Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

UNSUR-UNSUR KONSELING

DOSEN PEMBIMBING

Vivi Ratnawati, M.pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


1. Eva Novita (19.1.01.01.0006)

2. Mohammad Irfan (19.1.01.01.0008)

3. Siti Aminah (19.1.01.01.0010)

4. Tri Ninggarita K (19.1.01.01.0026)

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI BIMBINGAN dan KONSELING

KEDIRI

2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
segala kuasa-Nyalah kami bisa menyusun Makalah ini yang berjudul “Unsur-
Unsur Konseling” telah selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Vivi Ratnawati, M.pd selaku
pembimbing yang telah memberikan banyak masukan serta saran yang sangat
bermanfaat dalam proses penyelesaian makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasi kepada semua pihak yang telah turut serta membantu menyumbangkan
pikirannya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-per satu.

Penulis sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat bagi para
pembaca terutama pada para orang tua atau siapapun yang membaca makalah ini.

Kami juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua
pihak agar makalah ini bisa menjadi lebih sempurna

Kediri , 10 Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Unsur-unsur Konseling..................................................................2
Bab III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Konseling merupakan salah satu teknik bimbingan. Melalui metode ini


upaya pemberian bantuan diberikan secara individu dan langsung tatap muka
(berkomunikasi) antara pembimbing (konselor) dengan klien. Dengan
perkataan lain pemberian bantuan yang dilakukan melalui hubungan yang
bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan
dengan wawancara antara pembimbing (konselor) dengan klien. Masalah-
masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah masalah-masalah
yang bersifat pribadi (Tohirin,2007:296). Dalam definisi yang lebih luas,
Rogers mengartikan konseling sebagai hubungan membantu di mana salah
satu pihak (konselor) bertujuan meningkatkan kemampuan dan fungsi mental
pihak lain (klien), agar dapat menghadapi persoalan / konflik yang dihadapi
dengan lebih baik (Namora, 2011 : 2).Konseling agama (religion konseling)
merupakan sebuah langkah nyata yang di lakukan untuk membantu klien
yang mengalami permasalahan seputar keagamaannya. Tetapi, bukan beratri
konseling agama berupaya menarik klien untuk mengikuti suatu ajaran agama
tertentu. Konseling agama lebih kepada memberikan nasehat, masukan,
pandangan yang di kaitkan dengan keyakinan agama klien. Menyampaikan
kewajiban ataupun larangan dalam beragama pada klien yang memiliki
masalah tertentu haruslah menggunakan pendekatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana unsur-unsur dalam konseling ?
C. Tujuan Masalah
2. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam konseling.

BAB II
PEMBAHASAN

A. UNSUR-UNSUR KONSELING
Unsur-unsur konseling terbagi menjadi 4 yaitu :
A. Karakteristik Konseli dan konselor

Uraian ini berisi ringkasan hasil-hasil riset yang berkaitan dengan


karakteristik konselor dan konseli, yang meliputi :
1. Pendekatan Terhadap karakteristik konselor
 Pendekatan Spekulatif, Pendekatan ini menetapkan sejumlah sifat
yang dianggap menunjang tugas konselor, antara lain: pengetahuan,
sikap simpatik, persahabatan punya humor stabil emosinya, sabar,
obyektif hormat, jujur, setia pada tujuan, toleransi, tenang,
rapih/tertib, ramah, selaras, dan intelegensi sosial. Ada juga yang
menunjuk syarat pokok konseling, yaitu: percaya pada kemampuan
tiap individu, mengakui nilai individu, memiliki kewaspadaan,
terbuka, memahami pribadi, dan memiliki tanggung jawab
prifesional.
 Mengidentifikasi kelompok aktif dan kurang efektif, pendekatan ini
didasarkan atas eksperimen 2 kelompok, yang menguji beberapa
variabel karakteristik.
 Pendekatan Hipotesis, pendekatan ini berdasarkan hipotesis bahwa
ada karakteristik tertentu yang membedakan konselor efektif dan
kurang efektif yang kemudian diadakan penalitian.
 Pendekatan Analisa Korelasi, yaitu analisa korelasi antara berbagai
variabel karakteristik dengan kriteria konselor efektif.
2. Teknik yang digunakan untuk menilai karakteristik konselor.

 Self-report technique, dengan teknik ini konselor yang bersangkutan


menilai keefektifan dirinya sendiri baik dengan menggunakan alat
yang sudah baku atau yang tidak baku.
 Rating technique, digunakan dua cara yaitu mengidentifikasi sendiri
ciri-ciri kepribadian konselor yang efekif dan penilaian ciri-ciri
kepribadian konselor melalui supervisor.

