Iskandar Zulkarnain 2010416210014 Uts MPG
Iskandar Zulkarnain 2010416210014 Uts MPG
Disusun Oleh:
ISKANDAR ZULKARNAIN
NIM. 2010416210014
2022
KATA PENGANTAR
Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga
proposal ini dapat terselesaikan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa proposal
ini jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
kami. Maka dari itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta
kritik dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga proposal ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Iskandar Zulkarnain
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau sekitar 15.000 KK. Bahkan sebanyak 1.585 KK atau 3.701 jiwa harus
mana warga yang terdampak sebanyak 18.089 jiwa atau 7.123 KK, di mana 862
dengan total warga terdampak sebanyak 33.760 jiwa atau hampir 10 ribu KK. Di
terdampak jumlah warga yang terdampak banjir totalnya sebanyak 940 KK atau
terendam banjir.
1
Banjir diduga disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi sehingga
B. Batasan Masalah
masalah umum tata ruang dan tata air di Kecamatan Banjarmasin Timur dalam
C. Rumusan Masalah
1. Saran Integrasi Tata Ruang dan Tata Air untuk Mengurangi Banjir di Kecamatan
Development (LID).
c.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi Tata Ruang dan Tata Air untuk Mengurangi masalah Banjir di
2
E. Manfaat Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Banjir
Banjir adalah suatu kondisi dimana debit air sungai yang besar melebihi
tinggi muka air normal sehingga meluap ke sungai dan menyebabkan banjir di
tanah terendam akibat peningkatan debit air. Banjir dapat menimbulkan kerugian
dan korban fisik maupun non fisik, seperti penutupan sekolah dan kenaikan harga
bahan pokok
banjir normal (biasa) yang disebabkan oleh limpasan besar yang melebihi kapasitas
drainase dan banjir abnormal (tidak teratur) yang disebabkan oleh tsunami,
terserap kembali.
4
Menurut Siahaa dkk (2011, biasanya ada 3 (tiga) jenis banjir, yaitu:
1. Banjir bandang
Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan
2. Banjir sungai
sekitarnya.
3. Banjir pesisir
5
2. Kawasan Rawan Banjir
2008)
Kerugian material meliputi kerusakan sarana dan prasarana serta kerugian harta
tanah yang rawan erosi seperti Regosol, Litosol, Organosol dan Rensina.
Menurut kajian Anwar dan Makruf (2019), daerah potensi banjir atau
potensi banjir tinggi adalah daerah yang relatif datar dengan kemiringan 0- %
dan sebagian besar budidaya adalah lahan pemukiman, curah hujan , ketinggian
3. Penyebab Banjir
adalah curah hujan dimana curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan.
6
sedimentasi dan pemanfaatan bantaran sungai yang tidak tepat. Sementara
1. Faktor alam
2. Faktor manusia
sungai.
7
B. Kerangka Pemikiran
8
C. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian yang terdahulu dengan yang dikerjakan dapat di uraikan pada
Tabel 1.
9
Tabel 1 Penelitian terdahulu dan yang sedang dikerjakan
No Judul Tujuan Hasil Metode Penulis
1. Analisis Faktor Untuk menganalisis Faktor faktor utama masyarakat memutuskan tetap tinggal di kawasan rawan Pengumpulan Arif Rahman
Masyarakat Tetap Masyarakat Tetap Bertempat banjir sempadan sungai Riam Kiwa, Desa Mangkauk, Kecamatan data kuantitatif Nugroho, 2020
Bertempat Tinggal Tinggal di Kawasan Rawan Pengaron, Kabupaten Banjar adalah faktor kedekatan dengan keluarga dilakukan
di Kawasan Rawan Bencana Banjir Kabupaten Banjar atau kerabat (turuntemurun), diikuti dengan sangat sulit mencari lokasi melalui metode
Bencana Banjir tinggal yang cocok untuk kehidupannya, tidak mampu membeli tanah survei.
