Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER GANJIL TAHUN 2021

NAMA : EVA S :
NPM : 2186131013
PROGRAM/KELAS : S-2/A
MATA KULIAH : Filsafat Pendidikan Islam
DOSEN : 1. Prof. Dr. Wan Jamaluddin, M.Ag.
2. Dr. Jamal Fakhri, M.Ag.
1. Jelaskan bagaimana pandangan Islam tentang hakikat manusia! Penjelasan
meliputi siapa manusia, tujuan penciptaannya, unsur-unsur bawaan manusia,
potensi, tugas, dan fungsi manusia dengan merujuk pada ayat-ayat al-Quran,
al-Hadits, dan pandangan ulama muslim.
Jawab
a. Pandangan islam tentang hakikat manusia
Manusia adalah makhluk pilihan yang dimuliakan oleh Allah dari makhluk
ciptaan yang lainnya, dengan segala keistimewaan yang ada pada
manusia,
seperti akal manusia yang mampu membedakan antara yang baik dan
yang buruk, kemudian memilihnya. Allah SWT menciptakan manusia
dengan sebaik-baiknya cipta (ahsanutaqwim), dan menundukkan alam
semesta baginya agar dia dapat memakmurkan dan memelihara
kemudian melestarikan keberlangsungan hidup di alam semesta ini.
Dengan hatinya manusia dapat memutuskan sesuatu sesuai dengan
petunjuk Robbnya, dengan raganya, diharapkan aktif untuk menciptakan
karya besar dan tindakan yang benar, hingga ia tetap pada posisi
kemuliaan yang sudah diberikan Allah kepadanya seperti ahsanu taqwim,
ulul albab, rabbaniun dan lai-lain. Maka, dengan semua sifat kemuliaan
dan semua sifat insaniah yang ada dengan kekurangan dan keterbatasan,
Allah SWT menugaskan misi khusus kepada umat manusia untuk menguji
dan mengetahui mana yang jujur, beriman dan dusta dalam beragama.

b. Tujuan penciptaam manusia


1) Khalifah
Khalifah adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga ke-
maslahatan dan kesejahteraan dunia. Tujuan penciptaan manusia
sebagai khalifah juga tertuang dalam QS. al-An’am ayat 165 yang
berbunyi:
”Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
2) Agar manusia mengetahui kebesaran Allah
Tujuan manusia diciptakan menurut Islam berikutnya adalah agar
manusia senantiasa mengetahui maha kuasanya Allah SWT. Ini
meliputi pemahaman bahwa seluruh alam semesta, termasuk bumi,
tata surya dan seisisnya terbentuk atas kuasa Allah SWT. Hal tersebut
telah dijelaskan dalam QS at-Thalaq: 12 yang berbunyi: “Allah-lah
yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah
berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-
Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-
benar meliputi segala sesuatu."
3) Mengemban amanah
Tujuan manusia diciptakan menurut Islam juga untuk mengemban
amanah. Tujuan ini berupa kesanggupan manusia memikul beban
taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Tujuan penciptaan manusia ini
mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah
dan mematuhi perintah tersebut. Hal ini sesuai dengan QS al-Ahzab
ayat 72 yang berbunyi: ”Sesungguhnya kami Telah menge- mukakan
amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”. Amanah
yang sudah ditetapkan tersebut agar tidak dikhianati, baik amanah dari
Allah SWT dan RasulNya maupun amanah antara sesama manusia.
4) Beribadah kepada Allah
Tujuan manusia diciptakan menurut Islam yang paling utama adalah
untuk beribadah dan bertakwa pada Allah. Manusia pada umumnya
diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan
ayat QS.Adz Dzariyat: 56 yang berbunyi:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzariyat: 56) Telah dijelaskan
dalam QS.Adz Dzariyat: 56, Allah berfirman Dia menciptakan manusia
dan jin semata-mata agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah
menciptakan manusia bukan hanya untuk sekedar tidur, bekerja,
makan maupun minum melainkan untuk melengkapi bumi ini dan
beribadah kepada-Nya. Menurut tafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyah:
"bahwa tujuan Allah menciptakan kita manusia serta jin dan makhluk
lainnya di bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Allah tidak
mungkin menciptakan makhluk begitu saja tanpa pelarangan atau
perintah". Tujuan ini mendidik manusia untuk senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
c. Unsur bawaan manusia
Manusia itu terdiri dua unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Kedua
unsur tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Unsur jasmani manusia itu berasal dari tanah dan akan kembali ke
tanah. Sedangkan unsur ruhani manusia itu diciptakan oleh Tuhan dan
akan kembali kepada-Nya. Dengan adanya roh yang tinggi yang
mengandung akal pikiran yang akan menimbulkan sifat kemanusiaan
sehingga dapat dibedakan manusia itu dengan makhluk lain.

