Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA By Ny.

S DENGAN BBLR
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA HIPOTERMIA DI
RUANG AR FAKHRUDIN RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun Guna Melengkapi Tugas Praktik Klinik


Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
LINA MAYASARI
(A32020255)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA By Ny. S DENGAN BBLR


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA HIPOTERMIA DI
RUANG AR FAKHRUDIN RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun oleh :
LINA MAYASARI
(A32020255)

Telah disetujui pada tanggal . . Juni 2021

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( Retno Indarti, S.Kep Ners ) ( Ning Iswati, M.Kep )

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian ............................................................................................... 1
B. Etiologi ................................................................................................... 1
C. Batasan Karakteristik .............................................................................. 2
D. Fokus Pengkajian .................................................................................... 2
E. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan ............................................. 6-7
F. Masalah Keperawatan yang Muncul ...................................................... 7
G. Intervensi Keperawatan .......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Identitas neonatus ................................................................................. 14
B. Identitas orang tua ................................................................................ 14
C. Riwayat kehamilan dan persalinan ....................................................... 14
D. Riwayat keperawatan ........................................................................... 16
E. Terapi ................................................................................................... 19
F. Analisa Data ......................................................................................... 20
G. Diagnosa Keperawatan yang Muncul ................................................... 21
H. Intervensi Keperawatan ........................................................................ 21
I. Implementasi Keperawatan .................................................................. 26
J. Evaluasi ................................................................................................ 29
BAB III PEMBAHASAN
Pembahasan ............................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hipotermia adalah suatu kondisi suhu tubuh yang berada di bawah
rentang normal tubuh. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipotermia
merupakan suhu tubuh dibawah 35 0C karena paparan suhu lingkungan yang
dingin atau karena induksi artifisial (Debora, 2017)
Menurut Saifudin dalam (Dwienda, Maita, Saputri, & Yulviana, 2014)
Hipotermia adalah suatu kondisi turunnya suhu sampai di bawah 300C,
sedangkan Hipotermia pada bayi baru lahir merupakan kondisi bayi dengan
suhu dibawah 36,5 0C.
Hipotermia adalah gangguan medis yang terjadi didalam tubuh, sehingga
mengakibatkan penurunan suhu karena tubuh tidak mampu memproduksi
panas untuk menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat. Kehilangan
panas karena pengaruh dari luar seperti air, angin, dan pengaruh dari dalam
seperti kondisi fisik (Lestari, 2010)

B. Etiologi
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) tahun 2016,
etiologi atau penyebab dari Hipotermia yaitu :
1. Kerusakan hipotalamus
2. Konsumsi alcohol
3. Berat badan ekstrem
4. Kekurangan lemak subkutan
5. Terpapar suhu lingkungan rendah
6. Malnutrisi
7. Pemakaian pakaian tipis
8. Penurunan laju metabolisme
9. Tidak beraktifitas

1
2

10. Transfer panas


11. Trauma
12. Proses penuaan
13. Efek agen farmakologis
14. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia

C. Batasan Karakteristik
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) tahun 2016,
batasan karakteristik atau tanda gejala dari ikterik neonatus adalah :

a. Mayor

Subjektif Objektif
1. Kulit teraba dingin
(Tidak tersedia) 2. Menggigil
3. Suhu tubuh dibawah nilai normal

b. Minor
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) 1. Akrosianosis
2. Bradikardi
3. Dasar kuku sianotik
4. Hipoglikemia
5. Hipoksia
6. Pengisian kapiler > 3 detik
7. Konsumsi oksigen meningkat
8. Ventilasi menurun
9. Piloereksi
10. Takikardi
11. Vasokonstriksi perifer
12. Kutis memorata (pada neonatus)

D. Fokus Pengkajian
Dalam pengkajian bayi dengan BBLR, pengkajian difokuskan pada:
1. Pengkajian umum
a. Dengan menggunakan timbangan elektronik, timbang setiap hari, atau
lebih sering apabila diinstruksikan.
b. Ukur panjang dan lingkar kepala secara periodik.
3

c. Gambarkan bentuk dan ukuran tubuh umum, postur saat istirahat,


kemudahan bernafas, adanya edema, dan lokasinya.
d. Gambarkan adanya deformitas yang nyata.
e. Gambarkan adanya tanda disstres: warna buruk, mulut terbuka, kepala
terangguk-angguk, meringis, alis berkerut.
2. Pengkajian pernafasan
a. Gambarkan bentuk dada (barrel, cembung), kesimetrisan, adanya
insisi, selang dada, atau penyimpangan lain.
b. Gambarkan otot aksesori: pernafasan cuping hidung atau substansial,
interkostal, atau retraksi subklavikular.
c. Tentukan frekuensi dan keteraturan pernafasan.
d. Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan: stridor, krekels, mengi,
ronki basah, area yang tidak ada bunyinya, mengorok, penurunan udara
masuk, keseimbangan bunyi nafas.
e. Tentukan apakah penghisapan diperlukan.
f. Gambarkan tangisan bila tidak diintubasi.
g. Gambarkan oksigen ambien dan metode pemberian, bila diintubasi
gambarkan ukuran selang, jenis ventilator dan penyiapannya, serta
metode pengamanan selang.
h. Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial
oksigen dan karbon dioksida dengan oksigen transkutan dan
karbondioksida transkutan.
3. Pengkajian kardiovaskular
a. Tentukan frekuensi dan irama jantung.
b. Gambarkan bunyi jantung, termasuk adanya murmur.
c. Tentukan titik intensitas maksimum, titik di mana bunyi dan palpasi
denyut jantung yang terkeras (perubahan pada titik intensitas maksimum
dapat menunjukkan pergeseran mediastinal).
d. Gambarkan warna bayi: sianosis, pucat, pletora, ikterik, mottling.
e. Kaji warna kuku, membran mukosa, bibir.
4

