Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TINDAK PIDANA KORUPSI

Disusun Oleh : Reynaldi Sastriawan


Npm : 2274201047
Kelas : A
Dosen Pengajar : Dr. J.T.Pareke, S.H., M.

FAKULTAS HUKUM
PRODI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengantar
Ilmu Hukum tentang “TINDAK PIDANA KORUPSI”. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum di program studi
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum pada Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. J.T. Pareke, S.H., M. selaku
dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat positif bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...…….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..…ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………….…………..1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….……..1
C. TUJUAN PENULISAN…………….…………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN……………………………..………………………………………… 2
A. DEFINISI TINDAK PIDANA KORUPSI…………………………………………..……….. 2
B. RUANG LINGKUP TINDAK PIDANA KORUPSI………………………………………….2
C. ALASAN DAN DAMPAK DARI TINDAK PIDANA KORUPSI……………………...……3
D. PENANAMAN SIKAP ANTI KORUPSI PADA GENERASI MUDA………………………5

BAB III PENUTUPAN……………………………………………………………………..……6


3.1 KESIMPULAN ……………………………………………………………………………….6

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….………....7
BAB I
PENDAHULUAN

 
A.    LATAR BELAKANG
Korupsi di Indonesia saat ini sudah banyak terjadi. Terutama di kalangan pejabat tinggi
Negara maupun partai. Kerugian yang ditanggung Negara sangat besar karena menjamurnya
tindak pidana korupsi ini. Contoh yang cukup menggemparkan adalah kasus Juliari Peter
Batubara yang melakukan praktek korupsi dan bansos yang seharusnya diterima oleh
golongan orang tidak mampu. Hal seperti ini yang menajadikan masyarakat kehilangan
kepercayaan kepada pejabat Negara dan juga menyebabkan kerugian besar terhaadap Negara.
Perilaku korup ini sebenarnya dapat dilihat dari semenjak masih di bangku sekolah.
Bagaimana dia memegang amanah yang di berikan oleh orang tua contoh sederhannya yang
sering dijumpai di sekolah menengah petama maupun atas yaitu hilangnya uang yang
diberikan orang tuayang berguna untuk pembayaran SPP yang tidaklain digunakan untuk
membeli jajan atau bahkan membeli pakaian. Perilaku tidak patut untuk ditiru selain akan
kehilangan kepercayaan dari orang tua, teman, guru juga akan terkena sanksi sosial bahkan
dapat memengaruhi jika kan mendaftar pekerjaan. Maka dari itu perlu diberikan sosialisai
walau diperguruan tinggi mengenai tindak pidana korupsi dan ruang lingkupnya yang akan
dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.
 
B.     RUMUSAN MASALAH

1) Apa definisi dari tindak pidana korupsi?

2) Ruang lingkup seperti apa yang ada dalam tindak pidana korupsi?

3) Apakah alasan dan dampak dari tindak pidana korupsi?

4) Bagaimana cara agar generasi muda sekarang terhindar dari tindak pidana korupsi?

 C.    TUJUAN PENULISAN

1) Untuk mengetahui pengertian atau definisi dari tindak pidana korupsi

2) Untuk menjelaskan mengenai ruang lingkup yang ada di tindak pidana korupsi

3) Untuk mengetahui alasan dan dampak dari tindak pidana korupsi

4) Memberikan penjelasan bagaimana cara agar generasi muda terhindardari  perilaku


korupsi
1

BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI TINDAK PIDANA KORUPSI

            Korupsi merupakan hal yang sepertinya hampir didengar setiap tahun oleh masyarakat
Indonesia. Hal tersebut dikarenakan banyak pejabat baik dari tingkat terendah maupun tinggi
yang tersandung kasus tindak pidana korupsi. Lalu apa yag dimaksud dengan tindak pidana
korupsi itu?. Menurut sudut terminologi kata korupsi berasal dari istilah “corruption” yang ari
bahasa Latin memiliki arti sebuah kerusakan atau kebobrokan. Sedangkan menurut Alatas(1987)
korupsi merupakan tindakpencurian yang dimana pelaku melakukan penipuan sehingga tercipta
sebuah kondisi yang akhirnya mengkhianati kepercayaan.

            Tindak pidana korupsi merupkan suatu tindakan yang menyebabkan kerugian terhadap
orang lain dan keuntungan bagi diri sendiri. Jika menurut UUD nomor 31 Tahun 2002
mengatakan bahwa, tindak pidana korupsi merupakan perilaku setiap orang yang melawan
hokum yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiriataupun orang lain atau suatu korporasi
yang nantinya dapat memberikan dampak yang tidak baik bahkan kerugian agi keuangan Negara
ataupun perekonomian Negara[1].

            Menurut Henry Campbell Black (1990) yang mengatakan bahwa korupsi merupakan
sebuah tindakan yang dimaksudkan agar memiliki keuntungan yang tidak sesuai dengan tugas
yang resmi dan ha-hak dari orang lain, serta secara salah telah menggunakan jabatannya atau
karakternya guna mendapatkan keuntungan untuk pribadi atau orang lain[2].

