Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN PENGAJARAN DALAM ISLAM


(Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Dasar-Dasar Pendidikan)
Dosen Pengampu : Ibu Anita Lisdiana, M.pd

OLEH :

1. Anan Arasyid (2101070001)


2. Ranita Agustina (2101071015)

TADRIS IPS
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " PENDIDIKAN PENGAJARAN
DALAM ISLAM" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anita Lisdiana selaku dosen Mata


Kuliah Belajar dan Pembelajaran. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 14 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Dalam islam


B.  Fungsi Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam
C. Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam
D. Prinsip – prinsip Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam
E. Ciri – ciri Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah  usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
dalam mengembangkan potensi, maka dibutuhkan seperangkat metode pemebelajaran yang
terencana, dalam usaha pendidikan guna memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Semua ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran dalam pendidikan Islam
berperan penting sebagai suatu upaya dan cara dalam proses pendidikan umat Islam. Dari
uraian tersebut, maka penulis akan menjabarkan bagaimana metode pembelajaran dan
pendidikan dalam Islam dan hal-hal yang terkait dengan itu, sehingga menambah pemahaman
dan wawasan keilmuan dalam bidang pendidikan bagi manusia yang bergelut dalam dunia
pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana  Pengertian Pembelajaran dan Pendidikan dalam Islam?
2. Bagaimana Metode-Metode yang ada dalam Pembelajaran dan Pendidikan dalam
Islam?
3. Bagaimana Pendidik dalam Pendidikan Islam?
4. Bagaimana hakikat mengajar?
5. Apa saja prinsip-prinsip mengajar?

C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu mengetahui definisi dari
pendidikan dan pengajaran agama Islam, fungsi, tujuan, ciri-ciri dan prinsip-prinsip
pendidikan dan pengajaran agama Islam dan dapat mengimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari kepada peserta didik untuk menyempurnakan ilmu pendidikan islam secara lebih
mendalam, sistematik, komprehensif, dan relevan dengan masalah yang berkaitan dengan
pendidikan pada umumnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Dalam Islam


Di dalam khazanah pemikiran pendidikan islam terutama karya-karya ilmiah
berbahasa arab, terdapat berbagai istilah yang digunakan oleh ulama dalam memberikan
pengertian tentang “Pendidikan Islam” dan sekaligus untuk diterapkan dalam konteks yang
berbeda-beda. Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan islam didefinisikan dengan suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
islam secara menyeluruh lalu mengahayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup. Definisi lain menyebutkan bahwa
pendidikan islam merupakan proses yang mengarahkan manusia pada kehidupan yang baik
dan mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan fitrah dan kemampuan
ajarnya (pengaruh dari luar). Pendidikan islam itu menurut Hasan Langgulung, seperti yang
dikutip oleh Muhaimin bahwa Pendidikan Islam setidaknya tercakup dalam delapan
pengertian yaitu:
a) Al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), ta’lim al-din
b) (pengajaran agama), al-ta'lim al-diny (pengajaran
c) keagamaan), a1-ta'lim al-islamy (pengajaran keIslaman),
d) tarbiyah al-muslimin (pendidikan orang-orang islam), al-
e) tarbiyah fi al-islam (pendidikan dalam islam) al-tarbiyah inda'
f) al-muslimin (pendidikan dikalangan orang-orang Islam) dan
g) al-tarbiyah al-Islamy (pendidikan Islam).
Menurut Para ahli pendidikan menemui kesulitan dalam merumuskan definisi
pendidikan. kesulitan itu antara lain disebabkan oleh banyaknya jenis kegiatanserta aspek
kepribadian yang dibina dalam kegiatan itu, masing-masing kegiatan tersebut dapat disebut
dengan pendidikan. Dengan perkataan lain kesulitan itu disebutkan oelh banyaknya jenis
kegiatan dan luasnya aspek kepribadian yang harus dibina oleh pendidikan.
Definisi pendidikan yang mungkin dirumuskan adalah definisi pendidikan dalam arti
sempit. Menurut lodge (1974: 23), secara sempit pendidikan adalah pendidikan disekolah;
jadi pendidikan adalah pendidikan formal. Percobaan membuat definisi pendidikan yang
mencakup seluruh aspek kepribadian dapat dilakukan, tetapi dengan menyadari terlebih
dahulu bahwa rumusan itu akan menghasilkan definisi yang kabur, atau definisi yang penjang
sehingga tetap tidak jelas.
Seandainya definisi pendidikan yang mencakup itu deperlukan agaknya rumusan ini
dapat ditawarkan, “pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya”.
Definisi ini mencakup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak
melibatkan guru (pendidik), mencakup pendidikan formal, nonformal maupun informal. segi
yang dibina dalam definisi pendidikan ini adalah seluruh aspek kepribadian.
Sedangkan menurut Dr. Ahmad Tafsir dalam bukunya menjelaskan bahwa pendidikan
adalah usaha meningkatkan dir dalam segala aspek. Definisi ini mencakup kegiatan
pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru (pendidik), mencakup
pendidikan formal, maupun non-formal serta informal. Segi yang dibina oleh pendidikan
dalam definisi ini adalah seluruh aspek kepribadian. Pengajaran adalah suatu kegiatan yang
menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yaitu
supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berfikir kritis, sistematis, dan
objektif, serta tampil dalam mengerjakan sesuatu. Misalnya terampil dalam menulis,
membaca dan sebagainya.

