Anda di halaman 1dari 65
a 8 2 3a 7 & S sy x K-} 4 eee 5 8 a al __ Se2 Ta stg ais BSs BPE B58 FE BSB SE gee 85 S26 $2 826 £2 828 & Ze 3 = c BS: ¢ s 5 £5 2 4 : g PDGK4301/MODUL 2 ei a Pendahuluan alam Modul 1 Anda telah mempelajari konsep dasar penilaian proses dan hasil belajar. Dengan pemahaman tersebut Anda sudah dapat mengetahui bahwa untuk ‘mengukur ketercapaian suatu kompetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur. Jika kompetensi yang akan dicapai lebih dominan dalam ranah kognitif maka tes merupakan alat ukur yang tepat. Tetapi jika kompetensi yang akan dicapai berada dalam ranah afektif dan psikomotor maka tes bukan alat ukur yang valid. Alat ukur yang valid untuk ‘mencapai kompetensi tersebut adalah non-tes, misalnya skala sikap, asesmen kinerja, dan portofolio. Pada Modul 2 ini Anda akan diajak untuk mempelajari lebih dalam tentang tes. Seperti telah Anda ketahui bahwa jenis tes yang paling banyak digunakan di sekolah adalah tes objektif dan tes uraian. Untuk dapat mengembangkan tes yang baik ada beberapa langkah yang harus Anda ikuti yaitu Anda harus memahami bagaimana cara menulis tes yang baik sesuai dengan tata cara atau kaidah yang telah ditentukan, membuat perencanaan tes dan menulis butir soal berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. Untuk mempermudah Anda dalam mempelajari Modul 2 ini maka pembahasan mengenai tes akan disajikan dalam tiga kegiatan belajar. Kegiatan Belajar 1 akan ‘membahas tentang keunggulan dan kelemahan tes objektif dan tes uraian serta bagaimana cara meminimalkan dan mengatasi kelemahan keduajenis tes tersebut. Kegiatan Belajar 2 akan membahas tentang Konstruksi tes objektif dan tes uraian serta bagaimana cara penulisan tes objektif dan tes uraian yang baik. Pada Kegiatan Belajar 3 akan membahas bagaimana merencanakan tes yang baik agar tes tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur. Jika Anda mempelajari modul ini dengan baik maka Anda akan dapat: menjelaskan keunggulan tes objektif dan tes uraian; ‘menjelaskan kelemahan tes objektif dan tes uraian; ‘memilih jenis tes yang tepat untuk mengukur hasil belajar; menulis tes yang baik; memperbaiki kelemahan tes objektif dan tes uraian, ‘merencanakan tes; ‘menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam _penyusunan perencanaan tes, noweene JikaAndatelah memiliki keterampilan dalam menulistes yangbaik, dapat membuat, perencanaan tes yang baik dan dapat menulis butir soal yang berdasarkan perencanaan maka salah satu kompetensi Anda sebagai seorang guru yaitu sebagai seorang evaluator akan semakin meningkat. Dengan bekal ini Anda akan dapat mengembangkan set tes objektif yang dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya sehingga Anda akan dapat mengukur hasil belajar siswa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. “Selamat belajar dan semoga sukses” irr lel} Belajar Keunggulan dan Kelemahan 1 Tes F akta di lapangan menunjukkan bahwa tes merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan di sekolah untuk mengukur hasil belajar siswa. Ada dua jenis tes yang digunakan di sekolah yaitu tes objektif dan tes uraian, Tes objektif sering digunakan sedangkan tes uraian sering digunakan pada saat ulangan harian, Pada saat memilih, salah satu jenis tes yang akan digunakan mestinya sudah didahului dengan pertimbangan mengapa memilih salah satu jenis tes tersebut, Penentuan jenis tes berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur, Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, Anda harus paham kelemahan dan keunggulan kedua jenis tes tersebut. Untuk memperoleh jawaban tersebut, cermatilah Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Perbandingan Antara Tes Objektif dan Tes Uraian 1, Proses berpikir Dapat digunakan untuk mengukur Dapat digunakan untuk mengukur yang ingin semua jonjang proses berpikir semua jonjang proses berpikir Waktu Pertumbuhan populasi yang seimbang yang terjadi secara alamiah di alam cenderung mengikuti pola pertumbuhan populasi seperti grafik nomor a. 1 b. ©, a aun Seperti soal ragam B, C, dan D ragam soal E tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan. 2 » 2) 9 Bagaimana Mengkonstruksi Tes Objektif yang Baik? Beberapa saran yang lavak dipertimbangkan dalam mengkonstruksi tes B —S Kalimat atau pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar atau salah, Hindari pernyataan yang membingungkan atau yang bermakna ganda Contoh Kurang baik: B-S Bagi pemeluk agama Islam, pada saat shalat menghadap ke barat. Lebih baik: B-S Bagi pemeluk agama Islam, pada saat shalat menghadap ke Kabah. Bagi umat Islam yang ada di Indonesia maka pada saat melakukan shalat memang menghadap ke arah barat karena qiblat (arah ka’bah) yang terletak di Arab Saudi posisinya berada di sebelah barat dari Indonesia tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi umat Islam yang berada di benua Eropa atau Amerika. Hindari penulisan butir soal B~ S yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak ‘mengulur kompetensi tetapi konstruksilah butir soal B~ S yang dapat mengukur hasil belajar yang lebih penting dan bermakna. Contoh: Kurang baik: B-S Kongres Pemuda Il diadakan di Jakarta pada tanggal 26-28 Oktober 1928, Lebih baik B-S_ Salah satu tujuan diadakannya Kongres Pemuda It di Jakarta adalah untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Menanyakan tujuan diadakannya Kongres Pemuda II lebih penting daripada hanya menanyakan kapan diadakannya Kongres Pemuda IL Upayakan butir soal B - S menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan Contoh: Kurang baik: B-S Hukum Newton I menyatakan bahwa setiap benda akan bergerak lurus beraturan atau diam jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Lebih baik: 4) 5) 6) 0 B-S__Penumpang bis yang duduk pada saat bis berjalan dengan kecepatan 80 km per jam akan terdorong ke depan apabila bis tersebut di rem secara mendadak. Pada contoh soal yang pertama siswa hanya diminta untuk mengingat bunyi hukum Newton I sedangkan pada contoh soal ke dua peserta dituntut untuk mampu menggunakan hukum Newton I tersebut. Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda Contoh: Kurang baik: B-S Tidak ada langkah dalam penelitian yang tidak penting. Lebih baik: B-S —_ Semua langkah dalam penelitian adalah penting, Penggunaan pemnyataan negatif cenderung membingungkan siswa. Jika Anda terpaksa harus menggunakan pernyataan negatif maka ungkapan negatif tersebut harus dicetak tebal sehingga siswa mengetahuinya. Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks. Contoh: Kurang baik: B-S Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat penting bagi tubuh walaupun diperlukan dalam jumlah yang sedikit schingga kalau seseorang ‘kekurangan vitamin maka ia akan menderita suatu penyakit Lebih baik: B-S —_ Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan penyakit biri-bir Pada contoh soal pertama, pernyataan yang dibuat terlalu kompleks dan ini cenderung membingungkan siswa dalam menjawab. Sedangkan pada contoh kedua pemnyataan yang dibuat cukup sederhana dan jelas. Pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah harus dibuat seimbang dalam hal panjang pendeknya kalimat. Hal ini menjadi penting karena secara alamiah ada kecenderungan bahwa pernyataan yang benar itu dibuat dalam bentuk kalimat ‘yang panjang karena pernyataan tersebut harus dibuat dengan setepat-tepatnya, Jumlah jawaban untuk pernyataan yang benar hendaknya seimbang dengan jumlah pemyataan yang salah dan urutan jawaban yang benar dan salah hendaknya diatur sedemikian rupa schingga siswa tidak mudah untuk menebak. b, dy 2) Beberapa saran yang lavak dipertimbangkan dalam menulis tes menjodohkan Pernyataan-pernyataan di bawah kolom pertama (premis) dan kolom kedua (respons) harus terdiri dari kelompok pemnyataan yang homogen Contoh: Kurang baik: Kolom pertama Kolom kedua Penemu pesawattelepon a,_-—-‘Bernapas dengan insang Proses fotosintesis b. —_Udara yang bergerak kan lumbs-tumba Graham Bell Angin d. Mamalia air 6 James Watt f Tumbuhan hijau Lebih baik: Kolom pertama Kolom kedua Penemu pesawat telepon a, James Watt Penemu mesin uap b Gregor Mendel —- Penemu benua Amerika ¢. Charles Darwin Penemu hukum-hukum d. Graham Bell genetika Christopher Columbus f Robert Hooke Jumlah pernyataan dalam kolom kedua hendaknya dibuat lebih banyak dari jumlah pernyataan dalam kolom pertama Contoh: Kurang baik: Kolom pertama Kolom kedua Penemu pesawat telepon a. James Watt Penemu mesin wap b. Gregor Mendel Penemu benua Amerika c. Christopher Columbus —— Penemuhukum-hukum — d._—_Robert Hooke genetika Lebih Baik: Kolom pertama Kolom kedua Penemu pesawat telepon a. James Watt Penemu mesin wap b. Gregor Mendel — Penemu benua Amerika ¢, Charles Darwin 3) 4) PDGK4301/MODUL 2 i genetika ¢. Christopher Columbus £ Robert Hooke Jika pernyatean pada premis dan respon dibuat dalam bentuk kalimat maka penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari pemyataan pada premis, Contoh: Kurang baik: Kolom pertama Kolom kedua 1, Sultan Agung, a, Mengueapkan Sumpah Palapa 2. Pangeran Diponegoro b. Berusaha_ membawa Aceh ke puncak kejayaan. 3. Gajah Mada cc. Melakukan_penyerangan terhadap Belanda di Batavia, 4. Sultan Iskandar yah d. Raja Demak pertama. . _Melakukan perlawanan_terhadap Belanda pada Tahun 1825 ~ 1830. 4. Penyebar agama Islam di Jawa. Lebih baik: Kolom pertama Kolom kedua -~ 1, Terkenal dengan Sumpah_—a,_—_‘Sultan Iskandar Syah Palapanya. b. Raden Patah — 2. Berusaha membawa Aceh ke ©. Gajah Mada puneak kejayaan, 4. Pangeran Diponegoro Melakukan penyerangan ¢. — Sunan Kalijogo £ Sultan Agung terhadap Belanda di Batavia. ‘Sultan Iskandar Syah 5. Melakukan perlawanan terhadap Belanda pada Tahun 1825 — 1830. Jika jawaban-jawaban yang ada pada respon berbentuk angka maka penulisannya harus diurutkan, Contoh: Kurang baik: Kolom pertama Kolom kedua _ 1. (80:2)+5 a 20 _ 2 (5x 40)+2 b 30 5) i) 3. Q24+9)-8 «2 4. YS0x8 a 27 a 2 f 25 Lebih baik: Kolom pertama Kolom kedua eee 1 (50:2)+5 a 20 2 (05x40) +2 bt 3. (2449)-8 ite. 2 4, ¥S0x8 a 25 e 27 f£ 30 Letakkan keseluruhan pernyataan pada setiap premis dan respon pada halaman yang sama, Beberapa saran yang layak diperhatikan dalam penulisan tes pilihan ganda Inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pada pokok soal. Dengan membaca pokok soal diharapkan peserta tes dapat mengerti apa yang ingin ditanyakan oleh butir soal tersebut. Contoh: Kurang baik: Medan adalah ... a. propinsi di Sumatra yang terpadat penduduknya; b. _ penghasil karet terbesar di Indonesia; €. mempunyai kebudayaan yang tinggi nilainya; 4. kota yang masih mempertahankan adat dengan kuat Lebih Propinsi di Sumatra yang merupakan penghasil karet terbesar adalah a. Jambi. b, Lampung. Sumatra Utara, 4. ‘Sumatra Barat, 2 3) Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban, Contoh ‘Kurang baik: Pulau terpadat penduduknya di Indonesia adalah .... a, pulau Sumatra; b. _ pulau Jawa; c. — pulau Sulawesi d.— pulau Kalimantan, Lebih baik: Pulau terpadat penduduknya di Indonesia adalah a, Sumatra b. Jawa. cc. Sulawesi. d. Kalimantan. Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal. Rumusan pokok soal yang baik adalah singkat, jelas, dan tidak menimbulkan salah tafsir. Contoh: Kurang baik: Vitamin adalah merupakan senyawa organik yang sangat diperlukan oleh tubuh walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit, Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan .... a. beri-beri; b. abun senja; ©. gusi berdarah; d.— tulang keropos. Lebih baik: Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan a, beri-beri; b. —rabun senja; ¢.— gusi berdarah; d. tulang keropos. 4) Altemnatif jawaban yang sediakan hendaknya logis, homogen baik dari segi materi atau panjang pendeknya kalimat, dan pengecoh menarik untuk dipilih, Contoh: Kurang baik: Siapakah penemu mesin wap? a. Graham Bell b. James Watt. c. Louis Pasteur. d. Thomas Alfa Edison, Lebih baik: Siapakah penemu mesin wap? a. Graham Bell. b. James Watt ©. Marconi, 4. Thomas Alfa Edison. 5) Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke arah jawaban yang benar. Contoh: Kurang baik: Dalam naskah sumpah pemuda dicantumkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, Dasar pertimbangan apa yang digunakan’? a. Agar bangsa Indonesia tidak terpecah-pecah; b. Agar tercipta persatuan dan kesatuan bangsa; c. Karena banyaknya bahasa daetah di Indonesia; 4. Karena bahasa Indonesia merupakan hasil budaya bangsa. Lebih baik: Salah satu tujuan dilaksanakannya Kongres Pemuda di Jakarta tanggal 26-28 Oktober 1928 adalah . a. mengangkat derajat bangsa Indonesia; b. _ memperkokoh persatuan dan kesatuan; c._melawan penjajahan Belanda; d. memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, 6) D Setiap butir soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Contoh ‘Kurang baik: Yang termasuk kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari adalah a. telepon; b. televisis ©. makanan; rumah. Lebi baik: Yang termasuk kebutuhian primer dalam kehidupan sehari-hari adalah a. telepon; b. — televisis cc. — makanan; d.— lemaries. Dalam merumuskan pokok soal, hindari penggunaan ungkapan negatif. Jika ungkapan negatif diperlukan maka kata tersebut harus dicetak tebal Contoh: Kurang baik: Buah berikut ini banyak mengandung vitamin C, kecuali a. wortel b. tomat capel 4. jeruk Lebih baik: Buah berikut ini yang banyak mengandung vitamin A adalah .... a. wortel b. _ pisang c apell 4. jeruk 8) 9) Hindari penggunaan alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar atau semua jawaban salah, Conioh: Kurang baik: Faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk adalah a. kelahiran b.—kematian cc. imigrasi d. semua jawaban benar Lebih baik: Pertambahan jumlah penduduk secara alami terjadi karena adanya a. kelahiran b, —_kematian ©. imigrasi d.