Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Strategi Penilaian Kinerja Kementerian Pertanian

Semangat menciptakan pemerintahan yang berorientasi hasil tidak hanya mengemuka di


negara–negara maju, melainkan juga di negara berkembang termasuk Indonesia. Perubahan
ketatalaksanaan dilakukan dalam rangka menyelesaikan permasalahan atau hambatan yang
mengakibatkan penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan optimal atau diperkirakan tidak
berjalan dengan baik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk menjawab bagaimana bisa
menilai atau tahu informasi secara cepat transparan dan akuntabel dalam melihat capaian
kinerja sebuah instansi pemerintah.

Tingkat keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan diukur dari tingkat kinerja yang


dihasilkannya. Untuk mengetahui tingkat kinerja yang dihasilkan dibandingkan dengan yang
diharapkan, diperlukan pengelolaan kinerja. Dalam pengelolaannya, langkah sederhana yang
memberikan dampak nyata terhadap capaian kinerja pelaksanaan instansi pemerintah
biasanya dengan mengintensifkan pembinaan, khususnya pemerintah daerah untuk
memperbaiki kualitas manajemen kinerja dan anggaran berbasis kinerja. Salah satu penyebab
rendahnya kualitas manajemen kinerja dan anggaran berbasis kinerja adalah komitmen
merubah cara kerja dan budaya kerja birokrasi yang rendah dan kemampuan perencanaan
program/kegiatan yang kurang baik. 

Oleh karena itu, pemerintah pusat berupaya merubah mindset dan cara kerja birokrasi.
Menurut Sekretaris Jenderal pada salah satu Kementerian yang ada di Indonesia menyatakan
bahwa melalui pengelolaan kinerja organisasi, diharapkan penyusunan perencanaan kinerja
dapat dilakukan dengan baik sebagai persiapan bagi organisasi dalam menentukan visi, misi
dan tujuan organisasi. Selanjutnya organisasi menyusun dan mengukur capaian kinerjanya
dibandingkan dengan rencana atau target yang telah ditetapkan. 

Kementerian Pertanian yang merupakan bagian dari pemerintah berupaya mengedepankan


sistem pelaporan kinerja dengan prinsip transparan dan akuntabel juga mengimplementasikan
prinsip 3E yaitu ekonomis, efektif, dan efisien. Strategi penilaian kinerja harus melakukan
perbaikan pada mekanisme evaluasi kinerja. Aspek ini sangat penting guna menghasilkan
pedoman dalam melakukan penilaian atas capaian yang diperoleh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Pertanian dapat diketahui secara realtime, terkini dan
menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi. 

Untuk itulah, standar pengelolaan kinerja perlu disusun dan ditetapkan untuk memastikan
bahwa pengelolaan kinerja organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian dilaksanakan
secara terstruktur, sistematis dan berkualitas. Hasil yang diperoleh adalah efisien dari sisi
tenaga waktu dan dapat mereduksi biaya secara signifikan.

Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, perlu hadirnya sebuah terobosan atau gagasan
baru pada sisi pengendalian dan pengawasan kinerja organisasi dalam sebuah konsep
“performance”. Yakni sebuah sistem pemantauan dan pengendalian kinerja terintegrasi
dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit organisasi dari pusat sampai
daerah.  Prinsipnya, sistem ini memudahkan dalam pemantauan progres capaian realisasi dari
indikator Kegiatan Utama (IKU) yang di dalamnya terpantau capaian fisik dan anggaran

1|Tugas 1.Manajemen Kinerja – Ragil Bagus K


secara realtime. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk dashboard pengambilan keputusan di
level pimpinan tertinggi. 

Di sisi lain, konsep performance ini pun sebagai solusi jitu dalam mengejewantahkan arahan
Menteri Pertanian dalam peningkatan respon menyelesaikan masalah di lapangan secara
cepat. Kementerian Pertanian harus cepat mengeksekusi langsung terhadap kendala dan
hambatan yang terjadi di lapangan. Pengaplikasian konsep ini sampai pada tataran bawah
tentunya diperlukan peran dari beberapa stakeholder untuk dapat menerima perubahan-
perubahan yang akan terjadi dari jalannya sebuah sistem pengawasan ini. Ujungnya adalah
untuk peningkatkan good governance. 

