Modul Manajemen SDM 1
Modul Manajemen SDM 1
Oleh :
GLOSARIUM_________________________________________________ 4
BAB I PENDAHULUAN______________________________________ 6
P a g e 2 | 86
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan modul yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia 1.
Penyusunan modul ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia 1 di Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Semarang
Dalam Penyusunan modul ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan modul
ini sebagai bahan untuk melakukan peningkatan kualitas modul.
Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa dan
mahasiswi STIE Semarang untuk mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
P a g e 3 | 86
GLOSARIUM
Manajemen Seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui
usaha orang lain.
Manajemen Sumber Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
Daya Manusia pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pemberhentian karyawan, dengan maksud
terwujudnya tujuan perusahaan, individu,
karyawan, dan masyarakat
Penilaian Prestasi Proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai
(Performance berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan,
Appraisal) dengan cara membandingkan sasaran (hasil
kerjanya) dengan persyaratan deskripsi pekerjaan
yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan
selama periode tertentu
Pengadaan Karyawan Proses mencari, menemukan dan menarik para
pelamar untuk menjadi pegawai pada dan oleh
organisasi tertentu.
Perencanaan Sumber
Proses mengantisipasi dan membuat ketentuan
Daya Manusia
(persyaratan) untuk mengatur arus gerakan tenaga
kerja ke dalam, di dalam, dan ke luar organisasi
Produktivitas
Kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih
banyak daripada ukuran biasa yang telah umum.
BAB I
P a g e 4 | 86
PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui definisi manajemen dan manajemen sumber daya
manusia serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah mendapat detil
info tugas di pertemuan pertama ini.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang manajemen
2. Mahasiswa dapat memahami tentang manajemen sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sebagai salah satu mata kuliah dalam
pembelajaran di program studi manajemen. MSDM mempunyai arti sangat penting
(signifikan), bukan saja dilihat dalam kontek manusia sebagai faktor terpenting dalam
manajeman pada setiap organisasi atau lembaga (pemerintah, swasta atau LSM) melainkan
dan terutama dilihat pada penegasan kualifikasi daya (energi) yang melekat pada manusia
tersebut yang memiliki kemampuan (competency) untuk membangun ke arah kemajuan yang
positif (maju-positif). Sebelum memahami secara mendalam tentang Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM), terlebih dahulu memahami tentang proses manajemen yang akan
menjadi dasar pada Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
A. MANAJEMEN
1. Pengertian Manajemen
P a g e 5 | 86
c. Menurut Mary Parker Follet, mengatakan bahwa pengertian manajemen
adalah sebuah seni atau management is an art. Setiap pekerjaan mampu
diselesaikan oleh orang lain.
d. Menurut Lawrence A. Appley adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan
melalui usaha orang lain.
2. Unsur-unsur Manajemen
3. Dasar-dasar Manajemen
4. Bidang-bidang Manajemen
P a g e 6 | 86
5. Sistem-sistem Manajemen
1. Pengertian
a. Manejemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah proses mendayagunakan
manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis
yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi
(perusahaan) (Hadari Nawawi 2000 : 42)
b. MSDM adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan
dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan,
individu, karyawan, dan masyarakat (Edwin W. Flippo seperti dikutip Drs.
Malayu S.P.Hasibuan 2009)
c. MSDM adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
atas pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud untuk
membantu mencapai tujuan organisasi, individu di masyarakat (Tulus seperti
dikutip Ambar TS 2003:12)
d. MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan,
dan masyarakat (Drs. Malayu S.P. hasibuan 2009:10)
P a g e 7 | 86
2. Komponen MSDM
a. Pengusaha
Adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh
pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba
yang dicapai perusahaan tersebut.
b. Karyawan
Adalah penjual jasa (pikiran dan tenanganya) dan mendapat kompensasi yang
besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. (sesuai dengan perjanjian)
Terdapat dua jenis karyawan berdasarkan posisinya dalam perusahan yaitu:
1. Karyawan Operasional
Adalah setiap individu yang secara langsung harus mengerjakan sendiri
pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan
2. Karyawan Manajerial
Adalah setiap indivvidu yang berhak mengatur dan mengendalikan dan
memerintah bawahannya untuk melakukan pekerjaannya dan dikerjakan
sesuai dengan perintah.
c. Pemimpin atau Manajer
Adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya
untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang
tersebut dalam mencapai suatu tujuan.
3. Peranan MSDM
P a g e 8 | 86
d. Memproyeksikan atau memprediksi penawaran dan permintaan sumber
daya manusia (SDM) pada masa yang akan datang
e. Memprediksi situasi perekonomian pada umumnya dan perkembangan
perusahaan pada khususnya.
f. Mengawasi dengan cermat undang undang perburuhan dan kebijaksaan
pemberian balas jasa (Watching closely the labor laws and policies on
remuneration) perusahaan perusahaan sejenis.
g. Mengawasi kemajuan serikat buruh dan perkembangannya
h. Melaksanakan pendidikan (education), latihan (practice) dan penilaian
prestasi karyawan.
i. Mengatur dan mengendalikan mutasi karyawan baik (Regulate and control
the transfer of employees), serta vertikal maupun horizontal (as well as
vertical and horizontal).
j. Mengatur pensiun (pension), pemberhentian (termination) dan
pesangonnya (severance).
P a g e 9 | 86
5. Sasaran MSDM
6. Aktivitas MSDM
a. Kunci aktivitas MSDM bagi perusahaan kecil bisa jadi tidak memiliki
departemen SDM, dan mereka yang memiliki departemen pun,
kemungkinan mengalami kekurangan anggaran dalam jumlah yang besar
dan jumlah staff yang tidak memadai.
b. Tanggung jawab atas aktivitas MSDM berada di pundak masing-masing
manajer.
7. Tujuan MSDM
1. Tujuan Sosial (organisasi bertanggung jawab secara social terhadap tantangan
dan keperluan yang terjadi di masyarakat khususnya diruang lingkup organisasi
dan mengurangi efek dampak negative atau merugikan yang akan muncul)
2. Tujuan Organisasional (organisasional adalah sasaran-sasaran formal yang
disusun guna membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tujuan ini
mengenalkan bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada (exist)).
3. Tujuan Fungsional (untuk mempertahankan konstribusi dari sumber daya
manusia ditiap departemen perusahaan yang dibutuhkan. Sumber daya tersebut
dipelihara agar memberikan konstribusi yang optimal).
4. Tujuan Individu atau Tujuan Pribadi (dalam organisasi juga harus diperhatikan
oleh setiap manajer, terutama manajemen sumber daya manusia, dan harus
diarahkan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan (overall, organizational
objectives).
P a g e 10 | 86
8. Fungsi MSDM
a. Fungsi Manajerial
a) Perencanaan (planning)
b) Pengorganisasian (organizing)
c) Pengarahan (directing)
d) Pengendalian (controlling)
b. Fungsi Operasional
a) Pengadaan tenaga kerja (SDM)
b) Pengembangan
c) Kompensasi
d) Pengintegrasian
e) Pemeliharaan
f) Pemutusan hubungan kerja
9. Tantangan MSDM
a. Tantangan eksternal
Lingkungan eksternal yang sering di hadapi manajemen sumber daya manusia
mencakup: perubahan tekhnologi, pengaturan pemerintah, faktor sosial
budaya, pasar tenaga kerja, faktor politik, kondisi perekonomian, faktor
geografi, faktor demografi, kegiatan mitra, pesaing
b. Tantangan internal
Tantangan internal muncul karena adanya SDM yang mengejar pertimbangan
di antaranya adalah : financial, penjualan, keuangan, service, produksi, dan
lain-lain.
Evaluasi:
1. Bagaimana hubungan antara Manajemen dengan MSDM?
2. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara Manajemen dengan MSDM!
3. Jelaskan perbedaan antara pengusaha dan karyawan !
P a g e 11 | 86
BAB II
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan sumber daya
manusia serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah mendapat detil
info tugas di pertemuan kedua ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang perencanaan sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) dirancang untuk menjamin bahwa kebutuhan
organisasi akan pegawai akan terpenuhi secara tetap dan tepat.
P a g e 12 | 86
bahwa jumlah dan kualitas dengan ketrampilan yang tepat, akan tersedia pada saat
mereka dibutuhkan.
P a g e 13 | 86
C. Metode Perencanaan SDM
1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua
jabatan dalam perusahaan.
2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,
sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.
3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas.
4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi sehingga
produktivitas kerja meningkat.
5. Untuk menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan.
6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian karyawan.
7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertikal atau horizontal) dan
pensiun karyawan.
8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.
1. Manajemen puncak memiliki visi yang lebih baik terhadap aspek-aspek sumber
daya manusia atau terhadap keputusan bisnis.
2. Manajemen dapat memprediksi adanya ketidakseimbangan yang memengaruhi
biaya sumber daya manusia menjadi tidak terkontrol.
3. Manajemen dapat menempatkan “right man on the right place” dengan tepat
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
P a g e 14 | 86
4. Manajemen memberi kesempatan yang lebih baik untuk melibatkan wanita dan
golongan minoritas dalam program perencanaan sumber daya manusia internal
organisasi.