—urbanisasi Jika alternatifjawaban berbentuk angka, susunlah angka tersebut seeara berurutan, Contoh: Kurang baik: Jika diketahui aktiva lancar Rp. 1.400,000,00, hutang lancar Rp. 560.000,00, dan modal sendii Rp. 500.000,00 maka besamya Current Ratio adalah .... a 3,75 b 25 «35 d 30 Lebih baik: Jika diketahui aktiva lancar Rp. 1.400.000,00, hutang lancar Rp. 560.000,00, dan modal sendiri Rp. $00,000,00 maka besamnya Current Ratio adalah a 2,5 b 30 a 35 d 3,75 10) 1) Dalam merumuskan pokok soal, hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis. Contoh ‘Kurang baik: Apakah kritik utama ahli psikologi terhadap tes? a, Tes menimbulkan anciety. b. Tes bebas dari cultural bias ¢. Tes dapat mengukur cognitive, afektive, dan psikomotor. d. Tes bebas dari rater subjectivity. Lebih baik: ‘Apakah kritik utama ahli psikologi terhadap tes? a. Tes menimbulkan kecemasan. b. Tes bebas dari budaya setempat. ¢. Tes dapat mengukur semua hasil belajar siswa. 4d, Tes bebas dari unsur subjektivitas pemeriksa Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir soal yang lain, Contoh Kurang baik: ‘Berapakah harga rata-rata dari data : 12, 10, 15, 10, 132 a 94 b 10 « 12 a 125 Berdasarkan harga rata-rata tersebut, berapakah harga simpangan bakunya a V3 b. 136 c. ¥30 ad V36 Lebih baik: Berapakah harga rata-rata dari data : 12, 10, 15, 10, 132 a O4 b. 10 «. 12 ad 125 Jika diketahui N= 5 dan harga (x —X)° , berapakah harga simpangan bakunya? a V2.0 b V10 ce 20 dV 100 ‘TES URAIAN Bagaimana dengan tes uraian? Berdasarkan jenis jawaban yang diberikan siswa, Gronlund & Linn (1990) mengclompokkan tes uraian dalam dua kelompok yaitu tes uraian terbuka (Extended Response Question) dan tes uraian terbatas (Restricted Response Question). Pethatikan contoh soal berikut ini. 1. Apa yang Anda ketahui tentang Keluarga Berencana? & Apa yang terjadi jika program Keluarga Berencana mengalami kegagalan? Jelaskan jawaban Anda terutama dampaknya pada sektor pendidikan. 3. Apa yang terjadi jika program Keluarga Berencana mengalami kegagalan? Jelaskan jawaban Anda terutama dampaknya pada sektor pendidikan yang, menyangkut penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar. ‘Apa yang Anda ketahui tentang Universitas Terbuka? 5. Apa yang Anda ketahui tentang Universitas Terbuka terutama yang menyangkut sektor pelayanan mahasiswa? 6. Apa yang Anda ketahui tentang Universitas Terbuka dalam hal pelayanannya tethadap mahasiswa yang berhubungan dengan bimbingan akademik? Manakah di antara contoh soal tersebut yang termasuk tes uraian terbuka dan mana yang termasuk tes uraian terbatas? Kami yakin Anda dapat menentukan. Butir soal nomor 2 lebih terbuka jika dibandingkan dengan butir soal nomor 3 dan butir soal nomor | lebih terbuka jika dibandingkan dengan butir soal nomor 2. Buti soal nomor 5 lebih terbuka jika dibandingkan dengan butir soal nomor 6 dan butir soal nomor 4 lebih terbuka jika dibandingkan butir soal nomor 5. Apakah jawaban Anda sekiranya Anda diminta untuk menjawab butir soal nomor 12 Untuk menjawab butir soal nomor 1 mungkin Anda akan menjawab mulai dari konsep keluarga berencana, manfaat keluarga berencana, dan cara melakukan keluarga berencana, Teman-teman Anda barangkali akan menjawab dari sudut pandang yang untuk menjawab butir soal nomor | akan ditemukan banyak sekali jawaban yang mungkin sama benarnya. Inilah yang dinamakan tes uraian terbuka. Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam: menghasilkan, mengorganisasi, dan mengekspresikan ide; mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidang; membuat rencana suatu eksperimen; mengevaluasi manfaat suatu ide dan sebagainya. lain, Ja Butir soal nomor 2 sebenarnya sudah cukup terbatas tetapi jawabannya masih terlalu luas karena dampak kegagalan keluarga bereneana pada sektor pendidikan dapat dilihat dari beberapa segi, misalnya dampak yang berhubungan dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, dampak terhadap penyiapan tenaga guru, dampak tethadap program wajib belajar 9 tahun, dampak terhadap kualitas Iulusan, dan lain sebagainya, Jika butir soal seperti ini Anda berikan kepada siswa Anda maka jawaban yang Anda peroleh masih sangat beragam, Hal ini akan menyulitkan Anda dalam ‘memeriksa jawaban siswa, Hal yang berbeda akan Anda temukan jika Anda memberikan butir soal nomor 3 kepada siswa Anda. Dengan butir soal nomor 3 maka hal yang harus dijawab oleh siswa sudah jelas yaitu dampak kegagalan keluarga berencana dalam sektor pendidikan yang menyangkut penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Inilah yang dimaksud dengan tes uraian terbatas, Tes uraian terbatas tepat digunakan untuk ‘mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memformulasikan hipotesis, merumuskan kesimpulan, dan lain sebagainya. Apa keuntungan yang dapat Anda peroleh dengan menggunakan tes uraian terbatas? Kami yakin Anda dapat menjawabnya, tetapi jika Anda masih ragu dengan jawaban Anda lihat kembali uraian dalam Kegiatan Belajar 1 Jenis tes uraian mana yang selama ini Anda gunakan dalam kelas untuk mengukur hasil belajar siswa? Jika Anda sering menggunakan tes uraian maka Anda harus dapat memberikan alasan yang kuat mengapa Anda memilih jenis tes ini, Alasan yang Anda sampaikan tidak bolch hanya karena Anda tidak mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan butir soal sehingga Anda menggunakan tes uraian. Tetapi Anda ‘menggunakan tes uraian karena tujuan pembelajaran yang ingin Anda ukur adalah tujuan pembelajaran yang mengembangkan proses berpikir tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Di samping itu jumlah siswa juga tidak terlalu banyak schingga Anda masih mempunyai waktu untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa 1, Bagaimana menulis tes uraian yang baik? ‘Ada dua hal pokok yang harus Anda perhatikan untuk mengembangkan tes uraian yang baik. Pertama, bagaimana cara menulis atau mengkonstruksi tes uraian agar dapat mengukur tujuan yang ingin Anda ukur. Kedua, bagaimana Anda dapat membuat pedoman penskoran yang baik. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan pada saat mengkonstruksi tes uraian antara lain: a, Tulislah tesuraian berdasarkan perencanaan tes yang telah Anda buat. Pembahasan Jebih lanjut tentang perencanaan tes akan dibahas pada Kegiatan Belajar 3. b. — Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar atau tidak tepat jika diukur dengan tes objektif, Dari Kegiatan Belajar 1 Anda telah mengerti bahwa tes objektif kurang tepat jika digunakan untuk mengukur hasil belajar pada jenjang atau proses berpikir tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Jika dikonstruksi dengan baik sebenarnya tes objektif juga dapat digunakan untuk mengukur jenjang berpikir tinggi tetapi pada umumnya kita masih menemui kesulitan untuk menulis tes objektif yang seperti itu (Zainul dan Nasoetion, 1997). Salah satu keunggulan tes uraian jika dibandingkan dengan tes objektif adalah tes uraian lebih tepat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin mengembangkan proses. berpikir tinggi. Untuk itu tes uraian tidak disarankan untuk digunakan mengukur proses berpikir rendah seperti ingatan atau pemahaman, ‘Untuk membantu mempermudah dalam membuat tes uraian agar dapat mengukur jenjang berpikir tinggi, kembangkanlah butir soal tersebut dari suatu kasus. Dari asus tersebut tuliskan beberapa pertanyaan yang Anda inginkan, Gunakan tes uraian terbatas. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan tes uraian terbatas, Pertama, memperkecil kemungkinan salah penafsiran terhadap maksud pertanyaan yang ada pada butir soal, Dengan menggunakan tes uraian terbatas siswa akan lebih cepat menangkap apa yang dimaksud dengan pertanyaan dalam butir soal dan ke arah mana ia harus menjawab pertanyaan tersebut, Kedua, sampel materi yang dapat ditanyakan dalam satu waktu ujian akan lebih banyak jika dibandingkan kalau Anda menggunakan tes uraian terbuka, Dengan meningkatnya sampel materi yang, dapat ditanyakan maka validitas isi tes semakin dapat dipertanggungjawabkan, Ketiga, dengan menggunakan tes uraian terbatas maka Anda akan lebih mudah memeriksa jawaban siswa karena jawaban siswa sudah terarah, dan Keempat, dengan menggunakan tes uraian terbatas Anda akan dapat memberikan skor yang, lebih objektif dan konsisten untuk setiap jawaban siswa. Usahakan agar pertanyaan yang Anda berikan mengungkap pendapat siswa bukan hanya sekedar menyebutkan fakta, Untuk itu gunakan kata-kata tanya seperti jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkanlah, identifikasikanlah, dan sebagainya, Hindarkan penggunaan kata tanya seperti sebutkan, karena penggunaan kata tanya seperti itu hanya akan meminta kepada siswa untuk menyebutkan fakta bukan mengungkapkan pendapat. Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir bagi siswa. Rancanglah sejumlah pertanyaan yang memang dapat dikerjakan oleh siswa dalam satu waktu ujian yang telah Anda tentukan, Kejadian yang sering terjadi adalah siswa belum dapat menyelesaikan seluruh butir soal tetapi waktu mengerjakan sudah habis. Agar hal tersebut tidak terjadi maka pada saat menyusun tes uraian Anda perlu mempertimbangkan kemampuan dan kecepatan menulis siswa Anda. Hindari penggunaan pertanyaan pilihan, Yang dimaksud dengan menggunakan pertanyaan pilihan adalah Anda menyediakan sejumlah pertanyaan kemudian siswa Anda diberi kebebasan untuk mengerjakan beberapa butir pertanyaan saja. Misalkan Anda menyediakan 8 butir pertanyaan kemudian Anda minta siswa untuk mengerjakan 5 dari 8 butir pertanyaan tersebut. Bagi siswa hal tersebut, sangat menguntungkan karena mereka dapat memilih pertanyaan mana yang dapat dijawab dengan baik. Tetapi para abli pengukuran seperti Gronlund & Linn (1990), Nitko (1984), Hopkins & Antes (1990), dan lainnya tidak menyarankan Ppenggunaan pertanyaan pilihan tersebut, Alasan yang dikemukakan adalah jika siswa mengerjakan tes yang berbeda berarti kemampuan siswa diukur dengan ‘menggunakan alat ukur yang berbeda. Dengan demikian kesamaan alat ukur untuk menilai hasil belajar setiap siswa tidak ada. i. Pada setiap butir soal, tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia dapat mengerjakan butir soal tersebut dengan baik. Hal ini penting bagi siswa untuk memprediksi skor yang diperoleh setelah ia mengerjakan keseluruhan tes tersebut. Contoh: ‘Skor maks: 13 Perhatikan percobaan yang dilakukan berikut ini: disediakan 4 buah stoples A, B, C, dan D. Masing-masing stoples diisi dengan air dan ikan yang_jenis, ukuran, dan jumlahnya sama, serta diberi pakan yang cukup. Pada stoples A. ditambahkan tumbuhan air, pada stoples B ditambahkan bata merah, pada stoples C ditambahkan tumbuhan air dan bata merah, sedang pada stoples D ditambahkan tumbuhan air dan batu (perhatikan gambar). a Tumbunan air Tumbuhan air Tumbuhan air Bota . * Merah BataMerah —_atu Pertanyaan: a, Pada percobaan tersebut, apakah ada hubungan antara tumbuhan air dan kkelangsungan hidup ikan? Jelaskan! b. Ikan pada stoples mana yang dapat bertahan hidup paling lama? Jelaskan! Sebelum butir soal tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, butir soal tersebut perlu ditelaah terlebih dulu. Proses penelaahan hendaknya dilakukan oleh ‘orang yang menguasai materi dan konstruksi tes. Berikut ini adalah daftar cek yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menelaah tes uraian, re cre ra Tidak oe 1. Apakalh tipe tes ini yang paling tepat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang diinginkan? ‘Apakah tes ini sudah digunakan untuk mengukur ienjang berpikir tinggi? ‘3. Apakah pertanyaan yang dirumuskan dapat mengukur tujuan pembelajaran yang diinginkan? ST nic acrid 4. Apakah pertanyaan sudah dirumuskan dengan jelas sehingga siswa tahu apa yang harus djawab? 5. Apakah jumiah butir soal tersebut dapat dikerjakan dalam satu waktu ujian yang telah ditetapkan? 6. _Apakah seliap siswa diberi kesempatan yang sama untuk mengerjakan tes yang sama? ka butir soal tersebut direvisi, apakah masih tetap dapat mengukur tujuan yang sama? ‘Apakah jumiah skor maksimal pada setiap butir soal sudah tepat dan sudah dicantumkan? ‘Apakah butir soal tersebut sudah ditulis berdasarkan kisi? Berdasarkan daftar cek tersebut, jika ditemukan hasil telaah “Fisik” maka penulis soal harus memperbaiki soal tersebut schingga memenuhi pertanyaan tersebut. Jika berdasarkan hasil penelaahan butir soal tersebut dinyatakan semua baik maka (Ya) butir soal tersebut siap untuk dirakit, diketik, dan kemudian digandakan. Selama proses pengembangan tes maka kerahasiaan tes harus dijaga. Setelah tes dilakukan maka dengan segera hasilnya diperiksa. Bagaimana memeriksa hasil tes uraian? Persiapan untuk memeriksa hasil tes uraian sebenarnya sudah harus dilakukan sebelum tes tersebut dilaksanakan. Setelah Anda selesai menulis butir soal uraian maka ‘Anda harus segera membuat garis besar tentang jawaban yang tepat untuk setiap butir soal. Garis besar jawaban inilah yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman untuk ‘memeriksa hasil jawaban siswa. ‘Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memeriksa hasil tes uraian siswa yaitu metode analitik atau metode holistik tergantung jenis tes uraian yang digunakan. Jika ‘Anda menggunakan tes uraian terbuka maka cara pemeriksaan hasil tes yang tepat adalah dengan menggunakan metode holistik atau holistic scoring method (Nitko, 1984). Gronlund & Linn (1990) menyebut dengan metode rating (rating method) sedangkan Hopkins & Antes (1990) menyebut dengan prosedur global (global procedure). Sedangkan jika Anda menggunakan tes uraian terbatas maka cara pemeriksaan yang tepat adalah dengan menggunakan metode analitik atau analytic method (Nitko, 1984; Hopkins & Antes, 1990). Gronlund & Linn (1990) menyebut metode analitik ini dengan point method. Pemeriksaan jawaban siswa dengan menggunakan metode holistik dilakukan dalam dua tahap, Pertama, pemeriksa memeriksa secara kescluruhan jawaban siswa, Dengan berdasar pada garis besar jawaban yang telah dibuat, pemeriksa memeriksa kualitas jawaban tersebut kemudian membuat pertimbangan untuk mengelompokkan