Anda di halaman 1dari 7

Berkala Ilmu Kedokferan Vol. 35, No.

Design of Study: Retrospective cohort.


Material and Method: Subject of study is children under 6 years old or 6 years old with history of low birth
weight who undertook Denver test, during 2000-2002. All dates are taken from the Medical Record of
Sardjito Hospital.
Results: Three hundred subjects 1150 low birth weight and 150 normal birth weight as control). No
significant difference between them in regard t o speech disturbance (RR 1.07; CI 95% 0.94-1.221, No
significant difference is found between girls and boys in speech disturbance either.
Conclusion: Speech disturbance is not found in low birth weight and normal birth weight in children aged
6 years old or under in this study.

fB.1. Ked. Vol. 35, No. 3: 173- 179, 2003)

PENGANTAR BAHAN DAN CARA

Perkembangan (development) merupakan Penelitian dilakukan di Poliklinik Tumbuh


bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur Kembang Anak dan bagian catatan medik RS. Dr.
dan fungsi tubuh yang komplek, dalam pola yang Sardjito Yogyakarta selama tahun 2000-2002.
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari Kriteria inklusi adalah anak-anak berusia kurang
proses pematangan. Periode pentingdalarn tumbuh atau sama dengan 6 tahun yang telah dilakukan
kembang anak adalah waktu anak berusia di bawah DDST di Poliklinik Tumbuh Kembang Anak RS.
5 tahun (Balita). Pada masa ini perkembangan Dr. Sardjito Yogyakarta selama tahun 2000 - 2002
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran dan kriteria eksklusi adalah kelainan genetik,
sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat kelainan kongenital, dan kelainan yang prosesnya
cepat dan merupakan landasan bagi perkembangan terjadi sejak lahir. Setelah memenuhi kriteria inklusi
berikutnya'. Beberapa faktor dapat menjadi risiko dan eksklusi dan dilakukan randomisasi dengan
terjadinya gangguan perkembangan, di antaranya komputer, bayi atau anak yang memiliki riwayat
adalah bayi berat lahir rendah (BBLR). berat lahir rendah dimasukkan ke dalam kelompok
Seiring dengan makin pesatnya kemajuan di yangditeliti, sedangkan bayi atau anak yangmemiliki
bidang perawatan perinatal selama 2 dekade ini, riwayat berat lahir cukup dimasukkan ke dalam
angka harapan hidup BBLR sangat rendah, dan kelompok kontrol.
amat sangat rendah meningkat secara b e ~ m a k n a ~ ~ ~ ~ ~ . Penelitian dilakukan secara kohort retrospektif
Di sisi lain kondisi ini menimbulkan kekhawatiran dengan mencari data hasil DDST dan berat badan
akan akibat jangka panjang, karena bayi-bayi lahir bayilanak yang mengikuti DDST di poliklinik
tersebut mempunyai risiko tinggi untuk mengalami tumbuh kembang anak RS Dr. Sardjito Yogyakarta
masalah di kemudian hari5. Kohlhauser et aL6 dan dari buku register DDST selama tahun 2000-2002.
Khalil et al.' mendapatkan BBLR mempunyai Data yang diperoleh dilengkapi dengan mencari
risiko tinggi mengalami gangguan perkembangan informasi dari status lengkap di bagian catatan
serta secara bermakna menyebabkan gangguan medik RS.Dr. Sardjito Yogyakarta.
perkembangan bicaralbahasa, motorik halus,
adaptif dan personal sosial. Mengingat risrko yang Metode Statistik
akan dialami BBLR di kemudian hari, maka bayi- Dengan tingkat kepercayaan 95 %, (p = 0,05)
bayi yang lahir dengan berat lahir rendah perlu dan power 80% diperoleh besar sampel 136 orang.
dimonitor secara ketat sehingga terjadinya Analisis data dilakukan oleh Clinical Epidemiol-
gangguan perkembangan dapat dideteksi sedini ogy & Biostatistics Unit, Fakultas Kedokteran Uni-
mungkin. Tujuan penelitian ini adalah untuk versitas Gadjah Mada dengan menggunakan SPSS
mengetahui secara spesifik hubungan BBLR dan 10.0 for Windows. Untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan perkembangan bicara: hubungan antara BBLR dengan gangguan
Kamadewi er a1 2003, Hubungan antara BBLR dan gangguan perkembangan bicara

