CJR Eko Industri - Anisa Sanas
CJR Eko Industri - Anisa Sanas
Ekonomi Industri
Disusun Oleh:
Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memeberikan berkat serta penyertaannya kepada kita semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Review Jurnal mengenai Kajian Stratejik Kelola Usaha
Pada Industri Kecil Agel Dan Penguatan Ekonomi Industri Kecil Dan Menengah
Melalui Platform Klaster Industri
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan,
Oleh karena itu saya sangat mengaharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun dan menyempurnakan laporan saya ini, saya berharap semoga
penulisan ini dapat membantu dan menambah wawasan bagi kita semua.
\
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Identitas jurnal ....................................................................... 1
1.2. Pendahuluan .......................................................................... 1
BAB II RINGKASAN JURNAL
2.1. Abstrak .................................................................................... 3
2.2. Pendahuluan ............................................................................ 4
2.3. Landasan Teori ....................................................................... 5
2.4. Metodologi Penelitian ............................................................. 5
2.7. Kesimpulan ............................................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN JURNAL
3.1. Pembahasan Jurnal Review .................................................... 9
3.2. Evaluasi Jurnal Review .......................................................... 10
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ............................................................................. 12
4.2. Saran ....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
RINGKASAN JURNAL
1. Jurnal utama
2.2. PENDAHULUAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta bahan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Rusman, 2009: 3). UU. No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, kurikulum
1
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen kurikulum adalah suatu system pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen
berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh karena
itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan dalam mengelola kurikulum
secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi
dan misi lembaga pendidikan tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah
ditetapkan.
Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat
memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga
pendidikan selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi
kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber
dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
2
BAB II RINGKASAN JURNAl
2.1. ABSTRAK
a. Jurnal Utama :
IKM anyaman agel adalah salah satu sub sektor IKM kerajinan yang mampu
menggerakkan ekonomi dan menjadi ikon kabupaten Kulon Progo. Agel diperoleh dari
hasil pembelahan bagian atas pucuk daun Corypha Gebanga .Teknologi yang digunakan
masih sangat sederhana namun mampu merambah ke pasar manca Negara seperti USA,
Eropa, Australia, Malaysia, Jepang. Tahun 1998, meski kondisi Negara Indonesia
mengalami krisis moneter, dimana banyak perusahaan besar sedang tiarap , justru para
pelaku industri agel mengalami “golden era”. Tahun 2009 Realisasi ekspor kerajinan
agel dari Kulon Progo mencapai volume 831.000 kg dengan nilai $ 1.138.800. Luas
panen tanaman gebang di Kulon Progo hanya tinggal 47 Ha dengan produktivitas 0,83
ton/Ha/tahun . Hasil dari luas panen tanaman agel di Kulon Progo diperkirakan hanya
mampu mensuplay kurang dari 1 % kebutuhan bahan baku padahal pasar kerajinan
anyaman agel masih sangat terbuka. Oleh karena itu Model Bauran Pemasaran dari
Craven,1994 diharapkan dapat menggambarkan strategi kelola usaha pada IKM
anyaman agel di Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara alamiah
IKM anyaman agel sudah membentuk klaster industri tersendiri untuk memenuhi bahan
baku, menerapkan strategi agar proses produksi dapat berlanjut, mempromosikan &
memasarkan produk, menerapkan strategi harga, kesemua hal tersebut bermuara pada
kepuasan pembeli /pelanggan.
B. Jurnal Pembanding
3
production. The facts in many countries show how the comparative advantages have
shifted from natural based economy and low cost of work force to knowledge based
economy. Thus, the ability of IKM to create, access and comercialize new knowledge to
global market will determine continual competitiveness.