jawaban tersebut ke dalam kelompok jawaban dengan kualitas A, B, C, D, atau E, Kedua, pemeriksa mengulang kembali pemeriksaan tersebut untuk lebih meyakinkan bahwa jawaban tersebut memang tepat masuk dalam kategori A, B, C, D, atau E atau tidak. Dalam pemeriksaan kedua ini masih terbuka kemungkinan untuk berpindahnya kualitas jawaban siswa dari kelompok satu ke kelompok lain, misal dari kelompok A ke B atau sebaliknya. Karena penilaian kualitas jawaban siswa lebih banyak didasarkan pada pertimbangan maka pemberian skor pada metode holistik kurang objektif jika dibandingkan dengan metode analitik. Pemeriksaan jawaban siswa dengan metode analitik dilakukan berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat oleh penulis soal. Setiap penulis soal uraian terbatas, setelah selesai menulis butir soal, wajib membuat pedoman penskoran Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam membuat pedoman penskoran adalah: a Tuliskan jawaban terbaik dari butir soal tersebut! b. Jka ada alternatif jawaban yang lain dari pertanyaan tersebut maka alternatif’ jawaban tersebut harus ditulis. ¢. Butir atau konsep atau kata kunei apa yang harus ada pada jawaban tersebut? d.— Adakah butir atau konsep atau kata kunci yang menurut pertimbangan Anda mempunyai bobot yang lebih dari butir atau konsep atau kata kunei yang lain? Berikan skor pada setiap butir atau konsep atau kata kunci yang Anda harapkan, f —_Butiratau konsep atau kata kunci yang Anda anggap mempunyai bobot lebih dari vyang lain dapat diberi skor lebih tinggi. g. — Cantumkan jumlah skor maksimal pada bagian kanan atas setiap butir soal. Perhatikan contoh butir soal berikut pedoman penskorannya, Skor maks: 13 1. Perhatikan percobaan yang dilakukan berikut ini: disediakan 4 buah stoples A,B, C, dan D. Masing-masing stoples diisi dengan air dan ikan yang jenis, ukuran, dan jumlah yang sama serta diberi pakan yang cukup. Pada stoples A ditambahkan tumbuhan air, pada stoples B ditambahkan bata merah, pada stoples, C ditambahkan tumbuhan air dan bata merah, sedang pada stoples D ditambahkan tumbuhan air dan batu (pethatikan gambar). Tumbuhan air Tumbuhan air Bata + Merah __ BataMerah Pertanyaan: a. Pada percobaan tersebut, apakah ada hubungan antara tumbuhan air dengan kkelangsungan hidup ikan? Jelaskan. b. Ikan pada stoples mana yang dapat bertahan hidup paling lama? Jelaskan. Pedoman penskoran: Corso Skor ta. Ada, 2 Jika’ ada energi cahaya maka tumbuhan air dapat 1 ‘melakukan fotosintesis, Hasil fotosintesis antara lain oksigen, Oksigen ini sangat diperlukan oleh ikan_ untuk: bernapas, 1.b. Ikan pada stoples C, 2 Pada stoples C terdapat tumbuhan air dan bata merah vyang tidak terdapat pada stoples lain. Tumbuhan air ‘mampu berfotosintesis sehingga dapat menghasikan ‘oksigen yang diperlukan oleh ikan untuk bernapas. Bata merah mempunyai kemampuan menyerap kotoran yang ada dalam air sehingga kebersihan air dapat terjaga lebih lama. Kebersihan air sangat_ 1 ‘menunjang untuk bertahan hidup ikan, Dengan adanya tambahan oksigen daritumbuhan air 1 ddan kebersihan air maka ikan dalam stoples C dapat bertahan hidup paling lama. ‘Jumiah skor = 13 Untuk meningkatkan reliabilitas hasil penkoran maka pemeriksaan hasil tes uraian dilakukan sebagai berikut: 1. Setiap jawaban siswa diperiksa olch dua orang pemeriksa yang masing-masing bekerja sendiri-sendiri Sebelum mulai memeriksa, kedua pemeriksa harus duduk bersama untuk ‘menyamakan persepsi. Yang perlu dilakukan dalam acara penyamaan persepsi adalah mendiskusikan kecocokan antara pertanyaan pada setiap butir soal dengan jawaban yang dikehendaki oleh penulis soal yang dituangkan dalam pedoman penkoran, termasuk pemberian skor pada setiap aspek atau konsep. Setelah kedua pemeriksa mempunyai persepsi yang sama maka dilakukan uji coba pemeriksaan jawaban siswa. Ambil jawaban 5 orang siswa kemudian periksa dengan menggunakan pedoman penkoran yang telah disepakati. Uji coba pemeriksaan ini harus dilakukan sendiri-sendiri, tidak boleh dilakukan secara bersama-sama antara pemeriksa satu dan pemeriksa dua. Hasil pemeriksaan kedua pemeriksa kemudian dibandingkan. Kalau skor yang diberikan kedua pemeriksa masih berbeda, berarti persepsi kedua pemeriksa belum sama. Jika ini terja ‘maka kedua pemeriksa harus mendiskusikan kembali hal tersebut. Pemeriksaan yang sesungguhnya baru boleh dilakukan kalau persepsi kedua pemeriksa sudah sama. Contoh hasil penkoran dalam uji coba untuk mata pelajaran IPA (5 butir soal dengan skor maksimal 61). 1 A Kurang baik 2. 8 38 2 Kurang balk 3, c EJ 39 Baik 4, D 32 32 Baik 5. E 44 40 Kurang balk Jika hasil uji coba masih seperti tabel di atas maka kedua pemeriksa harus berdiskusi lagi untuk membahas mengapa pemberian skor kedua pemeriksa untuk siswa A, B, dan E berbeda cukup besar. Persepsi kedua pemeriksa dianggap sudah sama kalau hasil pemberian skor dalam uji coba seperti C dan D. 4. — Setelah persepsi kedua pemeriksa sama maka pemeriksaan yang sesungguhnya boleh dilakukan, Untuk menghindari hallo effect maka nama siswa harus ditutup. Pemeriksaan harus dilakukan sendiri-sendiri. Pemeriksa tidak dibenarkan ‘mencoret-coret jawaban siswa atau menuliskan skor pada jawaban siswa. Agar pemberian skor dapat konsisten maka periksalah jawaban nomor | untuk seluruh siswa. Setelah selesai memeriksa jawaban nomor 1 untuk seluruh siswa baru berpindah untuk memeriksa jawaban nomor 2 begitu seterusnya sampai butir soal terakhir, Tuangkan hasil penkoran dalam format berikut, orienta: toncai ed Dst. 5. Setelah selesai memeriksa keseluruhan hasil tes siswa, kedua pemeriksa harus bertemu kembali untuk melihat adakah perbedaan skor yang tinggi di antara keduanya. Toleransi yang dapat diberikan terhadap perbedaan skor adalah 10% dari skor maksimal (untuk mata pelajaran non-eksakta) dan 5% dari skor maksimal_ (untuk mata pelajaran eksakta). Jika masih terdapat perbedaan skor yang melebihi batas toleransi maka jawaban siswa tersebut harus diperiksa kembali. Skor akhir siswa ditentukan dari rata-rata skor yang diberikan kedua pemeriksa, Pengolahan skor akhir dapat dituangkan pada format berikut. Mata Pelajaran IPA Pemeriksa I ‘Adi Suryanto Pemeriksa II Sunaryati Skor Maks. 61 4. 2001001 40 38 39 2 2001002 36 36 36. 2 Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Py) 3 4) 5) Mengapa tes B — § dan tes menjodohkan jarang digunakan dalam tes sumatif khususnya di SLTP dan SMU? Jelaskan! Tuliskanlah masing-masing dua contoh tes B ~ S dan tes menjodohkan yang, mengukur proses berpikir lebih tinggi dari ingatan! Coba ambilah contoh tes sumatif yang telah Anda gunakan di kelas. Kemudian analisislah, apakah butir soal-butir soal tersebut dapat_mengukur tujuan pembelajaran yang telah Anda tetapkan? Tuliskan satu contoh tes uraian terbuka dan satu contoh tes uraian terbatas lengkap dengan pedoman pemeriksaannya (sesuai dengan bidang Anda)! Jika Anda ingin mengetahui kemampuan siswa dalam mendesain sebuah eksperimen, tes uraian mana yang akan Anda gunakan? Jelaskan! 