f. Tentukan tekanan darah. Tunjukkan ekstremitas yang digunakan dan


ukutan manset, periksa setiap ekstremitas setidaknya sekali.
g. Gambarkan nadi perifer, pengisian kapiler (< 2 – 3 detik), perfusi perifer
mottling.
h. Gambarkan monitor, parameternya, dan apakah alarm berada pada
posisi “on”.
4. Pengkajian gastrointestinal
a. Tentukan distensi abdomen: lingkar perut bertambah, kulit mengkilat,
tanda-tanda eritema dinding abdomen, peristaltik yang dapat dilihat,
lengkung susu yang dapat dilihat, status umbilikus.
b. Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi dan waktu yang berhubungan
dengan pemberian makan.
c. Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya muntah.
d. Gambarkan jumlah, warna, dan konsistensi feses, periksa adanya darah
samar dan atau penurunan substansibila diinstruksikan atau
diindikasikan dengan tampilan feses.
e. Gambarkan bisisng usus, ada atau tidak ada.
5. Pengkajian genitourinaria
a. Gambarkan adanya abnormalitas genetalia.
b. Gambarkan jumlah urin (warna, pH, dll).
c. Periksa BB (pengkajian paling akurat untuk hidrasi).
6. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
a. Gambarkan gerakan bayi: acak, bertujuan, gelisah, kedutan, spontan,
menonjol, tingkat aktivitas dengan stimulasi, evaliasi berdasarkan usia
gestasi.
b. Gambarkan posisi atau sikap bayi: fleksi, ekstensi.
c. Gambarkan reflek yang diamati: moro, menghisap, Babinski, reflek
plantar, dan reflek yang diharapkan.
d. Tentukan perubahan pada lingkar kepala (bila diindikasikan).
7. Pengkajian suhu
a. Tentuka suhu kulit dan aksila.
5

b. Tentukan dengan suhu lingkungan.


8. Pengkajian kulit
a. Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi,
lepuh, abrasi atau area gundul, khususnya di mana alat pemantau, infus,
atau alat lain lontak dengan kulit, periksa juga dan perhatikan adanya
preparat kulit yang digunakan (misal plester,, providin-iodin).
b. Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, halus, pecah-pecah,
terkelupas, dll.
c. Gambarkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.
d. Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada
tempatnya dan amati adanya tanda-tanda infiltrasi.
e. Gambarkan jalur pemadangn kateter infus intravena, jenis (arteri, vena,
perifer, umbilikus, sentral, vena sentral perifer), jenis infus (obat, salin,
dekstrosa, elektrolit, lemak, nutrisi parenteral total), jenis pompa infus
dan frekuensi aliran, jenis jarum (kupu=kupu, kateter), tampilan area
insersi.
Kaji juga adanya tanda stress atau keletihan
1. Stres otonomik
a. Akrosianosis.
b. Pernafasan dalam dan cepat.
c. Frekuensi jantung reguler dan cepat.
2. Perubahan pada status
a. Status tidur atau dangkal.
b. Menangis atau rewel.
c. Mata berkaca-kaca atau kewaspadaan tegang.
3. Perubahan perilaku
a. Mata tidak berfokus atau tidak terkoordinasi.
b. Lengan dan kaki lemas.
c. Bahu flaksid turun ke belakang.
d. Cegukan.
e. Bersin.
6

f. Menguap.
g. Mengejan, buang air besar.

E. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan


Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat untuk
dapat beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim. Secara umum bayi berat
badan lahir rendah ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan atau prematur dan disebabkan karena dismaturitas. Biasanya hal ini
terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan
yang disebabkan oleh faktor ibu, komplikasi hamil, komplikasi janin, plasenta
yang menyebabkan suplai makanan ibu ke bayi berkurang. Faktor lainnya yang
menyebabkan bayi berat badan lahir rendah yaitu faktor genetik atau
kromosom, infeksi, kehamilan ganda, perokok, peminum alkohol,dan
sebagainya (Mochtar, 2012).
Bayi dengan BBLR potensial untuk kehilangan panas akibat luas
permukaan tubuh tidak sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada
jaringan di bawah kulit sehingga mengakibatkan bayi hipotermy. Belum
matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara refleks
hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34
minggu, pada bayi BBLR beresiko mengalami aspirasi. Paru yang belum
matang dengan peningkatan kerja nafas juga akan mengakibatkan bayi
mengalami masalah pola nafas. Selain itu menurunnya simpanan zat gizi
padahal cadangan makanan di dalam tubuh sedikit, hampir semua lemak,
glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit
selama 8 minggu terakhir kehamilan, bayi preterm mempunyai potensi
terhadap hipoglikemia.
7

Pathway
Faktor janin
Faktor ibu Faktor plasenta

BBLR

Permukaan tubuh
Jaringan Prematuritas Fungsi organ2 blm baik
relative lebih luas
lemaksubkutan
lebih tipis
Penguapan Otak Paru
Pemaparan dg Hati
berlebih suhu luar Kehilangan Kekurangan Imaturitas
panas melalui Pertumbuhan
cadangan Konjugasi sentrum vital
dinding dada blm
Kehilangan
kulit energi bilirubin sempurna,vaskuler
panas blm baik Reflek Regulasi paru immatur
menelan blm pernafasan
Hipoglikemi
Hiperbillirubin sempurna Insufisiensi
Hipotermy
Pernapasan pernapasan
Resiko periodik
Resiko ikterik
neonatus aspirasi Penyakit
membran
Pola napas tdk hialin
efektif

F. Masalah Keperawatan Yang Muncul


1. Hipotermia b.d terpapar suhu lingkungan rendah d.d suhu tubuh dibawah
nilai normal, kulit teraba dingin (D.0132 Hal. 286)
2. Pola nafas tidak efektif b.d immaturitas neurologis d.d penggunaan otot
bantu pernapasan, takipnea (D.005 Hal.26)
3. Resiko aspirasi d.d ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan dan
bernafas (D.0149 Hal.28)
4. Resiko ikterik neonatus d.d prematuritas < 37 minggu (D.0035 Hal.86)
8

G. Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
I. Hipotermy b.d Setelah dilakukan Regulasi temperatur ( I.14578
terpapar suhu tindakan keperawatan / SIKI
lingkungan selama 2x24 jam : 388
termoregulasi neonatus 1. Observasi :
rendah d.d suhu
membaik ( L.14135 / a. Monitor suhu bayi sampai
tubuh dibawah
SLKI:130) dengan stabil ( 36,5 sampai 37,5
nilai normal, kriteria hasil : derajat celcius)
kulit teraba Indikator A T b. Monitor suhu tubuh bayi tiap
dingin (D.0132 Menggigil dua jam jika perlu
Hal. 286) konsumsi c. Monitor frekuensi nafas nadi
oksigen d.Monitor warna dan suhu
suhu kulit
tubuh e. Monitor dan catat tanda dan
suhu kulit gejala hipotermi atau
kadar hipertermi
GDS 2. Terapetik :
Pengisian a. Pasang alat pemamtau suhu
kapiler kontinu, jika perlu
frek.nadi b. Tingkatkan asupan ASI
Ket: yang adekuat
1: Meningkat c. Bedong bayi segera setelah
2: Cukup meningkat lahir untuk maencegah
3: Sedang
4: Cukup menurun kehilangan panas.
5:Menurun d. Masukan bayi BPLR
kedalam
1. plastik segera setelah
lahir ( misal bahan poliepilen)
e. Gunakan topi bayi untuk
mencegah kehilangan panas
pada neonatus
f. Hindarkan letakan bayi
didekat jendela terbuka atau
diarea aliran pendingin udara
ruangan atau kipas angin
9

g. Gunakan matras
penghangat, selimut hangat
dan penghangat ruangan untuk
menaikan suhu tubuh , jika
perlu
h. sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan bayi
3. Edukasi :
a. Demontrasikan kepada ibu
bayi teknik keperawatan
metode kanguru ( PMK ) untuk
bayi BBLR
b. Jelaskan pada ibu bayi cara
pencegahan hipotermi
4. Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian anti
piretik, jika perlu
Manajemen hipotermia
(I.14507)
a. Monitor suhu tubuh
b. Identifikasi penyebab
hipotermia (misal terpapar
suhu lingkungan rendah,
pakaian tipis, kerusakan
hipotalamus, penurunan
laju metabolisme,
kekurangan lemak
subkutan)
c. Monitor tanda dan gejala
akibat hipotermia
(Hipotermia ringan:
takipnea, disartria,
menggigil, hipertensi,
diuresis: Hipotermia
sedang: aritmia, hipotensi,
apatis, koagulopati,
refleks menurun:
Hipotermia berat: oliguria,
refleks menghilang,
edema paru, asam-basa
10

abnormal
d. Sediakan lingkungan yang
hangat ( misal atur suhu
ruangan, inkubator)
e. Ganti pakaian/ linen yang
basah
f. Lakukan penghangatan
pasif (misal selimut,
penutup kepala, pakaian
tebal)
g. Lakukan penghangatan
aktif eksternal (misal
kompres hangat, botol
hangat, selimut hangat,
perawatan metode
kanguru)
II. Pola nafas Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
tindakan keperawatan (I.01014)
tidak efektif
selama 2x 24 jam a. Monitor frekuensi, irama,
diharapkan masalah kedalaman dan upaya
keperawatan pola napas napas
tidak efektif dapat teratasi
dengan kriteria hasil: b. Monitor pola napas
Pola napas membaik (seperti bradipnea,
(L.01004) takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes,
Indikator A T
biot dan ataksik)
Kedalaman
napas c. Monitor kemampuan
Dispnea batuk efektif
Frekuensi
napas d. Monitor adanya produksi
sputum
Keterangan:
1: Meningkat e. Monitor adanya sumbatan
2: Cukup meningkat jalan napas
3: Sedang
4: Cukup menurun f. Palpasi kesimetrisan
5:Menurun ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Monitor nilai AGD, jika
ada
11

j. Monitor hasil x-ray


thoraks, jika ada
k. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
l. Dokumentasikan hasil
pemantauan
m. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
n. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
o. Berikan penerapan nesting

III. Resiko Setelah dilakukan Pencegahan aspirasi (I.01018 /


aspirasi d.d tindakan keperawatan SIKI:273)
ketidakmatangan selama 2x24 jam status 1. Observasi :
menelan membaik a. Monitor tingkat kesadaran,
koordinasi
dengan kriteria hasil ( batuk,muntah dan kemam
menghisap,
L.06052 / SLKI:118 ) : puan menelan
menelan dan b. Monitor status pernapasan
bernafas Indikator A T c. Monitor bunyi nafas,
(D.0149 Hal.28) reflek terutama setelah pemberian
menelan diit/OGT
frekuensi d. Periksa residu gaster
tersedak sebelum memberi asupan oral /
refluks OGT
lambung e. Periksa kepatenan slang
regurgitasi OGT sebelum memberi asupan
muntah oral
ket: 2. Terapetik :
1. Menurun a. Posisikan semifowler ( 30-
2. Cukup menurun
3. Sedang 45 derajat ) 30 menit sebelum
4. Cukup membaik memberi asupan oral
5. membaik
b. Pertahankan kepatenan jalan
nafas
12

c. Lakukan penghisapan jalan


nafas, jika produksi sekret
meningkat.
d. Sediakan suction di ruangan
e. Hindari memberi ASI
melalui slang OGT, jika residu
banyak
3. Edukasi :
a. Menganjurkan Ibu pasien
memberikan ASI secara
perlahan
b. Mengajarkan ibu pasien
strategi mencegah aspirasi
c. Mengajarkan ibu pasien
teknik menelan pada bayi,
jika perlu.
IV. Resiko Setelah dilakukan Perawatan neonatus. ( I.03132
ikterik neonatus tindakan keperawatan / SIKI: 332) :
d.d prematuritas selama 2x24 jam 1. Observasi :
diharapakan adaptasi a. Identifikasi kondisi awal
< 37 minggu
neonatus membaik( bayi setelah lahir ( misal
(D.0035 Hal.86)
L.10098/SLKI:15) kcukupan bulan, air ketuban
dengan kriteria hasil : jernih atau bercampur
Indikator A T mekonium, menangis spontan,
membrane tonus otot )
mukosa b. Monitor tanda vital bayi (
kuning terutama suhu )
kulit kuning 2. Terapeutik :
sclera a. Lakukan inisiasi menyusui
kuning dini ( IMD ) segera setelah bayi
prematuritas lahir
b. Berikan inj vitamin-K 1 mg
IM untuk mencegah
perdarahan
13

c. Berikan imunissasi hepatitis


B
d. Mandikan selama 5 sampai
10 menit sehari sekali dengan
air hangat ( 36 sampai 37
derajat celcius )
e. Gunakan sabun yang
mengandung proVitamin B5
f. Oleskan Baby oil untuk
mempertahankan kelembaban
kulit
g. Rawat tali pusat secara
terbuka ( tidak dibungkus )
h. Bersihkan tali pusat dengan
air steril atau air matang
i. kenakan pakaian dari bahan
katun
j. Selimuti untuk memperta
hankan kehangatan dan
mencegah hipotermi
k. ganti popok segera jika
basah
3. Edukasi :
a. Anjurkan tidak membubuhi
apapun pada tali pusat
b. Anjurkan ibu menyusui bayi
setiap 2 jam
c. Anjurkan menyendawakan
bayi setelah disusui
d. Anjurkan ibu mencuci
tangan sebelum emnyentuh
bayi.
BAB II
TINJAUAN KASUS

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


PENGKAJIAN NEONATUS

A. IDENTITAS NEONATUS
Nama Bayi : ByNy. S ( a )
Tanggal Lahir : 2-06-2021 Jam : 19.57 WIB
Jenis : Laki laki
Umur : 7 hari
Ruang : Peristi Ar Fahrudin
Kelahiran : tunggal / kembar, hidup / mati
Tanggal MRS : 2-06-2021 Jam : 19.57 WIB
Tanggal Pengkajian : 08-06-2021 Jam : 09.00 WIB
Diagnosa medis : BBLR

B. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. E
Umur Ibu : 32 thn Umur Ayah : 33 thn
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta Pekerjaan Ayah
Wiraswasta
Pendidikan Ibu : SMA Pendidikan Ayah: SMK
Agama : Islam
Alamat : CANDI 2 / 5 Karananyar

C. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN :


1. Riwayat Kehamilan
Ibu (G) 2 P 1 A 1
BB 62 kg , Umur Kehamilan 31+5 minggu
TB 155 cm
Pemeriksaan antenatal 6 kali di bidan
Teratur / tidak teratur, sejak kehamilan 8 minggu
Penyakit / komplikasi kehamilan, Tidak ada: pre eklamsi.
Kebiasaan makanan: 3x/hr jenis nasi lauk dan sayur tetapi kadang masih mual
Merokok…….. ya / tidak
Jamu…………………….ya / tidak
Kebiasaan minum obat………… ya / tidak
Periksa terakhir :
Hb 12gr%
Golongan Darah O
Gula Darah - 102mg%
Lain – Lain –hbsag negative, protein urine +1
Pernah mendapat terapi -
Alergi obat, Tidak ada

2. Riwayat Persalinan
Bayi lahir Spontan usia 31 +5 minggu

14
16

D. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang :
a. Keluhan utama :
suhu tubuh bayi 35.5⁰C

b. Riwayat penyakit Sekarang : (awal sakit hingga saat ini)


Bayi lahir Spontan pada tanggal 02-06-2021 jam 08.00 dengan berat badan
1700gr, panjang badan 43 cm, LK/LD: 30/28 cm, A/S: 8/9. Kulit teraba dingin,
mottling+, TTV: suhu:35.5⁰C, Nadi: 110x/mnt, RR: 64x/mnt, SpO2=97%

2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya :


a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Tidak ada

b. Imunisasi :
a. BCG c. Polio……….x e. DPT……………x
b. Campak d. Hepatitis 1 x

3. Riwayat Keluarga
Genogram :

Keterangan :
Laki-laki
Perempuan

4. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan


Tahap Pertumbuhan
a. Berat badan lahir : 1700 gr
Berat badan sekarang : 1700 gr
b. Lingkar Kepala : 30 cm
Lingkar Dada : 28 cm
c. Panjang Badan : 43 cm

Tahap Perkembangan
a. Psikososial : Baik
b. Psikoseksual : Baik
c. Kognitif : Baik

5. Pengkajian fisik
a. Tanda – Tanda Vital :
Nadi : 110x/menit
17

Suhu : 35.5°C
Pernafasan : 64 x/menit, tipe :
CRT : > 2 detik

b. Pemeriksaan Fisik

 Refleks ; (Beri tanda √ pada hasil pemeriksaan)


Sucking (menghisap) : Ada (√ ) Tidak ( )

Palmar Grasping (menggenggam) : Ada (√ ) Tidak ( )

Tonic Neck (leher) : Ada (√ ) Tidak ( )

Rooting (mencari) : Ada ( ) Tidak (√ )

Moro (kejut): Ada (√ ) Tidak ( )

Babinsky : Ada (√ ) Tidak ( )

Gallant (punggung) : Ada ( ) Tidak (√ )

Swallowing (menelan) : Ada (√ ) Tidak ( )

Plantar Grasping (telapak kaki) : Ada (√ ) Tidak ( )

Tonus / aktivitas
a. Aktif ( √ ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis Keras (√ ) Lemah ( ) Melengking ( )
Kepala / leher
a. Fontanel anterior: Lunak (√ ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( )
Cekung ( )
b. Sutura sagitalis: Tepat (√ ) Terpisah ( ) Menjauh ( )
Tumpang tindih ( )
c. Gambaran wajah: Simetris (√ ) Asimetris ( )
d. Molding (√ ) Caput succedaneum ( ) Cephalhematoma ( )
Mata
Bersih (√ ) Sekresi ( )
Jarak interkanus: Normal Sklera : Ikterik
THT
a. Telinga : Normal (√ ) Abnormal ( )
b. Hidung: Simetris (√ ) Asimetris ( )
Wajah
a. Bibir sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit / palatum ( )
Abdomen
a. Lunak (√ ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )
b. Lingkar perut 30 cm
c. Liver : teraba ( ) kurang 2 cm ( ) lebih 2 cm ( )

Toraks
a. Simetris (√ ) Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( ) derajat 1 ( √ ) derajat 2 ( )
c. Klavikula normal (√ ) Abnormal ( )
18

Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama (√ ) Tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih (√ ): ronchi ( ) sekresi ( ): wheezing ( )
vesikuler ( )
c. Respirasi : spontan (√ ) Tidak spontan ( )
Alat bantu nafas : ( ) Oxihood: ( ) Nasal kanul: ((√ ) incubator
+
Konsentrasi O2 : ___1______ liter / menit
Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rhytm (NSR) (√ )
Frekuensi : 110 x/menit
b. Murmur ( ) Lokasi _____________
c. Waktu pengisian kapiler : >2 detik
d. Denyut nadi : Normal

Nadi Perifer
Keras ( √ ) Lemah( ) Tidak ada ( )
Brakial kanan
Brakial kiri
Femoral kanan
Femoral kiri

Ekstremitas
Gerakan bebas (√ ) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
Ekstremita atas Normal (√ ) Abnormal ( )
Sebutkan : ___________
Ekstremitas bawah Normal (√ ) Abnormal ( )
Sebutkan : ___________
Panggul Normal (√ ) Abnormal ( ) Tidak terkaji ( )

Umbilikus
Normal (√ ) terpasang infus D10%vena umbilicalis Abnormal ( )
Inflamasi ( ) Drainase ( )

Genital
Perempuan normal ( √ ) Laki-laki normal ( )
Abnormal ( )
Sebutkan : ________________

Anus
Paten (√) Imperforata ( )

Kulit
Warna Pink ( ) Pucat (√ ) Jaundice ( )
Sianosis pada Kuku (√ ) Sirkumoral ( )
Periorbital ( ) Seluruh tubuh ( )
Kemerahan (rash) ( )
Tanda lahir : ( ); sebutkan ______________
Turgor kulit : elastis (√ ) tidak elastis ( ) edema ( )
Lanugo ( (√ )
19

Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu (√ )
Inkubator (√ ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )
0
b. Suhu kulit : 35.5 C

Nilai Apgar
1 Menit 5 Menit

Frekuensi Jantung 2 2
Usaha bernafas 2 2
Tonus Otot 1 2
Iritabilitas Refleks 2 2
Warna Kulit 1 1

E. TERAPI
a. Injeksi vit. K 1mg
b. Injeksi Hb o 0,5cc
c. Ampicilline 80mg/12 jam
d. Gentamicyn 6mg/12 jam

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium tanggal 2 Juni 2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Kesimpulan

1 T Ratio 0,16

2 Hemoglobin 18,2 g/dl 13.2-17.3 Rendah

3 Leukosit Darah 4.660 /mm3 3.800-10.600 Rendah

4 Trombosit Darah 267.000 150.000- Normal


/mm3 440.000
5 Hematokrit 17% 40-52 Rendah

6 Eritrosit darah 4,84jt/mm3 4.4jt-5.9jt Rendah

7 Golongan Darah O

8. Gula darah 72 mg/dl P : 70 – 120 / Normal


sewaktu W 70 - 120
20

G. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA KLIEN PATHWAY MASALAH ETIOLOGI
KEPERAWATAN
08-06-2021 DS : - BBLR Hipotermia Terpapar suhu
Jam 09.15 DO : (D.0132) lingkungan
- Kulit ps Jaringan lemak rendah
teraba dingin, subkutan lebih tipis
tampak
motling Pemaparan dengan
- Suhu tubuh suhu luar
35.5 0C
- Rr : 64x/menit Kehilangan panas
- Nadi
110x/menit Hipotermia
- BBL : 1700
gram
- Cyanosis
sekitar
mulut+

08-06-2021 DS :- BBLR Pola napas tidak Immaturitas


Jam 09.15 DO : efektif (D.005) neurologis
- Ps tampak fungsi organ paru
cyanosis belum baik
sekitar mulut,
kulit tampak vaskuler dinding
mottling dada belum
- Rr : 64x/menit sempurna, vaskuler
- Nadi paru immatur
110x/menit
- BBL : 1700
gram
- Terpasang insufisiensi
oksigen pernafasan
nasal 1 lpm
- Retraksi
costa+ penyakit membrane
hialin

Pola napas tidak


efektif

08-06-2021 DS:- BBLR Resiko aspirasi Ketidakmatangan


Jam 09.15 DO:- Reflek koordinasi
menelan masih Fungsi organ otak menghisap,
sedikit lemah, blm baik menelan dan
bayi diit ASI bernapas
via OGT, ps Immaturitas
tampak sesak sentrum vital
21

nafas, RR:
64x/mnt, jika Reflek menelan
minum spin belum sempurna
tampak retraksi
intercosta Resiko Aspirasi

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Hipotermia b.d Terpapar suhu lingkungan rendah d.d kulit teraba dingin, suhu
35.5⁰C
2. Pola napas tidak efektif b.d immaturitas neurologis d.d takipnea, penggunaan otot
bantu napas
3. Resiko aspirasi d.d ketidakmatangan koordinasi menghisp, menelan dan bernapas

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
SDKI SLKI SIKI
I. Hipotermi b.d Setelah dilakukan Regulasi temperatur ( I.14578
terpapar suhu tindakan keperawatan / SIKI
lingkungan selama 2x24 jam : 388
termoregulasi neonatus 1. Observasi :
rendah d.d suhu
membaik ( L.14135 / a. Monitor suhu bayi sampai
tubuh dibawah
SLKI:130) dengan stabil ( 36,5 sampai 37,5
nilai normal, kriteria hasil : derajat celcius)
kulit teraba Indikator A T b. Monitor suhu tubuh bayi tiap
dingin (D.0132 Menggigil 2 5 dua jam jika perlu
Hal. 286) konsumsi 3 5 c. Monitor frekuensi nafas nadi
oksigen
suhu 2 5
d.Monitor warna dan suhu
tubuh kulit
suhu kulit 2 5
e. Monitor dan catat tanda dan
kadar 5 5
GDS
gejala hipotermi atau
Pengisian 2 5 hipertermi
kapiler
frek.nadi 2 5
2. Terapetik :
a. Pasang alat pemamtau suhu
Ket:
kontinu, jika perlu
1: Meningkat
2: Cukup meningkat
b. Tingkatkan asupan ASI
3: Sedang yang adekuat
4: Cukup menurun c. Bedong bayi segera setelah
5:Menurun
lahir untuk maencegah
2.
kehilangan panas.
22

d. Masukan bayi BBLR


kedalam plastik segera setelah
lahir ( misal bahan poliepilen)
e. Gunakan topi bayi untuk
mencegah kehilangan panas
pada neonatus
f. Hindarkan letakan bayi
didekat jendela terbuka atau
diarea aliran pendingin udara
ruangan atau kipas angin
g. Gunakan matras
penghangat, selimut hangat
dan penghangat ruangan untuk
menaikan suhu tubuh , jika
perlu
h. sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan bayi
3. Edukasi :
a. Demontrasikan kepada ibu
bayi teknik keperawatan
metode kanguru ( PMK ) untuk
bayi BBLR
b. Jelaskan pada ibu bayi cara
pencegahan hipotermi
4. Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian anti
piretik, jika perlu
Manajemen hipotermia
(I.14507)
a. Monitor suhu tubuh
b. Identifikasi penyebab
hipotermia (misal
terpapar suhu
lingkungan rendah,
pakaian tipis,
kerusakan
hipotalamus,
penurunan laju
metabolisme,
kekurangan lemak
subkutan)
c. Monitor tanda dan
gejala akibat
23

hipotermia
(Hipotermia ringan:
takipnea, disartria,
menggigil, hipertensi,
diuresis: Hipotermia
sedang: aritmia,
hipotensi, apatis,
koagulopati, refleks
menurun: Hipotermia
berat: oliguria, refleks
menghilang, edema
paru, asam-basa
abnormal
d. Sediakan lingkungan
yang hangat ( misal
atur suhu ruangan,
inkubator)
e. Ganti pakaian/ linen
yang basah
f. Lakukan penghangatan
pasif (misal selimut,
penutup kepala,
pakaian tebal)
g. Lakukan penghangatan
aktif eksternal (misal
kompres hangat, botol
hangat, selimut hangat,
perawatan metode
kanguru)
II. Pola nafas Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
tindakan keperawatan (I.01014)
tidak efektif
selama 3x 24 jam a. Monitor frekuensi,
diharapkan masalah irama, kedalaman dan
keperawatan pola napas upaya napas
tidak efektif dapat teratasi b. Monitor pola napas
dengan kriteria hasil: (seperti bradipnea,
Pola napas membaik takipnea,
(L.01004) hiperventilasi,
Indikator A T kussmaul, cheyne-
Kedalaman napas 2 4 stokes, biot dan
Dispnea 3 4 ataksik)
Frekuensi napas 2 4
Keterangan:
c. Monitor kemampuan
1: Meningkat batuk efektif
2: Cukup meningkat d. Monitor adanya
3: Sedang produksi sputum
4: Cukup menurun e. Monitor adanya
5:Menurun
sumbatan jalan napas
f. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi
24

oksigen
i. Monitor nilai AGD,
jika ada
j. Monitor hasil x-ray
thoraks, jika ada
k. Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
l. Dokumentasikan hasil
pemantauan
m. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
n. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
o. Berikan penerapan
nesting

III. Resiko Setelah dilakukan Pencegahan aspirasi (I.01018 /


aspirasi d.d tindakan keperawatan SIKI:273)
ketidakmatangan selama 3x24 jam status Observasi :
menelan membaik a. Monitor tingkat kesadaran,
koordinasi
dengan kriteria hasil ( batuk,muntah dan kemam
menghisap,
L.06052 / SLKI:118 ) : puan menelan
menelan dan b. Monitor status pernapasan
bernafas Indikator A T c. Monitor bunyi nafas,
(D.0149 Hal.28) reflek 3 5 terutama setelah pemberian
menelan
diit/OGT
frekuensi 3 5
tersedak d. Periksa residu gaster
refluks 3 5
lambung
sebelum memberi asupan oral /
regurgitasi 3 5 OGT
Muntah 3 5 e. Periksa kepatenan selang
OGT sebelum memberi asupan
oral
Terapetik :
a. Posisikan semifowler ( 30-
45 derajat ) 30 menit sebelum
memberi asupan oral
b. Pertahankan kepatenan jalan
nafas
c. Lakukan penghisapan jalan
nafas, jika produksi sekret
meningkat.
25

d. Sediakan suction di ruangan


e. Hindari memberi ASI
melalui slang OGT, jika residu
banyak
Edukasi :
a. Menganjurkan Ibu pasien
memberikan ASI secara
perlahan
b. Mengajarkan ibu pasien
strategi mencegah aspirasi
c. Mengajarkan ibu pasien
teknik menelan pada bayi, jika
perlu.
26

J. IMPLEMENTASI
Nama Klien : By. Ny. S
Ruang : AR Fahrudin RS PKU Muhammadiyah Sruweng
No Dx Tgl/ Implementasi Respon Paraf

Kep Jam
1 I 08-06- - Mengukur TTV bayi tiap jam S:- Lina
2021 O:
-suhu jam 09.00 36.3
09.15 s/d ⁰C dalam incubator
jam suhu incubator 31⁰c
12.00 tanpa nesting
-suhu jam 10.00 36.6⁰c
dalam incubator suhu
31⁰c dengan nesting
-jam 11.00 suhu 36.7⁰c
dalam incubator suhu
31⁰c dengan nesting
jam 10.00 -jam 12.00 suhu 36.7⁰c
dalam incubator suhu
jam 10.00 31⁰c dengan nesting
I - Memberikan tindakan nesting - bayi tampak nyaman,
jam 10.05 suhu 36.6 ⁰c
I,II -Memonitor frekuensi nafas dan -RR: 52x/mnt, spo2:
jam 10.05 nadi 98%, nadi 128x/mnt
I -Memonitor warna kulit -warna kulit mulai
kemerahan, mottling<,
I jam 12.00 -Memonitor tanda2 hipotermy cyanosis sekitar mulut
hilang, suhu 36.7⁰c
jam 12.00
I -Memberikan asupan ASI via OGT - ASI 15cc masuk per
sonde, bayi tidak
I, -Meresidu OGT sebelum muntah
III pemberian ASI -Residu OGT kosong

2 II 08-06- -Memonitor pola nafas S:- Lina


2021 (frekuensi, kedalaman, O: sesek<, RR: 48
usaha nafas ) x/mnt, suara nafas
Jam 09.00 -Memonitor bunyi nafas bersih
jam09.00 tambahan (gurgling, mengi,
wheezing, ronchi)
jam 09.05 -Memonitor SpO2 -SpO2:98% dengan
oksigen incubator dan
jam 09.10 -Memberikan nesting pada bayi pemberian nesting
27

3 II 08-06- Memberikan posisi S:- Lina


2021
prone pd saat ps tidur yaitu O : dalam posisi
Jam
prone, keluar lendir
10.00 memposisikan ps berbaring
jernih sekitar 0.5 cc
dengan wajah menghadap
kebawah, kepala miring ke sisi
kanan untuk memudahkan
drainase mulut

4 III 08-06- -Memberikan posisi S:- Lina


2021
semi fowler dengan elevasi O : ps msh tampak
Jam
12.00 kepala 30 derajat. nyaman, RR:
42x/mnt,N:
136x/mnt
terpasang O2 nasal
jam 12.15 1 lpm, O2 inkubator
III -ps tidak muntah
-Memonitor adanya muntah
jam 12.15
III -Memonitor status pernafasan ps -ps sudah tidak sesak
nafas, suara nafas
bersih, pergerakan dada
simetris, tidak
ditemukan retraksi
costa
5 I 09-06- -Mengukur TTV bayi tiap jam O : jam 08.00 suhu: Lina
2021
36.5⁰c dengan suhu
Jam 08.00
incubator 31⁰c tanpa
s/d
jam12.00 nesting.
28

I 09-06- -Jam 09.00 suhu ps Lina


2021 36.8⁰c dalam incubator
jam 09 suhu 31⁰c dengan
nesting
jam 10.00 -Jam 10.00 suhu ps
36.8⁰c dalam incubator
suhu 31⁰c dengan
nesting
jam 11 -Jam 11.00 suhu ps
36.8⁰c dalam incubator
suhu 31⁰c dengan
nesting
jam 12 -Jam 12.00 suhu ps
36.8⁰c dalam incubator
suhu 31⁰c dengan
nesting
6 III 09-06- - Mengidentifikasi kemampuan ps -sucking reflek masih Lina
2021 menelan dan menghisap lemah, swallowing
jam reflek kuat, rooting
12.05 reflex ada.
-Mengidentifikasi apakah ada -ps diit via sonde, ps
sesak nafas, peningkatan usaha tidak menunjukkan
nfas/penggunaan alat bantu nafas adanya retraksi
saat ps minum ASI intercostal, ps tidak
sesak nafas, RR:
48x/mnt
-Meresidu OGT sebelum -Tidak ada residu
memberikan minum via sonde
-Memberikan posisi semi fowler -Ps tampak nyaman
sebelum memberikan diit sonde
-Mengidentifikasi adanya -Ps tidak muntah
regurgitasi setelah pemberian diit.
7 II 09-06- -Memonitor pola nafas S:- Lina
2021 (frekuensi, kedalaman,
O : Ps sudah tidak
usaha nafas )
-Memonitor bunyi nafas sesak nafas, O2
Jam
tambahan (gurgling, mengi,
Nasal canul 1 lpm
08.10 wheezing, ronchi)
-Memonitor status pernafasan ps inkubator, retraksi
intercostal-, suara
nafas bersih, RR:
46x/mnt
- Memonitor adanya muntah
-ps tidak muntah
29

08 I 10-06- Memonitor pola nafas Sesak nafas berkurang Lina


Suara nafas ronchi-,
2021
(frekuensi, kedalaman, sedikit wheezing di
jam usaha nafas ) paru kiri
Memonitor bunyi nafas
13.10
tambahan (gurgling, mengi,
wheezing, ronchi)
K. EVALUASI
Nama Klien : By. Ny. S
Ruang : AR Fakhrudin RS PKU Muhammadiyah Sruweng

NO HARI/TGL/ EVALUASI Paraf


DX JAM
1. 10-06-2021 S:- Lina
09.00 O :- mottling-, cyanosis-, kulit teraba hangat, warna kulit bayi
sudah tampak kemerahan (tdk pucat)
- Suhu tubuh 36,8 0C dalam incubator 310C dengan nesting
- Rr : 46x/menit
- Nadi 138x/menit
Indikator A T S Ket.:
Menggigi 2 5 5 1: Meningkat
l
konsumsi 3 5 5 2: Cukup meningkat
oksigen
suhu 2 5 5 3: Sedang
tubuh
4: Cukup menurun
suhu kulit 2 5 5
kadar 5 5 5 5:Menurun
GDS
Pengisian 2 5 5
kapiler
frek.nadi 2 5 5

A : Hipotermy teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi
- Pertahankan suhu incubator 31⁰c
- Pertahankan pemberian nesting
- Monitor suhu tubuh/jam
- Monitor tanda2 hipotermy (mottling, cyanosis, sesak
nafas, kulit dingin dan pucat)
- Jadwalkan Perawatan Metode Kanguru (PMK) sesuai
advise dokter Sp. A

2. 03-12-2020 S:- Lina


09.10 O : - Ps sudah tidak sesak nafas, ps sudah tidak memakai oksigen
- Rr : 48x/menit
- Suara dada vesikuler
- Tidak ada retraksi intercostal

Indikator A T S

14
16

Kedalaman napas 2 4 4
Dispnea 3 4 4
Frekuensi napas 2 4 4
Keterangan:
1: Meningkat
2: Cukup meningkat
3: Sedang
4: Cukup menurun
5:Menurun

A : Pola nafas tidak efektif teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi :
Pemantauan respirasi (I.01014)
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, biot dan ataksik)
- Monitor kemampuan batuk efektif

- Monitor adanya produksi sputum

- Monitor adanya sumbatan jalan napas

- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

- Auskultasi bunyi napas

- Monitor saturasi oksigen

3. 03-12-2020 S: - Lina
09.10 O: Ps masih terpasang OGT dan diit ASI via OGT, residu OGT
kosong, retraksi intercostal saat bayi minum-, muntah-, suara
nafas setelah pemberian diit ASI bersih

Indikator A T Ket:
1. Menurun
reflek 3 5
2. Cukup menurun
menelan
3. Sedang
frekuensi 3 5
4. Cukup membaik
tersedak
5. Membaik
refluks 3 5
lambung
regurgitasi 3 5
muntah 3 5

A:Resiko Aspirasi teratasi sebagian


P: Pencegahan aspirasi (I.01018 / SIKI:273)
Observasi :
- Monitor tingkat kesadaran, batuk,muntah dan kemam puan
menelan
- Monitor status pernapasan
- Monitor bunyi nafas, terutama setelah pemberian diit/OGT
17

- Periksa residu gaster sebelum memberi asupan oral / OGT


- Pe-riksa kepatenan selang OGT sebelum memberi asupan oral
Terapetik :
- Posisikan semifowler ( 30-45 derajat ) 30 menit sebelum
memberi asupan oral
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Lakukan penghisapan jalan nafas, jika produksi sekret
meningkat.
- Sediakan suction di ruangan
- Hindari memberi ASI melalui slang OGT, jika residu banyak
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosa keperawatan utama pada asuhan keperawatan ini yaitu
Hipotermy. Hal ini berdasarkan pengkajian yang didapatkan yaitu ps mengalami
penurunan suhu tubuh dibawah normal dengan suhu 35.5⁰C, kulit teraba dingin,
adanya cyanosis sekitar mulut, ditemukan mottling, takipne (RR:64x/mnt).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sangat rentan terjadi
hipotermy karena tipisnya cadangan lemak dibawah kulit dan belum matangnya
pusat pengaturan suhu di otak. Tindakan mandiri perawat untuk diagnosa
hipotermy yaitu dengan tindakan nesting. Pemasangan nesting atau sarang
merupakan salahsatu metode pengelolaan lingkungan untuk mmpertahankan
suhu tubuh bayi tetap stabil normal (36.5 s/d 37.5⁰C). Neonatus yang diberi
nesting dipertahankan pada posisi fleksi sehingga mirip seperti posisi saat berada
di rahim ibu. Tujuan nesting sendiri adalah untuk menampung pergerakan yang
berlebihan dan memberikan tempat yang nyaman bagi bayi, pengaturan posisi
fleksi bertujuan untuk mempertahankan normalitas batang tubuh dan
mendukung regulasi dini.
Teknik yang dilakukan untuk pemantauan suhu tubuh yaitu perawat
mengukur suhu tubuh bayi dengan suhu incubator 31⁰c sebelum diberikan
tindakan nesting dan suhu tubuh dengan incubator suhu 31⁰c setelah dilakukan
nesting, pengukuran dilakukan per jam selama 4 jam dan dilakukan 2 hari. Hasil
pengukuran suhu dituliskan pada lembar observasi. Kemudian dari hasil
pemantauan suhu ps dibandingkan antara sebelum dilakukan tindakan nesting
dan setelah diberikan nesting dengan suhu incubator 31.5⁰c. Dari hasil
pemantauan didapatakan suhu tubuh ps saat berada di incubator dengan suhu
31⁰c belum tindakan nesting suhu ps tidak mengalami kenaikan dan stagnan pada
suhu 36.5⁰c, namun setelah diberikan tindakan nesting dengan suhu incubator
31.5⁰c, suhu ps stabil 36.7⁰C pada hari pertama dan stabil 36.8⁰C pada hari
kedua. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saprudin,
N&Kumalasari, I (2018) yang menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan rerata
suhu tubuh, saturasi oksigen dan frekuensi nadi pada bayi BBLR setelah
penggunaan nesting dengan p value p<0.05 sehingga dapat disimpulkan
terdapat pengaruh nesting terhadapa suhu tubuh, SpO2 dan frekuensi nadi pada
BBLR.
32
Saran perawat untuk tindakan mandiri perawat yang lain untuk mencegah
hipotermy yaitu dengan tindakan perawatan metode kanguru (PMK) tentunya
setelah dokter memberikan advice dan bayi sudah layak keluar dari incubator.

33

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, Tri Utami. (2017). Karya Ilmiah Akhir Ners: Analisis Asuhan
Keperawatan Dengan Inovasi Nesting Pada Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Kenyamanan Pada BBLR Di Ruang Melati
RSUD Prof. DR. Margono Soekardjo Purwokerto.
Gombong: STIKES Muhammadiyah Gombong

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

Saprudin, N&Kumalasari I. (2018). Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada:


9 (2) DOI:https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i2.63. Diakses
tanggal 03-12-2020 jam 08.17 wib

Anda mungkin juga menyukai