BIMBINGAN KARIR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022-2023
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMA-MA kelas 12, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
M Pelaksanaan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen Penilaian
Kemampuan khusus (bakat) dapat diketahui melalui tes DIFFERENTIAL APTITUDE TES
(DAT) yang dirancang dan dipergunakan dalam konseling pendidikan bagi siswa di SLTP dan
SMA (BINNETH H. 1982).
1) Verbal : untuk melihat seberapa baik seseorang dapat mengerti, dan berpikir
memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata.
2) Numerik : Seberapa baik seseorang dengan mudah dapat berpikir dan memecahkan
masalah dalam bentuk angkaangka.
3) Skolastik : Gabungan antara kemampuan berpikir verbal dan numerikal, kombinasi
skor keduanya menjadi penduga yang baik bagi penyelesaian tugas-tugas dalam
mata pelajaran akademik, studi di perguruan tinggi. (skolastik dapat digunakan untuk
menyeleksi siswa program “keberkatan” = gifted).
4) Abstrak : Mengetahui seberapa baik dan mudah, seseorang memecahkan masalah-
masalah dengan menggunakan diagram, pola atau rancangan, disajikan dalam arti
ukuran, bentuk, dan posisi (bersama tes relas ruang dan mekanik dapat meramalkan
dalam jenis-jenis pekerjaan bidang permesinan, mekanik, perindustrian).
5) Relasi Ruang : seberapa baik seseorang dapat mengamati, membentuk gambaran -
obyek dengan melihat pola dua dimensi, dan berpikit dalam tiga dimensi.
6) Mekanik : untuk mengetahui seberapa mudah seseorang memahami dan mengerti
tata cara dalam perkakas sederhana, mesin, dan peralatan lainnya. (skor mekanik
tinggi, verbal dan numerik rendah disarankan untuk Sekolah Menengah Kejuruan
atau Jurusan tertentu di Perguruan tinggi).
7) Kecepatan dan ketelitian : untuk mengetahui seberapa cepat dan tepat seseorang
dapat menyelesaikan tugas-tugas menulis, pelayanan pembukuan ramu-meramu
yang diperlukan di kantor, laboratorium, perusahaan dagang dimana pencatatan
harus diatur, disimpan, dan atau dicek.
8) Kemampuan bahasa Indonesia : untuk mengetahui seberapa baik keterampilan
seseorang mengenal ejaan yang betul dan salah dalam bahasa Indonesia, dan
seberapa tinggi kosa kata, kepekaan dan kelancaran berbahasa seseorang dalam
bahasa Indonesia.
9) Kemampuan bahasa asing : untuk mengetahui seberapa baik seseorang mempunyai
kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membuat penelaran analisis tentang
bahasa.
B. MINAT
Minat adalah satu tanda kemantapan dan kesiapan seseorang untuk memilih cita-
cita kariernya dengan adanya dorongan yang kuat dalam belajar, pekerjaan atau tugas-tugas
yang dibebankannya. Minat sangat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau
tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang. Minat seseorang dapat
berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam meerncanakan masa depan.
Ada berbagai macam kegiatan atau pekerjaan yang merupaka suatu profesi atau
jabatan cita-cita/karier.
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMA-MA kelas 12, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
M Pelaksanaan
2. Karir
Menurut Herr dan Cramer (dalam Isaacso, 1985) pekerjaan memiliki peran yang
sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan
ekonomis, sosial, dan psikologis. Secara ekonomis orang yang bekerja akan memperoleh
penghasilan/uang yang bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa guna memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Secara sosial orang yang memiliki pekerjaan akan lebih
dihargai oleh masyarakat daripada orang yang menganggur. Secara sosial orang yang
bekerja mendapat status sosial yang lebih terhormat daripada yang tidak bekerja. Lebih
jauh lagi orang yang memiliki pekerjaan secara psikologis akan meningkatkan harga diri
dan kompetensi diri. Pekerjaan juga dapat menjadi wahana yang subur untuk
mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu.
Pekerjaan tidak serta merta merupakan karir. Kata pekerjaan (work, job,
employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa
(Isaacson, 1985); sedang kata karir (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan
yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran
dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 1991).
Maka dari itu pemilihan karir lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang
matang daripada kalau sekedar mendapat pekerjaan yang sifatnya sementara waktu.
Mengingat betapa pentingnya masalah karir dalam kehidupan manusia, maka sejak dini
Anda perlu menyiapkannya demi hari depan yang lebih cerah.