B. Fungsi Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam


Majid and Andayani ( 2004 ) mengemukakan tujuh fungsi dalam PAI. Ketujuh fungsi
itu adalah pengembangan, penanaman nilai, penyesuaian mental, perbaikan, pencegahan dan
pengajaran. Fungsi pengembangan berkaitan dengan keimanan dan ketakwaan siswa kepada
Allah Swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Fungsi penanaman nilai
diartikan sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.
Prinsip penyesuaian mental maksudnya berkemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam yang sangat penting untuk pembinaan dan
penyempurnaan kepribadian dan mental anak, karena pendidikan agama Islam mempunyai
dua aspek terpenting, yaitu aspek pertama yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan
kepribadian anak, dan kedua, yang ditujukan kepada pikiran yakni pengajaran agama Islam
itu sendiri. Aspek pertama : dari pendidikan Islam adalah yang ditujukan pada jiwa atau
pembentukan kepribadian. Artinya bahwa melalui pendidikan agama Islam ini anak didik
diberikan keyakinan tentang adanya Allah swt. Aspek kedua : dari pendidikan Agama Islam
adalah yang ditujukan kepada aspek pikiran (intelektualitas), yaitu pengajaran Agama Islam
itu sendiri. Artinya, bahwa kepercayaan kepada Allah swt, beserta seluruh ciptaan-Nya tidak
akan sempurna manakala isi, makna yang dikandung oleh setiap firman-Nya (ajaran-ajaran-
Nya) tidak dimengerti dan dipahami secara benar. Di sini anak didik tidak hanya sekedar
diinformasikan tentang perintah dan larangan, akan tetapi justru pada pertanyaan apa,
mengapa dan bagaimana beserta argumentasinya yang dapat diyakini dan diterima oleh akal.
Fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan pemberi kekuatan mental
yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi segala tingkah laku dan petunjuk jalan
hidupnya serta menjadi obat anti penyakit gangguan jiwa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Agama Islam adalah:
1. Memperkenalkan dan mendidik anak didik agar meyakini ke-Esaan Allah swt,
pencipta semesta alam beserta seluruh isinya; biasanya dimulai dengan
menuntunnya mengucapkan la ilaha illallah.
2. Memperkenalkan kepada anak didik apa dan mana yang diperintahkan dan mana
yang dilarang (hukum halal dan haram).
3. Menyuruh anak agar sejak dini dapat melaksanakan ibadah, baik ibadah yang
menyangkut hablumminallah maupun ibadah yang menyangkut hablumminannas.
4. Mendidik anak didik agar mencintai Rasulullah saw, mencintai ahlu baitnya dan
cinta membaca al-Quran.
5. Mendidik anak didik agar taat dan hormat kepada orang tua dan serta tidak
merusak lingkungannya.
Dari uraian tersebut di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan
Agama Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia
yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu
mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi yang berdasarkan kepada
ajaran al-Quran dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti terciptanya insan-insan
kamil setelah proses pendidikan berakhir.

C. Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam


Al-Ibrashy (1976) menegaskan bahawa tujuan pendidikan Islam bukanlah memenuhi
otak pelajar dengan berbagai-bagai maklumat atau mengajar mereka dengan pelbagai mata
pelajaran yang mereka tidak tahu sebelumnya, tetapi tujuan sebenarnya ialah mendidik
mereka supaya berakhlak mulia, mendidik roh supaya halus dan sempurna, mengasuh
mereka melakukan yang baik, terhormat dan mulia, membiasakan mereka dengan
kebersihan, kesucian dan keikhlasan serta amalan-amalan yang berfaedah. (Al-
Ibrashy,1976 : )
Selain itu, dalam pelaksanaan pendidikan Islam pada umumnya ia lebih kepada
menyampaikan maklumat, sebab itu ia disebut proses pengajaran dan pembelajaran dan tidak
pernah pun disebut proses pendidikan. Melihatkan keruntuhan akhlak di kalangan pelajar
Islam yang begitu hebat dewasa ini, pendidikan Islam perlu disemak semula khasnya dalam
bidang penyampaian dan perkaedahan serta penghayatan.
Dalam mata pelajaran pendidikan Islam, guru bukan sahaja memberi ilmu agama
malah guru haruslah mendidik pelajar dengan nilai-nilai Islam. Guru pendidikan Islam juga
sentiasa menasihatkan dan mendidik pelajar supaya mereka menjadi manusia yang baik dan
soleh. Pelaksanaan pendidikan Islam juga bertujuan supaya setiap pelajar dapat
mengamalkan dan menghayati nilai-nilai Islam di dalam kehidupan mereka. Pelajar haruslah
di didik supaya berakhlak mulia dan mengamalkan nilai-nilai Islam. Ini kerana, walaupun
pelajar mendapat keputusan yang baik dalam mata pelajaran pendidikan Islam tetapi tidak
berakhlak mulia merupakan satu kegagalan dalam pendidikan Islam.

Sedangkan menurut Al-Ghazali dalam kitabnya, seperti yang dikutip oleh Zainuddin, dkk,
yaitu :

1. Mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja.


Al-Ghazali dalam bukunya, seperti dikutip oleh Zainuddin, dkk, mengatakan bahwa:
Apabila engkau mengadakan penelitian atau penalaran terhadap ilmu pengetahuan,
maka engkau akan melihat kelezatan padanya, oleh karena itu tujuan mempelajari
ilmu pengetahuan adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri.
2. Tujuan utama pendidikan adalah pembentukan akhlak .Al-Ghazali mengatakan
bahwa: Tujuan murid mempelajari segala ilmu pengetahuan pada masa sekarang
adalah kesempurnaan akhlak dan keutamaan jiwanya.
3. Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bagi Al-Ghazali menimba pengetahuan tidaklah semata-mata untuk tujuan akhirat,
akan tetapi terdapat keseimbangan tujuan hidup termasuk kebahagiaan di dunia.
4. Dan sesungguhnya engkau mengetahui bahwa hasil ilmu pengetahuan adalah
pendekatan diri pada Tuhan pencipta alam, menghubungkan diri dan berhampiran
dengan ketinggian malaikat, demikian itu adalah akhirat. Adapun di dunia adalah
kemuliaan, kebesaran, pengaruh pemerintahan bagi pemimpin Negara dan
penghormatan menurut kebiasaannya.
5. Untuk mencapainya sebuah tujuan dalam pendidikan Islam, maka unsur dalam
pendidikan itu haruslah dirumuskan dengan baik. Program yang akan dijadikan
rujukan dalam pelaksanaan pendidikan Islam tentunya harus sinergis dengan tujuan
yang ingin dicapai, berdasarkan nilai-nilai Islam, termasuk tujuan manusia diciptakan
di muka bumi ini.
D. Prinsip – prinsip Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam

Dalam kamus besar bahasa indonesia kata prinsip diartikan sebagai “asas/dasar”
( kebenaran yang menjadi pokok berfikir,bertindak). Dagobert D Runes, mendefi ikasikannya
dengan kebenaran yang bersifat universal (universal truth) yang menjadi sifat dari sesuatu.

