Disusun oleh:
Kelompok 5
Penyusun,
Penyusun 1 Penyusun 2
Penyusun 3
i
Penyusun 4 Penyusun 5
Ni Putu Riska Pradnya Dewi Gusti Ayu Ketut Windi Prayukti Dewi
NIM : P07134221025 NIM : P07134221038
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Identifikasi dan Analisis Bakteri Enterik Salmonella typhi dan Shigella
dysentriae Pada Sampel Feses” ini tepat pada waktunya. Laporan Praktikum
Bakteriologi ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
praktikum pada mata kuliah Bakteriologi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan mengenai Bakteriologi. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada, Bapak Burhannuddin S.Si., M.Biomed selaku Dosen Bakteriologi
yang telah memberikan serta menuntun dalam pembuatan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni ini. Penulis juga berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki laporan ini.
Kelompok 5
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
misalnya dengan cara desinfektan dan secara fisik misalnya dengan
pemanasan. Penyinaran ultraviolet, sinar x dan lain-lain (Hollender, 1995).
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui cara pemembuatan media agar untuk pengkulturan
bakteri.
- Untuk mengetahui cara mengkultur bakteri dari sampel feses.
- Untuk mengetahui cara melakukan peremajaan (sub kultur) pada
bakteri
- Untuk mengetahui cara mengidentifikasi bakteri enteric Salmonella
dan Shigella.
- Untuk mengetahui cara uji biokimia pada media yang sudah di kultur
- Untuk mengetahui cara uji gula-guka pada bakteri
1.4 Manfaat
Manfaat dari laporan praktikum bakteriologi ini adalah agar
pembaca dapat mempelajari konsep dari bakteriologi, mampu
menerapkannya saat praktikum dilaksanakan serta mampu memahami
praktikum yang dilaksanakan berdasarkan pada hasil yang didapatkan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaprotobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
3
Genus : Salmonella
S.typhi tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu
15-41°C (suhu optimum 37,5°C) dan pada pH pertumbuhan 6-8. Pada
umunya isolat kuman Salmonella dikenal dengan sifat-sifat; gerak positif,
reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif dan memberikan
hasil negatif pada reaksi indol, fenilalanin deaminase, urease, Voger
Proskauer, rekasi fermentasi terhadap sukrosa dan laktosa. Sebagian besar
isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik yang menghasilkan H2S.
Akan tetapi S. typhi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk
gas pada fermentasi glukosa. Pada agar SS, Endo, EMB dan MacConkey
koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwarna, pada agar
Wilson-Blair koloni kuman berwarna hitam (Staff FKUI 1993).
4
Klasifikasi bakteri Shigella sp. menurut Kanneth Todar (2012) :
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordof : Enterobacteriales
Famili : Enterobactericeae
Genus : Shigella
B. Uji gula-gula
6
BAB III
METODE
Alat Bahan
7
Tabel 1. 3 Media Salmonella Shigella Agar (SSA)
Alat Bahan
Alat Bahan
8
Tabel 1. 5 Uji Biokimia
Alat Bahan
Alat Bahan
Alat Bahan
10
- Kertas Timbang
- Kapas
- Aluminium foil
- Autoklaf
Alat Bahan
11
Tabel 1. 11 Uji Glukosa
Alat Bahan
Alat Bahan
12
Tabel 1. 13 Uji Laktosa
Alat Bahan
Alat Bahan
13
3.3. Cara Kerja
A. Media Kultur
Pembuatan Media NA (Nutient Agar)
1. APD (Alat pelindung diri) digunakan dengan baik, lengkap dan
benar. Alat dan bahan disiapkan.
2. Bersihkan semua alat dan sterilkan Petri yang akan digunakan.
3. Siapkan aluminium foil sebagai wadah timbangan pada media dan
batang pengaduk untuk membantu menuang media ke dalam
aluminium foil.
4. Timbanglah media pada neraca analitik. Formula media NA pada
label kemasan adalah 28 gram/1 liter aquades. Sehingga untuk
membuat 200 ml larutan media, diperlukan sebanyak 5,6 gram
media NA.
