Anda di halaman 1dari 5

MODUL 4 : PEMECAHAN MASALAH

PROSES PEMECAHAN MASALAH:

Pemecahan masalah merupakan salah satu kegiatan belajar yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika, bahkan merupakan inti dari pembelajaran matematika. Di dalam
pembelajaran matematika, masalah berupa soal. Di dalam soal matematika dibedakan
menjadi 2 hal, yaitu:
1. Soal sebagai latihan.
Soal sebagai latihan, apabila cara atau prosedur penyelesaian soal tersebut telah
diketahui.
2. Soal sebagai masalah
Soal sebagai masalah, jika memenuhi dua syarat yaitu soal tersebut tidak segera dapat
diselesaikan karena belum diketahui cara serta prosedur penyelesaian, dan ada keinginan
untuk mencari pemecahan soal tersebut.

Dalam belajar matematika, kita perlu membedakan antara soal sebagai "latihan" dan soal
sebagai "masalah". Soal sebagai latihan, apabila cara atau prosedur menyelesaikan soal
tersebut sudah dimengerti, sedangkan soal sebagai masalah, apabila cara atau prosedur
menyelesaikan soal tersebut belum diketahui dan yang bersangkutan ingin menyelesaikannya.
Jadi suatu soal sebagai masalah bagi seseorang, jika orang tersebut belum mengetahui cara
penyelesainnya dan ada keinginan untuk menyelesaikannya. Hasil dari mengerjakan soal-soal
latihan sangat menolong untuk pemecahan masalah.

George Polya telah mengembangkan cara/proses pemecahan masalah secara umum melalui 4
langkah, yaitu:

Langkah 1 : Memahami masalah (soal)

a. Apakah semua kata yang ada dalam soal telah dimengerti?


b. Katakan isi soal dengan kata-katamu sendiri.
c. Apa saja yang ditentukan dalam soal tersebut
d. Apa saja yang ditanyakan dalam soal itu
e. Informasi apa saja (jika ada) yang kurang atau tidak diperlukan

Langkah 2 : Membuat perencanaan


a. Mencari pola yang sesuai
b. Mencari soal-soal yang mungkin penyelesaian mirip dengan soal tersebut
c. Menyederhanakan soal untuk keadaan khusus yang diperkirakan dapat menuju pada
pemecahan soal
d. Membuat tabel dari ketentuan-ketentuan dalam soal (jika mungkin)
e. Membuat diagram dari ketentuan-ketentuan dalam soal
f. Membuat gambar dari ketentuan-ketentuan dalam soal
g. Menggunakan penalaran langsung
h. Menggunakan penalaran tidak langsung
i. Mencari rumus yang sesuai
j. Menuliskan persamaan
k. Membuat dugaan dan memeriksa kebenarannya
l. Bekerja mundur, dari hasil yang diharapkan menuju pada ketentuan soal
m. Mengidentifikasi bagian-bagian yang menuju pada penyelesaian keseluruhan

Langkah 3 : Melaksanakan yang telah direncanakan

a. Menimplementasikan strategi yang telah diputuskan pada langkah 2 dan dilanjutkan


dengan penyelsaian yang diperlukan atau perhitungan
b. Dalam menyelesaikan selalu menjaga ketelitian, baik dalam menulis atau menghitung
c. Memeriksa setiap langkah pada perencanaan yang telah dipilih

Langkah 4 : Melihat/memeriksa kembali

a. Mencocokkan hasil penyelesaian dengan ketentuan-ketentuan dan yang ditanyakan dalam


soal
b. Mencari apakah ada cara lain untuk menyelesaikan soal itu
c. Jika mungkin, mengembangkan soal tersebut menjadi soal yang lebih umum yang
mempunyai kemiripan pemecahan atau cara pemecahan yang berlainan.

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH:

Agar terampil dalam pemecahan masalah, kita perlu banyak berlatih melakukan pemecahan
masalah dan mengidentifikasi cara-cara pemecahan masalah. Untuk
menyelesaikan/memecahkan suatu masalah/soal, tergantung dari ketentuan-ketentuan yang
termuat dalam soal. Dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam soal, kita memikirkan
bagaimana untuk menjawab soal tersebut, yaitu merencanakan pemecahannya. Dalam
merencanakan soal ini, kita memilih strategi mana yang harus digunakan. Suatu cara yang
mirip yang digunakan untuk memecahkan masalah yang mirip disebut suatu strategi
pemecahan masalah. Adapun strategi dalam memecahkan soal-soal matematika, antara lain :