5. Menambah sistem informasi menjadi lebih baik untuk mengetahui pengetahuan
tentang profil karyawan, pekerjaan, keahlian, kemampuan, kompensasi yang adil
dan layak, serta dapat memprediksi kebutuhan jumlah tenaga kerja saat ini dan
yang akan datang.
6. Memungkinkan penarikan karyawan baru secara ekonomis.
7. Koordinasi sumber daya manusia berjalan dengan lebih baik.
Evaluasi:
P a g e 15 | 86
BAB III
PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA (KARYAWAN)
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pengadaan sumber daya
manusia (karyawan) serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah
mendapat detil info tugas di pertemuan ketiga ini.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang pengadaan sumber daya manusia (karyawan)
2. Mahasiswa dapat memahami proses pengadaan sumber daya manusia (karyawan)
Materi Pembelajaran
A. Pentingnya Pengadaan Karyawan
Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama MSDM. Pengadaan
karyawan ini merupakan masalah penting, sulit dan kompleks. Sedangkan pengertian
pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang efektif dan efisien membantu tercapainya tujuan
perusahaan.
Pengadaan harus mendapat perhatian yang serius serta berdasarkan pada analisis
pekerjaan (job analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi pekerjaan (job
specification), evaluasi pekerjaan (job evaluation), dan bahkan perlu mempertimbangkan
pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) persyaratan pekerjaan (job requirement).
Peramalan dimaksudkan agar jumlah kebutuhan tenaga kerja masa kini dan masa
depan sesuai dengan beban pekerjaan, kekosongan-kekosongan dapat dihindarkan dan
semua pekerjaan dapat dikerjakan.
P a g e 16 | 86
Didasarkan dari faktor internal dan eksternal, antara lain:
a) Jumlah produksi
b) Ramalan Usaha
Hal ini meliputi perkiraan mengenai situasi perekonomian, siklus usaha yang
menyangkut ketidakpastian yang akan datang baik jangka pendek maupun jangka
panjang
c) Perluasan perusahaan
Perencanaan tenaga kerja dipengaruhi oleh rencana perluasan perusahaan pada
masa yang akan datang. Jika perusahaan diperbesar maka penarikan tenaga kerja
semakin banyak pula
d) Perkembangan teknologi
Perencanaan tenaga kerja dipengaruhi oleh perkembangan teknologi maka
perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak
P a g e 17 | 86
3. terciptanya pegawai-pegawai dan kegiatan-kegiatan baru
4. adanya pegawai yang pindah ke organisasi lainnya
5. adanya pegawai yang berhenti
6. adanya pegawai yang usia pensiun
7. adanya pegawai yang meninggal dunia
b. Metode Rekrutmen
1. Metode Tertutup/Internal
Informasi hanya disampaikan pada karyawan atau orang-orang tertentu saja.
Kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang lebih baik kecil
2. Metode Terbuka/Eksternal
Informasi dibuka secara luas dengan memasang iklan pada media massa, cetak
maupun elektronik. Kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified
lebih besar
3) Seleksi
a. Pengertian Seleksi
1. Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang
diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. (Malayu
Hasibuan)
2. Seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan dibagi dua bagian, yaitu
yang akan diterima dan yang ditolak. (Dale Yoder)
e. Cara Seleksi
1. Non ilmiah atau tradisional
Yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada kriteria atau standar
atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan/ jabatan, tetapi hanya didasarkan
kepada perkiraan dan pengalaman kerja.
Unsur-unsur yang diseleksi yaitu :
a) Surat lamaran bermaterai
b) Ijasah sekolah dan daftar nilainya
c) Surat keterangan pekerjaan dan pengalaman
d) Referensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya
e) Wawancara langsung dengan pelamar bersangkutan
f) Penampilan dan keadaan fisik pelamar
g) Keturunan dari pelamar bersangkutan
h) Tulisan pelamar
P a g e 19 | 86
2. Metode Imilah
Yaitu seleksi yang didasarkan kepada job specification (ilmu pengetahuan)
dan kebutuhan nyata jabatan yang akan diisi, serta berpedoman kepada kriteria
dan standar-standar tertentu.
Seleksi ilmiah hendaknya dilaksanakan dengan cara :
a) Metode kerja yang jelas dan sistematis
b) Berorientasi kepada prestasi kerja
c) Berorientasi kepada kebutuhan riil karyawan
d) Berdasarkan kepada job analysis, dan ilmu sosial lainnya
e) Berpedoman kepada UU Perburuhan
f. Kualifikasi-kualifikasi seleksi
1. Umur
2. Keahlian
3. Kesehatan fisik
4. Pendidikan
5. Jenis kelamin
6. Tampang
7. Bakat
8. Temperamen
9. Karakter
10. Pengalaman kerja
11. Kerjasama
12. Kejujuran
13. Kedisiplinan
14. Inisiatif dan kreatif
P a g e 20 | 86
tidak boleh mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan
gugur.
2. Conpensatory-Appmach adalah sistem seleksi yang dilakukan dimana
pelamar mengikuti seluruh testing kemudian dihitung nilai rata-rata tes
apakah mencapai standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar
dinyatakan lulus, sedang pelamar yang tidak mencapai standar dinyatakan
gugur atau tidak diterima.
i. Tingkat-tingkat Seleksi
1. Seleksi tingkat pertama
Meliputi semua prosedur seleksi sejak dari surat lamaran sampai
dengan pelamar dinyatakan diterima menjadi calon karyawan dengan
status masa percobaan.
2. Seleksi tingkat kedua
Dilakukan atas calon karyawan yang berstatus masa percobaan, dengan
cara mengamati dan menilai mental, perilaku dan kemampuan nyata si
calon dalam menyelesaikan pekerjaan serta disiplinnya.
3. Seleksi tingkat ketiga
Dilakukan dengan mengikuti pra jabatan atau latihan yang diakhiri
dengan ujian-ujian. Jika tahap ini lulus maka mereka akan diangkat/
dipromosikan menjadi karyawan tetap serta haknya akan diterima
sepenuhnya.
P a g e 21 | 86
j. Kendala-kendala Seleksi
1. Tolok ukur
2. Penyeleksi
3. Pelamar
4) Penetapan Jumlah Karyawan
1. Metode Non Ilmiah
Jumlah karyawan yang dibutuhkan hanya berdasarkan atas perkiraan-perkiraan
saja, bukan atas perhitungan yang cermat dari volume pekerjaan dan standar
prestasi karyawan.
2. Metode Ilmiah
Jumlah karyawan yang akan diterima atas perhitungan analisis beban pekerjaan
dan standar prestasi pekerja.
Contoh :
CV. Firman Jaya akan memproduksi 700 unit buku setiap hari. Standar prestasi , per
orang, per hari (7 jam) 10 unit. Berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan CV. Firman
Jaya?
10
Jika karyawan yang 70 orang ini betul-betul efektif bekerja setiap hari, maka
pekerjaan akan selesai tepat pada waktunya.
Kenyataannya mereka tidak dapat bekerja efektif, karena absen, makan, sholat, ke
kamar kecil, menerima telpon dan lain-lain.
Bagaimana usaha yang harus dilakukan agar pekerjaan tepat selesai pada waktunya
dan jumlah karyawan mendekati kebutuhan yang sebenarnya? Jadi disini harus
memperkirakan tingkat rata-rata absensi atau ketidakhadiran. Akibatnya pekerjaan
tidak dapat diselesaikan pada waktunya.
P a g e 22 | 86
Absen =
Jumlah hari absen per bulan x 100%
Jumlah karyawan x Jumlah hari kerja per bulan
Contoh:
Jawaban :
20/10 x 25 x 100% = 8%
Evaluasi:
1. Jelaskan pentingnya fungsi pengadaan (procurement) karyawan!
2. Jelaskan dasar penarikan calon karyawan!
3. Apa saja pokok bahasan utama dalam seleksi!
P a g e 23 | 86
BAB IV
PEMBERIAN KOMPENSASI
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pemberian kompensasi
dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik
setelah mendapat detil info tugas di pertemuan keempat ini.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang pemberian kompensasi terhadap karyawan atau
sumber daya manusia
2. Mahasiswa dapat memahami proses pemberian kompensasi terhadap karyawan atau
sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
Perusahaan dapat memberi penghargaan kepada karyawan dalam bentuk finansial maupun
non finansial, penghargaan finansial meliputi pemberian gaji/ upah, tunjangan, jaminan
asuransi, pembagian keuntungan, bonus dan pensiun. Sedangkan penghargaan non finansial
meliputi kondisi kerja yang baik, penghargaan atas prestasi. Kompensasi dapat memiliki arti
berlainan, tergantung pada perspektif masing-masing. Sebagian karyawan
mengidentifikasikan kompensasi sebagai imbalan bagi pekerjaan yang telah diselesaikan
karyawan tersebut dan karyawan lain mungkin menganggap kompensasi sebagai nilai yang
diletakkan perusahaan pada keahlian atau kemampuan karyawan. Dalam hal ini arti
kompensasi memang lebih luas daripada pengertian gaji/ upah. Kompensasi dapat diartikan
sebagai semua bentuk pengembalian (return) finansial dan tunjangan-tunjangan yang
diperoleh karyawan sebagai bagian dari sebuah hubungan kepegawaian. Kompensasi meliputi
imbalan monetee (ekstrinsik) dan imbalan intrinsik organisasi (pengakuan, pemberian
kesempatan untuk promosi, tantangan kesempatan kerja). Sedangkan arti upah menurut
Edwin B. Flippo adalah harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan oleh seseorang kepada
orang lain.