5. Larutkan media ke dalam 200 ml aquades pada erlenmeyer dengan
cara dipanaskan pada suhu 100°C sambil diaduk menggunakan alat
hot plate and magnetic stirrer. Pastikan media larut dengan
sempurna dan tidak meninggalkan gumpalan.
6. Tutup Erlenmeyer menggunakan kapas.
7. Kemudian sterilisasi media menggunakan Autoklaf pada suhu
121°C dan tekanan 2 Atm selama 15 menit.
8. Setelah disterilisasi saat media dalam kondisi masih cair (sekitar
suhu 45-50 °C), media dapat secara langsung dituang ke masing-
masing cawan petri sesuai kebutuhan.
Pembuatan Media SCB (Selenit Cystein Broth)
1. Dilakukan sterilisasi pada 10 tabung reaksi sebelum digunakan
dengan incubator selama 2 jam.
2. Timbang bubuk agar SCB sebanyak 1,9 g untuk sampel 100 ml.
3. Siapkan 100 ml aquadest ke dalam Erlenmeyer.
4. Homogenkan bubuk SCB dengan 100 ml akuades dengan
menggunakan automatic stirrer.
5. Setelah homogen, tuang ke dalam tabung reaksi yang telah di
sterilisasikan tadi sama rata pada 10 tabung reaksi sebanyak 10 ml.
14
6. Berikan label pada setiap tabung.
7. Simpan pada kulkas untuk dilakukan penanaman bakteri pada
keesokan hari.
Pembuatan Media SSA (Salmonella Shigella Agar)
1. Dilakukan sterilisasi terhadap cawan petri yang akan digunakan
untuk sediaan agar SSA dengan inkubator selama 2 jam.
2. Timbang bubuk agar SSA sebanyak 12,6 g untuk sampel sebanyak
200ml untuk 10 cawan petri.
3. Dilakukan inkubasi terhadap aquadest sebanyak 200 ml terlebih
dahulu menggunakan autoclaf.
4. Tambahkan aquadest sebanyak 200 ml lalu tuang pada erlenmeyer
dan campurkan dengan bubuk agar SSA yang telah ditimbang tadi.
5. Homogenkan hingga semua bubuk terlarut bersama aquadest.
6. Tuangkan media yang telah siap ke 10 cawan petri yang telah di
sterilisasi.
7. Tunggu hingga memadat, kemudian simpan pada refrigerator.
B. Media Uji Biokimia
Pembuatan Media TSIA
1. Menggunakan APD (Alat pelindung diri) dengan lengkap, baik,
dan benar.
2. Desinfeksi meja tempat pembuatan media
3. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
4. Timbang media TSIA pada neraca analitik dengan menggunakan
aluminum foil sebagai wadah dengan berat 6,4 gram.
5. Ukur aquadest 100 mL menggunakan gelas ukur.
6. Masukkan media TSIA dan juga aquadest ke dalam Erlenmeyer,
masukkan magenet stirrer ke dalam Erlenmeyer
7. Setelah itu, panaskan dengan menggunakan hotplate dengan
kecepatan 40 rpm dengan suhu 100oC.
8. Panaskan sampai bubuk media dan aquadest tercampur.
9. Setelah aquadest dan media tercampur, tutup Erlenmeyer
menggunakan kapas dan aluminium foil.
15
10. Kemudian autoclave selama 15 menit.
11. Setelah selesai di autoclave, masukkan media ke dalam tabung
reaksi sebanyak 10 mL.
12. Kemudian tutup mulut tabung dengan kapas dan letakkan secara
miring.
13. Tunggu sampai media memadat dan siap digunakan.
Pembuatan Media SIM
1. APD (Alat pelindung diri) digunakan dengan baik, lengkap dan
benar.
2. Alat dan bahan disiapkan.
3. Bersihkan semua alat dan sterilkan tabung reaksi yang akan
digunakan.