-
perkembangan bicara dan seberapa erat hubungan TABEL 1 memperlihatkan karakteristik
itu digunakan uji statistik Kai kuadrat dan Risiko subyek penelitian. Pada kelompok BBLR usia yang
Relatif (RR). terbanyak adalah 0 - 1 tahun yaitu sebesar 58 anak
(38,7%), sedangkan pada kelompok BBLC usia
yang terbanyak adalah 1 - 2 tahun yaitu sebesar 56
anak (37,3%). Pada kedua kelompok jumlah anak
Pada penelitian ini diperoleh datajumlah anak laki-laki lebih banyak dibanding jumlah anak
dengan berat lahir rendah adalah 210 anak dan 825 perempuan, yaitu 5 1,3% berbanding 48,7% pada
an& memiliki berat lahir cukup. Diperoleh sampel kelompok BBLR dan 65,3% berbanding 34,7% pada
300 anak yang memenuhi kriteria inklusi dan kelompok BBLC. Jenis persalinan terbanyak pada
eksklusi, terdiri dari 150 anak dengan riwayat berat kedua kelompok adalah persalinan spontan, yaitu
lahir rendah (BBLR) dan 150 anak dengan riwayat sebesar 87,3% pada kelompok BBLR dan 86%
berat lahir cukup (BBLC). pada kelompok BBLC.

TABEL I. Karakteristik subyek penelitian

NO Variabel BBLR BBLC


n % n %

I Usia (lahun)
0-1 58 38,7 35 23.3
1-2 50 33.3 36 37,3
2-3 16 10,7 34 22.7
3-4 13 8.7 15 10,,0
4-5 8 5,3 5 3,3
5-6 5 3,3 5 3,)
-

2 Jenis kelamin
Laki-laki 77 51.3 98 65.3
Perempuan 73 48.7 52 34,7

3 Jenis Persalinan
Spontan 131 87.3 129 86
Tindakan 19 12,7 21 14

TABEL 2 menunjukkan perbedaan yang tidak ganggum perkembangan bicara dengan nilai RR
bermakna antara BBLR dan BBLC terhadap 1,07 dan IK 95 %I 0 3 4 - 12.2.

TABEL 2. Hubungan antara BBLR dan gangguan perkembangan bicara

Gangguan bicam
Variabel N RR IK95% P
ada tidak
BBLR 150 117 33 1,07 0,94-1.22 0.28

BBLC I 50 109 41
Berkala llmu Kedokteran Vol. 35. No. 3

Terdapat perbedaan yang tidak bermakna dibanding berat lahir 1500 gram - 2499 gram (RR
antara gangguan perkembangan bicara pada 0,98; IK 95 % 0,74 - 1,29) sebagaimanaditunjukkan
kelompok dengan berat lahir kurang dari 1500 gram oleh TABEL 3.

TABEL 3. Hubungan antara berat lahir < 1500 gram dan 1500-2499 gram terhadap gangguan perkembangan bicara

Gangguan bicara
Variabel n RR IK 95% P
Ada tidak

Pada TABEL 4 dapat dilihat bahwa jenis bermaknaterhadapgangguanbicarapadakelompok


kelamin laki-laki dan perempuan tidak berbeda BBLR dengan nilai RR 1,07 (IK 95 % 0,90 - 1,27).

TABEL 4. Hubungan antarajenis kelamin dan gangguan perkembangan bicara pada BBLR

Gangguan bicara
Variabel n RR IK 95% P
Ada tidak

Laki-laki 77 62 I5 1.07 0,90-1.27 0,44

Perempuan 73 55 18

Secara lebih spesifikjugadidapatkan perbeda- bangan bicara pada kelornpok dengan berat badan
an yang tidak bermakna antarajenis kelamin laki- lahir < 1500 gram sebagaimana ditunjukkan
laki d m perempuan terhadap gangguan perkem- TABEL 5 (RR 1,58; IK 95 % 0,80 - 3,09).

TABEL 5. Hubungan antarajenis kelamin dan gangguan perkembangan bicarapada berat lahir kurang dari 1500 gram

Gangguan bicara
Varlabel n RR IK 95% P
Ada tidak

Laki-laki 10 % 9 1 1,58 0,80-3,09 0,16

Perempuan 7 4 3

Perbedaan yang tidak bermakna antara jenis kelompok dengan berat badan lahir antara 1500 -
kelamin laki-laki dan perempuan terhadap gangguan 2499 gram seperti yang dapat dilihat pada TABEL
perkembangan bicara juga~didapatkanpada 6 (RR 1,02; IK 95 % 0 3 6 - 1,23).
Kamadewi ef a/ 2003, Hubungan anrara BBLR dan gangguan perkembangan bicara

TABEL 6. Hubungan antarajenis kelamin dan gangguan perkembangan bicara pada berat lahir 1500 - 2499 gram

