Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK LABORATORIUM
(Inventarisasi Alat Laboratorium)

Disusun Oleh :

Nama Ade Marika


NIM F05112059
Prodi Pend. Biologi (Reg A Kelas B)
Kelompok 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan
sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran
yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan
fungsi sumber daya.
Pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau
fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian,
pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian (Henri
Fayol, 1996).
Fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan,
pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan
laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan
pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium,
spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di
laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya
pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang
terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk
mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar
laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk
selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu
bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan
(Luther M. Gullick, 1993)
2. Dasar Teori
Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan
pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium,
bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang
menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan
laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola
maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus
memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur,
memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan
memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu
tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga
keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium
dan penangannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium
hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di
laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan
mengikuti peraturan (Indrawati, 2010).
Salah satu aktivitas yang dilakukan di laboratorium adalah
inventarisasi peralatan dan bahan laboratorium . Inventarisasi peralatan
laboratorium dan bahan kimia sangat penting karena merupakan asset
pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara
ketat. Disamping itu peralatan laboratorium juga sangat mahal
sehingga harus benar-benar harus aman, baik dari
kehilangan ,kerusakan fatal dan penyalahgunaan, pencurian dan
kebakaran (Muchtaridi, 2009).
Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat
penting dan merupakan aset pendididkan yang sangat berharga,
sehingga harus dilakukan secara ketat.Peralatan sangat mahal sehingga
harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal dan penyalahgunaan,
pencurian dan kebakaran.Demikian juga bahan kimia sangat mahal ,
jadi penggunaannya juga jangan sampai berlebihan, penyimpanannya
harus tepat.
Tujuan inventarisasi yaitu:
- Mencegah terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan
- Mengurangi biaya operasional
- Meningkatkan proses pekerjaan dan hasil
- Meningkatkan kwalitas kerja
- Mengurangi resiko kehilangan, rusak, pecah
- Mencegah pemakaian berlebihan
- Meningkatkan kerjasama laboratorium
- Mendukung terciptanya kondisi yang aman
Untuk itu perlu pengaturan penggunaan, penyimpanan, pendataan,
dan pengamanan peralatan dan bahan/zat kimia di
laboratorium(Manihar, 2010).
Inventarisasi Peralatan dan Bahan/Zat kimia di Laboratorium
1. Invenrtarisasi Alat-Alat Laboratorium
 Penyimpanan Alat-Alat Laboratorium
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat
dan bahan di laboratorium :
a. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan,
atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya
seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci.
Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya
alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
b. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat
dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan
menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan
alat (lemari, rak atau laci).
c. Mudah diambil
 Penyimpanan alat diperlukan ruang
penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan
luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat
berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan
percobaan dan bahan pembuat alat:
 Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan
bahan pembuat alat tersebut seperti : logam,
kaca, porselen, plastik dan karet
 Alat berbentuk set, penyimpanannya harus
dalam bentuk set yang tidak terpasang.
 Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya
higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
 Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan
pada tempat yang tingginya tidak melebihi
tinggi bahu.
 Penyimpanan alat perlu memperhatikan
frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering
dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat
yang mudah diambil (Susanti, 1999).
Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan
 Bahan Dasar pembuatan alat
 Bobot alat
 Kepekaan alat terhadap lingkungan
 Pengaruh alat yang lain
 Kelengkapan perangkat alt dalam suatu
set (Dahar, 1986).
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus
memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber
kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal
berikut :
 Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki
kelembaban). Kandungan ini memungkinkan alat dari besi
menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti
tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang
tersebut terkena udara bebas seprti dengan cara mengecat,
memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau
nikel. Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan
bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan kimia dengan
udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan,
gas dan panas. Dampaknya bahan kimia tersebut tidak
berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan dan
keracunan.
 Air dan asam – basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan
kering dan bersih, jauh dari air, asam dan basa. Senyawa
air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat
seperti berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan
kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya menyebabkan
bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat
baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan terjadinya
ledakan.
 Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat
memuai atau mengkerut, memacu terjadinya oksidasi,
merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
 Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan
dan tekanan yang besar. Gangguan mekanis dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
 Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan
dari sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi
alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya
matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari
tertutup. Bahan kimianya sebaiknya disimpan dalam botol
yang berwarna gelap.
 Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga,
disebut sebagai segitiga api. Komponen tersebut yaitu
adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan
adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan
bahan laboratorium harus memperhatikan komponen yang
dapat menimbulkan kebakaran tersebut (Imamkhasani,
2003).