Metodologi pembelajaran merupakan ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri,
tetapi berfungsi membantu dalam proses pembelajaran, karena memberikan alternatif dan
mengandung unsur-unsur inovatif.

Menurut Mulyasa (2004), tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku peserta didik. Oleh karena itu,
Firdaus (2005) menjelaskan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan proses
pengalaman belajar yang sistematis yang bermanfaat untuk siswa dalam kehidupannya kelak
dan pengalaman belajar  yang diperoleh siswa juga sekaligus mengilhami mereka ketika
menghadapi problem dalam kehidupan sesungguhnya. Dalam kontek pemberian pengalaman
belajar yang dimaksud di atas, maka implementasi metodologi pembelajaran yang selama
konvensional (terpusat pada guru), sudah saatnya untuk diganti dengan metodologi
pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif dalam pembelajaran.

Menurut Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany, prinsip-prinsip metodologi


pendidikan Islam adalah sebagai berikut :

1. Menjaga motivasi, kebutuhan, dan minat dan keinginan pelajar pada proses belajar.


2. menjaga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. memelihara  tahap kematangan, perkembangan, dan perubahan anak didik.
4. menjaga perbedaan-perbedaan individu dalam anak didik.
5. Mempersiapkan peluang partisipasi praktikal; sehingga menjadi keterampilan, adat
kebiasaan, sikap dan nilai.
6. Memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan, integrasi
pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan, dan kebebasan berpikir.
7. menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak
didik.
Pendapat yang hampir sama, menurut Abdurrahman Mas’ud, bahwa secara teknis dalam
penerapan metode, guru harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Guru hendaknya bertindak sebagai role model, suri tauladan bagi kehidupan sosial
siswa, baik di dalam maupun luar di luar kelas.
2. Guru hendaknya menunjukkan sikap kasih sayang kepada siswa.
3. Guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai subyek dan mitra belajar, bukan
obyek.
4. Guru hendaknya bertindak sebagai fasilitator, promotor of learning yang lebih
mengutamakan bimbingan, menumbuhkan kreativitas siswa, serta interakstif dan
kamunikatif dengan siswa.

Maka menurut Syaiful Bahri, dalam penggunaan metode hendaknya didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Selalu beroritentasi pada tujuan.


2. Tidak terikat pada satu alternatif saja.
3. Kerap dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode.
4. Kerap dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lain.

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, cara yang paling tepat dan cepat dalam pembelajaran
agama Islam  yaitu dengan memperhatikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab ketika
metodologi pembelajaran PAI mau diterapkan, yaitu : siapa yang diajar?, berapa jumlahnya?,
seberapa dalam agama itu akan diajarkan?, seberapa luas yang akan diajarkan?, dimana pelajaran itu
berlangsung? dan peralatan apa saja yang tersedia?. 

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip metodologi
pembalajaran PAI harus dapat memungkinkan pembelajaran PAI terpusat pada guru dan siswa yang
menjadi komponen penentu dalam pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara guru dan siswa
bersama-sama dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI. Dalam hubungan ini
tugas guru PAI bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran, melainkan pemahaman
sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar, dengan kata lain meliputi ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik.

E. Ciri-ciri Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam

Ciri-ciri khusus pendidikan agama islam: landasan, arti dan tujuan pendidikan agama
islam yaitu UU No 2 Tahun 1989. pendidikan agama islam di Sekolah Dasar adalah GBPP,
pendidikan agama islam di madrasah Ibtidaiyah SK meneg No 99 tahun 1984. Kriiteria isi
bahan pengajaran, sumber-sumber bahan pengajaran dan penerapan pendekatan keteramplan
proses.

Dalam kaitannya dengan ciri-ciri umum Pendidikan Agama Islam dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Pendidikan agama adalah bagian integral dari pendidikan nasional.