Menurut Ginzberg, Axelrad, dan Herma (1951) perkembangan karir dibagi menjadi 3
(tiga) tahap pokok, yaitu :
Maka tidak mengherankan jika pekerjaan atau jabatan yang mereka sebut masih
jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka memang asal sebut saja
pekerjaan yang dirasa menarik saat itu. Dalam hal ini orang tua dan pendidik tidak perlu
cemas ataupun gelisah jika suatu ketika anak ternyata menyebut atau menginginkan
pekerjaan yang jauh dari harapan orang tua ataupun pendidik. Dalam tahap ini anak
belum mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan objektif, karena
mereka belum mengetahui bakat, minat, dan potensi mereka yang sebenarnya. Mereka
sekedar berfantasi saja secara bebas yang sifatnya sama sekali tidak mengikat.
Tahap tentatif dibagi menjadi 4 (empat) sub tahap, yakni : (1) sub tahap minat
(interest); (2) sub tahap kapasitas (capacity); (3) sub tahap nilai (values) dan (4) sub
tahap transisi (transition). Pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka
memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu dengan lainnya. Ada yang lebih
berminat di bidang seni, sedangkan yang lain lebih berminat di bidang olah raga.
Demikian juga mereka mulai sadar bahwa kemampuan mereka juga berbeda satu
dengan lainnya. Ada yang lebih mampu di bidang matematika, sedang yang lain dalam
bidang bahasa, atau bidag olah raga.
Pada sub tahap minat (11 – 12 tahun) seseorang cenderung melakukan pekerjaan-
pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka
saja; sedangkan pada sub tahap kapasitas/kemampuan (13 – 14 tahun ) mulai melakukan
pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, di samping minat dan
kesukaannya. Selanjutnya pada sub tahap nilai (15 – 16 tahun) seseorang sudah bisa
membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang
kurang dihargai; sedangkan pada sub tahap transisi (17 – 18 tahun) anak sudah mampu
memikirkan atau “merencanakan” karir mereka berdasarkan minat, kemampuan, dan
nilainilai yang ingin diperjuangkan.
Pada usia perguruan tinggi (18 tahun ke atas) remaja memasuki tahap realistis.
Mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang
ingin dikejar. Mereka juga sudah lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan
segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu pada tahap realistis
seorang remaja sudah mampu membuat perencanaan karir secara lebih rasional dan
objektif. Tahap realistis dibagi menjadi 3 (tiga) sub tahap, yakni sub tahap (1) eksplorasi
(exploration), (2) kristalisasi (chrystalization), dan spesifikasi/penentuan (specipication).
Pada sub tahap eksplorasi umumnya remaja mulai menerapkan pilihan-pilian yang
dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Mereka menimbang-nimbang beberapa
kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap sesuai dengan bakat, minat, serta nilai-nilai
mereka, namun mereka belum berani mengambil keputusan tentang pekerjaan mana
yang paling tepat. Dalam hal ini termasuk di dalamnya masalah memilih sekolah lanjutan
yang sekiranya sejalan dengan karir yang akan mereka tekuni. Pada sub tahap
berikutnya, yakni sub tahap kristalisasi, remaja mulai merasa mantap dengan
pekerjaan/karir tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesadaran diri yang lebih
mendalam, serta pengetahuan tentang dunia kerja yang lebih luas, maka remaja akan
makin terarah pada karir tertentu meskipun belum mengambil keputusan final. Akhirnya,
pada sub tahap spesifikasi remaja sudah mampu mengambil keputusan yang jelas
tentang karir yang akan dipilihnya.
Dalam buku edisi revisinya Ginzberg (1972) menegaskan bahwa proses pilihan
karir itu terjadi sepanjang hidup manusia, artinya bahwa suatu ketika dimungkinkan
orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karir tidaklah terjadi sekali saja
dalam hidup manusia. Di samping itu Ginzberg juga menyadari bahwa faktor
peluang/kesempatan memegang peranan yang amat penting. Meskipun seorang remaja
sudah menentukan pilihan karirnya berdasarkan minat, bakat, dan nilai yang ia yakini,
tetapi kalau peluang/kesempatan untuk bekerja pada bidang itu tertutup karena “tidak
ada lowongan”, maka karir yang dicita-citakan akhirnya tidak bisa terwujud.
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KARIR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022-2023
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli dapat memahami tips dan triks sukses
mengatasi kegagalan.