P a g e 24 | 86
A. Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau
tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:54). Kompensasi berbentuk uang,
artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang
bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar dengan barang.
Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan. Di Jawa Barat penunai padi
upahnya 10% dari hasil padi yang ditunai.
Kompensasi merupakan istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial
(financial reward) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian
mereka dengan sebuah organisasi. Pada umumnya bentuk kompensasi berupa
finansial karena pengeluaran moneter yang dilakukan oleh organisasi. Kompensasi
bisa langsung diberikan kepada karyawan, ataupun tidak langsung, dimana karyawan
menerima kompensasi dalam bentuk-bentuk non moneter.
B. Terminologi Kompensasi
Beberapa terminologi dalam kompensasi :
1. Upah/gaji. Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam (semakin
lama kerjanya, semakin besar bayarannya). Upah merupakan basis bayaran yang
kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Sedangkan gaji
(salary) umumnya berlaku untuk tarif mingguan, bulanan atau tahunan.
2. Insentif, (incentive) merupakan tambahan-tambahan gaji diatas atau diluar gaji atau
upah yang diberikan oleh organisasi. Program-program insentif disesuaikan dengan
memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan-
keuntungan atau upaya-upaya pemangkasan biaya.
3. Tunjangan (Benefit). Contoh-contoh tunjangan seperti asuransi kesehatan, asuransi
jiwa, liburan-liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun dan tunjangan-
tunjangan lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian.
4. Fasilitas (Facility) adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan
klub, tempat parkir khusus.
P a g e 25 | 86
C. Jenis-jenis kompensasi
Komponen-komponen dari keseluruhan program gaji secara umum dikelompokkan
kedalam kompensasi finansial langsung, tak langsung dan non finansial.
P a g e 26 | 86
1. Mendukung pencapaian tujuan-tujuan organisasi
2. Sesuai dengan dan mendukung strategi dan struktur organisasi.
3. Menarik dan dapat mempertahankan individu yang berkompeten sesuai dengan
standar keahlian yang ditetapkan.
4. Menetapkan spektrum yang lebih luas atas perilaku tugas (task behavior) yang
diinginkan dari seluruh anggota organisasi.
5. Merefleksikan ekuitas (persamaan-keadilan) bagi seluruh anggota organisasi.
6. Sejalan dengan hukum atau perundang-undangan yang berlaku dalam suatu wilayah
yuridisdiksi tertentu dimana organisasi berada.
7. Dapat mencapai ke-enam kreteria tersebut dengan biaya yang proposional sesuai
dengan kondisi keuangan internal.
8. Dapat mencapai ketujuh kreteria tersebut diatas dalam kondisi dengan penggunaan
9. biaya yang paling efektif.
P a g e 28 | 86
kerja, kerja lembur dan pembatasan umur untuk tenaga kerja anak-anak merupakan
beberapa contoh kendala kompensasi yang berasal dari pemerintah.
Upah yang diterima bila dalam satu hari kerja jika seorang melakukam
perkerjaan yang telah ditentukan. Orang yang bekerja dengan upah harian
lepas biasanya tidak terikat kerja kepada majikan.
Upah yang diperoleh seorang berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan
dengan jumlah yang diterimanya pun bersifat tetap seperti gaji bulanan.
Besar kecilnya tingkat upah untuk buruh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
terdiri dari (Swastha dan Sukotjo 2000, 271).
Evaluasi:
P a g e 30 | 86
BAB V
MOTIVASI
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi untuk pekerja
atau karyawan pada sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka
dengan baik setelah mendapat detil info tugas di pertemuan kelima ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang motivasi untuk pekerja atau karyawan pada
sebuah perusahaan
Materi Pembelajaran
“Motivasi” pada dasarnya adalah “proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar
melakukan sesuatu yang kita inginkan”
1. Pengertian
a. Motivasi
Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti dorongan atau bahasa
Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri
sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal,
maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.
Michel J. Jucius menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan
dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan
yang dikehendaki. Menurut Dadi Permadi, motivasi adalah dorongan dari
dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif. Motivasi
adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan
P a g e 31 | 86
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya.
b. Motivasi Kerja
1) Pamela & Oloko (2015) Motivasi adalah kunci dari organisasi yang
sukses untuk menjaga kelangsungan pekerjaan dalam organisasi
dengan cara dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi
adalah memberikan bimbingan yang tepat atau arahan, sumber daya
dan imbalan agar mereka terinspirasi dan tertarik untuk bekerja dengan
cara yang anda inginkan.
2) Chukwuma & Obiefuna (2014) Motivasi adalah proses
membangkitkan perilaku, mempertahankan kemajuan perilaku, dan
menyalurkan perilaku tindakan yang spesifik. Dengan demikian, motif
(kebutuhan, keinginan) mendorong karyawan untuk bertindak.
Motivasi adalah suatu proses yang dimulai dengan kebutuhan dalam
diri manusia yang menciptakan kekosongan dalam diri seseorang
(Chukwuma & Obiefuna, 2014). Motivasi adalah suatu proses dimana
kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan
serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu.
Tujuan yang jika berhasil dicapai akan memuaskan atau memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut. (Munandar,2001).
2. Konsep motivasi
Menurut Suwanto adalah sebagai berikut:
a) Model Tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan
sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang
berprestasi.
b) Model Hubungan Manusia
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan
mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan
penting.
c) Model Sumber Daya Manusia
P a g e 32 | 86
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi
juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
P a g e 33 | 86
Perilaku (direction of behavior)
Tingkat Usaha (Level of effort)
Tingkat Kegigihan (level of persistence)
P a g e 34 | 86
pemelihara tidak menciptakan kepuasan kerja akan tetapi dapat mencegah
terjadinya ketidakpuasan kerja.
Fredick Herzberg, dkk (Wirawan, 2013) juga mengemukakan faktor lain megenai
Motivasi yaitu:
a) Supervise
b) Hubungan interpersonal
c) Kondisi kerja fisikal
d) Gaji
e) Kebijakan dan praktik perusahaan
f) Benefit dan sekuritas pekerjaan
Menurut Siagian, 2001 motivasi seorang karyawan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor-faktor internal adalah :
a) Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b) Harga diri
c) Harapan pribadi
d) Kebutuhan
e) Keinginan
f) Kepuasan kerja
g) Prestasi kerja yang dihasilkan
Sedangkan faktor-faktor eksternal yang turut mempengaruhi motivasi seseorang antara
lain :
a) Jenis dan sifat pekerjaan
b) Kelompok kerja dimana seseorang bergabung
c) Organisasi tempat bekerja
d) Situasi lingkungan pada umumnya
e) System imbalan yang berlaku dan cara penerapannya
Evaluasi:
1. Jelaskan pengertian tentang motivasi kerja!
2. Sebutkan jelaskan aspek-aspek motivasi!
3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor motivasi!
P a g e 35 | 86
BAB VI
PERENCANAAN KARIR
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan karir dan
mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah mendapat detil info tugas di
pertemuan keenam ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang perencanaan karir
Materi Pembelajaran
P a g e 37 | 86
Perencanaan karir mendorong para karyawan untuk lebih menggali
kemampuan-kemampuan potensial mereka karena mereka mempunyai
sasaran-sasaran karir tertentu
c. Mendorong pertumbuhan
Berbagai rencana dan sasaran karir memotivasi para karyawan untuk
tumbuh dan berkembang
d. Mengurangi penimbunan
Tanpa perencanaan karir, para manajer akan mudah menimbun
bawahan-bawahan kunci yang berketerampilan dan berprestasi kerja
tinggi. Perencanaan karir menyebabkan karyawan, manajer dan
departemen personalia menjadi sadar akan kualifikasi karyawan.
e. Memuaskan kebutuhan karyawan
Dengan sedikit penimbunan dan meningkatnya kesempatan untuk
tumbuh bagi karyawan, kebutuhan-kebutuhan dan penghargaan
individual, seperti penghargaan dan prestasi, akan lebih terpuaskan.
f. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui
Perencanaan karir dapat membantu para anggota kelompok agar siap
untuk jabatan-jabatan yang lebih penting. Persiapan ini akan
membantu pencapaian rancana-rencana kegiatan yang telah disetujui.
e. Menurunkan perputaran karyawan
Perencanaan terhadap karir individual akan meningkatkan kesetiaan
organisasi dan oleh karena itu menurunkan perputaran karyawan.
P a g e 38 | 86
Yaitu jabatan karir, artinya jenjang jabatan yang diperuntukkan bagi
mereka yang diarahkan ke jenjang lebih tinggi dalam organisasi.
Evaluasi:
P a g e 39 | 86
BAB VII
PRODUKTIVITAS
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan produktivitas dalam
sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah
mendapat detil info tugas di pertemuan ketujuh ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang produktivitas karyawan atau sumber daya
manusia
Materi Pembelajaran
A. Pengertian Produktivitas
Adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa
yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3).