Kabupaten Banjar atau rumah yang layak, takut kehilangan mata pencaharian, mudah
mendapatkan sumber air dan harga tanah lebih murah. Masyarakat juga
merasa tidak nyaman untuk tetap tinggal karena sadar bahwa lokasi
tersebut rawan akan bencana banjir serta rentan menjadi korban
penggusuran karena status sertifikat lahan tidak resmi atau ilegal, lahan
yang ditempati tidak sesuai dengan peruntukan rencana tata ruang
Kabupaten Banjar.
2. EVALUASI Tujuan dari penelitian ini adalah Berdasarkan pembahasan dan tujuan dari penelitian pada bagian Deskriptif Michael
KEBIJAKAN mengidentifikasi tingkat risiko sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : Kuantitatif Rachmatullah,
POLA RUANG bencana banjir di kota Palu dan 2016
DAN Mengevaluasi kebijakan pola ruang - Zona risiko di Kota Palu terbagi atas 4 kelas,dengan kelas risiko sangat
STRUKTUR dan struktur ruang di kota Palu rendah meliputi :
RUANG dengan mempertimbangkan aspek -
BERBASIS bencana banjir khususnya pada - kelurahan, kelas risiko rendah meliputi 7
MITIGASI tingkat risikonya - kelurahan, kelas risiko sedang meliputi 16
BENCANA - kelurahan, kelas risiko tinggi meliputi 8
BANJIR - kelurahan dan kelas risiko sangat tinggi
(Studi Kasus :
Kota Palu) meliputi 9 kelurahan seperti Kebijakan rencana pola ruang dan rencana
struktur ruang di Kota Palu sudah cukup tanggap terhadap tingkat
risiko yang ada. Hal ini ditunjukkan melalui perbandingan persentase
luas rencana Kawasan keseluruhan pada bidang pola ruang serta
perbandingan persentase jumlah system perkotaan, panjang jalan
keseluruhan dan jumlah unit jaringan transportasi pada bidang struktur
ruang terhadap bagian dari perencanaan masing – masing yang masuk
dalam kelurahan berisiko banjir tinggi dan sangat tinggi
10
Lanjutan Tabel 1
No Judul Tujuan Hasil Metode Penulis
3 PROGNOSIS Tujuannya adalah menganalisis Sebagai langkah awal untuk menangani masalah banjir dilakukan Deskriptif Alexander
BANJIR SUB-SUB hidrograf banjir untuk membantu penelitian terhadap seberapa besar volume limpasan dengan Kuantitatif Tunggul Sutan
DAS KEYANG pengkajian dampak lingkungan melakukan analisis hidrograf banjir melalui SIMODAS. Tujuan dari dan analisis Haji, 2012
MENGGUNAKAN akibat alih fungsi lahan melalui analisis hidrograf banjir adalah untuk membantu pengkajian dampak spasial
SIMODAS UNTUK Kajian Lingkungan Hidup Strategis lingkungan akibat alih fungsi lahan melalui Kajian Lingkungan Hidup
KAJIAN sebagai pertimbangan dalam Strategis sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau
LINGKUNGAN pengambilan keputusan atau Kebijakan, Rencana dan Program yang tepat dalam menyusun
HIDUP Kebijakan, Rencana dan Program Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo.
STRATEGIS yang tepat dalam menyusun
TERHADAP Rencana Tata Ruang Wilayah Hidrograf adalah suatu ekspresi integral dari karakteristik fisiografik
RENCANA TATA Kabupaten Ponorogo. dan iklim yang mengatur hubungan antara curah hujan dan limpasan
RUANG permukaan DAS tertentu (Montarcih, 2009).