1. Mencari pola dari ketentuan dalam soal


2. Membuat dugaan jawaban soal dan mengecek kebenarannya
3. Membuat gambar/diagram/tabel dari ketentuan dalam soal dan melengkapinya untuk
memperoleh jawaban soal
4. Menggunakan suatu variabel dan membentuk model matematika dari ketentuan dan yang
ditanyakan
5. Membuat daftar yang terorganisasi dari ketentuan dalam soal
6. Memilih dan menerapkan rumus yang sesuai
7. Menyelesaikan soal dengan menggunakan penalaran langsung
8. Bekerja mundur

Suatu soal/masalah dapat diselesaikan dengan suatu strategi. Selain itu, banyak soal
matematika yang dipecahkan dengan tidak hanya menggunakan salah satu strategi di atas,
tetapi mengharuskan menggunakan kombinasi dari dua strategi atau lebih. Selain itu, bisa
saja terjadi suatu soal dapat dipecahkan dengan suatu strategi dan dapat dipecahkan pula
dengan menggunakan strategi lainnya.

MODUL 5 : KETERBAGIAN DAN CIRI TERBAGI HABIS

KETERBAGIAN :

Dalam suatu pembagian seperti 12 : 3 = 4 dapat dinyatakan sebagai suatu pernyataan lain
yang maknanya sama, misalnya seperti berikut ini :

a. 12 terbagi habis oleh 3


b. 3 adalah pembagi dari 12
c. 12 adalah kelipatan dari 3
d. 3 adalah faktor dari 12 3 membagi habis 12, atau secara singkat dikatakan "3
membagi 12"
Pernyataan-pernyataan tersebut disimbolkan dengan "3 I 12" dibaca "3 membagi 12".

Simbol ini berbeda dengan 3/12 yang berarti 3: 12. Secara umum, pengertian keterbagian ini
dinyatakan sebagai definisi berikut ini:

Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan b # 0, maka b membagi a ditulis b I a, jika ada suatu
bilangan bulat m sedemikian hingga a = mb

Meskipun 0 : 0 tidak didefinisikan, tetapi 0 I 0 adalah suatu pernyataan yang benar, sebab 0 =
a. 0, untuk setiap bilangan bulat a

Jika a, b dan d adalah bilangan-bilangan bulat, maka:

a. Apabila d I a dan d I b, maka d I (a + b)


b. b. Apabila d I a dan d # b, maka d # (a + b)

Jika a, b dan d adalah bilangan-bilangan bulat, maka:

a. Apabila d I a dan d I b, maka d I (a - b)


b. Apabila d I a dan d # b, maka d # (a + b)

Jika a dan d bilangan-bilangan bulat maka apabila d I a, maka d I ka, untuk sebarang bilangan
bulat k.

Jika a I b dan a I c maka a I (mb + nc), untuk setiap bilangan bulat m dan n.

CIRI BILANGAN TERBAGI HABIS:

Adapun Ciri Bilangan Terbagi Habis, yaitu :

a. Ciri terbagi habis oleh 2


Suatu bilangan bulat terbagi oleh 2, jika angka satuannya terbagi habis oleh 2.
b. Ciri terbagi habis oleh 3
Suatu bilangan bulat terbagi habis oleh 3, jika jumlah angka-angkanya terbagi habis
oleh .
c. Ciri terbagi habis oleh 4
Suatu bilangan bulat terbagi oleh 4, jika dua angka terakhir dari bilangan itu
menyatakan suatu bilangan yang terbagi oleh 4.
d. Ciri terbagi habis oleh 5
Suatu bilangan bulat terbagi oleh 5, jika angka satuannya terbagi habis oleh 5, yaitu
angka satuannya 0 atau 5.
e. Ciri terbagi habis oleh 7
Suatu bilangan bulat terbagi habis oleh 7, jika bilangan bulat tersebut tanpa angka
satuan dikurangi dua kali angka satuan itu, hasilnya terbagi habis oleh 7.
f. Ciri terbagi habis oleh 8
suatu bilangan bulat terbagi oleh 8, jika tiga angka terakhir dari bilangan itu
menyatakan suatu bilangan yang terbagi habis oleh 8.
g. Ciri terbagi habis oleh 9
Suatu bilangan bulat terbagi habis oleh 9, jika jumlah angka-angkanya terbagi habis
oleh 9.
h. Ciri terbagi habis oleh 10
Suatu bilangan bulat terbagi oleh 10, jika angka satuannya terbagi habis oleh 10, yaitu
jika angka satuannya 0.
i. Ciri terbagi habis 11
Suatu bilangan bulat terbagi oleh 11, jika jumlah angka-angka pada tempat gasal
(dari belakang) dikurangi dengan jumlah angka-angka pada tempat genap (dari
belakang) terbagi habis oleh 11.
j. Ciri terbagi habis oleh 13
Suatu bilangan bulat tebagi habis oleh 13, jika bilangan bulat tersebut tanpa angka
satuan dikurangi sembilan kali angka satuan itu, hasilnya terbagi habis oleh 13.

Anda mungkin juga menyukai