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik inventarisasi
2. Untuk mengetahui bagian-bagian detail alat-alat yang diinventarisasi
jumlah ketersediaan jumlah alat di laboratorium yang diinventarisasi.

C. Metodelogi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah digital
thermometer, multimeter/multitester, gelas ukur 10 ml, labu ukur 100 ml,
tabung reaksi, erlenmeyer 100 ml, pipet gondok 5 ml, pipet ukur 5 ml, hair
dryer, compass, pH meter, stetoskop, lup, barometer, soil pH dan moisture
tester, lancets, hand counter, stopwatch, dan haemometer.
Cara kerjanya dalam percobaan kali ini yang pertama, nama alat-
alat yang telah disediakan oleh pembimbing praktikum disebutkan dan
fungsi dari alat-alat tesebut di laboratorium, serta dibuat tabelnya. Kedua,
hasil inventarisasi ini ditulis dalam tabel yang berisi spesifikasi dari alat-
alat tersebut.

D. Hasil Pengamatan
No. Kode no Nama alat Spesifikasi qualit remark NC/C
Indonesia/inggris y
1 SHD-302 Hair Alat untuk mengeringkan 7 Sayato NC
dryer/pengering rambut
rambut
2 ISO class A Labu ukur 100 ml Untuk mereaksikan zat Iwaki C
pyrex
3 TE 32 Erlenmeyer 100 Untuk titrasi dan Iwaki C
ml mereaksikan zat pyrex
4 ISO class A Gelas ukur 10 ml Mengukur dan mengamati Iwaki C
bahan kimia pyrex
5 ISO class A Pipet gondok 5 ml Mengambil sejumlah cairan Iwaki C
pada volume tepat di gondok pyrex
nya
6 ISO class A Pipet ukur 5ml Untuk mengambil larutan 10 Iwaki C
pyrex
7 15-01-001 Barometer Barometer digunakan untuk 2 Edelstahi NC
mengukur tekanan udara atau
berat atmosfer
8 SP2OD Multitester Mengukur tegangan 2 Kymco NC
DC,Mengukur tegangan
AC,Mengukur kuat arus
DC,Mengukur nilai
hambatan sebuah
resistor,Mengecek hubung-
singkat / koneksi,Mengecek
transistor,Mengecek
kapasitor
elektrolit,Mengecek dioda,
led dan dioda
zener,Mengecek
induktor,Mengukur HFE
transistor (type
tertentu),Mengukur suhu
(type tertentu)
9 200-31144 Stopwatch Untuk menghitung kecepatan 1 Diamond NC
SKR suatu zat ketika mengalami
sesuatu
10 Lancets untuk mengambil darah kotor 2 NC
dari tubuh pasien. Blood
lancet biasa untuk
mengambil darah untuk cek
11 Lup Untuk mengamati benda 3 Straight NC
yang kecil shank
12 CT561C Termometer Untuk mengukur suhu 2 Citizen C
13 C551 Kompas Sebagai penunjuk arah angin 6 Lensatic NC
kompass
14 ABN Stetoskop untuk mendengarkan detak 1 Spectrum NC
jantung, suara usus, dan lain
sebagainya
15 R1 AKL Neurogical reflects alat yang digunakan untuk 2 General NC
1110450035 pemeriksaan reflex syaraf. care
8 Alat ini biasanya digunakan
oleh dokter spesialis syaraf
untuk mendeteksi sejauh
mana fungsi reflex
neurologynya
16 KH 102 Haemometer utk mengukur kadar Supertior NC
hemoglobin dalam darah
17 DM 15 Soil PH dan utk mengukur kadar air 5 Takemur NC
moisture testes media dan pH tanah, pupuk, a electric
makanan ternak, kompos worts,LD
T
18 Tabung reaksi Untuk mereaksikan zat C
19 Counter counter koloni otomatis warn 2 Togoshi NC
a dirancang untuk
menghitung koloni pada caw
an Petri serta berbagai media