4. Siapkan aluminium foil sebagai wadah menimbang media dan
batang pengaduk untuk membantu menuang media ke aluminium
foil.
5. Timbanglah media pada neraca analitik. Formula media SIM pada
label kemasan adalah 30 gram/1 liter aquades. Sehingga untuk
membuat 100 ml larutan media, diperlukan sebanyak 3 gram media
SIM.
6. Larutkan media ke dalam 100 ml aquades pada erlenmeyer dengan
cara dipanaskan pada suhu 100°C sambil diaduk menggunakan alat
hot plate and magnetic stirrer. Pastikan media larut dengan
sempurna dan tidak meninggalkan gumpalan.
7. Tuangkan media yang telah larut ke dalam maisng - masing tabung
reaksi.
8. Tutup tabung reaksi dengan kapas, ikat tabung – tabung tersebut
menjadi satu untuk kemudian di autoklaf.
9. Sterilisasi media menggunakan Autoklaf pada suhu 121°C dan
tekanan 2 Atm selama 15 menit.
Pembuatan Media SC (Simmon’s Citrat)
1. Menggunakan APD (Alat pelindung Diri) dengan lengkap, baik,
dan benar.
16
2. Desinfeksi meja tempat pembuatan media
3. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
4. Timbang media SC pada neraca analitik dengan menggunakan
aluminum foil sebagai wadah dengan berat 2,3 gram.
5. Ukur aquadest 100 mL menggunakan gelas ukur.
6. Masukkan media SC dan juga aquadest ke dalam Erlenmeyer,
masukkan magenet stirrer ke dalam Erlenmeyer.
7. Setelah itu, panaskan dengan menggunakan hotplate dengan
kecepatan 40 rpm dengan suhu 100oC.
8. Panaskan sampai bubuk media dan aquadest tercampur.
9. Setelah aquadest dan media tercampur, tutup Erlenmeyer
menggunakan kapas dan aluminium foil.
10. Kemudian autoclave selama 15 menit.
11. Setelah selesai di autoclave, masukkan media ke dalam tabung
reaksi sebanyak 10 mL.
12. Kemudian tutup mulut tabung dengan kapas dan letakkan secara
miring.
13. Tunggu sampai media memadat
14. Kemudian inkubasi selama 24 jam dan siap digunakan.
Pembuatan Media MRVP
1. APD (Alat pelindung diri) digunakan dengan baik, lengkap dan
benar.
2. Alat dan bahan disiapkan.
3. Bersihkan semua alat dan sterilkan tabung reaksi yang akan
digunakan.
4. Siapkan aluminium foil sebagai wadah menimbang media dan
batang pengaduk untuk membantu menuang media ke aluminium
foil.
5. Timbanglah media pada neraca analitik. Formula media MRVP
pada label kemasan adalah 17 gram/1 liter aquades. Sehingga
untuk membuat 100 ml larutan media, diperlukan sebanyak 1,7
gram media MRVP.
17
6. Larutkan media ke dalam 100 ml aquades pada erlenmeyer
dengan cara dipanaskan pada suhu 80°C sambil diaduk
menggunakan alat hot plate and magnetic stirrer. Pastikan medium
larut dengan sempurna dan tidak meninggalkan gumpalan.
7. Tuangkan media yang telah larut ke dalam maisng - masing
tabung reaksi.
C. Pembuatan Media Uji Gula-gula
Media Uji Glukosa
1. Siapkan media Glukosa (bubuk) dan apw dalam beaker glass
2. Timbang media Glukosa sebanyak 1 gram
3. Masukkan media ke dalam Labu Erlenmayer
4. Tambahkan apw 100 mL.
5. Aduk hingga homogen pada hot plate stirer menggunakan
magnetic stirer.
6. Sterilisasi media menggunakan autoclave pada suhu 121 oC
7. Setelah selesai di inkubasi, diamkan pada suhu ruang beberapa
saat hingga larutan tersebut hangat.
8. Tuangkan larutan Glukosa kedalam tabung rekasi yang sudah
berisi tabung durham masing masing 10ml, berikan label pada
tabung reaksi
9. Jika sudah tetesi reagen bronthymol blue sampai berubah
warna menjadi biru.