d. Potensi manusia
Ada beberapa potensi yang membuat manusia lebih unggul dan
sangat erat hubungannya dengan agama:
1) Manusia keturunan Adam as, fisiknya berasal dari tanah, bukan dari
hewan.
2) Mempunyai bentuk dan struktur fisik yang relative lebih baik dan
sempurna.
3) Memiliki ruh dan jiwa (potensi akal, emosi, kesadaran,dan kemauan.
4) Potensi hidayah (fitrah/instink, indera, akal, agama (wahyu), dan taufik
(bimbingan secara langsung).
5) Diberikan potensi oleh Allah berbuat baik atau berbuat buruk (Asyams
[91]:78)
6) Diberi amanah sebagai khalifah Allah di muka bumi (QS. Al Baqarah
[2]: 30), kedudukan sebagai hamba Allah (QS. Ad-Dhaariyat[51]:56).
7) Semua yang diciptakan di alam semesta untuk manusia (QS.Al
Baqarah [2]: 29 dan QS. Al Araaf (7:179)

e. Tugas dan fungsi manusia


Manusia merupakan makhluk yang dianugerahi akal dan pikiran serta hati
nurani. Dalam Islam, setidak-tidaknya terdapat tiga tujuan penciptaan
manusia.
1) Menyembah kepada Allah
Alquran surah adz-Dzariyat ayat 56 menerangkan tujuan pertama.
Artinya, “Dan Aku (Allah) tidaklah menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”. Dengan demikian, fitrah
kemanusiaan adalah menjadi hamba Allah SWT. Sifat menghamba
tidak boleh ditujukan kepada siapapun selain Allah Ta’ala.
2) Sebagai Khalifah
Dalam surah al-Baqarah ayat 30 dijelaskan tentang tugas manusia
sebagai khalifah Allah di muka bumi. Surah yang sama memuat dialog
antara Allah dan para malaikat tentang penciptaan manusia.
Terjemahannya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman:
‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’.
Maknanya, di muka bumi hidup berbagai macam makhluk. Namun,
hanya manusia yang menyandang fungsi pemimpin. Manusia dapat
memanfaatkan segala yang tumbuh di atas bumi untuk kelangsungan
hidupnya. Bagaimanapun, manusia mesti mengelola sumber daya
dengan penuh tanggung jawab. Allah menciptakan keteraturan di
muka bumi. Maka dari itu, manusia tidak boleh merusak harmoni yang
sudah diciptakan-Nya.
3) Berdakwah
Hal ini terutama diemban bagi orang-orang yang beriman kepada Allah
SWT. Yang didakwahkan adalah Islam, sebagai satu-satunya agama
yang diridhai di sisi Allah Ta’ala. Dakwah yang dilakukan dapat melalui
lisan dan perbuatan. Sasarannya dimulai dari diri sendiri, keluarga,
karib kerabat, dan komunitas setempat. Dakwah yang dijalankan tidak
boleh dengan paksaan atau penghakiman. Dengan menarik simpati,
orang-orang akan tertarik untuk mendalami agama ini.