Gangguan bicara
Variabel n RR IK 95% P
Ada tidak

Leung dan Kaolo menyatakan bahwa


gangguan perkembangan bicara merupakan gejala
Berbagai penelitian tentang dampak BBLR dari berbagai gangguan lain seperti retardasi men-
terhadap gangguan perkembangan telah banyak tal, tuli, gangguan bahasa ekspresif, lingkungan
dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan Khalil psikososial yang buruk, autisme, mutisme elektif,
et a[.' yang mendapatkan anak-anak dengan afasia reseptif, dan palsi serebral. Keterlambatan
riwayat lahir prematur mengalami keterlambatan bicara juga merupakan akibat sekunder dari
secara bermakna untuk perkembangan bahasa, keterlambatan maturasi atau penggunaan bahasa
motorik halus-adaptif, dan personal sosial dibanding bilingual dan retardasi mental merupakan penyebab
anak-anak yang lahir cukup bulan. Hal yang serupa gangguan bicara yang terbanyak meliputi lebih dari
juga ditemukan Chen et aL8pada penelitiannya di 50% kasusI0. Menurut Taft" BBLR merupakan
Taiwan terhadap 1048 anak dengan gangguan faktor risiko terjadinya retardasi mental. Beberapa
perkembangan, ternyata sebagian besar gangguan sumber menyebutkan bahwa gangguan bicara
perkembangan tersebut berhubungan dengan faktor mungkin berhubungan dengan gangguan lain seperti
biologis seperti kelainan kongenital, lesi susunan retardasi mental, autisme atau palsi serebral juga
saraf pusat, dan BBLR. Sekitar 21,9% anak merupakan akibat sekunder dari kondisi lain seperti
tersebut mengalami gangguan bicara. Chen et a1.8 ketulian, di mana prematuritas dan berat lahir
menyimpulkan bahwa terdapat faktor risiko yang kurang dari 1 5 0 0 gram merupakan faktor
heterogen dan berbagai penyakit pada anak yang risikonyaI2, sedangkan penyebab gangguan bicara
menyebabkan keterlambatan fungsional berbeda. terbanyak adalah retardasi mental, tuli, dan
Penelitian ini memberi hasil yang berbeda keterlambatan perkembanganI3.
dengan penelitian sebelumnya, karena pada Berdasarkan berbagai penelitian yang telah
penelitian ini berbagai faktor yang mempengaruhi dilakukan tampak jelas bahwa gangguan
perkembangan bicara normal telah dieksklusi perkembangan bicara dapat merupakan gejala
sehingga bayi dan anak yang diikutsertakan dalam sekunder atau manifestasi dari gangguan lain yang
penelitian ini tidak disertai penyulit, padahal mempakan risiko dari BBLR seperti retardasi men-
beberapa ahli mengungkapkan berbagai teori yang tal, palsi serebral, tuli, dan lain-lain. Dengan
menyatakan bahwagangguan perkembangan bicara mengeksklusi berbagai gangguan yang merupakan
terkait dengan berbagai faktor risikp Downey et faktor risiko terjadinya gangguan perkembangan
menyatakan bahwa penyeba'b gangguan bicara tersebut, maka gangguan perkembangan
perkembangan bicara dan artikulasi yang terbanyak bicara yang terdeteksi dari BBLR tanpa faktor
menurut frekuensinya adalah retardasi mental, risiko lain akan lebih sedikit. Di samping itu, alat
penurunan pendengaran (tuli), autisme, palsi deteksi gangguan perkembangan bicara yang
serebral, gangguan kraniofasial, dan trauma kepala. digunakan adalah DDST (Denver 11) yang
Kadang-kadang hanya dijumpai satu penyebab mempakan tes skrining untukmendeteksi anak-anak
tetapi tidak jarang beberapa penyebab secara yang potensial mengalami gangguan perkembangan,
bersama-sama mengakibatkan gangguan bicara. bukan merupakan alat diagnostik dan bukan
Berkala Ilmu Kedokferan Vol. 35, No. 3