Sumber: https://nasional.tempo.co/read/1405586/strategi-penilaian-kinerja-kementerian-
pertanian/full&view=ok

Berdasarkan bacaan di atas, mahasiswa diminta untuk:


1. Menjelaskan perubahan sistem baru dan prinsip apa yang dilakukan oleh Kementerian
Pertanian dan dalam rangka meningkatkan good governance?
2. Berdasarkan teori, jelaskan apa saja kriteria dari sebuah sistem yang baik?
3. Sistem pengukuran kinerja konvensional menghasilkan infomasi yang terlalu lambat,
tidak global dan kurang fokus dalam pengambilan keputusan. Agar organisasi /
perusahaan dapat memenangkan persaingan, dibutuhkan sistem manajemen kinerja
yang baru bagi manajemen kinerja organisasi. Jelaskan alasan mengapa sistem baru
bagi manajemen kinerja organsasi baru dibutuhkan!

2|Tugas 1.Manajemen Kinerja – Ragil Bagus K


1.
Kementerian Pertanian yang merupakan bagian dari pemerintah berupaya mengedepankan
sistem pelaporan kinerja dengan prinsip transparan dan akuntabel juga mengimplementasikan
prinsip 3E yaitu ekonomis, efektif, dan efisien. Strategi penilaian kinerja harus melakukan
perbaikan pada mekanisme evaluasi kinerja. Aspek ini sangat penting guna menghasilkan
pedoman dalam melakukan penilaian atas capaian yang diperoleh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Pertanian dapat diketahui secara realtime, terkini dan
menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi. 

terobosan atau gagasan baru pada sisi pengendalian dan pengawasan kinerja organisasi dalam
sebuah konsep “performance”. Yakni sebuah sistem pemantauan dan pengendalian kinerja
terintegrasi dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit organisasi dari pusat
sampai daerah.  Prinsipnya, sistem ini memudahkan dalam pemantauan progres capaian
realisasi dari indikator Kegiatan Utama (IKU) yang di dalamnya terpantau capaian fisik dan
anggaran secara realtime. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk dashboard pengambilan
keputusan di level pimpinan tertinggi.

2.
Kriteria sistem yang baik adalah sebagai berikut:

KEGUNAAN SISTEM
Suatu sistem yang baik harus menghasilkan informasi yang tepat pada waktunya untuk proses
pengambilan keputusan manajemen dan personel operasi di dalam suatu organisasi.

EKONOMIS
Semua bagian dari sistem termasuk laporan-laporan, pengawasan-pengawasan, dan lain-lain
harus menyumbangkan suatu nilai tambah sekurang-kurangnya sebesar biayanya.

KEANDALAN SISTEM
Keluaran (output) sistem yang baik harus mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dan
sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif dan efisien.

KAPASITAS SISTEM
Sistem yang baik harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani periode-
periode operasi puncak seperti pada saat operasi normal.

KESEDERHANAAN SISTEM
Sistem yang baik harus cukup sederhana, sehingga struktur dan operasinya dapat dengan
mudah dimengerti dan prosedurnya gampang diikuti.

FLEKSIBILITAS SISTEM
Sistem yang baik harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan.

3|Tugas 1.Manajemen Kinerja – Ragil Bagus K


3.
Sistem pengukuran kinerja tradisional ( konvensional ) menghasilkan informasi yang terlalu
lambat, terlalu global, kurang fokus, dan terlalu terdistorsi bagi manajer untuk melakukan
proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Saat ini, pengukuran kinerja berbasis
nonfinansial menjadi semakin penting karena meningkatnya minat tingkat manajemen yang
lebihtinggi untuk menemukan "jantung" dan proses operasi bisnis mereka. Salah satu
keuntungan dan penggunaan kriteria nonfinansial adalah variabel - variabel tersebut lebih
mudah dimengerti oleh siapa pun sehingga persoalan - persoalan dalam proses operasi baik di
perusahaan manufaktur maupun jasa dapat dikenali sesegera mungkin.

Dari penjelasan diatas bisa dikatakan bahwa, Sistem baru bagi organisasi dibutuhkan karena
sistem pengukuran kinerja finansial tidak mampu mengakomodasi tuntutan persaingan pasar
bebas.

SUMBER:
http://repository.ut.ac.id/4791/1/EKMA4263-M1.pdf
https://modulfekon.blogspot.com/2017/04/ekma4263-manajemen-kinerja.html
https://hanifsky.blogspot.com/2012/01/kriteria-sistem.html

4|Tugas 1.Manajemen Kinerja – Ragil Bagus K

Anda mungkin juga menyukai