1) Perhatikanlah kelemahan tes B ~ S dan tes menjodohkan, 2) Perhatikanlah cara menulis tes B ~ S dan tes menjodohkan yang baik. 3) Petakanlah setiap butir soal dalam tes sumatif tersebut dengan tujuan pembelajaran yang ingin diukur, Tes sumatif tersebut dikatakan baik jika setiap butir soal yang ada dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ingin diukur. 4) Untuk dapat membuat contoh tes uraian terbuka atau tes uraian terbatas, Anda harus memahami batasan-batasan kedua tipe tes tersebut, Untuk membuat pedoman penilaian tes uraian terbuka, Anda harus membuat konsep-konsep penting yang harus ada pada jawaban soal. Sedangkan untuk membuat pedoman penkoran pada tes uraian terbatas, Anda harus membuat jawaban ideal untuk soal tersebut kemudian memberi tanda kata kunei atau konsep yang harus muncul pada jawaban sekaligus memberi skor pada setiap kata kunci atau konsep tersebut. 5) Ingattujuan pembelajaran yang bagaimana yang tepat diukur dengan menggunakan tes uraian terbuka atau tes uraian terbatas. f& Rangkuman Keterampilan menulis tes yang baik (baik tes uraian maupun tes objektif) sangat diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik. Secara garis besar tes objektif’ dibedakan menjadi tes B — S, tes menjodohkan, dan tes pilihan ganda. Sedangkan tes uraian dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu tes uraian terbuka (Extended respons question) dan tes uraian terbatas (Restricted respons question). Kedua jenis tes tersebut hendaknya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang sesuai dengan karakteristik kedua jenis tes tersebut. Jangan gunakan tes uraian hanya untuk mengukur proses berpikir rendah tetapi gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kompleks. Sebaliknya jangan paksakan tes objektif untuk mengukur ranah kognitif tingkat tinggi terutama jika Anda belum terampil dalam mengkonstruksi tes objektif yang baik. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam mengkonstruksi tes adalah sebagai berikut: Tes Objektif: 1. Inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pada pokok soal. 2. Hindari pengulangan kata yang sama pada pokok soal Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal. 4. Alternatif jawaban yang dibuat harus logis, homogen, dan pengecoh menarik untuk dipilih. 5. Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke arah jawaban yang benar. 6. Setiap butir soal hanya mempunyai satu jawaban yang benar. 7. Hindari penggunaan ungkapan negatif pada pokok soal. 8. Hindari altematif-jawaban yang berbunyi semua jawa jawaban salah. Petunjuk Jawaban Latihan jan benar atau semua 9. 10. Jika alternatif jawaban berbentuk angka, urutkan mulai dari yang besar atau yang, kecil. Hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis pada pokok soal. Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung soal yang lain. Tes Uraian: Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada; Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau tidak dapat diukur dengan tes objektif, Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan dalam satu waktu ujian; Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata tanya seperti: jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkanlah, formulasikan, dan lain sebagainya. Hindarkan penggunaan kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya hanya meminta siswa untuk menyebutkan fakta saja: Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir; Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan; Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa; Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoieh siswa pada setiap butir soal Setelah menulis butir soal, penulis diwajibkan untuk membuat pedoman penkoran sebagai berikut: 2, 3 ‘Apa jawaban terbaik dari pertanyaan terscbut ? Jika ada jawaban lain maka jawaban tersebut harus ditulis; ‘Tandai butir, kata kunci atau konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut; ‘Adakah butir, kata kunci atau konsep yang lebih penting dari yang lain? Beri skor pada setiap butir, kata kunci, atau Konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut; Butir, kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang. lain, Sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa maka tes uraian yang selesai ditulis harus ditelaah terlebih dulu. £ ) Tes Formatif 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! Tes objektif yang mempunyai probabilitas menebak paling kecil adalah A. pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban B. __pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban 2» 3) 4) 5) C. _ pilihan ganda dengan 3 alternatif jawaban D. — Benar~ Salah Perhatikan 4 buah tes B — S berikut ini. 1, B—S_ Ir. Soekarno adalah proklamator RI. 2. B—S Sultan Trenggono merupakan raja Demak pertama. 3.B—S_ Tumbuhan melakukan fotosintesis pada siang hari dan bernapas pada malam hari 4.B—S_ Rumus luas empat persegi panjang adalah panjang kali lebar. Dari ke-empat butir sal tersebut, rumusan butir soal manakah yang paling baik? A 1 B 2 @ 3 D4 Perhatikan rumusan tes menjodobkan berikut. Kolom pertama Kolom kedua Andalan ekspor Indonesia Sistem politik luar negeri RI Kelemahan rumusan butir soal tersebut adalah .... A. mengukur proses berpikir penerapan B. —_rumusan pernyataan pertama dan kedua tidak homogen C._ rumusan pemyataan pada kolom pertama dan kedua terlalu singkat D. __jumlah pernyataan antara kolom pertama dan kedua tidak sama Ir, Soekamo a, Mamalia yang melahirkan Persaingan bebas _b. Proklamator Indonesia Ikan Paus . Prioritas pembangunan Pertanian d. Era globalisasi e £ Ragam tes pilihan ganda melengkapi pilihan, tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir A. ingatan B. penerapan CC. sintesis D. evaluasi Kesulitan utama dalam menuilis tes pilihan ganda terletak pada cara .... A. merumuskan stem dalam kalimat tidak selesai B, _ merumuskan stem dalam bentuk kalimat tanya C. menentukan kunci jawaban D. — membuat alternatif jawaban yang homogen 6) D 8) 9) 10) Buatlah karangan dengan judul cite-citamu. Pertanyaan tersebut termasuk jenis tes jawaban singkat pemecahan masalah uraian terbatas uraian terbuka gnw> Keunggulan tes uraian terbatas jika dibandingkan dengan tes uraian terbuka terletak pada .... A. objektivitas hasil penskoran jawaban siswa B. cara penulisan butir soal C. — kompleksitas hasil belajar yang ingin diukur D. _ waktu penulisan butir soal Perhatikan TIK. berikut: Siswa dapat menyebutkan penemu mikroskop. TIK tersebut tepat diukur dengan menggunakan tes .... A. objektif B, —_ pemecahan masalah C.—uraian terbatas D. — uraian terbuka ‘Contoh pertanyaan berikut yang termasuk tes uraian terbatas adalah A. Jelaskan apa yang dimaksud dengan demokrasi B. _ Jelaskan keunggulan metode eksperimen dibandingkan dengan metode demonstrasi C. — Sebutkan penemu pesawat telepon. D. _Jelaskan dampak krisis ekonomi terhadap kualitas hidup masyarakat Reliabilitas hasil pemeriksaan jawaban siswa, paling rendah dimiliki oleh tes A. uraian terbuka B. — uraian terbatas C.