Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP MENTAL DAN PROKOLOGIS PADA SISWA DI DUNIA

PENDIDIKAN

Dosen pengampu : Elly Rahmawati S.Kep.Ns,.

Disusun oleh :

APRILLIA PUTRINING TYAS

(2019030373)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Kualitas pendidikan menggambarkan


kualitas pembelajaran.Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan
kualitas pembelajaran. Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah bagi para tenaga
pendidik merupakan perubahan yang harus dilakukan oleh pengajar untuk tetap mengajar
siswa. Pada bulan Maret 2020 lebih dari 800 juta siswa di dunia melakukan pembelajaran di
rumah sebagai akibat dari pandemi covid-19 (Arika, 2020).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia juga membuat kebijakan terkait belajar di
rumah bahkan membatalkan ujian nasional 2020 (Asmara, 2020). Kebijakan belajar di rumah ini
dilakukan untuk mengurangi interaksi fisik sebagai upaya pencegahan penularan virus corona
jenis baru atau covid-19. Mendikbud berharap dengan diterapkannya pembelajaran daring atau
jarak jauh ini siswa juga mendapatkan pengalaman baru dalam proses belajar (Fajar, 2020).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran “dalam jaringan” sebagai terjemahan dari istilah
online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer pembelajaran daring
(online)sebagai strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa karena dapat
menyimaknya dengan melalui smartphone,laptop, maupun komputer bukan hanya sekedar
menyimak buku. Namun Penerapan kebijakan belajar di rumah membuat sebagian siswa
merasa cemas dan tertekan. Banyaknya tugas yang diberikan oleh guru membuat banyak siswa
merasa stres dalam menjalani pembelajaran daring (Chaterine,2020).

Tidak hanya banyak tugas, yang diberikan oleh guru juga dianggap memberatkan dan memiliki
waktu pengerjaan yang sangat singkat sehingga membuat siswa kebingungan dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya (Raharjo &Sari, 2020). Dengan banyaknya tugas yang diberikan
siswa bisa menghabiskan waktu dari pagi hingga malam hari hanya untuk menyelesaikan
berbagai tugas daringnya.Kondisi tersebut sebelumnya tidak terjadi ketika kegiatan belajar
mengajar masih dilakukan di sekolah. Keadaan seperti ini dapat berpengaruh pada kesehatan
mental iswa seperti kecemasan berlebih (anxiety) maupun stres.

Metode

Metode yang digunakan adalah literature review atau studi pustaka. Literature review yang
dilakukan pengkajian serta menganalisis jurnal, text book, dan ebook yang relevan dan berfokus
pada dampak pandemi covid-19 terhadap psikologis pada siswa di dunia pendidikan. Adapun
sumber
yang digunakan yaitu diterbitkan pada 3 tahun terakhir.
Hasil
Pembelajaran daring memiliki beberapa dampak terhadap siswa yaitu pembelajaran daring
masih membingungkan siswa; siswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif,; penumpukan
informasi/ konsep pada siswa kurang bermanfaat; serta siswa mengalami stress. Hal ini dapat
menjadi evaluasi agar pembelajaran daring dapat diupayakan diterima dengan baik oleh siswa
tanpa mengurangi esensi pendidikan itu sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

Menurut Syah (2011: 163) mengatakan bahwa faktor kejenuhan belajar berasal dari luar dan
dalam individu. Faktor eksternal yang mempengaruhi kejenuhan belajar antara lain per-saingan
yang ketat dan menuntut kerja intelek yang berat. Selain itu dalam durasi waktu yang cukup
panjang disertai dengan materi yang cukup banyak diterima oleh memori otak sehingga
menimbulkan kejenuhan. Sedangkan untuk faktor internal adalah rasa bosan dan keletihan
yang dialami oleh individu.Keletihan tersebut dapat menyebabkan kebosanan sehingga bisa
menimbulkan kehilangan motivasi serta malas untuk mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran daring masih membingungkan siswa Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam
pembelajaran daring ini adalah implementasi dari pembelajaran. Baru-baru ini banyak siswa
yang mengeluhkan tugas yang banyak tanpa adanya materi yang cukup sehingga mereka agak
kewalahan dalam mengikuti proses pembelajaran. Bahkan aplikasi Whatsapp, e-learning, dan
juga Zoom masih membingungkan bagi mereka. Pembelajaran daring memang membutuhkan
adaptasi dan usaha agar dapat berjalan lancar. Selain itu dibutuhkan usaha untuk memahami
materi yang biasanya disampaikan secara lisan menjadi tulisan dan video atau live streaming.
Namun sejalan dengan itu adanya beberapa keluhan yang dirasakan oleh para siswa dan
mahasiswa dimana mulai dirasakan rasa bosan akibat monotonnya metode pembelajaran.

Siswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran daring adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Meskipun
pembelajaran daring menggunakan berbagai aplikasi dilaksanakan, namun guru dan dosen
tetap harus memperhatikan bagaimana model pembelajaran dan skenario dari pembelajaran
yang akan dilaksanakan karena pembelajaran tanpa rencana yang matang akan menyulitkan
pendidik dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada realitasnya masih banyak
pendidik yang memiliki pemahaman bahwa belajar merupakan transmisi pengetahuan kepada
para siswa.

Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif dalam mengembangkan
potensinya. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pemahaman baru bahwa belajar merupakan
ruang untuk mengembangkan seluruh potensi para siswa dan mereka diberi kebebasan untuk
mengembangkannya sendiri.

Penumpukan informasi/ konsep pada siswa kurang bermanfaat Tidak dapat disangkal, bahwa
konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu
sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh siswa. Pentingnya
pemahaman konsep dalam proses belajarmengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan,
dan cara-cara memecahkan masalah, untuk itu yang terpenting adalah proses terjadinya belajar
yang bermakna dan proses berpikir bagi siswa. Pada umumnya mereka yang mendapatkan
pembelajaran disekolah seringkali sulit untuk menerapkan pengetahuan yang diperolehnya
dengan permasalahan yang terjadi di dunia nyata,sehingga pengetahuan yang diperolehnya
seakan akan tidak berguna dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah tantangan yang dihadapi
oleh pendidik untuk meningkatkan kompetensinya terutama dalam pembelajaran daring atau
online ini. Hal ini dikarenakan pembelajaran daring bukanlah sekedar memberikan tugas tetapi
bagaimana pembelajaran tersebut dapat bermakna sehingga mampu mengantarkan para
mahasiswa menjadi manusia yang handal dalam memecahkan masalah-masalah dalam
kehidupan. Bersama informasi akademis yang kerap dibagikan lewat media sosial maka berita
mengenai COVID-19 ikut lalu lalang secara masif dan tidak terkendali di berbagai media sosial
dan berpotensi menimbulkan social media fatigue pada pelajar. Kelebihan informasi telah
terbukti menyebabkan social media fatigue karena membebani kognisi individu. Social media
fatigue adalah perasaan subjektif pengguna media sosial yang merasa lelah, jengkel,marah,
kecewa, kehilangan minat, atau berkurang-nya motivasi berkaitan dengan interaksi di berbagai
aspek penggunaan media sosial karena banyaknya konten yang ditemui dalam media social.
Social media fatigue menyebabkan individu kehilangan konsentrasi dan fokus terhadap apa
yang harus dikerjakan. Hal ini memicu konsekuensi negatif lainnya yaitu penurunan performa
belajar. Artinya, siswa yang belajar di rumah selama wabah COVID-19 diduga tidak mampu
menampilkan kinerja yang maksimal dan mengalami penurunan prestasi.
Siswa mengalami stres Stres yang dialami siswa akibat wabahCOVID-19 ini dipengaruhi oleh
munculnya rasa takut akan tertular COVID-19,kekhawatiran saat pergi keluar rumah,kebosanan
saat melakukan social distancing,dan kesulitan memahami materi saatpembelajaran daring.
Keterbatasan untuk melakukan aktivitas di luar serta kecemasan tertular virus COVID-19 yang
ditunjukkan memberikan gambaran bahwa wabah ini menimbulkan stress tersendiri bagi siswa.
Pelaksanaan physical distancing ini tentu membutuhkan adaptasi bagi berbagai pihak.Terutama
bagi siswa yang harus melakukan pembelajaran secara daring semenjak mewabahnya virus
corona. Kesulitan muncul bukan hanya perkara keterampilan penggunaan teknologi, tetapi juga
terkait dengan beban kerja yang besar mengingat ada banyak mata pelajaran yang harus
ddihadapi dalam masa pandemi COVID-19 ini. Hal ini terjadi karena siswa terbiasa dengan
pembelajaran tatap muka secara reguler, sedangkan pembelajaran jarak jauh sebelumnya
hanya dilakukan secara insidental. Sehingga perubahan pola pembelajaran ini memberikan
permasalahan tersendiri bagi siswa. Munculnya tekanan dan stres pada siswa yang melakukan
pembelajaran jarak jauh. Pada titik ini, tekanan tentu menjadi terasa lebih berat,sehingga siswa
melakukan banyak coping stress di mana salah satunya adalah terlibat dengan penggunaan
media sosial. Jadi pada titik ini, seharusnya media sosial menjadi salah satu jalan keluar meretas
rasa bosan ataupun stres karena belajar di rumah. Hanya saja, keadaan menjadi berbeda
selama pandemi COVID-19. Kelebihan informasi telah terbukti menyebabkan social media
fatigue karena membebani kognisi individu.Strategi untuk institusi pendidikan, sekolah harus
menekankan kesehatan mental siswa dengan mendukung dan memberikan pedoman
organisasi kesehatan yang diperbarui melalui kuliah online. Selain itu, konselor berlisensi harus
membantu siswa mengelola stres terkait COVID-19 dengan menyediakan mekanisme dan
strategi penanggulangan dalam sesi kelompok dan individu. Layanan konseling harus tersedia
untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan siswa tepat waktu. Universitas dapat
membentuk gugus tugas untuk membuat rencana untuk mengurangi penyebaran virus dan
untuk pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.(CDC). Komite harus mencakup
anggota dari berbagai latar belakang profesional dan pengalaman, seperti departemen
kesehatan masyarakat, dokter, psikiater, psikolog,pekerja sosial, administrator, layanan
kesehatan dan manusia, pusat layanan internasional, sumber daya manusia, kantor
penerimaan, departemen pendaftaran, dan penagihan, departemen atletik, dan guru.
Untuk mengurangi kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dan fakultas terkait dengan masalah
teknologi informasi (TI), tim teknis harus tersedia terus menerus, dan video tutorial
pembelajaran harus dibagikan dengan pengguna akhir. Demikian pula, guru dan fakultas harus
mendukung siswa dan orang tua mereka melalui komunikasi yang jelas dan memberikan
harapan yang jelas
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pelaksanaan pembelajaran online selama masa darurat Covid-19 mengubah proses belajar
secara keseluruhan. Untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah ataupun
kampus, maka aktivitas akademik di lingkungan institusi dihentikan. Untuk itu pendidik
melaksanakan pembelajaran secara online agar siswa ataupun mahasiswa tetap dapat
mengikuti pembelajaran secara daring dari rumah masing-masing. Peralihan dari kelas fisik
secara signifikan telah mengganggu kehidupan siswa dan keluarga mereka, menimbulkan risiko
potensial bagi kesejahteraan mental mereka. Perubahan mendadak dalam lingkungan belajar
dan interaksi serta aktivitas sosial yang terbatas menimbulkan situasi yang tidak biasa bagi otak
mereka. Karena penutupan sekolah, interaksi dan komunikasi siswa dengan teman sekolah,
permainan, latihan, dan aktivitas teman menjadi terhambat, yang terbukti penting untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan pembelajaran. Pelajar yang memiliki risiko paling signifikan
adalah yang termuda (anak-anak) karena otak mereka masih berkembang dan terpapar stres
dan isolasi tingkat tinggi, yang dapat menyebabkan perkembangan abnormal yang permanen.
Diasumsikan bahwa anak-anak mungkin menolak pergi ke sekolah setelah penguncian selesai
dan mungkin menghadapi kesulitan dalam membangun hubungan dengan mentor atau
pendidik mereka setelah sekolah dibuka kembali. Akibatnya, kendala pergerakan yang
dikenakan pada mereka dapat memiliki efek negatif jangka panjang pada kesejahteraan
psikologis mereka secara keseluruhan
DAFTAR PUSTAKA