2.2. PENDAHULUAN
A. Jurnal Utama
Sampai saat ini perekonomian kita masih dihadapkan pada situasi yang kurang
menguntungkan. Krisis ekonomi regional berdampak luas terhadap perekonomian
Indonesia, menyebabkan menurunnya kegiatan hampir semua sektor termasuk di sektor
industri. Indonesia yang mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 dan meluas
menjadi krisis multi dimensi telah menyebabkan kemunduran berbagai kegiatan
ekonomi rakyat berupa terganggunya kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.
Permasalahan tersebut telah membawa dampak pada meningkatnya pengangguran dan
jumlah penduduk miskin, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan (Dirjen IKM,
2006; Aca,2007; Kuncoro,2006). Kemiskinan pedesaan (rural poverty) merupakan salah
satu topik pokok yang tidak dapat dipisahkan dari masalah pembangunan, terutama di
Negara-negara berkembang seperti Indonesia yang sebagian besar penduduknya tinggal
di daerah pedesaan termasuk kawasan sekitar hutan (Usman
B. Jurnal Pembanding
Globalisasi merupakan suatu fenomena yang mendorong perusahaan di tingkat
mikro ekonomi untuk meningkatkan efisiensi agar mampu bersaing di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional. Dengan globalisasi yang menyatukan pasar dan
kompetisi investasi internasional meningkatkan tantangan sekaligus peluang bagi semua
perusahaan baik kecil, menengah maupun besar. Untuk menghadapai globalisasi maka
diperlukan daya saing yang kuat. Daya saing merupakan kemampuan perusahaan,
industri, daerah, negara, atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan
faktor pekerjaan yang relatif tinggi dan berkesinambungan untuk menghadapi
persaingan internasional. Daya saing industri merupakan fenomena di tingkat mikro
perusahaan sehingga kebijakan pembangunan industri nasional harus didahului dengan
mengkaji sektor industri secara utuh sebagai dasar pengukurannya. Pengembangan
4
ekonomi lokal bukanlah hal yang baru, tetapi konsep pengembangan ekonomi lokal dan
teknik implementasinya terus berkembang. Secara umum pengembangan ekonomi
regional atau lokal pada dasarnya adalah usaha untuk penguatan daya saing ekonomi
lokal untuk pengembangan ekonomi daerah dan akumulasi kegiatan tersebut akan
berpengaruh besar pada pengembangan daya saing ekonomi nasional dan penguatan
daya saing ekonomi nasional.
A. Jurnal Utama
Industri kerajinan merupakan sub sektor industri kecil menengah (IKM) yang
menjadi tulang punggung penggerak perekonomian Indonesia. Kedudukan IKM sangat
strategis dalam perekonomian nasional karena jumlah unit usahanya yang cukup besar
(+ 3,4 juta), dan menyerap tenaga kerja + 8,5 juta (Dirjen IKM, 2006). Catatan data dari
Kementrian UKM jumlah Usaha Mikro dan Usaha Kecil pada tahun 2006 sebanyak
48.822.925 atau 99,77 % persen dari total pelaku usaha di Indonesia. Data dari BPS ,
pada tahun 2004 Industri Kecil Kerajinan dan Rumah Tangga (IKKR) sendiri berjumlah
2,7 juta unit usaha dengan menyerap 6,5 juta pekerja (60,22 %) dari seluruh pekerja
yang dibutuhkan oleh sektor industri pengolahan secara keseluruhan. Sedangkan dari
hasil Survey Usaha Terintegrasi tahun 2004 yang dilakukan oleh BPS (SUSI-04)
tercatat 17,14 juta usaha tidak berbadan hukum diluar kategori lapangan usaha pertanian
dan perikanan dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 30,55 juta jiwa. Karakteristik
industri kecil menengah antara lain berskala mikro, tersebar di seluruh Indonesia, padat
karya, investasi relative kecil dan menghasilkan nilai tambah tinggi, entry barrier
rendah (menggunakan teknologi sederhana sampai madya, dan tidak memerlukan skill
yang tinggi), sumber penciptaan wirausaha baru, memiliki tingkat fleksibilitas tinggi
dalam mengantisipasi dinamika perubahan pasar dan tahan terhadap gejolak krisis
ekonomi (Dirjen IKM, 2006). Laporan tersebut juga mencatat bahwa tahun 2005 potensi
IKM anyaman mencapai 631.993 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak
1.254.491 orang menghasilkan nilai produksi Rp. 4,91 trilyun lebih, dan memiliki nilai
ekspor lebih dari US$ 17,34 juta.