Tindak pidana korupsi ini merupakan musuh kita bersama, karena bukan hanya
musuhsecara nasional tapi internasioanl dan bahkan bersifat universal serta lintas Negara
(national border). Kemajuan zaman dan perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini
memungkinkan membantu terjadinya tindak pidana korupsi karena dapat mempermudah oknum-
oknum untuk mencari informasi bahkan untuk memalsukan semua yang menjadi bukti tindak
kejahatannya. Secara internasional tindak pidana korupsi diakui sebagai fenomena global yang
memiliki sifat extra ordinary crime. Sehingga perlu untuk masyarakat Indonesia maupun dunia
untuk mengambil langkah secara bersama-sama guna menanggulangi serat memberantas tindak
pidana korupsi.

B.     RUANG LINGKUP TINDAK PIDANA KORUPSI


Dalam prespektif hokum, tindak pidana korupsi ini ditetapkan dalam seperankat aturan
ormative yang didalamnyamengatur mengenai perbuatan apa saja yang dianggap sebagai tindak
pidana korusi, pertanggungjawaban dari pelaku tindak pidana korupsiserat masalah pemidanaan
dan pidana.

Sedangkan menurut bahli yaitu Alatas yang berjudul “Strategi Pencegahan & Penegakan
Hukum Tindak Pidana Korupsi” tahun 2009 mengolongkan tindak pidana korupsi ataukorupsi
menjadi 7 tipologi :
1.         Korupsi transaktif, yang dimaksud dengan korupsi jenis ini yaitu adanya
pesetujuan antarakedua belahpihakyang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
bagi kedua pihak tersebut.
2.         Korupsi Ekstortif, yang dimaksud dengan korupsi jenis ini yaitu adanya
pemaksaan ataupun tekanan yang bertujuan agar orang-orang yang dengan pelaku
dan juga pelaku korupsi terhindar dari bahaya.
3.         Korupsi investif, yang dimaksud dengan korupsi ini yaitu terjadinya sebuah
penawaran yang bertujuan agar terjadi adanya invesatasi yang akan menghasilkan
keuntungan di masa depan.
4.         Korupsi Nepotisik, yang dimaksud dengan korupsi ini yaitu suatu tindakan khusus
yang diberikan keapada keluarga terdekat ataupun kerabat dalam penanganan
masalah bahkan proyek tertentu.
5.         Korupsi Otogenik, yang dimaksudkan dengan korupsi ini yaitu tindak pidana
korupsi yag dilakukan di kalangan pejabat karena adanya informasi yang diketahui
mengenai kebijakan-kebijakan public yang seharusnyadi rahasiakan.
6.         Korupsi Supportif, yang dimaksud dengan korupsi ini yaitu sebuah perlindungan
atau penguatan yang dilakukan oleh pelaku korupsi karena pengaruh dari
kekuasaan yang bahkan melibatkan kekerasan.
7.         Korupsi Defensif, yang dimaksud dengan korupsi ini yaitu sebuah tindakan yang
dilakukanoleh pelaku korupsi yang bertujuan agar terhindar dari pemerasan.

C.    ALASAN DAN DAMPAK DARI TINDAK PIDANA KORUPSI

1.      Alasan Terjadinya Tindak Pidana Korupsi


Menurut saya berpengaruh besar terhadap factor timbulya tindakan pidana korupsi yaitu politik
karena faktor politik ini berhubungan dengan kekuasaan yang satu sumber terjadinya tindak
pidana korupsi.
Syed Hussein Alatas,dalam bukunya yang berjudul “Sosiologi Korupsi: Sebuah Penjelajahan
dengan Data Kontemporer”, membagi beberapa factor yang menjadi alasan tindak pidana
korupsi[3] :

 Kelemahan dalam kepemimpinan dalamarti mudah tergiur dan tidak teguh dengan
pendirian atau tujuannya sebelum menjabat.
 Kelemahan dari pengajaran agama dalam artian pelaku memiliki tingkat keagamaan yang
rendah dan kurang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 Terjadinya kolonialisme di pemerintahan

 Memiliki pendidikan yang kurang

 Pelaku mengalami kemiskinan

 Struktur dari pemerintahan yang memengaruhi baik dari segi gaji maupun kesenjangan
sosial

 Perubahan yang radikal yang menjadikan peilaku korupsi ini menjadi penyakit
masyarakat yang turun-temurun

 Keadaan dari masyarakatnya yang tanpa sadar mendukung untuk terjadinya tindak pidana
korupsi
Menurut Syed Hussein Alatas (Syed Hussen Alatas, 1983 “46-47) dalam bukunya yang
berjudul “Sosiologi Korupsi” ciri-ciri tindak pidana korupsi yaitu :

 Orang yang terlibat biasanya lebih dari 1 orang

 Tindak pidana dilakukan secara rahasia

 Yang terlibat berupa sebuah kewajiban dan juga terdapat keuntungan timbal balik bagi
masing-masing pelaku.