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMA-MA kelas 12, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
M Pelaksanaan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen Penilaian
Gimana sih rasanya gagal ? Bagi yang pernah mengalaminya pasti rasanya ‘nggak enak’
banget. Setiap orang dapat berbeda dalam menyatakan kegagalannya. Belum tentu
kegagalannya itu menurut orang lain suatu kegagalan. Soalnya setiap orang mempunyai
standar yang berbeda-beda atas keinginan yang ingin dicapai. Jadi kegagalan hanya bisa
diukur oleh masing-masing individu.
Sebenarnya, apa sih penyebab kegagalan itu? Penyebab kegagalan yang paling utama
yaitu takut pada kegagalan itu sendiri.So, dalam melakukan sesuatu ia merasa takut
gagal. Misalnya kalau mau mendirikan usaha, selalu diselimuti rasa takut gagal maka
akan berpengaruh besar pada usahanya. Bisa jadi usahanya tak akan pernah maju
seperti yang diharapkan. Rasa takut hanya akan menghambat perjalanan kamu.
Kombinasi antara tujuan dan tindakan akan menghasilkan beberapa tipe, coba kamu
lihat kuadran dibawah ini :
Tindakan
Usaha Melamun
Ada
+
Tujuan
Ngawur Mogok
Tidak
Penjelasannya :
(1) Ada tujuan dan tindakan (usaha +). Kamu tahu mau ke mana dan melakukan
tindakan untuk menuju ke sana. Biasanya kamu menjadi orang yang terarah dan tahu
apa yang harus dilakukan
(2) Ada tujuan tapi tidak ada tindakan (Ngelamun). Kamu tahu mau ke mana, tapi nggak
melakukan apa apun. Sebenarnya kamu sedang diam di tempat tuh, alias ngelamun
doing
(3) Nggak ada tujuan tapi ada tindangak (Ngawur). Kamu melakukan sesuatu, tapi ngagk
tahu buat apa, maka kamu bisa jadi membabi buta aliat ngawur. Biasanya jadi cape tuh
alias stresss
(4) Nggak ada tujuan dan nggak ada tindakan (Mogok). Wah, ini sih orang yang nggak
ada gunanya, mending kalau diamnya ayam betina, bisa bertelor ; kalau orang mogok
kaya gini memang nggak punya semangat hidup.
Untuk merapikan dan membuat kombinasi ideal kedual hal di atas, baik tujuan maupun
tindakan, maka kuncinya di perencanaan. Jika kamu gagal dalam merencanakan berarti
merencanakan untuk gagal. Kamu harus berusaha untuk menetapkan tujuan dan
melakukan tindakan, supaya hidup kamu punya arah dan setiap tindakan yang kamu
lakukan menuju arah yang telah kamu tetapkan.
Penyesalan adalah respon rutin kamu terhadap tujuan yang tidak tercapai, tindakan
yang tidak optimal dan strategi yang tidak jitu. Jadi, tujuan , tindakan dan strategi harus
beriringan, dan sekali lagi semuanya berawal dari perencanaan yang kurang matang,
tidak disiapkan dengan jadwal yang terukur dan antisipasi jiak ada perubahaan di tengah
jalan.
Orang-orang besar dan terkenal dalam meniti karirnya tidak bisa langsung berhasil.
Banyak tahap yang harus dilewati, malah kegagalan pun menghiasi tahapan yang mereka
lalui. Tetapi halite tidak menjadikan mereka pesimis, mereka malah terus mencoba dan
memperbaiki diri. Ada pepatah lama yang menyatakan “kegagalan adalah guru yang
terbaik”, hal ini karena banyak sekali orang yang mengalami kesuksesan setelah
kegagalan menimpa dirinya. Kegagalan dijadikan pendorong untuk mencapai
keberhasilan yang diinginkannya.
Ada 4 Tips biar kamu sukses mengatasi kegagalan yang disingkat JAIM.
Banyak orang yang berputus asa setelah mengalami kegagalan. Padahal dengan
berputus asa tidak dapat memecahkan masalah, malah membuang-buang waktu aja.
Orang yang berputus asa berkepanjangan nggak akan menemukan keberhasilan, soalnya
hari-harinya dipenuhi rasa penyesalan. Atasi kegagalan dengan semangat baru untuk
berusaha dengan lebih baik lagi. Bangkitlah dan jangan berputus asa!.