5
B. Jurnal Pembanding
industri saat ini merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Hal itu
karena sektor ini merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia
selama sepuluh tahun terakhir. Misalnya pada tahun 2002, sektor industri pengolahan
diperkirakan mencapai lebih dari seperempat atau 25,01 persen komponen pembentukan
Produk Domestik Bruto (PDB), sementara sektor pertanian hanya menyumbang sekitar
17,47 persen. Pertumbuhan sektor industri juga mengalami berbagai macam kendala
sehingga kurang optimal. Kendala-kendala tersebut menyebabkan melemahnya daya
saing yang dimiliki oleh industri sehingga menjadi kurang kompetitif. Beberapa bentuk
kendala dalam sektor industri dijelaskan pada Gambar 2. Beberapa faktor yang dianggap
dapat menghambat daya saing industri antara lain : rendahnya produktivitas,
infrastruktur yang kurang mendukung, peningkatan biaya produksi dan keterbatasan
inovasi. Jika diamati lebih lanjut maka bisa dilihat bahwa rendahnya produktivitas
sektor industri kita disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia,
rendahnya penguasaan teknologi, dan keterbatasan kapasitas produksi. Di sisi lain
peningkatan biaya produksi diakibatkan oleh bertambahnya beban pungutan yang harus
dibayarkan oleh perusahaan akibat banyaknya perda, birokrasi yang bertele-tele dan
pelaksanaan otonomi daerah. Selain itu harga bahan bakar yang naik, upah minimum
yang meningkat juga semakin memberatkan perusahaan. Akibatnya cost yang harus
ditanggung perusahaan sangat tinggi yang berdampak pada tingginya harga produk yang
ditawarkan. Perusahaan menjadi tidak kompetitif lagi di pasar dan kalah bersaing
dengan industri luar negeri..
A. Jurnal Utama
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penilitian dilakuakan di IKM agel Sentolo, Kab. Kulon Progo, dan penelusuran
sumber bahan baku di Dupok, Bangkalan dan desa Bulusari Grajagan, Banyuwangi,
industri pemintalan agel di Kapasan, Kecamatan Nguling, Kab. Pasuruan, serta
6
penelusuran pemasaran pada eksportir dan pedagang kerajinan anyaman di Pasar
Beringharjo, Yogyakarta..
2. obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah produk yang dihasilkan pada tiap-tiap rantai produksi.
Sejak dari produk yang dihasilkan dari kebun untuk bahan baku, pengolahan awal,
pengolahan lebih lanjut, finishing produk dilakukan oleh skala/subrantai industri yang
berbeda, dimana masing-masing sub-rantai industri menerapkan strategi bauran produk
yang lebih spesifik dan berbeda dengan sub-rantai industri lainnya. Berikut ini adalah
Gambaran Rantai Produk Industri anyaman agel yang menjadi obyek penelitian.
7
2.5. KESIMPULAN
A. Jurnal Utama
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dijelaskan pada pembahasan
diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu bahwa :
1. Secara teori para pelaku usaha pada IKM anyaman Agel barangkali tidak
menekuni, namun demikian secara praktek dapat dilihat fakta di lapangan
bagaimana mereka menerapkan strategi pengembangan usaha, kemudian
memanfaatkan peluang, bertahan terhadap krisis, membangun jaringan distribusi
bahan baku maupun produk, menerapkan strategi harga, menerapkan promosi
dari mulut ke mulut adalah penerapan unsur-unsur dalam teori manajemen
strategi.