Pengertian baku produktivitas menurut Laporan Dewan Produktivitas
Nasional adalah :
1. Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari pada hari
kemarin dan harus lebih baik dari hari ini.
2. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan hasil yang
dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang telah dioperasionalkan.
3. Produk dan produktivitas merupakan dua pengertian berbeda sebab
peningkatan produk menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai,
sedangkan produktivitas mengandung arti penambahan hasil dan perbaikan
cara pencapaian produksi tersebut.
4. SDM mempunyai peranan utama dalam proses peningkatan produktivitas
karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya
manusia.
P a g e 40 | 86
5. Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara hasil
senyatanya dengan hasil yang seharusnya dicapai.
6. Produktivitas tenaga kerja maupun dengan faktor lain : pendidikan,
ketrampilan, kedisiplinan, motivasi, upah, jaminan sosial, teknologi dan lain-
lain.
7. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan pembaharuan pandangan
hidup dan kultur serta sikap mental untuk meningkatkan mutu kehidupan.
B. Pengukuran Produktivitas
Adapun alasan perusahaan untuk mengadakan pengukuran produktivitas adalah :
1. Digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa efisien dan efektifitas
produksi sehingga memotivasi proses tersebut.
2. Digunakan sebagai sarana manajemen untuk menentukan target/ sasaran tujuan dan
digunakan sebagai pertukaran informasi antara tenaga kerja serta manajemen secara
periodik terhadap suatu masalah yang terkait.
3. Digunakan sebagai sarana pengamatan dan kontrol atas perubahan. Perubahan dari
gambaran data yang diperoleh sering nilai diagnoliknya menunjukkan kemacetan dan
rintangan dalam peningkatan kredibilitas perusahaan
P a g e 41 | 86
C. Manfaat Produktivitas
● Arti penting produktivitas bagi individu antara lain ;
1. Meningkatnya pendapatan dan jaminan sosial, hal tersebut dapat memperbesar
kemampuan atau daya untuk memberi barang dan jasa demi keperluan sehari-hari
sehingga kesejahteraannya akan lebih baik.
2. Dapat meningkatkan harkat martabat serta pengakuan terhadap potensi yang
dimiliki oleh individu yang bersangkutan.
3. Dapat meningkatkan motivasi kerja dan insentif untuk meningkatkan prestasi
● Arti penting produktivitas bagi perusahaan ada dua macam
1. Manfaat Mikro
- Penurunan ongkos-ongkos per unit
- Peningkatan kemampuan daya saing perusahaan
- Penghematan sumber-sumber daya masukan
- Peningkatan daya dalam membayar gaji dan upah
- Peningkatan kontribusi pajak
- Dapat menunjang hubungan kerja yang lebih baik
- Peningkatan kualitas produksi barang dan jasa yang dihasilkan
2. Manfaat Makro
- Dapat menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan, sebab dengan
peningkatan produktivitas, perusahaan akan memperoleh laba untuk investasi
yang baru
- Dapat membuka kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
dengan meningkatkan penghasilan dan penurunan harga-harga barang dan jasa
di pasar
- Perbaikan keadaan dan fasilitas kerja serta mutu hidup dan jaminan sosial
kerja
- Dapat menambah perluasan kesempatan kerja, hal ini terjadi karena
keuntungan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk eksport sehingga dapat
meningkatkan standar hidup dan citra karyawan.
P a g e 42 | 86
- Pada umumnya dapat mencapai landasan ekonomi yang kuat bagi peningkatan
standar hidup dan kesejahteraan manusia.
P a g e 43 | 86
Ketrampilan dan produktivitas kerja seseorang berkembang melalui
perusahaan dan di dalam pekerjaan. Ketrampilan tertentu dapat menurun atau
hilang sama sekali, sebaliknya ketrampilan yang diterapkan secara terus
menerus dapat berkembang. Rendahnya produktivitas kerja seseorang itu
ditempatkan dalam pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan ketrampilan.
7. Peningkatan Kemampuan Manajerial Pimpinan
Prinsip manajerial adalah efisiensi dengan mengurangi keborosan sumber-sumber
yang digunakan secara maksimal, termasuk barang modal, bahan mentah dan
setengah jadi dan tenaga kerja itu sendiri. Penggunaan sumber-sumber termasuk
secara berdaya guna dan berhasil (tepat guna)
8. Kebijaksanaan Pemerintah
Usaha peningkatan produktivitas sangat sensitif terhadap kebijaksanaan
pemerintah dibidang moneter, produksi investasi, perijinan usaha, teknologi, fiskal
harga, distribusi dan lain-lain.
Evaluasi:
1. Sebutkan dan jelaskan pengertian baku produktivitas!
2. Sebutkan dan jelaskan manfaat produktivitas!
3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas!
P a g e 44 | 86
BAB VIII
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pengembangan sumber
daya manusia serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik setelah mendapat
detil info tugas di pertemuan kedelapan ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang pengembangan sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
Di dalam sebuah organisasi, SDM (Sumber Daya Manusia) merupakan hal yang sangat
penting dan menjadi aspek yang harus diperhatikan. Karena SDM yang berkualitas mampu
menunjang keberhasilan di dalam organisasi dan mampu menghasilkan produk-produk yang
berkualitas. Menurut Amstrong (1997:507) pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia)
sangat berkaitan dengan kesempatan belajar, membuat program-program training dan
mengadakan evaluasi untuk program-program yang telah dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan karyawan atau pegawai dalam suatu organisasi.
P a g e 45 | 86
C. Ruang Lingkup Pengembangan SDM
1. Merencanakan SDM (Sumber Daya Manusia) yang menjadi sasaran.
2. Menerapkan pendidikan dan pelatihan.
3. Mengelola SDM (Sumber Daya Manusia) yang menjadi sasaran.
P a g e 46 | 86
b. Motivasi untuk mendapatkan keahlian-keahlian baru, sehingga pekerja
senantiasa meningkat kemampuan baik itu pengetahuan (knowledge)
maupun ketrampilan (skill). Peningkatan kemampuan ini akan mendapat
perhatian dan penghargaan dari suatu lembaga.
c. Sebagai suatu komitmen lembaga dalam melakukan komunikasi kepada
pekerja untuk mengidentifikasi fakta yang sebenarnya atas nilai-nilai
lembaga, misalnya tingkat kualitas produk, tingkat pelayanan untuk
pelanggan dan lain-lain. Komunikasi ini merupakan satu kesempatan
membuka komunikasi dua arah.
d. Mengidentifikasi persepsi segenap sumber daya manusia yang ada tentang
visi. misi, tujuan perusahaan dan kebijakan. Ini penting bagi perusahaan
dalam memahami perilaku pekerja (human behavior).
e. Secara umum, setiap pekerja mempunyai kebutuhan akan rasa puas dalam
bekerja. Pelatihan dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai tingkat
kepuasan kerja tersebut. Hal ini akan membantu seseorang untuk
memahami kenapa diperlukan perubahan serta manfaat yang akan
diperolehnya.
Hampir 90% dari pengetahuan pekerjaan diperoleh melalui metode on the job
training. Prosedur metode ini informal, observasi sederhana dan mudah serta
praktis. Pegawai mempelajari pekerjaannya dengan mengamati pekerja lain
yang sedang bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya. Aspek-aspek
lain dari on the job training adalah lebih formal dalam format. Pegawai
senior memberikan contoh cara mengerjakan pekerjaan dan pegawai baru
memperhatikannya. Metode ini dapat pula menggunakan peta-peta, gambar-
gambar, sample-sampel masalah dan mendemonstrasikan pekerjaan agar
P a g e 47 | 86
pegawai baru dapat memahaminya dengan jelas. Metode ini sangat tepat
untuk mengajarkan skill yang dapat dipelajari dalam beberapa hari atau
beberapa minggu. Manfaat dari metode ini adalah peserta belajar dengan
perlengkapan yang nyata dan dalam lingkungan pekerjaan atau job yang
jelas.
d) Metode Simulasi
P a g e 48 | 86
ini merupakan metode pelatihan yang sangat mahal, tetapi sangat
bermanfaat dan diperlukan dalam pelatihan.
e) Metode Apprenticeship
H. Tahap Pengembangan
P a g e 49 | 86
6 Penghargaan akhir proses Gelar (degree) Sertifikat (Non gelar)
Sebenarnya perbedaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu perusahaan,
menurut Soekidjo Natoatmodjo secara teoritis dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan menitikberatkan pada :
Evaluasi:
P a g e 50 | 86
BAB IX
PENILAIAN PRESTASI KERJA
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan penilaian prestasi kerja
dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik
setelah mendapat detil info tugas di pertemuan kesembilan ini.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat memahami tentang penilaian prestasi kerja karyawan atau sumber
daya manusia
2. Mahasiswa dapat memahami proses penilaian prestasi kerja karyawan atau sumber
daya manusia
Materi Pembelajaran
P a g e 51 | 86
b. Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem penilaian kinerja. Pada proses ini,
pihak manajemen menentukan kinerja pegawai yang bagaimana yang termasuk
baik dan buruk. Manajemen dalam suatu organisasi harus melakukan
perbandingan dengan nilai-nilai standar atau memperbandingkan kinerja antar
pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
c. Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja. Pihak
manajemen harus berorientasi ke masa depan untuk meningkatkan potensi
pegawai di organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dilakukan dengan
pemberian umpan balik dan pembinaan untuk meningkatkan kinerja pegawainya,
P a g e 52 | 86
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi
analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia atau komponen-komponen
lain sistem informasi manajemen personalia. Menggantungkan diri pada informasi
yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia yang diambil
tidak tepat.
8. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain
pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.
9. Kesempatan kerja yang adil
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan
penempatan internal diambil tanpa diskriminasi
10. Tantangan-tantangan eksternal
Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar lingkungan kerja,
seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-masalah pribadi lainnya.
Dengan penilaian prestasi departemen personalia mungkin dapat menawarkan
bantuan.
P a g e 53 | 86
Ada beberapa sistem pengukuran prestasi kerja para karyawan. Sistem-sistem ini
mempunyai dasar yang sama dengan sistem-sistem untuk penilaian jabatan (evaluasi
jabatan). Meskipun demikian perlulah disadari bahwa kedua jenis penilaian ini
mempunyai tujuan yang cukup berbeda. Penilaian prestasi kerja lebih ditujukan untuk
menentukan baik tidaknya seorang karyawan untuk bisa dipakai sebagai dasar promosi
misalnya. Sedangkan penilaian jabatan ditujukan untuk menentukan harga suatu jabatan,
yang pada akhirnya nanti akan disusun struktur upah yang adil dan layak.
Sistem-sistem penilaian prestasi kerja diantaranya adalah :
1. Rating Scale
Dengan metode rating scales (skala penilaian) ini, para karyawan dinilai berdasarkan
faktor-faktor yang telah ditetapkan sebelumnya (salah satu sumber utamanya
adalah job description, yang akan dibahas pada kesempatan lain dalam blog ini).
Selanjutnya, para evaluator akan menilai kinerja menurut sebuah skala yang meliputi
beberapa kategori, biasanya dalam angka 5 sampai 7, yang didefinisikan dengan kata
sifat seperti luar biasa, memenuhi harapan, atau butuh perbaikan.
Faktor-faktor yang dipilih untuk evaluasi biasanya ada dua macam:
(1) Faktor-faktor yang berhubungan dengan jabatan (job-related)
(2) Karakteristik-karakteristik pribadi.
Skor
Faktor/Karakteristik
1 2 3 4 5
Pencapaian Sasaran Kerja
Kualitas Kerja
Kedisiplinan
Inisiatif
Tanggung Jawab
Skor Kinerja (Rata-rata)
Dalam contoh di atas digunakan skala penilaian 1 sampai 5, di mana 1 = buruk, 2=
kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = istimewa.
Kelebihan metode ini adalah kemudahan dalam proses penilaian. Rater hanya tinggal
memberikan tanda silang (x) atau contreng (v) pada kolom yang sesuai untuk masing-
masing faktor atau karakteristik yang dinilai.
P a g e 54 | 86
Kelemahan contoh di atas adalah tidak jelasnya deskripsi dari faktor/karakteristik
serta skala nilai itu sendiri. Hal ini mengakibatkan rater cenderung menggunakan
perspektifnya sendiri dalam menilai. Akibatnya hasil penilaian menjadi tidak reliabel
dan lemah untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.
Untuk itu perlu dijelaskan secara lebih detail apa yang dimaksud dengan kualitas
kerja, kedisiplinan, dan seterusnya. Kriteria pemberian nilai untuk masing-masing
faktor/karakteristik juga harus dideskripsikan dengan jelas. Misalnya saja, seperti apa
perilaku yang harus ditunjukkan seorang karyawan untuk mendapat skor 5 dalam
faktor kedisiplinan.
2. Checklist
Metode penilaian checklist dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai, penilai
tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja
dan karakteristik-karakteristik karyawan. Penilai biasanya adalah atasan langsung
(sama halnya dengan metode Rating Scale). Metode checklist bisa memberikan suatu
gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi item-item yang
memadai. Meskipun metode ini praktis dan terstandarisasi, penggunaan kalimat-
kalimat yang umum mengurangi keterkaitan dengan pekerjaan. Metode checklist pada
item-item diberikan bobot penilaian.
P a g e 55 | 86
PERUSAHAAN PARAMITA
Performance Checklist
P a g e 57 | 86
Inti pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan penyelia secara bersama
menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang,
kemudian dengan menggunakan sasaran-sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja
dilakukan secara bersama-sama pula.
4. Teknik pusat penilaian
Untuk membantu identifikasi “talenta” manajemen di waktu yang akan datang,
banyak perusahaan besar mempunyai pusat-pusat penilaian.
Assessment centers adalah suatu bentuk penilaian karyawan yang distandarisasikan
dimana tergantung pada berbagai tipe penilaian dan penilai.
P a g e 58 | 86
Mengidentifikasi masalah-masalah yang mengganggu prestasi kerja karyawan.
Kemudian melalui latihan, konseling, upaya-upaya dilakukan untuk pemecahan
penyimpangan-penyimpangan.
Evaluasi:
1. Jelaskan pengertian penilaian prestasi kerja menurut para ahli!
2. Sebutkan dan jelaskan kegunaan penilaian prestasi kerja!
3. Jelaskan bagaimana sistem penilaian prestasi kerja secara tradisional!
BAB X
P a g e 59 | 86
PEMELIHARAAN TENAGA KERJA
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeliharaan tenaga kerja
dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik
setelah mendapat detil info tugas di pertemuan kesepuluh ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang pemeliharaan tenaga kerja
Materi Pembelajaran
P a g e 61 | 86
keputusan mentri harus dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Hal ini
penting untuk menghindari konflik dan intervensi serikat buruh dan pemerintah.
5. Asas Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan asas program pemeliharaan
kesejahteraan karyawan. Jangan sampai terjadi pelaksanaan pemeliharaan karyawan
yang mengakibatkan hancurnya perusahaan.
Evaluasi:
1. Jelaskan tentang permeliharaan tenaga kerja!
2. Sebutkan dan jelaskan Asas-asas pemeliharaan tenaga kerja!
3. Sebutkan dan jelaskan program pemeliharaan tenaga kerja!
BAB XI
KEPUASAN KERJA, STRESS DAN DISIPLIN
P a g e 63 | 86
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan kepuasan kerja, stress dan
disiplin dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan
baik setelah mendapat detil info tugas di pertemuan kesebelas ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang kepuasan kerja, stress dan disiplin pada
karyawan atau sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
A. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan
hidup, karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja. Berikut ini
beberapa pengertian kepuasan kerja yang diambil dari beberapa sumber:
1. Kondisi menyenangkan atau secara emosional positif yang berasal dari penilaian
seseorang atas pekerjaannya atau pengalaman kerjanya (Setiawan dan Ghozali,
2006:159).
2. Suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah
evaluasi karakteristiknya (Robbins & Judge, 2008:107).
3. Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya (Handoko, 2001:193).
4. Hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan
hal yang dinilai penting (Luthans, 2006:243).
Faktor-faktor yang memberikan kepuasan menurut Blum (1956) dalam As'ad (1999)
adalah:
P a g e 64 | 86
1. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan;
2. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan
bereaksi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan
kemasyarakatan;
3. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja,
kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju.
Ada dua faktor yang mempengaruhui kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai
dan faktor pekerjaannya (Mangkunegara, 2009:120).
1. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecerdasan khusus, umur, jenis kelamin,
kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara
berfikir, persepsi, dan sikap kerja.
2. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan),
kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan,
interaksi sosial, dan hubungan kerja.
1. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini, ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
2. Keamanan kerja. Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi
karyawan. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama
kerja.
3. Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
4. Perusahaan dan manajemen. Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang
mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
5. Pengawasan. Sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan
turnover.
6. Faktor Intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan
keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat
meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
7. Kondisi kerja. Termasuk di sini kondisi kerja tempat, ventilasi, penyiaran, kantin dan
tempat parkir.
P a g e 65 | 86
8. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan
tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja.
9. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen
banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan
pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun
prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
10. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan
standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
D. Stress Karyawan
1. Pengertian Stress
Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir
dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan
seseorang untuk menghadapi lingkungan, sebagai hasilnya pada diri para karyawan
berkembang berbagai macam gejala stress yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja
mereka. Gejala-gejala ini menyangkut baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Orang-orang yang mengalami stress bisa menjadi nervous dan merasakan kekuatiran
kronis. Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau
menunjukkan sikap yang tidak kooperatif. Lebih lanjut, mereka melarikan diri dengan
minum alkohol (minuman keras) atau merokok secara berlebihan. Disamping itu
mereka bahkan bisa terkena berbagai penyakit fisik seperti masalah pencernaan dan
atau tekanan darah tinggi serta sulit tidur.
2. Penyebab-penyebab Stress
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun
stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami
stress karena kombinasi stressors. Ada dua ketegori penyebab stress yaitu on the job
dan off the job. Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress, tergantung
pada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan mudah
menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain
tidak atau bahkan menolaknya. Bagaimanapun juga ada sejumlah kondisi kerja yang
sering menyebabkan stress bagi para karyawan. Diantara kondisi-kondisi kerja
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Beban kerja yang berlebihan
P a g e 66 | 86
2. Tekanan atau desakan waktu
3. Kualitas supervisi yang jelek
4. Iklim politis yang tidak aman
5. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
6. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
7. Kemenduaan peranan (role ombiguity)
8. Frustasi
9. Konflik antar pribadi dan antar kelompok
10. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
11. Berbagai bentuk perubahan
Dilain pihak stress karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi
diluar perusahaan. Penyebab-penyebab stress “off the job” antara lain :
1. Kekuatiran finansial
2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak
3. Masalah-masalah fisik
4. Masalah-masalah perkawinan (misal : perceraian)
5. Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal
6. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara
P a g e 67 | 86
Akhirnya bila stress menjadi terlalu besar, prestasi kerja akan mulai menurun, karena
stress mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan untuk
mengendalikannya menjadi tidak mampu untuk mengambil keputusan-keputusan dan
perilakunya menjadi tidak teratur. Akibat paling ekstrim adalah prestasi kerja menjadi
nol, karena karyawan menjadi sakit atau tidak kuat bekerja lagi, putus asa, keluar atau
“melarikan diri’ dari pekerjaan dan mungkin diberhentikan.
E. Disiplin
Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional.
Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu preventif dan korektif.
1 Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyelewengan-
penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin
diri diantara para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri
mereka bukan semata-mata karena dipaksa manajemen.
Manajemen mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan suatu iklim disiplin
preventif dimana berbagai standar diketahui dan dipahami. Bila para karyawan tidak
mengetahui standar-standar apa yang harus dicapai, mereka cenderung menjadi salah
arah atau gratik. Disamping itu, manajemen hendaknya menetapkan standar-standar
secara positif dan bukan secara negatif seperti “jaga keamanan” bukan “jangan
ceroboh”. Mereka biasanya juga perlu mengetahui alasan-alasan yang melatar
belakangi suatu standar agar mereka dapat memahaminya.
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran
lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut
tindakan pendisiplinan (disciplinary action) sebagai contoh, tindakan pendisiplinan
bisa berupa peringatan atau skorsing.
Sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan
mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menajtuhkan karyawan yang berbuat salah.
Maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan diwaktu yang akan datang
P a g e 68 | 86
bukan menghukum kegiatan di masa lalu. Pendekatan negatif yang bersifat
menghukum biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan,
seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, kelesuan, dan ketakutan
pada atasan. Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan secara ringkas adalah sebagai
berikut :
1. Untuk memperbaiki pelanggar
2. Untuk menghalangi para karyawan yang lain melakukan kegiatan-kegiatan yang
serupa
3. Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif
Bentuk tindakan pendisiplinan yang terakhir adalah pemecatan. Tindakan ini sering
dikatakan sebagai kegagalan manajemen dan departemen personalia, tetapi pandangan
tersebut tidak realistik. Tidak ada manajemen maupun karyawan yang sempurna,
sehingga hampir pasti ada berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan. Kadang-
kadang lebih baik bagi seorang karyawan untuk pindah bekerja di perusahaan lain.
Bagaimanapun juga, organisasi mempunyai batas kemampuan yang dapat dicurahkan
untuk mempertahankan seorang karyawan jelek.
Evaluasi:
1. Apa yang dimaksud dengan kepuasan kerja dan jelaskan faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja!
2. Sebutkan penyebab stress!
3. Sebutkan dan jelaskan tentang pengertian displin dan tipe disiplin!
BAB XII
KESEHATAN-KESELAMATAN-KEAMANAN KERJA (K3)
P a g e 69 | 86
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan kesehatan keselamatan
keamanan kerja (K3) dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas
mereka dengan baik setelah mendapat detil info tugas di pertemuan keduabelas ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang kesehatan keselamatan keamanan kerja (K3)
Materi Pembelajaran
1. Pengertian K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga
merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat,
yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja “Undang- Undang ini
mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja”. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan.”Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan
sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara
berkala.
Program kesehatan (health), Keselamatan (safety) dan Keamanan (security) atau biasa
disebut K3, merupakan hak karyawan dalam perusahaan yang harus dipenuhi oleh
pemberi kerja. Pengertian dari ketiga hal tersebut adalah :
a. Kesehatan (health): keadaan umum dari kesejahteraan fisik, mental dan emosional
b. Keselamatan ( Safety) : kondisi dimana kesejahteraan fisik orang-orang dilindungi
c. Keamanan (security) : perlindungan untuk karyawan dan fasilitas organisasional
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan kerja (KKK) akan menciptakan
tewujudnya pemeliharaan karyawan yang baik oleh sebab itu harus ditanamkan
pada individu karyawan. Tujuannya agar muncul kesadaran pentingnya
keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahan. KKK merupakan
P a g e 70 | 86
tindakan kontrol preventif yang mendorong terwujudnya pemeliharaan karyawan
yang baik. Dilakukan dengan penyuluhan dan pembinaan.
2. Bentuk-Bentuk K3 dalam Perusahaan
Program kesehatan dan keselamatan kerja dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
diantaranya adalah :
a. Membuat kondisi kerja aman
b. Melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan kecelakaan dengan mengendalikan
praktek-prakatek manusia yang tidak aman
c. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat
d. Memberikan pelayanan kesehatan dengan menyediakan dokter organisasi dan klinik
kesehatan
3. Tanggungjawab K3 dalam Perusahaan
Tanggungjawab K3 dalam perusahaan terdiri atas Unit SDM dan para Manajer Unit.
SDM berkewajiban menyusun program dan menyediakan fasilitas K3, sedangkan para
Manajer bertugas mengawasi dan mengontrol praktek K3 pada setiap karyawan. Secara
detail tugas tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
4. Pendekatan Manajemen K3
P a g e 71 | 86
Manajemen K3 dalam perusahaan harus dilakukan program – program pendekatan
dalam pelaksanaanya diantaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan Organisasional
a. Merancang pekerjaan
b. Mengembangkan dan mengimplementasikan pekerjaan
c. Menggunakan komite-komite keselamatan
d. Mengkoordinasikan investigasi kecelakaan
2. Pendekatan Teknik Mesin
a. Merancang lokasi dan peralatan kerja
b. Meninjau peralatan
c. Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi
3. Pendekatan Individual
a. Menguatkan motivasi dan sikap keselamatan
b. Memberikan pelatihan keselamatan karyawan
c. Memberikan program penghargaan
d. Keselamatan melalui insentif
P a g e 72 | 86
b. Gangguan tidur
Gangguan tidur yang muncul pada pekerja pabrik biasanya diakibatkan
oleh pergantian shift dari pagi, siang, dan malam. Gangguan tidur
berhubungan dengan terganggunya ritme sirkadian atau jam biologis
tubuh. Tidak hanya pekerja yang mendapat shift malam, orang yang
diharuskan mulai bekerja dari subuh juga dapat mengalami gangguan
tidur. Rotasi shift pada pekerja pabrik memegang peranan penting dalam
siklus tidur pekerja. Pekerja mungkin tidak dapat tidur pada siang hari dan
akhirnya tidak mampu bekerja secara maksimal saat shift malam Anda.
Diagnosis gangguan tidur pada pekerja pabrik biasanya ditegakkan oleh
dokter menggunakan jurnal tidur. Pekerja akan ditanya jam kerja, kapan
Pekerja tidur, berapa lama waktu tidur, dan bagaimana perasaan pekerja
saat bangun tidur. Dokter juga akan menanyakan apakah pekerja sering
merasa lelah atau ketiduran saat bekerja. Selain itu ada alat yang disebut
actigraphy, dipakai menyerupai jam, alat ini akan mengukur pergerakan
pekerja saat siang dan malam hari. Gangguan tidur dapat menyebabkan
konsentrasi pekerja berkurang sehingga meningkatkan risiko terjadinya
kecelakaan baik kecelakaan kerja maupun kecelakaan di perjalanan.
3. Stress
Bagi pekerja pabrik sumber stres dapat berasal dari banyak aspek,
misalnya, Pekerjaan yang monoton dan begitu-begitu saja makan akan
merasa tidak punya kendali atas pekerjaan dan tidak memiliki kekuasaan
untuk membuat keputusan. Kemampuan yang dimiliki tidak terpakai
dalam pekerjaan. Perasaan was-was kehilangan pekerjaan. Bayaran yang
rendah tetapi tuntutan kerja yang tinggi. Tidak adanya jenjang karir.
Pekerja pabrik juga rentan mengalami masalah sosial, jika misalnya
pekerja mendapat shift malam atau berja pada Sabtu dan Minggu maka
kehidupan sosialnya dapat terganggu karena kebanyakan orang
beraktivitas di siang hari dan bersantai di akhir pekan. Selain karena
pengaruh lingkungan, stress juga dapat diakibatkan oleh respon tubuh
terhadap perubahan ritme sirkadian. Perubahan jam tidur karena rotasi
shift kerja dapat menyebabkan gangguan hormon dan berujung pada
stress.