— jawaban singkat D. — objektif Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunei Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini, Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Jumlah ine ca gene eee Arti tingkat penguasaan kurang cukup baik baik sekali Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai. Perencanakan Tes T es hasil belajar (achievement test) dikatakan baik jika tes tersebut dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran, [dealnya semua tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran harus diukur ketercapaiannya. Tetapi mengingat keterbatasan waktu pelaksanaan ujian maka keadaan ini memaksa kita untuk memilih tujuan-tujuan penting mana yang harus diukur ketercapaiannya, Pemilihan tersebut harus dilakukan secara representatif agar kita mempunyai keyakinan bahwa jika siswa lulus dalam tes ini maka siswa tersebut memang telah menguasai materi mata pelajaran yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran, Keadaan seperti itu dapat dicapai jika dalam menyusun tes tersebut dilakukan melalui perencanaan yang baik. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes antara lain: 1, Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi yang akan ditulis butir soalnya hendaknya dilakukan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pilihlah sampel materi yang secara representatif dapat mewakili semua materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran. Semakin banyak sampel materi yang dapat ditanyakan maka semakin banyak pula tujuan pembelajaran yang akan dapat kita ukur. Dasar pertimbangan yang dipergunakan dalam pemilihan sampel materi adalah dasar pertimbangan keahlian (expert judgement), 2. Jenis tes yang akan digunakan, Pemilihan jenis tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sampel materi yang dapat diukur, tingkat kognitif yang akan diukur, jumah peserta tes, serta jumlah butir soal yang akan dibuat. 3. Jenjang kemampuan berpikir yang ingin diuji. Setiap mata pelajaran mempunyai penekanan kemampuan yang berbeds dalam mengembangkan proses berpikir siswa, Dengan demikian jenjang kemampuan berpikir yang akan diuji pun berbeda-beda, Jika tujuan suatu mata pelajaran lebih menekankan pada pengembangan proses berpikir analisis, evaluasi, dan kreasi maka butir soal yang akan digunakan dalam yjian harus dapat mengukur kemampuan tersebut demikian juga sebaliknya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kumpulan butir soal yang akan digunakan dalam ujian harus dapat mengukur proses berpikir yang relevan dengan proses berpikir yang dikembangkan selama proses pembelajaran. Dalam hubungan ini kita mengenal ranah kognitif yang dikembangkan olch Bloom dan kawan-kawan yang kemudian direvisi oleh Krathwoll (2001). Revisi Krathwoll terhadap tingkatan dalam ranah kognitif adalah ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Berikut ini akan diuraikan secara singkat ke-6 jenjang proses berpikir tersebut. Ingatan (C1), merupakan jenjang proses berpikir yang paling sederhana, Butir soal akan dikatakan mengukur kemampuan proses berpikir ingatan jika butir soal tersebut hanya meminta pada siswa untuk mengingat kembali tentang segala sesuatu. yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran seperti mengingat nama, istilah, rumus, gejala, dan sebagainya tanpa menuntut kemampuan untuk memahami atau menggunakannya. Pemahaman (C2), merupakan jenjang proses berpikir yang setingkat lebih ‘tinggi dari ingatan. Butir soal dikatakan mengukur kemampuan proses berpikir pemahaman jika butir soal tetsebut tidak hanya meminta pada siswa untuk mengingat kembali tentang segala sesuatu yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran tetapi siswa tersebut harus mengerti, dapat menangkap arti dari materi yang dipelajari serta dapat melihatnya dari beberapa segi. Penerapan (C3), merupakan jenjang proses berpikir yang setingkat lebih tinggi dati pemahaman. Butir soal dikatakan mengukur kemampuan proses berpikir pencrapan jika butir soal terscbut meminta pada siswa untuk memilih, ‘menggunakan, atau menggunakan dengan tepat suatu rumus, metode, konsep, prinsip, hukum, teori, atau dalil jika dihadapkan pada situasi baru, Analisis (C4), merupakan jenjang proses berpikir yang setingkat lebih tinggi dari penerapan. Butir soal dikatakan mengukur kemampuan proses berpikir analisis, jika butir soal tersebut meminta pada siswa untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan antarbagian tersebut. Evaluasi (C5), merupakan jenjang proses berpikir yang lebih kompleks dari analisis. Butit soal dikatakan mengukur kemampuan proses berpikir evaluasi jika butir soal tersebut meminta pada siswa untuk membuat pertimbangan atau ‘menilai terhadap sesuatu berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Kreasi (C6), merupakan jenjang proses berpikir yang paling kompleks. Proses berpikir ini menghendaki siswa untuk menghasilkan suatu produk yang bara sebagai hasil kreasinya. Ragam tes yang digunakan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada beberapa ragam tes yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa baik itu berupa tes objektif maupun tes uraian, Untuk tes objektif dapat dipilih tes BS, tes menjodohkan, atau tes pilihan ganda. Selanjutnya tes pilihan ganda dapat dipilah lagi menjadi: melengkapi pilihan (ragam A), hubungan antathal (ragam B), analisis kasus (ragam C), ganda kompleks (ragam D), atau membaca diagram, tabel, grafik (ragam E). Sedangkan untuk tes uraian dapat dipilih tes Y/yxgn Peogarbangan Tes Hast Bl uraian terbatas atau uraian terbuka, Setiap ragam tes mempunyai kegunaan tertentu, dalam mengukur hasil belajar siswa. Misalnya tes B - S, tes menjodohkan, dan tes pilihan ganda ragam A tepat digunakan untuk mengukur jenjang proses berpikir ingatan atau pemahaman. Tes pilihan ganda ragam B, ragam C, dan ragam E tepat digunakan untuk mengukur jenjang proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan, Demikian pula dengan tes uraian, Jadi pemilihan ragam soal ini erat, kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal, Pada umumnya ahli pengukuran sepakat bahwa butir soal yang dapat memberikan informasi yang besar kepada guru adalah butir soal yang tingkat kesukarannya sedang ( harga p di sekitar 0.5 ). Secara teoritis dapat dilihat bahwa butir soal dengan tingkat kesukaran = 0,5 akan sangat memungkinkan mempunyai indeks daya beda maksimal (mendekati 1), Pembahasan mengenai karakteristik butir soal akan dibahas tersendiri pada modul berikutnya. Jika butir soal mempunyai tingkat kesukaran sedang dengan indeks daya beda tinggi maka butir soal tersebut dapat membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai, Dengan memperhatikan karakteristik butir soal seperti itu maka tes yang baik adalah tes yang kumpulan butir soalnya sebagian besar mempunyai tingkat kesukaran sedang. Tetapi itu bukan satu- satunya pertimbangan karena pemilihan butir soal harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam menentukan sebaran tingkat kesukaran butir soal dalam set soal untuk ujian harus mempertimbangkan interpre tes mana yang akan dipergunakan. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menginterpretasikan hasil tes. Pertama pendekatan Penilaian Acuan Kriteria atau Patokan (PAK atau PAP), dan kedua adalah pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN). Pembahasan lebih rinei tentang kedua pendekatan ini akan dibahas dalam modul berikutnya. Jika telah diputuskan untuk menggunakan PAK dalam menginterpretasikan hasil tes maka yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan butir soal dalam ujian adalah ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran, Walaupun butir soal itu mudah tetapi kalau butir soal tersebut diperlukan untuk mengukur tujuan yang telah ditetapkan maka butir soal tersebut harus digunakan, Jika telah diputuskan untuk menggunakan PAN dalam menginterpretasikan hasil tes maka penentuan sebaran tingkat kesukaran butir soal dalam set ujian menjadi sangat penting. Jika akan menggunakan PAN ‘maka sebagian besar butir soal dalam set tes harus mempunyai tingkat kesukaran sedang. 6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian, Lamanya waktu ujian merupakan faktor pembatas yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes. Lamanya waktu ujian (misalnya 90 menit) akan membawa konsekuensi kepada banyaknya butir soal yang harus dibuat. Jumlah butir soal yang akan diujikan harus diperkirakan agar dapat diselesaikan dalam waktu 90 menit, Jumlah butir soa! tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit, Jika butir soal yang disediakan terlalu banyak maka set soal tersebut tidak akan dapat diselesaikan dalam waktu si hasil 90 menit. Jika ini terjadi maka akan mendorong kepada siswa untuk menjawab butir soal dengan cara menebak, walaupun sebenarnya mereka dapat mengerjakan apabila disediakan waktu yang cukup. Sebaliknya, jika butir soal yang disediakan terlalu sedikit maka butir soal akan diselesaikan sebelum waktunya habis sehingga pelaksanaan ujian tidak efektif. 7. Jumlah butir soal, Penentuan jumlah butir soal yang tepat dalam satu kali ujian tergantung pada beberapa hal antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ragam soal yang akan digunakan, proses berpikir yang ingin diukur, dan sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut. Jika tujuan pembelajaran yang akan diukur lebih banyak yang memerlukan proses berpikir tinggi maka butir soal yang akan digunakan biasanya lebih banyak yang sukar, menggunakan ragam soal hubungan antar hal, analisis kasus, atau membaca diagram, grafik, dan tabel. Jika itu yang diinginkan maka jumlah butir soal dalam satu set tes tidak akan terlalu banyak. Jika tujuan pembelajaran yang akan Anda ukur tersebar mulai dari proses berpikir rendah sampai dengan berpikir tinggi, Anda dapat menggunakan gabungan antara tes pilihan ganda dan tes uraian, ‘Tuangkanlah hal-hal tersebut dalam format kisi-kisi berikut ini. Kisi-Kisi Tes Akhir Semester Mata Pelajaran Kelas Waku ujian Penulis Bentuk soal Jumlah butir soal Sekolah Iceni Bagaimana teknik mengisi lembar kisi-kisi tersebut? Untuk membantu mempermudah pengisian format kisi-kisi, lakukan langkah- Jangkah berikut: Siapkan format kisi-kisi dan buku materi yang akan Anda gunakan sebagai sumber dalam pembuatan kisi-kisi. Tentukan pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang akan dipilih sebagai sampel materi yang akan diujikan. Kemudian tuliskan pokok bahasan dan sub- pokok bahasan tersebut pada lembar kisi-kisi, Pemilihan ini hendaknya harus ‘memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan waktu ujian yang, telah ditentukan, Tentukan berapa jumlah butir soal yang layak ditanyakan dalam satu waktu ujian tersebut. Penentuan jumlah butir soal harus memperhatikan tingkat kesukaran butir soal dan proses berpikir yang ingin diukur. Sebarkan jumlah butir soal tersebut per pokok bahasan. Penentuan jumlah butir soal per pokok bahasan hendaknya dilakukan secara proporsional berdasarkan kepentingan atau keluasan pokok bahasan, Jadi jumlah butir soal per pokok bahasan tidak harus sama, Distribusikan jumlah butir soal per pokok bahasan tersebut ke dalam sub-pokok bahasan sub-pokok bahasan. Pendistribusian jumlah butir soal ini juga harus dilakukan secara proporsional sesuai dengan kepentingan atau keluasan sub- pokok bahasan tersebut. Distribusikan jumlah butir soal per sub-pokok bahasan tersebut ke dalam kolom- kolom proses berpikir dan tingkat kesukaran butir soal. Pendistribusian ini harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur ketercapaiannya dan proses berpikir yang dikembangkan selama proses pembelajaran. Berikut ini adalah contoh ki isi terisi untuk mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar dan Pengajaran Remedial yang dikembangkan di Universitas terbuka, Kisi-Kisi Tes Akhir Semester Mata Pelajaran DALIPA, Kelas Evaluasi Hasil Belajar dan Pengajaran Remedial Penulis ‘Adi Suryanto Waktu ujian 90 menit Bentuk Tes Tes Pilihan Ganda Jumlah butir soal — : 60 butir Sekolah Universitas Terbuka PDGK4301/MODUL 2 mi DoE ites Coreen 1 Pengertian dan ‘fungsi penilaian BI. Pengertian Penilaian KB2. Pengukuran / 1 wot 7 dan Penilaian KB3. Peranan 7 1 18 Penilaian dalam PBM. 2 Prosedur dan Alat Penilaian KBi. Kemampuan / / / i W yang dina KB2. Prosedur | 1 7 Pengukuran dan Alat Ukur KB3. Penyusunan 7 7 7 12 20 Pokok Uli 3 Penyusunan dan Penggunaan Alat Penilaian KBI. Penyusunan if 7 0 To Penggunaan Tes KB2. Pelaksanaan 7rd To 7 13 22 Tes Perbuatan “4 Pengolahan Hasil Penilaian KBi. Pemberian / 7 7 Skor KB2. Penentuan 7 7 TT ‘Skor Akhir KB3. Penentuan 7 8 13 Nilai & Peringkat © Respon terhadap Tes dan Penilaian Efektivitas Pa eee Pras KB1. Penggunaan Respon Siswa terhadap Tes. KB2. Penilaian if 7 7 o 5 Efektivitas Program. Pengajaran 6 Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial KBi. Kesulitan—/ 7 W Belajar KB2. Pengajaran aw 7 7 4 Remedial ‘Jumiah Total Butir Soa 9 319 7 45 2 7 60 100 © Pokok Bahasan = Judul BMP ‘Sub Pokok Bahasan = Judul Kegiatan Belajar Kisi-kisi inilah yang selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam penulisan butir soal. Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Jatihan berikut! 1) Jelaskan fungsi perencanaan tes dalam pengembangan tes hasil belajar. 2) Apa yang akan terjadi jika tes akhir tahun dikembangkan tanpa menggunakan kisi-kisi? Jelaskan! 3) Jelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam penyusunan kisi-kisi. 4) Buatlahkisi-kisi tes objektif untuk tes akhir semester sesuai dengan mata pelajaran yang Anda ajarkan. Petunjuk Jawaban Latihan 1) Tika Anda akan membuat rumah, Anda memerlukan gambar atau rancangan rumah yang akan Anda bangun. Demikian pula jika Anda ingin mengembangkan tes hasil belajar Anda memerlukan perencanaan tes. Apa fungsi dari gambar atau rancangan rumah tersebut?

Anda mungkin juga menyukai