 Pelaku biasanya berlindung dibawah payung hokum

 Tindakan yang mengandung sebuah unsur penipuan

 Pelaku memiliki keinginan untuk mampu keputusan-keputusan yang telah dibuatdengan


tegas

 Perilaku ini merupakan bentuk dari pengkhianatan


2.      Dampak Terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Tindak pidana korupsi ini memiliki dampak berupa penghancuran yang hebat, dapat
memengaruhi berbagaissisi yang ada baik di kehidupan, berbangsan maupun bernegara.
Utamanya adalah saat Negara berusasah payah untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Kerusakan yang disebabkan oleh tindak pidana korupsi ini tidak hanya berpengaruh
lokal,negaraberkembang dan maupun ikut terdampak pengaruh buruk akibat dari tindak pidana
korupsi ini. Maka dari itu Negara harus memperhatikan masalah seperti ini dan cara
penuntasannya yang tepat dan tegas.
Berdasarkan undang-undang bahwa korupsi diartikan:

1) Barang siapa dengan melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu badan yang secara langsung merugikan keuangan Negara dan atau
perekonomian Negara dan atau perekonomian Negara atau diketahui patut disangka
olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan Negara (Pasal 2);

2) Barang siapa dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan
menyalah gunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan secara langsung dapat merugikan Negara atau perekonomian
Negara (Pasal 3).

3) Barang siapa melakukan kejahatan yang tercantum dalam pasal 209, 210, 387, 388, 415,
416, 417, 418, 419, 420, 425, 435 KUHP.

4
3. PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA PADA PERKARA TINDAK PIDANA
KORUPSI
Dalam Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Jo
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi,

4. PENJATUHAN PIDANA PADA PERKARA TINDAK PIDANA PADA PERKARA


TINDAK PIDANA KORUPSI
Berdasarkan ketentuan undang-undang nomor 31 Tahun 1999 jo undang-undang nomor 20 tahun
2001, jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak pidana
korupsi adalah sebagai berikut.

Terhadap Orang yang melakukan Tindak Pidana Korupsi


1. Pidana Mati
Dapat dipidana mati karena kepada setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan Negara atau perekonomian Negara sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 ayat (1)
Undang-undang nomor 31 tahun 1999 jo Undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi, yang dilakukan dalam keadaan tertentu.

2. Pidana Penjara
1. Pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) bagi setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perkonomian Negara. (Pasal 2 ayat 1)
2. Pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan/atau denda
paling sedikit Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak satu Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) bagi setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara
atau perekonomian Negara (Pasal 3)

D.    PENANAMAN SIKAP ANTI KORUPSI PADA GENERASI MUDA

Generasi muda merupakan salah satu pondasi dasar bagi suatu Negara yang beiksaran di
umur 0-30 tahun. Pada generasi inilah harapan-harapan bangsa dipikul dan diamanahkan secara
tidak langsung, dalam arti secara tidak langsung generasi muda adalah tulang punggung suatu
bangsa. Negara Indonesia merupakan salah satu dalam kategori Negara di dunia, kaya akan
kekayaan alam yang begitu melimpah. Bukan hanya sumber daya alam yang melimpah akan
tetapi sumber daya manusianya pun berlimpah. Bahkan diperkirakan pada tahun 2045 Indonesia
akan melalui fase emas dimana akan mengalami berlimpahan generasi yang didominasi oleh
generasi muda. Pastinya akan menjadi tahun yang cukup berpengaruh bagi Negara.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

      Tindak pidana korupsi merupakan suatu kegiatan yang merugikan baik pribadi ataupun
Negara. Tindakan ini tersuk tindakan yang menyimpang dimasyarakatyangmemiliki pengaruh
negatif bagi suatu Negara. alasan-alasan yang menjadi faktor terjadinya tindak pidana korupsi
pada intinya ialah karena factor pengendalian hawa nafsu yang belum kuat dan sealu tergiurkan
oleh keuntungan yang melimpah dan mudah. Maka dari itu kita sebagai generasi muda yang
pada tahun 2045 akan mendominasi populasi Negara harus memiliki dasar atau pendidikan anti
korupsi agar nantinya calon penguasa-penguasa Negara ini tidakmelakukan hal yang merugikan
Negara ataupun mengancam perekonomian Negara.
6
DAFTAR PUSTAKA

 
Danil, E. (2021). Korupsi: Konsep, Tindak Pidana Dan Pemberantasannya-Rajawali Pers. PT.
RajaGrafindo Persada.
Handayani, D. M. (2019). Korupsi. Pengarah: Jurnal Teologi Kristen, 1(1), 1-8.
Hartanti, E. (2007). Tindak pidana korupsi.
Marpaung, L. (2009). Tindak Pidana Korupsi: Pemberantasan dan Pencegahan.
Pujiyono, S. H. Istilah, Pengertian dan Ruang Lingkup Tindak Pidana Korupsi. MODUL 1:
ISTILAH, PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP.
Waluyo, B. (2022). Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi: Strategi dan Optimalisasi. Sinar
Grafika.
Widhiyaastuti, I. G. A. A. D., & Ariawan, I. G. K. (2018). Meningkatkan Kesadaran Generasi
Muda Untuk Berperilaku Anti Koruptif Melalui Pendidikan Anti Korupsi. Acta
Comitas, 3(1), 17-2
7

Anda mungkin juga menyukai