P a g e 73 | 86
4. Kegemukan
Penelitian yang dilakukan pada pekerja pabrik di suatu industri di Italia
menyatakan bahwa pekerja pabrik yang memiliki jam kerja shift ternyata
lebih banyak mengalami obesitas jika dibandingkan dengan pekerja yang
jam kerjanya teratur setiap harinya. Pekerja shift juga memiliki tekanan
darah sistolik yang lebih tinggi karena dipengaruhi oleh bertambahnya
kadar lemak dalam tubuh. Selain itu, tanda-tanda sindrom metabolik juga
lebih banyak terdapat pada pekerja shift. Hal ini berhubungan dengan
kerja ritme sirkadian atau jam biologis tubuh. Saat pekerja makan di
malam hari, kerja hormon-hormon dalam tubuh sudah berada dalam fase
istirahat sehingga ketika ada makanan masuk, dibutuhkan usaha yang
lebih untuk mencerna makanan.
5. Penyakit degeneratif
Suatu penelitian menyatakan adanya kenaikan risiko menderita kanker
pada wanita yang bekerja shift. Jam kerja shift menyebabkan jam biologis
tubuh menjadi tidak sinkron, meningkatkan kemungkinan menderita
diabetes, kegemukan, hingga depresi. Jam kerja malam dan kelelahan juga
berkontribusi pada risiko menderita penyakit jantung. Salah satu
penelitian melihat gejala-gejala sindrom metabolik pada pekerja shift,
sindrom metabolik terdiri dari:
Gejala-gejala ini banyak ditemui pada para pekerja yang memiliki jam
kerja dari pukul 8 malam sampai 4 pagi. Sindrom metabolik
meningkatkan risiko pekerja untuk menderita penyakit degeneratif di
kemudian hari seperti diabetes, serangan jantung, kanker, dan lain-lain.
P a g e 74 | 86
Evaluasi:
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja?
2. Mengapa K3 penting bagi perusahaan?
3. Jelaskan tanggungjawab K3 dalam perusahaan?
BAB XIII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
P a g e 75 | 86
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan pemutusan hubungan
kerja dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan baik
setelah mendapat detil info tugas di pertemuan ketigabelas ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang pemutusan hubungan kerja karyawan atau
sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
A. Pengertian
Berikut beberapa pengertian pemberhentian/pemutusan karyawan menurut para pakar.
1. Dalam pembahasan tentang pemberhentian karyawan, Ranuprodjo dan
Husnan (1982: 110) menyebutkan bahwa pemberhentian tidak lain adalah
pemutusan hubungan kerja. Alasan yang biasa dikemukakan dalam
pemberhentian adalah karena karyawan-karyawan tersebut dianggap tidak
mampu lagi bekerja pada organisasi dengan baik. Namun, ada pula karena
kondisi perusahaan yang memburuk.
2. Menurut Manullang (1972) pemberhentian pegawai adalah pemutusanhubungan
kerja antara suatu badan usaha dengan seseorang atau beberapa orang pegawai
karena suatu sebab tertentu.
3. Pemberhentian didefinisikan sebagai pemutusan hubungan kerja antaraseorang
atau beberapa orang pegawai dengan perusahaan yang timbul/terjadi karena
perjanjian kerja mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai
pegawai (IG Wursanto, 1988:187).
Pada Tahun 2003 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketebagakerjaan yang mengatur tentang perlindungan hukum bagi tenaga kerja.
Dalam hukum ketenagakerjaan, pekerja adalah setiap orang yang bekerja pada orang lain
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Imbalan dalam bentuk lain yang
dimaksud adalah berupa barang atau benda yang nilainya ditentukan atas dasar
kesepakatan pekerja dan pengusaha. Dengan demikian siapapun yang bekerja pada orang
lain dengan kompensasi mendapatkan upah, dia adalah pekerja/buruh/karyawan (Libertus
Jehani, 2006). Dalam setiap hubungan kerja pun akan memasuki suatu tahap dimana
P a g e 76 | 86
hubungan kerja akan berakhir atau diakhiri oleh salah satu pihak. Berdasarkan hal
tersebut di atas sering terjadi perselisihan antara pengusaha dengan pekerja. Perselisihan
tersebut merupakan suatu hal yang lumrah karena telah menjadi kodrat manusia. Undang-
Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1 Angka 25 menjelaskan bahwa definisi Pemutusan
Hubungan Kerja ( PHK ) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu
yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara buruh dan pekerja.
Mengenai PHK itu sendiri secara khusus juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang Penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial. Ada 4 jenis
perselisihan hubungan industrial yaitu :
a) Perselisihan Mengenai Hak
b) Perselisihan Kepentingan
c) Perselisihan pemutusan hubungan kerja
d) Perselisihan antara serikat pekerja
P a g e 77 | 86
Pada waktu omset perusahaan menurun tajam misalkan pada waktu terjadi krisis
ekonomi atau sebab-sebab lain, maka tidak ada piliha lain keculai
memberhentikan sementara atau merumahkan karyawannya. Disini karyawan
masih punyai ikatan dengan perusahaan. Hal ini berbeda dengan pemecatan,
dimana karyawan telah putus hubungan dengan perusahaan dan mereka bebas
mencari pekerjaan lain. Biasanya untuk menarik kembali karyawan yang
dirumahkan telah diatur dalam perjanjian, termasuk urutan (senioritas)
karyawan yang diprioritaskan dipanggil terlebih dahulu
b. Pemecatan (fired)
Tindakan ini sebenarnya dilakukan perusahaan sudah merupakan pilihan
terakhir dan sebelumnya harus telah didahului dengan peraturan-peraturan yang
harus ditaati, sanksi-sanksi yang akan diberikan jika melanggar, seperti misalnya
skorsing dan karyawan juga telah diberi peringatan-peringatan. Pelanggaran-
pelanggaran yang pada umumnya dilakukan karyawan diantaranya :
- Lalai dalam melaksanakan tugas (sering tidak hadir tanpa ijin)
- Inefisiensi dalam bekerja
- Suka membuat keributan di tempat kerja
- Melakukan kecurangan, manipulasi, pencurian
Hal-hal tersebut yang akhirnya dapat menyebabkan adanya tindakan
pemecatan dari perusahan
c. Penempatan ke luar (outplacement )
Dalam hal ini karyawam diberhentikan tetapi perusahaan membatu
penempatan ke luar atau dicarikan pekerjaan lain, terutama untuk karyawan
yang telah lama bekerja. Pemberhentian ini disebabkan dari pihak perusahaan
melakukan pengurangan karyawan dan bukan karena karyawan tersebut
melakukan kesalahan atau kurang cakap dalam bekerja.
d. Demosi (sebagai alternatif pemberhentian)
Maksud demosi disini adalah proses untuk memindahkan karyawan ke tingkat
pekerjaan yang tanggung jawabnya lebih rendah dan akan diikuti pula dengan
pengurangan upah/ gaji. Seorang karyawan mungkin menjadi kurang terampil
dengan berkembangnya teknologi baru atau karena usia semakin lanjut, maka
demosi merupakan alternatif pemberhentian.
e. Pemensiunan
P a g e 78 | 86
Karyawan yang telah memasuki usia tertentu akan berhenti bekerja atau
meninggalkan perusahaan karena pensiun. Memasuki masa pensiun ini
karyawan akan mendapatkan tunjangan pensiun yang dibayarkan setiap bulan
maupun berupa pesangon sekaligus. Karyawan dapat pula mengajukan
pensiun sebelum waktunya (pensiun muda) karena alasan pribadi atau
perusahaan menghendaki karyawan dipensiunkan lebih awal karena ada
pengurangan staf.
C. Perhitungan uang penghargaan masa kerja atas pemutus hubungan kerja dari
perusahaan
Berdasarkan pasal 156 UU Ketenegakerjaan mengatur bahwa apabila terjadi PHK
pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon atau uang penghargaan masa kerja dan
uang penggantian hak yang seharusnya diterima oleh pekerja/buruh. Perhitungan uang
pesangon yang seharusnya diterima ditetapkan sebagai berikut:
2. Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 bulan upah
3. Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun, 2 bulan upah
4. Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun, 3 bulan upah
5. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun, 4 bulan upah
6. Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun, 5 bulan upah
7. Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 6 bulan upah
8. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun, 7 bulan upah
9. Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun, 8 bulan upah
10. Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 upah
11. Masa kerja 24 tahun lebih, 10 bulan upah
Evaluasi:
1. Jelaskan penyebab pengunduran diri dari pihak karyawan!
2. Jelaskan penyebab pemberhentian dari pihak perusahaan!
3. Sebutkan dan jelaskan perhitungan uang penghargaan masa kerja atas pemutus
hubungan kerja dari perusahaan!
BAB XIV
P a g e 79 | 86
HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan hubungan industrial
Pancasila dalam sebuah perusahaan serta mampu mengerjakan tugas mereka dengan
baik setelah mendapat detil info tugas di pertemuan keempatbelas ini.
Kompetensi Dasar
- Mahasiswa dapat memahami tentang hubungan industrial Pancasila terhadap
karyawan atau sumber daya manusia
Materi Pembelajaran
1. Pengertian
Hubungan Industrial Pancasila adalah hubungan antara para pelaku dalam proses
produksi barang dan jasa (pekerja, pengusaha dan pemerintah) didasarkan atas nilai
yang merupakan manisfestasi dari keseluruhan sila-sila dari pancasila dan Undang-
undang 1945 yang tumbuh dan berkembang diatas kepribadian bangsa dan
kebudayaan nasional Indonesia.