Orang yang tidak belajar dari kegagalannya yaitu melakuan sesuatu dengan cara dan
langkah yang sama saat ia gagal. Padahal seharusnya ia mencari jalan lain untuk
mencapai tujuan, supaya kegagaln tidak terulang kembali.
Saat mengalami kegagaln, coba deh intropeksi diri. Kelemahan apa yang terdapat pada
diri kamu sehingga bisa gagal. Ibarat kamu tersandung saat berjalan, bukan salah
batunya loh, tetapi kamu yang kurang waspada dan berhati-hati saat berjalan. Temukan
penyebab kegagalan itu, kemudian koreksi diri kamu supaya tidak jatuh lagi. Kamu harus
membuat perencanaan-perencanaan yang matang sebelum melangkah lagi.
(4) Modal percaya diri
Kalau kamu ingin berhasil, jangan punya perasaan minder, malu dan kurang percaya diri.
Perasaan itu menyebabkan kamutidak yakin sejak awal, inilah yang bisa menghambat
keberhasilan. Setiap orang punya kelemahan, tapi jangan dibesar-besarin dong.
Yang mesti kamu ingat, bahwa orang-orang sukses itu lebih banyak gagalnya ketimbang
orang-orang gagal … lho? Soalnya orang gagal begitu mengalami kegagalan berhenti ; beda
dengan orang sukses, begitu kegagalan menimpa, bukan akhir dari segalanya, melainkan
awal untuk melakukan perubahaan ; dia akan terus mencoba untuk menjemput sukses yang
tertunda… !
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KARIR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022-2023
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMA-MA kelas 12, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
M Pelaksanaan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen Penilaian
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMA-MA kelas 12, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
L Media / Alat LCD, Power Point Mengenal Filosofi dan Etos Kerja
M Pelaksanaan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen Penilaian
1. Filosofi Kerja
Bekerja memiliki makna yang dalam dan mulia. Bekerja bukan sekedar mencari
penghasilan yang bersifat materialis. Bekerja bermaksud mewujudkan potensi-potensi
diri, untuk kebajikan, dan kemuliaan ummat manusia. Nilai pekerjaan seseorang tidak
melulu dilihat dari hasil gajinya, penampilan pakaian, dan kantornya yang mewah, tetapi
dilihat dari nilai amanahnya, makna psikologis, dan makna spiritual bagi kehidupan
ummat.
Kita lebih hormat kepada tukang sayur atau “cleaning service” kalau mereka penuh
kejujuran, taat beribadah, berbuat baik bagi keluarga dan masyarakat. Jangan terkecoh
dengan orang berdasi dan bermobil mewah tetapi menipu dan mencelakakan orang !
2. Kategori Kerja
Bekerja dikategorikan menjadi 2 kelompok ; c. Menjadi
Wiraswastawan, Contoh :
- Pedagang, dari pedagang kaki lima sampai pedagang tingkat Ekspor- Impor.
- Pengusaha, dari pengusaha pembuat kue sampai pengusaha besar dengan
berbagai macam bentuk usahanya.
d. Bekerja pada pihak lain Contohnya :
- Pegawai Negeri Sipil, TNI, Polisi
- Pegawai BUMN
Pegawai Perusahaan Swasta.
-
Adapun yang akan Anda pilih setelah Anda menyelesaikan pendidikan apakah akan
menjadi wiraswastawan atau pekerja pada pihak lain, ada beberapa hal prinsip yang
harus diperhatikan.
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli dapat memahami Tips cara mengatasi Stres
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMA-MA kelas 12, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
M Pelaksanaan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen Penilaian
1. Bangun lebih pagi supaya kita dapat lebih menyiapkan diri sebelum memulai aktivitas kita.
2. Berbagi tugas dengan keluarga/teman akan sangat membantu.
3. Istirahat sejenak di sela-sela tugas/kesibukan aktivitas sehari-hari, meski hanya 10 menit. Ini
berguna untuk “membersihkan” benak dan mengatur kembali nafas kita.
4. Sisihkan waktu untuk berolahraga.
5. Jangan melakukan sesuatu berlebihan di suatu kesempatan.
6. Jangan memasang target ntuk selalu sempurna. Ingat pepatah, tidak ada orang yang
sempurna.
7. Belajarlah “to say.. NO!!!”.
8. Mulailah hidup teratur. Jangan biarkan hidup kita berantakan, di semua hal.
9. Cobalah lakukan relaksasi, misalnya dengan mendengarkan music.
10. Jadilah seoran yang pemaaf. Jangan sedikit-sedikit naik darah