3. Karakteristik Konselor

a. Pengetahuan Mengenai Diri Sendiri (Self-knowledge)

Disini berarti bahwa konselor mawas diri atau memahami


dirinya dengan baik, dia memahami secara nyata apa yang dia
lakukan, mengapa dia melakukan itu, dan masalah apa yang harus
dia selesaikan. Pemahaman ini sangat penting bagi konselor,
karena beberapa alasan sebagai berikut :
 Konselor yang memilki persepsi yang akurat akan dirinya
maka dia juga akan memilki persepsi yang kuat terhadap orang
lain.
 Konselor yang terampil memahami dirinya maka ia juga akan
memahami orang lain.
b. Kompetensi (Competence)

Kompetensi dalam karakteristik ini memiliki makna


sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral
yang harus dimiliki konselor untuk membantu klien. Adapun
kompetensi dasar yang setidaknya dimilki oleh seorang konselor,
yang antara lain :

 Penguasaan wawasan dan landasan pendidikan


 Penguasaan konsep bimbingan dan konseling
 Penguasaan kemampuan assesmen
 Penguasaan kemampuan mengembangkan program bimbingan
dan konseling
 Penguasaan kemampuan melaksanakan berbagai strategi
layanan bimbingan dan konseling
 Penguasaan kemampuan mengembangkan proses kelompok
 Penguasaan kesadaran etik profesional dan pengembangan
profesi
 Penguasaan pemahaman konteks budaya, agama dan setting
kebutuhan khusus
c. Kesehatan Psikologis yang Baik

Kesehatan psikolgis konselor yang baik sangat penting dan


berguna bagi hubungan konseling. Karena apabila konselor kurang
sehat psikisnya, maka ia akan teracuni oleh kebutuhan-kebutuhan
sendiri, persepsi yang subjektif, nilai-nilai keliru, dan kebingungan.

d. Dapat Dipercaya (trustworthness)

Konselor yang dipercaya dalam menjalankan tugasnya


memiliki kecenderungan memilki kualitas sikap dan perilaku
sebagai berikut :

 Memilki pribadi yang konsisten


 Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun
perbuatannya.
 Tidak pernah membuat orang lain kesal atau kecewa.
 Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh,
tidak ingkar janji dan mau membantu secara penuh.
e. Kejujuran (honest)

Yang dimaksud dengan kejujuran disini memiliki


pengertian bahwa seorang konselor itu diharuskan memiliki sifat
yang terbuka, otentik, dan sejati dalam pembarian layanannya
kepada konseli. Sikap jujur ini penting dikarenakan:

 Sikap keterbukaan konselor dan klien memungkinkan


hubungan psikologis yang dekat satu sama lain dalam
kegiatan konseling.
 Kejujuaran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan
balik secara objektif terhadap klien.
f. Kekuatan atau Daya (strength)

Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam


konseling, sebab dengan hal itu klien merasa aman. Konselor yang
memilki kekuatan venderung menampilkan kualitas sikap dan
perilaku berikut:

 Dapat membuat batas waktu yang pantas dalam konseling


 Bersifat fleksibel
 Memilki identitas diri yang jelas
g. Kehangatan (Warmth)

Yang dimaksud dengan bersikap hangat itu adalah ramah,


penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. Klien yang datang
meminta bantuan konselor, pada umumnya yang kurang memilki
kehangatan dalam hidupnya, sehingga ia kehilangan kemampuan
untuk bersikap ramah, memberikanperhatian, dan kasih sayang.
Melalui konseling klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebut
dan melakukan Sharing dengan konseling. Bila hal itu diperoleh
maka klien dapat mengalami perasaan yang nyaman.

h. Pendengar yang Aktif (Active responsiveness)


Konselor secara dinamis telibat dengan seluruh proses
konseling. Konselor yang memiliki kualitas ini akan :

 Mampu berhubungan dengan orang-orang yang bukan dari


kalangannya sendiri saja, dan mampu berbagi ide-ide,
perasaan.
 Membantu klien dalam konseling dengan cara-cara yang
bersifat membantu.
 Memperlakukan klien dengan cara-cara yang dapat
menimbulkan respon yang bermakna.
 Berkeinginan untuk berbagi tanggung jawab secara seimbang
dengan klien dalam konseling.
i. Kesabaran

Melaui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat


membantu klien untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap
sabar konselor menunjukan lebih memperhatikan diri klien
daripada hasilnya.
j. Kepekaan (Sensitivity)

Kepekaan diri konselor sangat penting dalam konseling,


karena hal ini akan memberikan rasa aman bagi klien dan klien
akan lebih percaya diri apabila berkonsultasi dengan konselor yang
memiliki kepekaan.

k. Kesadaran Holistik

Holistik dalam bidang konseling berarti bahwa konselor


memahami secara utuh dan tidak mendekatinya secara serpihan.
Namun begitu bukan berarti bahwa konselor seorang yang ahli
dalam berbagai hal, disini menunjukan bahwa konselor perlu
memahami adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah
klien, dan memahami bagaimana dimensi yang satu memberi
pengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Dimensi-dimensi itu
meliputi aspek, fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan moral-
spiritual.
Konselor yang memiliki kesadaran holistik cenderung
menampilkan karakteristik sebagai berikut.