merupakan tes khusus untuk gangguan perkem- risiko kelainan kongenital yang lebih tinggi dan
bangan bicaraI4sehingga masih memungkinkan ada potensial mengalami kerusakan permanen fungsi
gangguan bicara yang tidak terdeteksi pada otakl7. Walaupun rancang bangun penelitian ini
penelitian ini. Jumlah anak yang mengalami gang- memiliki kelebihan dari segi penghematan biayadan
guan perkembangan bicara lebih besar dibanding waktu, namun kohort rehospektif juga memiliki
jumlah anak tanpa gangguan perkembangan bicara kelemahan yaitu tidak dapat ditentukannya saat
pada kedua kelompok (TABEL 2), ini disebabkan subyek terkena pajanan serta peneliti tidak dapat
karena anak yang berkunjung ke Poliklinik Tumbuh mengonhol keadaan dan kualitas pengukuran yang
Kembang Anak untuk mengikuti DDST di RS. Dr. telah dilakukan orang lain pada masa lalu karena
Sardjito sebagian besar adalah rujukan dari dokter peneliti hanya mengandalkan data sekunder yang
atau pusat pelayanan kesehatan lain karena diduga telah ada dari catatan medik.
mengalami gangguan perkembangan di antaranya
gangguan perkembangan bicara.
Hasil lain yang diperoleh pada penelitian ini
adalah antar jenis kelamin dalam ha1 gangguan Tidak terdapat perbedaan yang bermakna
perkembangan bicara tidak berbeda bermakna pada antara BBLR dan BBLC dalam ha1 gangguan
kelompok BBLR dengan nilai RR 1,07 (IK 95 % perkembangan bicara, di mana BBLR memiliki risiko
0,90-1,27). Hasil ini berbeda dengan berbagai yang sama untuk terjadinya gangguan perkembang-
penelitian s e b e l ~ m n y a ~dan
. ' ~teori
. ~ ~ yang menyata- an bicara dibanding BBLC. Tidak terdapat per-
kan bahwa anak laki-laki memiliki risiko yang lebih bedaan yang bermakna antara jenis kelamin laki-
tinggi untuk terjadinya gangguan perkembangan laki dan perempuan dalam gangguan perkembangan
bicara dibanding anak perempuan. Hal ini dapat bicara pada kelompok BBLR.
dijelaskan, karena jenis kelamin bukanlah satu-
satunya faktor risiko terjadinya gangguan perke- KEPUSTAKAAN
mbangan bicara, di mana selain faktor biologis
kemampuan bicara juga dipengaruhi oleh faktor Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC,
1995.
lingkungan. Anak laki-laki yang hidup dalam Gross SJ, Mettelman BB, Dye TD, and Slagle TA.
lingkungan yang mendukung perkembangan bicara Impact of family structure and stability on academic
mungkin akan memiliki kemampuan berbicara yang outcome in pietern children at 10 yearsofage. J Pediatr.
lebih baik dibanding anak perempuan yang berada 2000; 138: 169-75.
Hack M. Outcomes of very-low-birth-weight children
dalam lingkungan yang tidak mendukung. Pada born in the 1990s. Clin Pediatr, 2000; 39: 451-52.
penelitian ini peran faktor lingkungan tidak dapat Tommiska V, Heinonen K, Ikonen S. A national two
dinilai karena keterbatasan data yang diperoleh dari year follow up study of extremely low birth weight
catatan medik. infants born in 1996-1997. Arch Dis Child Fetal
Kelemahan penelitian ini adalah anak-anak Neonatal, 2003; 88: 29-35.
Jobe AH. Predictors of outcomes in preterm infants:
yangmengikuti DDSTdi polikliniktumbuh kembang which ones and when? J Pediatr, 2001; 138: 153-56.
sebagian besar merupakan rujukan dari dokter atau Kohlhauser C, Fuiko R, Panagl A. Outcome of very-
pusat pelayanan kesehatan lain karena diduga low-birth-weight infants at 1 and 2 years of age. Clin
mengalami gangguan perkembangan. Selain itu, Pediatr, 2000: 39: 441-49.
Khalil KA, Amrawy ME, Ibrahim AG, El-Zeiny NA,
DDST(Denver 11) yang digunakan buka? merupa- and Greiw. Pattern of growth and development of
kan tes skrining khusus gangguan bicara sehingga premature children at the age of two and three years in
sensitivitas dan spesivitasnyalebih rendAh dibanding Alexandria, Egypt. Alexandria: El-Shatby University
tes skrining khusus gangguan perkembangan bicara Children's Hospital, 1995.
serta tidak dibedakannya BBLR yang lahir cukup Chen IC, Chen CL, Wong MK, Chung CY, Chen CH,
and Sun CH. Clinical analysis of 1048 children with
bulan dan yang lahir kurang bulan. Sebagaimana developmental delay. Chang Gung Med, 2002; 25: 743-
diketahui BBLR yang lahir cukup bulan biasanya 50.
mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin. Downey D, Mraz R, Knott J, Knutson C, Hoke L, and
Retardasi pertumbuhan inhautefin simetris memiliki Dyke DV. Diagnosis and evaluation of children who are

Anda mungkin juga menyukai