WILAYAH
KABUPATEN
PONOROGO
4 Bencana Banjir: Tujuan dari penelitian ini adalah Upaya struktural dan nonstruktural dilakukan. Pengurangan risiko Deskriptif Sri Nurhayati
Pengawasan dan untuk mewujudkan ruang wilayah besaran banjir dilakukan melalui pembangunan prasarana pengendali kuantitatif dan Qodriyatun,
Pengendalian nasional yang aman, nyaman, banjir (peningkatan kapasitas sungai, tanggul, pompa air, bendungan, kepustakaan 2020
Pemanfaatan Ruang produktif, dan berkelanjutan perbaikan drainase kota) dan prasarana pengendali aliran permukaan (library
Berdasarkan UU dengan: (1) Terwujudnya (resapan air dan penampung banjir). Sementara itu, upaya pengurangan
Penataan Ruang dan keharmonisan antara lingkungan risiko kerentanan banjir dilakukan dengan penetapan batas dataran
research)
RUU Cipta Kerja alam dan lingkungan buatan; banjir, penetapan zona peruntukan lahan sesuai risiko banjir,
pengawasan peruntukan lahan di dataran banjir, persiapan menghadapi
banjir, penanggulangan banjir dan pemulihan setelah banjir. Penetapan
zona peruntukan lahan sesuai risiko banjir ini dituangkan dalam peta
zonasi peruntukan lahan dataran banjir, yang ditetapkan oleh
bupati/walikota. Bupati/walikota mempunyai kewajiban untuk
melakukan pengawasan terhadap zona peruntukan lahan sesuai risiko
banjir yang sudah ditetapkan. Bahkan pemanfaatan bantaran dan
sempadan sungai, perlu mendapatkan izin dari menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Semua ketentuan ini
sudah diatur dalam Pasal 34 s.d. Pasal 48 dan Pasal 57 dan Pasal 58 PP
11
Sungai. Dalam praktiknya, berbagai ketentuan dalam regulasi tersebut
banyak yang dilanggar. Meskipun penetapan batas banjir dan zona
peruntukan lahan sesuai risiko banjir sudah dilakukan. Kelemahannya
adalah pada pengawasan pemanfaatan lahan sesuai peruntukannya
seperti yang diatur dalam UU Penataan Ruang.
5 KAJIAN Tujuan utama dari penelitian ini Tinjauan Kebijakan Daerah Sempadan Sungai Penetapan garis Analisa curah Aninda
PEMODELAN adalah untuk mendapatkan daerah sempadan sungai dimaksudkan sebagai upaya agar kegiatan hujan Deviana, 2011
SPASIAL BANJIR rawan banjir di Kecamatan perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian atas rancangan
UNTUK Baleendah, Kecamatan sumber daya yang ada pada sungai termsuk danau dan waduk dapat dengan
MENDUKUNG Dayeuhkolot, dan Kecamatan dilaksanakan sesuai dengan tujuannya. Adapun tujuan dari penetapan metode log
KEBIJAKAN Bojongsoang (DAS Citarum Hulu), garis sempadan sungai adalah sebagai berikut :’ Pearson III,
SEMPADAN untuk mengevaluasi sempadan yang Gumbel dan
SUNGAI DAN ada dalam kasus daerah dataran a. Agar fungsi sungai termasuk danau dan waduk tidak terganggu oleh Log Normal 2)
TATA RUANG banjir yang terjadi dan untuk aktifitas yang berkembang di Analisa debit
WILAYAH mengembangkan trategi sekitarnya; banjir
(STUDI KASUS implementasi kebijakan itu b. Agar kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat rancangan
WILAYAH sempadan sungai dan perencanaan sumber daya yang ada di sungai dengan
PENGEMBANGAN tata ruang berdasarkan daerah dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga fungsi metode
BALEENDAH) dataran banjir dalam rangka sungai; hidrograf
meningkatkan perlindungan dan c. Agar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat sintetik Snyder
pelestarian sungai. dibatasi.
12
D. Hipotesis
memandang diperlukannya beberapa solusi integrasi tata ruang dan tata air
SDMP 2018.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
banjir, setiap tahunnya banjir semakin meluas dan kedalamannya yang semakin
bertambah.
1. Populasi
14
Tabel 2 Kebutuhan dan Sumber Penelitian
no Tujuan jenis data dan kebutuhan data sumber data unit analisis cara analisis
primer Sekunder Skala Tahun keterangan
1 Menerapkan Perencanaan Tata a. Survei Data sekunder 2022 1. Survai dan Kecamatan Interpretasi dan
Ruang Komprehensif yang lapangan diperoleh dari Pengumpulan tata Deskriptif
Berbasis Ekologis untuk b. Wawancara Pemerintah Sekunder.