3. Landasan
P a g e 80 | 86
a. Hubungan Industrial Pancasila mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan
landasan konstitusional adalah UUD’45. secara operasional berlandaskan
GBHN serta ketentuan-ketentuan pelaksanaannya yang diatur oleh
pemerintah.
b. Hubungan industrial pancasila juga berlandaskan kepada kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah untuk menciptakan keamanan nasional dan
stabilitas nasional.
4. Pokok pokok pikiran dan pandangan industrial pancasila
a) Keseluruhan sila-sila dari pada pancasila secara utuh dan bulat yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
b) Pengusaha dan pekerja tidak dibedakan karena golongan, kenyakinan, politik,
paham, aliran, agama, suku maupun jenis kelamin.
c) Menghilangkan perbedaan dan mengembangkan persamaan serta perselisihan
yang timbul harus diselesaikan melalui musyawarah untuk mufakat.
5. Pelaksanaan hubungan industrial pancasila
a) Lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit
1. Lembaga kerjasama bipartite dikembangkan perusahaan agar
komunikasi antar pihak pekerja dan pihak pengusaha selalu berjalan
dengan lancar.
2. Lembaga kerjasama tripartite dikembangkan sebagai forum
komunikasi, konsultasi dan dialog antar ketiga pihak tersebut.
b) Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
1. Melalui kesepakatan kerja bersama dapat diwujudkan suatu proses
musyawarah dan mufakat dalam mewujudkan kesepakatan kerja
bersama.
2. Dalam kesepakatan kerja bersama semangat hubungan industrial
pancasila perlu mendapat perhatian.
3. Setiap kesepakatan kerja bersama supaya paling sedikit harus memiliki
suatu pendahuluan/mukadimah yang mencerminkan falsafah hubungan
industrial pancasila.
6. Kelembagaan penyelesaian perselisihan industrial
a) Lembaga yang diserahi tugas penyelesaian perselisihan industrial perlu
ditingkatkan peranannya melalui peningkatan kemampuan serta integritas
P a g e 81 | 86
personilnya.
b) Kelembagaan penyelesaian perselisihan baik pegawai perantara, arbitrase
P4D/P4P yang berfungsi dengan baik akan dapat menyelesaikan perselisihan
dengan cepat, adil, terarah dan murah.
7. Azas-azas Dalam Hubungan Industrial Pancasila
Dalam mencapai tujuannya, Hubungan Industrial Pancasila mendasarkan diri pada
azas-azas pembangunan yaitu :
a) azas Manfaat
b) azas Usaha bersama dan kekeluargaan
c) azas Demokrasi
d) azas Adil dan merata
e) azas Peri kehidupan dalam kesinambungan
f) azas Kesadaran Hukum
g) azas Kepercayaan
Dalam pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila berdasarkan kepada dua azas kerja
yaitu :
Sedangkan sebagai manifestasi dari kedua azas di atas, maka HIP mendasarkan diri
kepada 3 (tiga) azas kerja sama, yaitu bahwa pekerja dan pengusaha merupakan
teman seperjuangan dalam :
a) Proses produksi, berarti mereka wajib bekerja serta membantu kelancaran
usaha
b) Dalam pemerataan menikmati hasil perusahaan, berarti hasil usahanya
dinikmati bersama dengan bagian layak/ sesuai dengan prestasinya.
c) Dalam bertanggung jawab, kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara,
masyarakat sekeliling, pekerja dan keluarganya dan kepada pengusaha dimana
mereka bekerja.
P a g e 82 | 86
a) HIP mengakui dan meyakini bahwa bekerja bukan hanya bertujuan untuk
sekedar mencari nafkah saja, akan tetapi sebagai pengabdian kepada
Tuhannya, kepada sesama manusia, kepada masyarakat, bangsa dan negara.
b) HIP menganggap pekerja bukan hanya sekedar faktor produksi belaka, tetapi
sebagai manusia pribadi dengan segala harkat dan martabatnya. Karena itu
perlakuan pengusaha kepada pekerja bukan hanya dilihat dari segi
kepentingan produksi belaka, akan tetapi haruslah dilihat dalam rangka
meningkatkan harkat dan martabat manusia. HIP melihat antara pekerja dan
pengusaha bukanlah mempunyai kepentingan yang bertentangan akan tetapi
mempunyai kepentingan yang sama yaitu kemajuan perusahaan. Karena
dengan perusahaan yang majulah semua fihak akan dapat meningkatkan
kesejahteraan.
c) Dalam HIP setiap perbedaan pendapat antara pekerja dan pengusaha harus
diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat yang
dilakukan secara kekeluargaan. Karena itu penggunaan tindakan penekanan
dan aksi-aksi sepihak seperti mogok, penutupan perusahaan (lock out) dan
lain-lainnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip HIP.
d) Di dalam pandangan HIP terdapat keseimbangan antara hak dan kewajiban
kedua belah pihak dalam perusahaan. Keseimbangan itu dicapai bukan
didasarkan atas perimbangan kekuatan (balance of power), akan tetapi atas
dasar rasa keadilan dan kepatuhan. Disamping itu juga HIP juga mempunyai
pandangan bahwa hasil-hasil perusahaan yang dicapai berdasarkan kerja sama
antara pekerja dan pengusaha, harus dapat dinikmati secara adil dan merata
sesuai dengan pengobanan masing-masing.
a) Dalam HIP dituntut adanya saling pengertian antara karyawan dan pengusaha.
Disatu pihak, pengusaha perlu menyadari dan mengakui bahwa :
i. Karyawan perlu diajak berperan serta di dalam memecahkan persoalan-
persoalan perusahaan.
ii. Karyawan menghendaki agar pengusaha dapat memberikan upah yang
layak
iii. Karyawan menghendaki diberi tanggung jawab terhadap pekerjaannya dan
diberi kesempatan untuk berkembang.
P a g e 83 | 86
iv. Karyawan menginginkan adanya ketenangan, kepastian kerja dan diberi
kesempatan untuk mengutarakan keluhan-keluhannya serta memperoleh
tanggapan yang wajar dari pengusaha
Di pihak karyawan dan Serikat Pekerja harus menyadari dan mau menerima
keadaan, bahwa :
i. Fungsi memimpin dan mengendalikan perusahaan berada di tangan
pengusaha yang perlu dukungan dari karyawan atau Serikat Pekerja.
ii. Di samping memberikan upah/ gaji dan kesejahteraan bagi karyawan,
pengusaha masih harus menjamin keperluan-keperluan lain, seperti;
perluasan usaha, penggantian barang-barang modal, pemberian
deviden untuk para pemilih modal dan pembayaran pajak.
iii. Pengusaha mempunyai wewenang untuk memilih dan mengangkat
karyawan untuk suatu pekerjaan tertentu
iv. Keanggotaan karyawan dalam Serikat Pekerja tidaklah berarti
mengurangi kesetiaan
Evaluasi:
1. Sebutkan dan jelaskan tujuan Hubungan Industrial Pancasila!
2. Sebutkan azas-azas Hubungan Industrial Pancasila!
3. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri Hubungan Industrial Pancasila!
P a g e 84 | 86
DAFTAR PUSTAKA
Circadian Rhytms Fact Sheet. (2012, November). Retrieved from National Institute of
General Medical Sciences:
https://www.nigms.nih.gov/Education/Pages/Factsheet_CircadianRhythms.aspx
Edwin B, Flippo, 1995, Principles of Personal Management, Mc. Graw Hill Book co inc.
Gary Dester 1995, Manajemen Personalia, Teknik dan Konsep Modern, Erlangga, Jakarta
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia: untuk bisnis yang kompetitif, 2000,
Gadjah Mada University Press.
Handoko, Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE Jogja.
Harrington, J. M. (2001). Health Effects of Shift Work and Extended Hours of Work.
Occupational Environmental Medicine, 68-72.
Hurley, T. (n.d.). BLue Collar Job Stress. Retrieved from Love to Know:
http://stress.lovetoknow.com/Blue_Collar_Job_Stress
Henry Simamora, 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, bagian Penerbitan STIE YKPN,
Yogyakarta
Lorenzo, L. D., Pergola, G. D., Zocchetti, C., L’Abbate, N., Basso, A., Pannacciulli, N., . . .
Soleo, L. (2003). Effect of shift work on body mass index: results of a study performed in
319 glucose-tolerant men working in a Southern Italian industry. International Journal of
Obesity, 1353-1358.
Luthans, Fred. 2006. Prilaku Organisasi edisi 10. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, 2006 Edisi Revisi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Payment J. Simanjutak, 1980, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, FE-UI, Jakarta
Price, M. (2011, January). The Risk of Night Work. Retrieved from American Psychological
Association: http://www.apa.org/monitor/2011/01/night-work.aspx
P a g e 85 | 86
Robins, Stepent P. dan Timoty A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta:Salemba Empat.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Santrock, Jhon, W. 2008. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Schwarz, H. (2013, March 5). Eating times affect circadian rhythm, study finds. Retrieved
from Yale News: http://yaledailynews.com/blog/2013/03/05/eating-times-affect-circadian-
rhythm-study-finds/
Shift Work Sleep Disorder. (2014, November 14). Retrieved from WebMD:
http://www.webmd.com/sleep-disorders/guide/shift-work-sleep-disorder-topic-overview
Ryanti, D.B.P & Prabowo, H. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum 2. Jakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma
P a g e 86 | 86