2. Bagaimana implikasi pandangan Islam tentang manusia tersebut terhadap


pendidikan? Penjelasan mencakup makna pendidikan, tujuan pendidikan,
kurikulum dan metode pendidikan, pendidik dan peserta didik, lingkungan
pendidikan, kewajiban belajar dan mengajar dalam perspektif Islam.
Jawab
a. Implikasi manusia menurut Islam terhadap Pendidikan
Hakekat manusia dalam konsep Islam, dapat dilihat implikasi
penting konsep terbsebut dalam hubunganya dengan pendidikan
Islam, yaitu:
1) manusia adalah makhluk yang memiliki dua komponen materi
dan immateri (jasmani dan rohani), maka konsepsi itu
menghendaki proses pembinaan yang mengacu ke arah realisasi
dan pengembangan komponen-komponen tersebut. Hal ini berarti
bahwa sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep
kesatuan (integrasi) antara pendidikan qalbiyah dan aqliyah sehingga
mampu menghasilkan manusia muslim yang pintar secara
intelektual dan terpuji secara moral. Jika kedua komponen itu
terpisah atau dipisahkan dalam proses kependidikan Islam, maka
manusia akan kehilangan keseimbangannya dan tidak akan
pernah menjadi pribadi-pribadi yang sempurna (insan kamil).
2) Al-quran menjelaskan bahwa fungsi penciptaan manusia di alam
ini adalah sebagai khalifah dan ‘abd. Untuk melaksanakan fungsi
ini Allah SWT mebekali manusia dengan seperangkat potensi.
Dalam konteks ini, maka pendidikan Islam harus merupakan upaya
yang ditujukan ke arah pengembangan potensi yang dimiliki
manusia secara
maksimal, sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk kongkrit,
dalam
kompetensi-kompetensi yang bermuatan hard skill dan soft skill.
3) Fungsionalisasi pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya
sangat bergantung kepada sejauh mana kemampuan umat Islam
menterjemahkan dan merealisasikan konsep tentang hakekat
manusia dan fungsi penciptaanya dalam alam semesta ini. Dalam
hal ini, pendidikan Islam harus dijadikan sarana yang kondusif bagi
proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya Islami dari satu
generasi kepada generasi berikutnya. Posisi manusia sebagai
khalifahdan ‘abd menghendaki program pendidikan yang
menawarkan sepenuhnya penguasaan ilmu pengetahuan secara
totalitas, agar manusia tegar sebagai khalifah dan taqwa sebagai
dari aspek ‘abd.
Jadi implikasi pandangan Islam tentang manusia terhadap pendidikan
adalah:
1) Sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep
kesatuan (integrasi) antara pendidikan qalbiyah dan aqliyah
sehingga mampu menghasilkan manusia muslim yang pintar
secara intelektual danterpuji secara moral.
2) Pendidikan Islam harus merupakan upaya yang ditujukan ke arah
pengembangan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal,
sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk kongkrit, dalam
kompetensi-kompetensi yang bermuatan hard skill dan soft skill.
3) Pendidikan Islam harus dijadikan sarana yang kondusif bagi
proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya Islami dari satu
generasi kepada generasi berikutnya.
4) Konsep hakekat manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam
semesta harus sepenuhnya diakomodasikan dalam perumusan
teori-teori pendidikan Islam melalui pendekatan kewahyuan,
empirik keilmuan dan rasional filosofis.
5) Proses internalisasi nilai-nilai Islam kedalam invividu atau
pribadi seseorang harus dapat dipadukan melalui peran individu
maupun orang lain (guru), sehingga dapat meperkuat
terwujudnya kesatuan pola dan kesatuan tujuan menuju
terbentuknya mentalitas yang sanggup mengamalkn nilai dan
norma Islam dalam diri insan kamil.

Anda mungkin juga menyukai