 Menyadari secara akurat tentang dimensi-dimensi


kepribadian yang kompleks.
 Menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat dan
mempertimbangkan perlunya referal.
 Akrab dan terbuka terhadap berbagai teori.

B. Karakteristik Konseli

Karakteristik konseli yang turut mempengaruhi efektifiotas konseling adalah :

1. Kesamaan dengan konselor

Dapat terjadi kesamaan umur saat proses konseling, sehingga


membuat konseling susah dalam mengungkapkan permasalahannya.

2. Harapan-harapan

Harapan klien tergantung pada sikap-sikap terapis, ada juga


harapan yang dapat merugikan konseling adalah harapan klien untuk
mendapatkan terapi medis,termasuk penggunaan obat-obatan.

3. Kebutuhan akan perubahan

Kebutuhan klien akan perubahan dan pemahaman empatik dari


pihak konselor berpengaruh langsung terhadap hasil konseling.

C. Harapan Konseling

1. Harapan-harapan konseli

Kebanyakan konseli mengharapkan bahwa dengan konseling,


mereka akan mengelola pemecahan masalah pribadi yang dihadapinya
seperti :

a. Siswa-siswa sekolah menengah

b. Mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi

2. Harapan-harapan orangtua

Para orangtua mengharap bahwa konseling dapat membanti siswa


dalam memilih bidang studi dan membantu formulasi rencana pendidikan
dan pekerjaanya kelak.

3. Harapan-harapan guru

Guru mengharapkan konseling untuk mengurangi atau


mengeliminasi perilaku murid yang menjadi penyebab keributan atau
gangguan kelas, guru mengharap agar para konselor terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang dapat membuat pengajaran lebih mudah dan
efektif.

4. Harapan-harapan administator sekolah

a. Mereka beranggapan bahwa akan membawa sekolah ke arah


organisasi sekolah yang efisien

b. Bahwa para administator sekolah terutama memandang konseling


sebagai penasehat

c. Para administator mengharap agar konseling dapat memecahkan setiap


kesulitan

5. Harapan-harapan instansi pemerintah

Instansi-instansi pemerintah nampaknya mengharap diantara dua


hal mengenai konseling. Pertama, konseling dapat mengidentifikasi
orang orang yang berbakat. Kedua, konseling digunakan untuk
menempatkan pemuda-pemuda pada jabatan-jabatan bilamana manpower
kurang.

D. Tujuan Konseling

1. Perubahan Perilaku

Salah satu hasil konseling adalah bahwa pengalaman-pengalaman


tidak terasa menakutkan, individu kecemasannya berkurang, dan cita-
citanya hampir lebih harmonis dengan presepsi tentang dirinya dan
nampak lebih berhasil.

2. Kesehatan Mental Yang Positif

Bahwa tujuan utama konseling adalah menjaga kesehatan mental


dengan mencegah atau membawa ketidakmampuan menyesuaikan diri
atau gangguan mental.

3. Pemecahan Masalah

Klien datang ke konselor karena telah percaya bahwa konselor


akan membantu klien untuk memecahkan masalahnya. Selanjutnya ia
menyatakan bahwa konselor behavioral karena terutama membantu klien
merubah perilaku yang diingininya.

4. Keefektifan Personal
Blocher memperkenalkan dua tujuan konseling. Pertama, konseling
ingin memaksimalkan kemungkinan kebebasan individual dalam
keterbatasan-keterbatasan yang berlaku bagi dirinya dan kingkungannya.
Kedua, konseling ingin memaksimalkan keefektifan indifidual dengan
memberinya kesanggupan mengontrol lingkungan dan response-response
pada dirinya yang ditimbulkan oleh lingkungan.

5. Pengambilan keputusan

Bukan pekerjaan konselor untuk menentukan keputusan yang akan


diambil oleh konseli atau memilihkan alternatif tindakan baginya.
Keputusan-keputusan ada pada konseli sendiri, dan ia harus tau mengapa
dan bagaimana ia melakukannya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Seorang konselor dapat mengguakan berbagai macam variasi, tindakan,
pikiran sesuai dengan kebutuhan dan cri khas masalah yang dihadapi oleh seorang
konseli. Meskipun demikian seorang konselor tetap harus berpegang pada pola
eklektik, hal ini bermaksud untuk mengembangkan dan memanfaatkan
kemampuan konseli untuk berfikir benar dan tepat, sehingga konseli menjadi
mahir dan mampu memecahakan masalah-masalah yang dihadapinya. Konselor
juga harus menguasai sejumlah prosedur dan teknik manakah yang paling tepat
dan sesuai dari berbagai prosedur dan teknik yang sudah di sebutkan.

Daftar Pustaka

Surya, mohammad,1998. Dasar-dasar penyuluhan (konseling), Jakarta :


Dependikbudna
Syamsu, Yusuf, Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Rosda

Juntika, Ahmad. 2005. Strategis Layanan imbingan dan Konseling. Bandung:


Refika aditama

http:/bk13006-wastitiadiningrum.blogspot.com/2014/12/unsur-unsur-pokok-
konseling.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai