Anda di halaman 1dari 20

PENULISAN HURUF DAN PEMAKAIAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA

Dibuat sebagai tugas Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing :

Megi Afroka,M.Pd

Disusun Oleh :

Selvy Orline

Nim : 2010120201606

S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES NAN TONGGA LUBUK ALUNG

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Penulisan huruf dan pemakaian tanda baca Bahasa Indonesia”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di STIKES NAN
TONGGA. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Megi Afroka,M.Pd
selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Peneliti

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................4

B. Tujuan....................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN

1. Penulisan huruf yang baik dan benar pada penulisan Bahasa Indonesia....5

2. Pemakaian tanda baca sesuai kaidah kebahasaan Bahasa Indonesia...11

3. Manfaat belajar Bahasa Indonesia bagi perawat......................................19

BAB III : PENUTUP

1. Kesimpulan.................................................................................................20

2. Saran...........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ejaan Adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahas. Batasan tersebut menunjukan pengertian
kata ejaan berbeda dengan katamengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalakan huruf, suku
kata, atau kata, sedangakan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar
masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan dalam bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang menyetir kendaraan, ejaan
adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi
mematuhi rambu itu, terciptalah lalu lintas yang tertib, teratur, dan tidak semrawut. Seperti
itulah kira – kira bentuk hubungan antara pemakai dengan ejaan.

Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD yang
resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972 ini memang upaya penyempurnaan
ejaan yang sudah dipakai selam dua puluh lima tahun sebelumnya yang dikenal dengan nama
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada tahun itu
diresmikan pada tahun 1947). Sebelum Ejaan Soewandi telah ada ejaan yang merupakan
ejaan pertama Bahasa Indonesia yaitu Ejaan Van Ophuysen (nama seorang guru besar
Belanda yang juga pemerhati bahasa) yang diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah
Belanda yang menjajah Indonesia pada masa itu. Ejaan Van Ophuysen tidak berlaku lagi
pada tahun 1947.

B.Tujuan

1. Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada


2. Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
3. Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik dan benar
4. Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan
benar.

BAB II

4
PEMBAHASAN

1.Penulisan huruf yang baik dan benar pada penulisan Bahasa Indonesia

A.Penulisan huruf kapital yang benar dalam Bahasa Indonesia

1.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Misalnya:

 Apa maksudnya?
 Dia membaca buku.
 Kita harus bekerja keras.
 Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Misalnya:

 Amir Hamzah
 Dewi Sartika
 Halim Perdanakusumah
 Wage Rudolf Supratman
 Jenderal Kancil
 Dewa Pedang
 Alessandro Volta
 André-Marie Ampère
 Mujair
 Rudolf Diesel

3.Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Misalnya:

 Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”


 Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
 “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
 “Besok pagi,” katanya, “mereka akan berangkat.”

5
4.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya:

 Islam
 Alquran
 Kristen
 Alkitab
 Hindu
 Weda
 Allah
 Tuhan
 Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
 Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.

5.a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang
mengikuti nama orang.

Misalnya:

 Sultan Hasanuddin
 Mahaputra Yamin
 Haji Agus Salim
 Imam Hambali
 Nabi Ibrahim
 Raden Ajeng Kartini
 Doktor Mohammad Hatta
 Agung Permana, Sarjana Hukum
 Irwansyah, Magister Humaniora

b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.

Misalnya:

 Selamat datang, Yang Mulia.


 Semoga berbahagia, Sultan.
 Terima kasih, Kiai.
 Selamat pagi, Dokter.
 Silakan duduk, Prof.
 Mohon izin, Jenderal.

6.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat.

6
Misalnya:

 Wakil Presiden Adam Malik


 Perdana Menteri Nehru
 Profesor Supomo
 Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
 Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
 Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
 Gubernur Papua Barat

7.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya:

 Bangsa Indonesia
 Suku Dani
 Bahasa Bali

8.a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau
hari raya.

Misalnya:

 Tahun Hijriah
 Tarikh Masehi
 Bulan Agustus
 Bulan Maulid
 Hari Jumat
 Hari Galungan
 Hari Lebaran
 Hari Natal

b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.

Misalnya:

 Konferensi Asia Afrika


 Perang Dunia II
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

9.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:
 Jakarta
 Asia Tenggara
 Pulau Miangas
 Amerika Serikat

7
 Bukit Barisan
 Jawa Barat
 Dataran Tinggi
 Dieng Danau Toba
 Jalan Sulawesi
 Gunung Semeru
 Ngarai Sianok
 Jazirah Arab
 Selat Lombok
 Lembah Baliem
 Sungai Musi
 Pegunungan Himalaya
 Teluk Benggala
 Tanjung Harapan
 Terusan Suez
 Kecamatan Cicadas
 Gang Kelinci
 Kelurahan Rawamangun

10.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk
ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.

Misalnya:

 Republik Indonesia
 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan
Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat
Lainnya
 Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

11.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat
kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada
posisi awal.

Misalnya:

 Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
 Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
 Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
 Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.

8
12.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau
sapaan.

Misalnya:

 S.H. = sarjana hukum


 S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
 S.S. = sarjana sastra
 M.A. = master of arts
 M.Hum. = magister humaniora
 M.Si. = magister sains
 K.H. = kiai haji
 Hj. = hajah
 Mgr. = monseigneur
 Pdt. = pendeta
 Dg. = daeng
 Dt. = datuk
 R.A. = raden ayu
 St. = sutan
 Tb. = tubagus
 Dr. = doktor
 Prof. = profesor
 Tn. = tuan
 Ny. = nyonya
 Sdr. = saudara

13.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan.

Misalnya:

 “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan. Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
 “Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
 Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
 “Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
 “Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”

B.Penulisan huruf miring yang benar dalam ejaan Bahasa Indonesia

9
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat
kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka
Misalnya:

 Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.


 Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
 Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
 Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi
Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Misalnya:

 Huruf terakhir kata abad adalah d


 Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
 Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
 Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.

Misalnya:

 Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang


berkunjung ke Aceh.
 Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
 Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
 Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.

2.Pemakaian tanda baca yang baik dan benar sesuai kaidah kebahasaan
Bahasa Indonesia

10
1.Tanda Titik (.)

-Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.

-Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
a. III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria

b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik

-Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

-Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka
waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)

-Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda
tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka.

-Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.


Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.

-Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

11
-Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
Acara kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD ’45)
Salah Asuhan

-Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama
dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)

2.Tanda Koma (,)

-Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.

-Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata
berikutnya yang didahului oleh kata sepertitetapi atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

-Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

-Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.

-Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu,
akan tetapi.
Misalnya:
... Oleh karena itu, kita harus hati-hati.

12
-Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan
dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.

-Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”

-Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
(i) Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor.
(ii) Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
(iii) Surabaya, 10 Mei 1960
(iv) Kuala Lumpur, Malaysia.

-Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta:
PT Pustaka Rakjat.

-Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.

-Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, berkunjung ke Manado.

-Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp 12,50

-Tanda koma dapat dipakai-–untuk menghindari salah baca––di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.

13
-Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.
Misalnya:
“ Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
3.Tanda Titik Koma (;)

-Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

-Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di dapur; Adik menghapal
nama-nama pahlawan nasional.

4.Tanda Titik Dua (:)

-Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Moch. Achyar
Sekretaris : Tati Suryati
Bendahara : Noviana Pertiwi

-Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan
ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota
dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
(v) Tempo, I (34), 1971:7
(vi) Surah Yasin:9
(vii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,
sudah terbit.
(viii) Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta:
Penebar Swadaya.

-Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Misalnya:
Ayah : “Karyo, sini kamu!”
Karyo : (datang menghampiri) “Ada apa, Pak?”

-Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
Misalnya:
Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.

14
5.Tanda Hubung (-)

-Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata berimbuhan yang terpisah oleh
pergantian baris.

Misalnya:
Walaupun demikian, masih banyak yang ti-dak mematuhi peraturan tersebut.
Industri tersebut dapat dikembangkan men-jadi industri padat karya.

-Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.


Misalnya:
Anak-anak, kupu-kupu, berulang-ulang, kemerah-merahan, mondar mandir, sayur-mayur

-Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
17-08-1945

-Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya
yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
Se-Indonesia, se-Jabodetabek, mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat ke-2, S-1, tahun 50-an

-Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an

6.Tanda pisah(--)

-Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai––diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

-Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom––telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

-Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai dengan’ atau
‘sampai ke’.
Misalnya:
2004––2009
Tanggal 1––10 Mei 2007
Jakarta––Bandung

15
7.Tanda Elipsis (...)

-Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.


Misalnya:
Kalau begitu ... ya, ayo kita berangkat.

-Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
... selanjutnya akan di bawa ke pengadilan.
Ibu baru pulang ... pasar.

8.Tanda Tanya(?)

-Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.


Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?

-Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

9.Tanda Seru (!)

-Tanda seru dipakai pada akhir kalimat printah.


Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Jangan berisik!

-Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Indah sekali pemandangan alam ini!
Merdeka!

10.Tanda Kurung ((...))

-Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.


Misalnya:
Komisi A telah selesai menyusun GBPK (Garis-Garis Besar Program Kerja) dalam sidang
pleno tersebut.

16
-Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Misalnya:
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan per-ekonomian Indonesia lima
tahun terakhir.

-Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

-Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadikokain(a).
Sahrul Gunawan berasal dari (kota) Bogor.

11.Tanda Kurung Siku ([...])

-Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai korekssi atau tambahan
pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik.

-Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35––
38]) perlu dibentangkan di sini.

12.Tanda Petik (“...”)

-Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”

-Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada halaman 5 buku itu.

-Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Misalnya:
Saat ini ia sedang tidak mempunyai pacar yang di kalangan remaja dikenal dengan “jomblo”.

13.Tanda Petik Tunggal (‘...’)

17
-Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

-Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Feed-back berarti ‘balikan’.

14.Tanda Garis Miring (/)

-Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
No. 12/PK/2005

-Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.


Misalnya:
Laki-laki/Perempuan
120 km/jam

15.Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

-Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan)
17 Agustus ’45 (’45 = 1945)

3.Manfaat belajar Bahasa Indonesia bagi perawat

1. Mengurangi hambatan dalam berkomunikasi antara pemberi dan penerima pelayanan


kesehatan

2. Memberi kemudahan bagi pemberi pelyanan kesehatan khususnya perawat dalam


memberikan intervensi kepada kliennya

3. Memudahkan klien dan perawat dalam berkomunikasi

4. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu mudah dimengerti oleh hampir
seluruh penduduk Indonesia sehingga penerima pelayanan keperawatan mudah
memahami dan menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan

5. Perawat akan lebih mudah dalam menerapkan komunikasi teraupetik kepada klien
sebagai penerima pelayanan kesehatan

18
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

1. Penggunaan tanda baca perlu diperhatikan dalam penulisan karya tulis atau karya
ilmiah.
2. Masing masing tanda baca memiliki aturan dan tata letak penggunaanya, sehingga
kita harus cermat dalam menggunakan tanda baca dan menempatkan tanda baca pada
aturan yang telah di tetapkan
3. Penggunaan ejaan yang disempurnakan (E Y D) sangat dibutuhkan dalam
penulisan karya tulis ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah tersebut dapat tersusun
dengan baik dan mudah dipahami.

19
Dari berbagai macam kesimpulan, maka penggunaan tanda baca perlu untuk dipahami
dan dipelajari lebih detail agar penggunaan tanda baca pada karya ilmiah yang kita
buat menjadi benar dan mudah dipahami oleh orang-orang yang akan membaca karya
tulis kita.

2. SARAN

Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti
halnya yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah
ini, yaitu semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita
dan pemahaman kita mengenai pengguanaan tanda baca yang baik dan benar yang
tentu saja sesuai dengan EYD.
Dan demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang Anda harapkan, kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kami
agar dalam tugas-tugas selanjutnya,kami dapat menyelesaikannya dengan lebih baik
lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Sugihastuti, dkk. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


Finoza, Lamudin. 1993.Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta: Diksi Insan Mulia,.
Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai
Pustaka.
https://puebi.readthedocs.io/en/latest/
http://endangengkusdafa.blogspot.com/2013/01/pentingnya-penggunaan-bahasa-
indonesia.html?m=1
https://puebi.readthedocs.io/en/latest/huruf/huruf-kapital/

20

Anda mungkin juga menyukai