Revitalisasi Banjarmasin Timur Daerah
yang memperhatikan Tata Air Provinsi 2. Integrasi Tata
(Master Plan Drainase) yang Kalimantan ruang dan
menyeluruh. Selatan, Kota Infrastruktur
Banjarmasin, lainnya.
Kecamatan
Banjarmasin 3. Revisi Konsep
Timur berupa Tata Ruang
data jumlah Terintegrasi
penduduk,
luas wilayah,
data banjir
15
Lanjutan Tabel 2
no Tujuan jenis data dan kebutuhan data sumber data unit analisis cara analisis
primer Sekunder Skala Tahun keterangan
Peta dasar 02:00.0 2022 Kecamatan
Data sekunder
diperoleh dari
Pemerintah
Daerah
Menerapkan Integrated Water Provinsi
Survei langsung Survai dan
Resource Management (IWRM) Kalimantan
dan analisa Pengumpulan Data
dan Low Impact Development a. Survei Selatan, Kota
kelayakan lahan Sekunder
2 (LID) pada Daerah Aliran Sungai lapangan Banjarmasin, 2022 Kecamatan
multidisiplin di
yang mempengaruhi Surabaya b. Wawancara Kecamatan
Kecamatan
yang akan mendukung Banjarmasin
Banjarmasin Timur
keberhasilan SDMP 2018. Timur berupa
data jumlah
penduduk, luas
wilayah, data
banjir
16
Kami menemukan bahwa perkembangan Kecamatan Banjarmasin
wilayah. Oleh karena itu, kami mengusulkan untuk menerapkan rencana tata
hayati (kondisi ekologi), daya dukung atau daya dukung lingkungan fisik
ruang.”
17
Tabel 3 populasi dan sampel
Keterangan Jumlah Populasi Jumlah Sampel
Masyarakat 119,141 jiwa 100 jiwa
Pemerintah 9 kelurahan 1 kelurahan
C. Variabel Penelitian
diamati dari suatu objek dan mampu memberikan nilai atau kategori yang
berbeda”. Pada saat yang sama, menurut Black and Champion (2009, p. 30),
"variabel dapat didefinisikan sebagai unit analisis yang masuk akal yang dapat
berisi salah satu nilai yang dinyatakan". Berdasarkan pengertian tersebut maka ada
2 (dua) variabel penelitian dalam penelitian ini yaitu. variabel bebas dan variabel
terikat.
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
lanjut mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4,
sebagai berikut:
18
Tabel 4 Variabel Penelitian
dalam IWRM. Dalam langkah ini komitmen bersama harus disusun oleh
Karena itu tahapan ini menjadi sangat penting untuk IWRM yang berhasil.
19
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama atau sumber
pristiwa yang terjadi. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini di atur terlebih dahulu Survai
dan Pengumpulan Data Sekunder untuk memahami sifat sifat umum, aspek aspek
Timur dan disesuaikan dengan tujuan. Tujuan observasi yang dilakukan sebagai
berikut :
20
b. Kuesioner
c. Wawancara
2. Data Sekunder
a. Studi Dokumen
Studi dokumen yaitu mempelajari dokmen atau data data sekunder yang ada
(Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Studi dokumen terdiri dari data tentang
21
b. Studi Pustaka
digunakan untuk mendapatkan teori teori yang berkaitan dengan penelitian yang
tentang masalah, konsep konsep penelitian, teori teori penelitia, dan lain lain.
dibaca kembali dan kemudian dikoreksi jika masih ada hal-hal yang kurang
tepat atau meragukan. Catatan observasi harus lengkap yaitu semua kolom
2. Tabel : disusun dari data yang terkumpul, dalam proses pembuatan tabel,
3. Entry : data dilakukan setelah data diberi kode dengan memasukkan data
22
F. Diagram Alir
Bencana
Banjir
Kecamatan Banjarmasin
Timur
Survai dan
Pengumpulan
Data Sekunder
Pemerintah Masyarakat
Analisis
Solusi integrasi tata ruang dan tata air untuk mengurangi masalah
23
DAFTAR PUSTAKA
Tanuwidjaja, G., & Widjaya, J. M. (2010). Integrasi tata ruang dan tata air untuk
Kota Surabaya
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR), Badan Penelitian
Waterfront City
24