Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS UJI KANDUNGAN MINUMAN SERBUK JAHE MERAH DI SKALA INDUSTRI

FARMASI FISIK 1

DI SUSUN OLEH :

NAMA : BAIQ MULYANTI IRMA PRATIWI

NIM : F202101002

KELAS : F1

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini yang berjudul
“ ANALISIS UJI KANDUNGAN MINUMAN SERBUK JAHE MERAH DI SKALA INDUSTRI” dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa Bermanfaat bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 14 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………………....

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………………………….


1.2. Rumus Masalah………………………………………………………………………………………………………………………………….
1.3. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB 11 PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………………………….

2.1 . Pengertian Jahe Merah……………………………………………………………………………………………………………………..

2.2. Definisi Industri…………………………………………………………………………………………………………………………………

2.3 . Bahan Dan Alat………………………………………………………………………………………………………………………………….

2.4. Metode Penelitian………………………………………………………………………………………………………………………………

2.5. Pembuatan Serbuk Minuman Jahe Merah………………………………………………………………………………………….

2.6. Manfaat serbuk minuman jahe merah………………………………………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………………..

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jahe merupakan salah satu jenis tanaman dari subtanaman holtikultura, yaitu tanaman
biofarmaka atau tanaman obat. Dari ribuan jenis tanaman biofarma yang sangat dibutuhkan
dunia, yang sudah dikembangkan Indonesia untuk komoditas andalan ekspor baru 13 jenis
dengan jahe sebagai komoditas andalan yang ditandai dengan perluasan areal dan produksi
paling besar diantara 12 jenis tanaman lainnya (Hesti dan Cahyo, 2013).
Jahe adalah tanaman yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan dunia, karena
kekhasannya yang tidak dapat digantikan dengan tanaman lain. Jahe dapat merangsang
kelenjar pencernaan, membangkitkan nafsu makan sehingga bagus untuk pencernaan. Rasa
dan aromanya yang pedas dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat. Minyak
atsiri jahe bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, anti inflamasi dan anti bakteri.
Dalam dunia kuliner, jahe merupakan peranan yang penting, baik sebagai suatu komponen
makanan dan minuman atau sebagai salah satu komponen bumbu dapur. Hasil olahan jahe
sangat populer karena memiliki aroma segar, tajam, dan rasanya pedas. Jahe dapat diolah
menjadi berbagai produk pangan. Jahe dapat dijadikan bahan sayur, salad, acar, asinan atau
jahe kristal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan daya guna jahe dan nilai ekonominya dapat dilakukan
dengan penganekaragaman jenis produk olahan jahe. Kekurangan dari jahe yaitu tidak tahan
lama karena mengandung banyak air sehingga mudah busuk untuk mengatasi hal tersebut jahe
dapat diolah menjadi manisan, sehingga setelah diolah menjadi manisan akan menambah daya
simpan dari jahe. Selain digunakan untuk masakan, jahe juga berguna untuk kesehatan. Jahe
dapat digunakan untuk penyakit seperti sariawan, pereda flu, kerusakan gigi, migren, jerawat,
dan nyeri pinggang (Murdijati dan gardjito, 2013)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumus masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana kandungan minuman serbuk jahe merah di skala industri.
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui kandungan minuman serbuk jahe merah di skala industri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 . Pengertian Jahe Merah


Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) merupakan salah satu spesies jahe yang
tersebar di wilayah Indonesia. Jahe merah secara mor- fologis mirip dengan jahe biasa, tetapi
rhizome dari jenis ini lebih kecil dan lebih pedas, ber- warna merah di luarnya dengan kuning
hingga merah muda untuk bagian dalamnya (Ibrahim et al. 2008). Genus Zingiber terdiri dari ±
85 spe- sies herba yang tersebar di Asia Timur dan Australia bagian tropis. Banyak jahe
tersebut yang digunakan sebagai makanan dan peng- obatan tradisional untuk berbagai
penyakit (Sabulal et al. 2006). Sebagai tanaman herbal, jahe telah lama digunakan di berbagai
negara seperti China, India, dan Arab untuk mengobati penyakit (flu, sakit kepala, demam,
mual, dan rematik) (Ali et al. 2008).
Jahe biasanya dimakan mentah atau dimasak sebagai sayuran dan juga sering digunakan
sebagai bumbu dan kondimen (Larsen et al. 1999). Namun, sekarang daya guna jahe semakin
berkembang, tidak hanya disajikan secara tradi- sional, tetapi juga dimodifikasi dengan
sentuhan teknologi untuk meningkatkan umur simpan dan daya tarik konsumen. Oleh karena
itu, sekarang muncul berbagai jenis pangan olahan jahe, misal minuman instan, permen jahe,
asinan jahe, jahe dalam sirup, manisan kering jahe, kopi jahe, dan lain-lain.
Salah satu industri rumah tangga pangan yang memproduksi minuman jahe merah instan
terletak di desa binaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Insitut Perta-
nian Bogor (LPPM-IPB), yaitu Kampung Obat Desa Benteng, Ciampea, Bogor. Banyak masya-
rakat yang mengolah tanaman-tanaman obat dengan membuka industri-industri skala rumah
tangga pangan. Usaha itu merupakan salah satu mata pencaharian sampingan warga yang
tinggal di sekitar kampung tersebut. Menurut Kusnan- dar et al. (2011), industri pengolahan
pangan skala industri kecil dan menengah memberikan kesempatan yang baik bagi seseorang
untuk menjadi wirausahawan.
Kegiatan pengabdian dan penelitian ini bertujuan untuk mempelajari formulasi minu- man
jahe merah instan (Zingiber officinale var. Rubrum) yang optimum dan perbandingan ke- larutan
dengan aquades yang dianggap paling efektif, menerapkan keamanan pangan pada industri
rumah tangga di Desa Benteng, Ciam- pea, Bogor, dan mengkaji aspek finansial pro- duksi
minuman instan pada skala rumah tangga.
2.2. Definisi Industri
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri
2.3 . Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya adalah bahan untuk formulasi dan
bahan untuk analisis. Bahan untuk formulasi diantaranya, gula merah, jahe merah, lada hitam,
dan cabai jawa. Sedangkan bahan analisis, diantaranya CaCO3, Na-oksalat, larutan pb-asetat
jenuh, larutan glukosa standar, pereaksi An- throne, methanol, air destilata, HCl, H2SO4, to-
luene, alkohol, H3BO3, K2SO4, dan NaOH-Na2S2O3. Alat yang digunakan adalah kompor,
panci, wa- jan, blender, ayakan, sudip, cawan, desikator, oven, tanur, labu kjeldahl, labu lemak,
gelas piala, labu takar 100 ml, tabung reaksi tertutup, pipet, penangas air, kuvet spektrometer,
chro- mameter CR-300 minolta.
2.4. Metode Penelitian
Metodologi penelitian ini dibagi menjadi lima tahapan penelitian, yaitu mempelajari karak-
teristik IRTP minuman jahe merah instan, formulasi minuman jahe merah instan, analisis kimia,
pengajuan PIRT, dan analisis kelayakan usaha. Tahapan awal bertujuan untuk mengetahui kea
daan IRTP-nya yang kemudian akan dilakukan perbaikan oleh peniliti, dengan me- lakukan
langkah selanjutnya, yaitu tahapan for- mulasi untuk memperoleh formula yang akan dijadikan
sebagai patokan untuk menjadi for- mula tetap yang nantinya akan dibuatkan SOP oleh peneliti
untuk IRTP minuman jahe merah instan, kemudian dilakukan analisis kimia dari produk yang
formulanya telah tetap. Tahap se- lanjutnya, dilakuan pengajuan permohonan SPP- IRT ke
Dinas Kesehatan, dan terkahir dilakukan analisis kelayakan usaha.
2.5. Pembuatan Serbuk Minuman Jahe Merah
Pembuataan SERBUK minuman jahe merah diawali dengan menyiapkan beberapa bahan
penting seperti jahe merah, gula, cabai jawa, lada hitam, garam, dan air. Ada tiga formula yang
digunakan dalam pembuatan minuman jahe merah. Ketiga formula dibedakan dari jumlah
ekstrak jahe merah yang digunakan. Selain itu, dilakukan perhitungan rendemen dengan basis
750 g . Selanjutnya, diagram alir proses pembuatan minuman jahe merah .
2.6. Manfaat serbuk minuman jahe merah
1. Untuk meredahkan nyeri haid
2. untuk memperkuat system imun
3. Untuk meredahkan nyeri otot
4. Untuk mengatasi masalah pencernaan
5. Untuk anti penuaan kangker
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpilam
Pada awalnya, industri rumah tangga mi- numan jahe merah yang dimiliki Ibu Sekaryati
belum memiliki formula yang standar dan belum tersedia fasilitas yang memadai. Namun
setelah pendampingan, akhirnya didapatkan formula standar untuk produk jahe merah,
perbaikan fa- silitas, dan perbaikan kemasan dan label sesuai dengan PP No. 69 tahun 1999.
Hasil analisis penentuan formula terbaik menunjukkan formula C dengan perbandingan gula
dan jahe merah sebesar 3:1 merupakan formula yang terbaik. Setelah didapat formula terbaik
dan dilakukan perbaikan, maka produk didaftarkan untuk mendapatkan sertifikat PIRT.
Rangkaian prosedur telah dilaksanakan secara bertahap dan nomor PIRT yang diperoleh
adalah 6123201011009. Berdasarkan analisis kela- yakan usaha yang dilakukan, usaha
pembuatan minuman jahe merah
DAFTAR PUSTAKA
Ali BH, Blunden G, Tanira MO, Nemmar A. 2008. Some phytochemical, pharmacological dan
toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): A review of recent research.
Food and Chemical Toxicology.
Antara NT. 1997. Aplikasi teknik kokristalisasi dalam pengembangan produk minuman sehat.
Prosiding Seminar Teknologi Pangan.
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). 2003. Pedoman Sertifikasi Produk Pangan
Industri Rumah Tangga. Jakarta (ID): BPOM RI.
Bennion M, Scheule B. 2004. Introductory Foods. Mishawaka (US): Prentice Hall.
Earle RL. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan (Terjemahan Nasution MZ).
Jakarta (ID): Sastra Hudaya.

Anda mungkin juga menyukai