Kelompok 13
Kelompok 13
1 2 3
4 5 6
1 2 3
4 5 6
Bekerja pada
Bekerja dengan Bersifat dependen
sel/jaringan/organ tertentu
mekanisme umpan dan independen
yang reaktif dan reseptor
balik baik positif
yang spesifik.
Hierarki Hormon Dalam Tubuh
Berikut adalah hierarki atau susunan hormone dalam tubuh beserta kelenjar
yang menghasilkan hormone tersebut, antara lain :
1. Hipotalamus
Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).
2. Kelenjar Hipofisis
a. Hipofisis Anterior
Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut :
FSH (folikel stimulating hormone)
LH (lutenizing hormon)
ACTH (adrenocorticotropic hormon)
TSH (tyroid stimulating hormon)
Prolaktin
GH (growth hormone)
Endorfin
b. Hipofisis Posterior
ADH (antidiuretic hormone)
mengontrol keseimbangan cairan
tubuh melaluimekanisme pengeluaran
urine.
Oxytocin merupakan hormon yang
berperan dalam kontraksi otot rahim
pada saat seorang wanita melahirkan.
3. Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan
Tiroksin. Hormon ini
mengontrol kecepatan
metabolisme tubuh untuk
menghasilkan energi.
4. Paratiroid
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid atau
parathormon(PTH).
5. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang berfungsi
sebagai kelenjar eksokrin maupun endokrin.
a. Insulin
b. glukagon
9. Kelenjar Pineal
Kelenjar ini menyekresikan hormon
melatonin yang membantu mengatur ritme
tubuh sehari-hari
Contoh Korelasi Klinis Hormone
Dalam Tubuh
Endometrium memiliki gambaran histologi yang bervariasi selama siklus menstruasi
normal, hal ini distimulasi oleh hormon-hormon steroid. Kadar hormon yang
abnormal dapat mempengaruhi morfologi endometrium dan dapat mengganggu
reseptivitas dari endometrium. Pemeriksaan Hormon Kadar serum FSH dan LH
ditentukan dengan menggunakan Chemiluminescent dan Estradiol dan progesteron
dinilai dengan menggunakan radioimmunoassay.
Pembahasan :
penilaian langsung fungsi endometrium dengan cara biopsi endometrium dan dating
histologi dengan menggunakan kriteria Noyes dan kawan-kawan
Hasil
Peserta penelitian sebanyak 53 orang, dengan usia antara 27-37 tahun dan rerata
31,51 tahun, dengan infertilitas primer atau sekunder antara 1-12 tahun dengan
rerata 4,03 tahun. Dari 53 sediaan biopsi endometrium yang sesuai dengan fase
sekresi dan dilakukan pewarnaan imunohistokimia integrin endometrium
memperlihatkan intensitas yang berbeda antara lemah sampai kuat. Dengan nilai in
tegrin antara 0-4, rerata 1,3.
Kesimpulan Penelitian Contoh
Korelasi Klinis Hormon