Argaheni, Niken B. (2020). Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi Covid-19 terhadap
Mahasiswa Indonesia. Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya. 8 (2). 99-108 Aufar, Alma
Fildzah., Santoso T.R. (2020).

Kegiatan Relaksasi Sebagai Coping Stress diMasa Pandemi Covid-19. Jurnal Kolaborasi Resolusi
Konflik. 2 (2). 157-163 Firman. (2020). Dampak Covid-19 terhadap
Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Bioma. 2 (1). 14-20M.L. Tee, et al.(2020). Psychological
impact of COVID-19 pandemic in the Philippines.

Journal of Affective Disorders. 379–391.https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.08.043


Oktawirawan, Dwi Hardani. (2020).

Faktor Pemicu Kecemasan Siswa dalam Melakukan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Ilmiah Universitas Batang Hari Jambi. 20 (2). 541 – 544 Pawicara, R. Maharani
C. (2020).

AnalisisPembelajaran Daring terhadap Kejenuhan Belajar Mahasiswa Tadris Biologi IAIN Jember
di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Biologi. 1 (1). 30-38 Shah K, Mann S, Singh R, et
al. (2020)
Impact of COVID-19 on the Mental Health of Children and Adolescents. Cureus 12(8): e10051.
DOI 10.7759/cureus.10051 S. Singh, et al. (2020). Impact of COVID-19 and lockdown on mental
health of children and adolescents: A narrative review with recommendations. Psychiatry
Research. 2-10.https://doi.org/10.1016/j.psychres.2020.113429

Anda mungkin juga menyukai