Anda di halaman 1dari 1

Assalamualaikum Wr.

Wb

Nama: Dewi Ruminingsih

NIM: 030040772

Dalam RUU KUHAP ada isu hukum mengenai pemberlakuan konsep plea bargaining, coba saudara
analisa konsep plea bargaining dikaitkan dengan pemeriksaan acara singkat, kemudian apa perbedaan
konsep plea bargaining dengan restorative justice dalam hukum pidana di Indonesia?  

JAWABAN:

Dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RKUHAP) terdapat


beber apa ketent uan baru yang disusun oleh pem er intah guna mengakomodir
dinamika dan kebutuhan hukum masyarakat. Salah satunya yang termasuk dalam P a s a l
1 9 9 R K U H A P s e b a g a i u p a y a u n t u k m e m p e r s i n g k a t d a n m e m p e r c e p a t prosedur
beracara dalam perkara pidana di pengadilan. Dalam naskah akademik RKUHAP disebutkan
ada mekanisme plea bargaining yang diberi judul jalur khusus dalam penyelesaian
perkara pidana. Dalam Pasal 199 RKUHAP disebutkan konsep mekanisme plea
bargaining ini ketika Penuntut Umum membacakan surat dakwaan dimana ancaman pidana
yang didakwakan tidak lebih dari 7 tahun penjara dan terdakwa mengakui segala
kesalahannya, maka Penuntut Umum dapat melimpahkan perkara ke sidang acara
pemeriksaan singkat. Pengakuan terdakwa dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh terdakwa dan penuntut umum. Lalu, Hakim wajib memberitahukan
kepada terdakwa mengenai hak-haknya dan memberitahukan kepada terdakwa
mengenai lamanya pidana yang kemungkinan dikenakan serta menanyakan apakah
pengakuannya diberikan secara sukarela. Hakim juga dapat menolak pengakuan
terdakwa jika hakim ragu terhadap kebenaran pengakuan terdakwa.

Anda mungkin juga menyukai