Anda di halaman 1dari 2

PERAWATAN TALI PUSAT

Bagi seorang ibu yang baru melahirkan si buah hati, akan banyak hal baru yang dipelajari.
Salah satunya perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Tali pusat akan puput atau lepas
umumnya dalam satu minggu kehidupan, namun pada beberapa kasus dapat lebih lambat
hingga 10-14 hari setelah bayi lahir. Tali pusat akan mengering dengan sendirinya dan terlepas
dari tubuh bayi. Orangtua tidak usah memaksakan untuk melepas tali pusat bayi karena akan
menyebabkan perdarahan dan adanya risiko terinfeksi. 

Sumber gambar: IDAI

Bagaimana merawat tali pusat yang benar agar tali pusat puput dengan baik dan tidak
terinfeksi? Usahakan tali pusat tetap kering, jaga agar tidak basah dan lembab karena
kondisi lembab memicu pertumbuhan kuman yang menyebabkan infeksi.

Saat lahir tali pusat akan dipotong oleh tenaga kesehatan dan ujung tali pusat akan
dibersikan menggunakan alkohol swab dengan kadar alkohol 70%. Bila bayi sudah
dipulangkan sebelum tali pusat puput lakukan perawatan tali pusat dirumah dengan
cara tepat. Upayakan tali pusat dalam kondisi tidak basah dan tetap menjaga
kebersihan. Tali pusat tidak perlu dibersihkan oleh sabun ataupun cairan lainnya dan
biarkan terbuka tanpa ditutup dengan kasa kering. 

Saat memakaikan popok bayi, usahakan tali pusat tidak tertutup popok (seperti pada
gambar di bawah ini). Tujuan tali pusat tidak tertutup popok agar tidak terkena atau
tercemar air seni dan tinja untuk menghindari terjadinya infeksi tali pusat.
Saat memandikan bayi dirumah, usahakan tali pusat tidak basah. Minyak, bedak, atau
jamu-jamuan tidak perlu diberikan pada tali pusat karena akan membuat basah dan
lembab. Beberapa tanda umum infeksi pada tali pusat antara lain tali pusat tercium bau
dan dapat terlihat nanah, tampak kemerahan pada kulit sekeliling tali pusat, nyeri tekan
di sekitar pusat, dan dapat diikuti dengan demam. Apabila ditemukan adanya infeksi
pada tali pusat, langkah pertama yang dapat dilakukan di rumah adalah orangtua
jangan panik, bersihkan ujung tali pusat menggunakan alkohol swab 70%, bayi tetap
diminumkan ASI selama bayi sadar, dan segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.

Penulis: Dr. Devina Angela

Reviewer: Dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, Sp.A,


Artikel berdasarkan wawancara dengan Dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, Sp.A,
Divisi Neonatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSCM pada tanggal 12 April
2016.

Anda mungkin juga menyukai