2. Pendidikan agama diberikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan.
3. Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (GBHN), [engembang
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah
Swt,), UU no.2/1989, merupakan landasan pendidikan agama, yang sekaligus menjadi
sasaran (tujuan) sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional.
4. Pendidikan Agama Islam di SD diberikan melalui bidang studi agama Islam.
5. Pendidikan Agama Islam di MI melalui bidang-bidang studi Qur’an-Hadits, Aqidah-
Akhlaq, Fiqh dan sejarah Islam dan merupakan ciri kekhususan serta identitas
madrasah.
6. Isi kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD dan MI meliputi aspek hubungan
manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia
dengan alam.
7. Pada umumnya penataan atau pemilihan bahan pengajaran agama didasarkan atas
kriteria:
a) bahan pengajaran Islam harus dapat mengisi falsafah negara pancasila;
b) bahan pengajaran agama mengutamakan ajaran yang pokok-pokok (esensial) dan
menyeluruh;
c) bahan pengajaran agama harus sesuai dengan tungkat perkembangan dan
kematangan anak;
d) bahan pengajaran agama hendaknya disesuaikan dengan lingkungan sehingga
bermakna bagi kehidupan anak sehari-hari;
e) bahan pengajaran agama setiap jenjang pendidikan jalur sekolah hendaknya harus
bersifat terminal; dan
f) bahan pengajaran agama pada setiap jenjang pendidikan jalur sekolah hendaknya
berkesinambungan, terpadu dan sejalan.
8. Sekurang-kurangnya terdapat lima macam sumber belajar yaitu manusia, buku, media
masa, alam lingkungan sekolah/masyarakat, dan alat bantu pengajaran.
9. Proses internalisasi dimulai dengan pengenalan dan renungan nilai, pengkajian nilai,
sehingga pada gilirannya menampakkan diri dalam pengungkapan penghayatan dan
dan pengamalan nilai.
10. Nilai Material
Dimaksud dengan nilai material di sini ialah jumlah atau muatan pengetahuan

(materi) pengajaran atau pendidikan agama islam yang di ajarkan.

11. Nilai Formal


Adalah nilai pembentukan, yamg bersangkutan dengan daya serap murid atas segala
bahan pengajaran yang diterimanya. Terdapat tiga jenis pembentukan dalam diri
murid melalui bahan yang diterimanya antara lain : a. Pembentukan hati, b.
Pembentukan kebiasaan, c. Pembentukan daya jiwa.
12. Nilai Fungsional
Yang dimaksud dengan nilai fungsional disini ialah relevansi atau kesesuaian bahan
dengan kehidupan sehari-hari.
13. Nilai Essensial
Yang dimaksud dengan nilai essensial adalah nilai hakiki. Agama mengajarkan bahwa
kehidupan yang hakiki atau hidup yang sebenar-benarnya hidup itu hanya di alam
baqa.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Metodologi pembelajaran PAI adalah ilmu yang mempelajari cara yang paling tepat
(efektif) dan cepat (efisien) untuk mencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Metodologi pembalajaran PAI harus dapat memungkinkan pembelajaran PAI terpusat
pada guru dan siswa yang menjadi komponen penentu dalam pembelajaran, yaitu terjadinya
interaksi antara guru dan siswa bersama-sama dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran PAI. Dalam hubungan ini tugas guru PAI bukan hanya menyampaikan pesan
berupa materi pelajaran, melainkan pemahaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang
belajar, dengan kata lain meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dengan demikian, GPAI harus cerdas dalam memilih metode pembelajaran, dan


GPAI dituntut untuk selalu megembangkan dan memperbaharui (berinovasi) dalam
menggunakan metode pembelajaran, hingga dapat merubah kebiasaan yang lama yaitu
merasa cukup dengan metode konvensional yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA

Dagobert D. Runes et. All, Dictionary Of Fhilosopy , (otawa: little field, Adam dan Co
otawa, 1977), h. 250.
Fikri, Mumtazul. 2017. Konsep Pendidikan Islam Pendekatan Metode Pengajaran.
Jurnal Ilmiah Islam Fultura. 11(1). 116-128
Masykur, H. 2015. Eksistensi dan Fungsi Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem
Pendidikan Nasional. Jurnal Pendidikan Agama Islam 17 (2) 79-90
Nata, Abuddin. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Prenada Media: Jakarta
Tim perumus , Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007 ), h
896
http://arifinhamz.blogspot.com/2010/09/ciri-umum-dan-ciri-khusus-pandidikan.html

Anda mungkin juga menyukai