2. Jaringan distribusi dari bahan baku sampai ke pemasaran terbentuk secara
alamiah karena saling membutuhkan. Pada Kebijakan Industri hal tersebut
membentuk apa yang disebut sebagai klaster industri. Aturan secara formal tidak
begitu diterapkan, namun yang paling berperan adalah menjaga kepercayaan.
Sekali berbuat curang, sulit untuk memperbaiki, dan menjadi pembicaraan meski
sudah bertahuntahun kemudian.
3. Secara alamiah para perajin melakukan strategi menyesuaikan kemampuan yang
dimiliki. Tak banyak perajin yang melakukan pengembangan strategi agar
usahanya bertambah maju .Kebanyakan dan jumlahnya mencapai jutaan, strategi
bertahan adalah yang dipilih, sehingga meski telah puluhan tahun menekuni
profesi kondisinya tak jauh berbeda dengan awalawal mereka berusaha. Banyak
pula yang IKM anyaman yang tidak mampu bertahan akhirnya menerapkan
strategi gulung tikar agar tidak semakin merugi
Jurnal Pembanding
Berdasarkan hasil analisis adalah sebagai berikut : Tiga agenda yang perlu
direkomendasikan untuk meningkatkan daya saing IKM. Pertama, pemerintah diminta
menerapkan standar formal, seperti perpajakan dan lingkungan yang ketat sehingga
8
IKM terdorong untuk meningkatkan kualitas manajemen dan usahanya. Kedua,
pemerintah dan badan donor diminta mempertimbangkan kupon spesifik (specific
voucher) dan skema matching grant yang akan menyediakan subsidi kepada IKM yang
memerlukan bantuan dari provider komersial dalam memprosess registrasi formalisasi
bisnis dan mengembangkan strategi bisnis jangka panjang. Skema seperti ini
menggantikan free-of-charge training (pelatihan bebas biaya) yang diselenggarakan
pemerintah. Ketiga, pemerintah hendaknya mendorong peningkatkan kualitas provider
dengan memajukan standar akreditasi yang diterima secara internasional dan
meningkatkan pelatihan akademik yang relevan serta memfasilitasi akses ke informasi
umum mengenai kecenderungan pasar dan teknologi.
9
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
10
merugi
Strategi harga yang banyak bergantung pada pemesan di atasnya menimbulkan
apa yang disebut ”Trickle down effecttetesan ke bawah” dari para juragan besar yang
mendapat order dari para eksportir atau dari pemilik modal yang lebih besar ke pemilik
modal yang lebih kecil/ rendah kedudukannya
11
meningkatkan pelatihan akademik yang relevan serta memfasilitasi akses ke informasi
umum mengenai kecenderungan pasar dan teknologi.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Setelah ke dua jurnal ini maka reviewer menyimpulkan bahwa jurnal ini sangat
baik untuk dibaca dan dihayati karena jurnal ini dapat digunakan sebagai panduan dalam
ekonomi khususnya dalam bidang Perindustrian . jurnal ini juga akan mengajar kita dan
membuka pengetahuan kita tentang
Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur
organisasi yang memfasilitasi masalah-masalah kurikulum dan mensponsori kegiatan
perbaikan industri kecil Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk
mengetahui berbagai hal yang ditujuakan bagi anak-anak mereka melalui perumusan
tujuan pendidikan.
.
4.2. SARAN
Review menyarankan kepada pembaca agar mencari jurnal ini dan menjadikan
sebagai topik bacaan, karena nilai daam jurnal ini sangat berfungsi bagi kita secara
umum. Penemuan dalam penelitian jurnal ini sangat berhubungan dengan dengan
kehidupan kita, sehingga tidak ada salahnya kita menggunakan jurnal ini sebagai
panduan kita untuk membantu sekolah sekolah yang dimana sangat susah dan sulit
dalam mengatur dan mengelola kurikulumnya sendiri.
13