjadi satu dan
padu. Ikatan dalam masyarakat seperti ini terjadi karena mereka terlibat dalam aktivitas
yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama. Sebaliknya, masyarakat yang
ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru dengan perbedaan yang ada di
dalamnya, dengan fakta bahwa semua orang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab
yang berbeda-beda.

Ekonomi klasik merupakan kegiatan ekonomi yang didasari akan pentingnya dalam
menyediakan seluruh barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam
penerapan ekonomi klasik terlihat sangat sederhana sekali, yaitu bagaimana
menggerakkan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Ekonomi klasik pada
dasarnya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dalam kegiatan ekonomi, baik
untuk masyarakat maupun pelaku ekonomi pada hakikatnya sama-sama diuntungkan.

B. Agraria
Agraria adalah serangkaian kaidah dan hubungan yang mengatur hak penguasaan atas
bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Hubungan
antara manusia dengan sumber-sumber agrarian bumi, air, kekayaan yang terkandung di
dalam nya, angkasa serta hubungan antara manusia di dalam rangka penguasaan dan
pemanfaatan sumber-sumber agrarian. Aspek-aspek yang diatur di dalam UUPA no.
5/1960 tentang Peraturan dasar pokok-pokok Agraria. Masyarakat kota dan desa saling
terkait atau terikat. Agraria mempunyai aspek yang diatur dalam UUPA No.5/1960
Tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria:
 Ragam hak atas
 Ketentuan peralihan
 Sangsi-sangsi

Bangkit nya studi agraria didorong oleh dua faktor pendorong bangkitnya studi agraria
yaitu
a) kondisi politik yang memungkinkan
b) Kondisi agraria yang mendasari
c) Muncul konflik agraria yang merebah di seantero Indonesia
James C. Scott mengungkapkan bahwa kehidupan petani ditandai oleh hubungan moral
sehingga melahirkan ekonomi moral yang lebih mengutamakan ”dahulukan selamat” dan
menjauhkan garis bahaya. Moralitas mendahulukan keselamatan inilah yang dijadikan
kunci oleh pendekatan ekonomi moral dalam menjelaskan gerakan perlawanan petani.
Sebagai contoh nya adalah :
 Masyarakat desa bersifat tertutup, nilai sosial yang menjamin kebutuhan minimal
bagi warganya dan membatasi hak pihak luar desa.
 Strategi dalam menjalani kehidupan yaitu teguh pada teknologi dan sistem
penghidupan yang sudah terbukti.
 Penghidupan rentan musibah
 Ancaman kekuatan supra-desa : dimana hubungan desa-supradesa (kota, negara)
mengancam pemenuhan basic needs. Artinya hubungan desa-supradesa mengancam
pemenuhan dasar mereka karena seringkali inovasi yang dilakukan pemerintah tidak
melihat kultur, ekonomi dan apa yang mereka butuhkan.

Anda mungkin juga menyukai