E. Pembahasan
Alat consumable adalah alat-alat yang sekali pakai atau peralatan
yang sering digunakan yang identik dari bahan kaca dan harganya relative
murah. Contohnya gelas ukur, labu ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, pipet
gondok, pipet ukur, dan lup. Sedangkan alat non consumable adalah alat
yang tidak sering digunakan dan harganya relative mahal. Contohnya
digital thermometer, multimeter, hair dryer, compass, pH meter, stetoskop,
barometer, soil pH dan moisture tester, lancets, hand counter, stopwatch,
dan haemometer.
Yang merupakan alat non consumable adalah digital thermometer
yang berfungsi untuk mengukur suhu cairan, multimeter yang berfungsi
untuk mengukur tegangan kuat arus dan hambatan, hair dryer untuk
mengeringkan alat, compass untuk menunjukkan arah mata angin, pH
meter untuk mengetahui derajat keasaman, stetoskop untuk mengukur
detak jantung, barometer untuk mengukur tekanan udara, soil pH dan
moisture tester untuk mengukur pH dan kelembaban tanah, lancets untuk
melukai/menusuk kecil kulit, hand counter untuk memudahkan proses
menghitung dalam jumlah sangat banyak, stopwatch untuk mengukur
waktu, dan haemometer untuk menghitung jumlah hemoglobin.
Sedangkan yang merupakan alat consumable adalah gelas ukur untuk
mengukur dan mengambil bahan kimi cair, labu ukur untuk mengencerkan
bahan/zat padat dalamjumlah tertentu, tabung reaksi untuk mereaksikan
zat kimia dalam jumlah sedikit, erlenmeyer untuk titrasidan mereaksikan
zat kimia, pipet gondok untuk mengambil sejumlah cairan dengan tepat di
bagian menggembung, pipet ukur untuk mengambil cairan dengan tepat,
dan lup untuk memperbesar objek.
Remark adalah merek dari alat, atau perusahaan yang yang
membuat peralatan tersebut. Mengetahui merek suatu alat dapat
mempermudah mencari peralatan yang diinginkan.

F. Kesimpulan
Alat consumable adalah alat-alat yang sekali pakai atau peralatan
yang sering digunakan yang identik dari bahan kaca dan harganya relative
murah. Contohnya gelas ukur, labu ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, pipet
gondok, pipet ukur, dan lup. Sedangkan alat non consumable adalah alat
yang tidak sering digunakan dan harganya relative mahal. Contohnya
digital thermometer, multimeter, hair dryer, compass, pH meter, stetoskop,
barometer, soil pH dan moisture tester, lancets, hand counter, stopwatch,
dan haemometer.
Remark adalah merek dari alat, atau perusahaan yang yang
membuat peralatan tersebut. Mengetahui merek suatu alat dapat
mempermudah mencari peralatan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Dahar, R.W dan Aa Sumarna. 1986. Pengelolaan pengajaran Kimia.
Jakarta : karunika.
Imamkhasani, S. 2003, Material Safety Data Sheet (MSDS) : lembar Data
Keselamatan Bahan : Volume 4.
Indrawati. 2010. Penataan dan pengadministrasian alat dan bahan
laboratorium kimia.(online).
(http://www.keselamatanlaboratorium, pdf). 2 Mei 2013.
Manihar Situmorang. 2010. Bahan Kuliah Pengelolaan Laboratorium.
Medan : PPS Unimed.
Muchtaridi. 2009. Keselamatan kerja di laboratorium. (online). FMIPA
UNPAD (http://www.keselamatan kerja laboratorium, pdf). 2
Mei 2013.
Susanti, E. 1999. Teknis penyimpanan Bahan Kimia dan Pembuangan
Limbahnya. Volume 1. 36 -53.

Anda mungkin juga menyukai