10. Sterilkan kembali pada autoclave selama. Setelah steril, media
diambil dari dalam autoclave dan dibiarkan hingga dingin.
Media Uji Maltosa
1. Siapkan media Maltosa (bubuk) dan apw dalam beaker glass
2. Timbang media Maltosa sebanyak 1 gram
3. Masukkan media ke dalam Labu Erlenmayer
4. Tambahkan apw 100 mL.
5. Aduk hingga homogen pada hot plate stirer menggunakan
magnetic stirer.
6. Sterilisasi media menggunakan autoclave pada suhu 121 oC
18
7. Setelah selesai di inkubasi, diamkan pada suhu ruang beberapa
saat hingga larutan tersebut hangat.
8. Tuangkan larutan Maltosa kedalam tabung rekasi yang sudah
berisi tabung durham masing masing 10ml, berikan label pada
tabung reaksi
9. Jika sudah tetesi reagen bronthymol blue sampai berubah
warna menjadi biru.
10. Sterilkan kembali pada autoclave selama. Setelah steril, media
diambil dari dalam autoclave dan dibiarkan hingga dingin.
Media Uji Laktosa
1. Siapkan media Laktosa (bubuk) dan apw dalam beaker glass
2. Timbang media Laktosa sebanyak 1 gram
3. Masukkan media ke dalam Labu Erlenmayer
4. Tambahkan apw 100 mL.
5. Aduk hingga homogen pada hot plate stirer menggunakan
magnetic stirer.
6. Sterilisasi media menggunakan autoclave pada suhu 121 oC
7. Setelah selesai di inkubasi, diamkan pada suhu ruang beberapa
saat hingga larutan tersebut hangat.
8. Tuangkan larutan Laktosa kedalam tabung rekasi yang sudah
berisi tabung durham masing masing 10ml, berikan label pada
tabung reaksi
9. Jika sudah tetesi reagen bronthymol blue sampai berubah
warna menjadi biru.
10. Sterilkan kembali pada autoclave selama. Setelah steril, media
diambil dari dalam autoclave dan dibiarkan hingga dingin.
Media Uji Sukrosa
1. Siapkan media Sukrosa (bubuk) dan apw dalam beaker glass
2. Timbang media Sukrosa sebanyak 1 gram
3. Masukkan media ke dalam Labu Erlenmayer
4. Tambahkan apw 100 mL
19
5. Aduk hingga homogen pada hot plate stirer menggunakan
magnetic stirer.
6. Sterilisasi media menggunakan autoclave pada suhu 121 oC
7. Setelah selesai di inkubasi, diamkan pada suhu ruang beberapa
saat hingga larutan tersebut hangat.
8. Tuangkan larutan Sukrosa kedalam tabung rekasi yang sudah
berisi tabung durham masing masing 10 mL, berikan label pada
tabung reaksi
9. Jika sudah tetesi reagen bronthymol blue sampai berubah
warna menjadi biru.
10. Sterilkan kembali pada autoclave selama. Setelah steril, media
diambil dari dalam autoclave dan dibiarkan hingga dingin.
D. Kultur Pada Media SCB
1. APD (alat pelindung diri) digunakan dengan baik, benar dan
lengkap
2. Siapkan alat dan bahan dan Sterilkan tempat kerja.
3. Nyalakan api bunsen.
4. Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen
5. Ambil sampel feses yang telah disiapkan menggunakan ose.
6. Sterilkan mulut cawan petri, dengan melewatkan pada api bunshen.
7. Diinkubasi 1 x 24 jam.
8. Setelah 24 jam amati koloni yang tumbuh dan catat hasil yang
didapat.
E. Subkultur Pada Media SSA
1. APD (alat pelindung diri) digunakan dengan baik, benar dan lengkap
2. Siapkan alat dan bahan dan Sterilkan tempat kerja.
3. Nyalakan api Bunsen.
4. Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
5. Gunakan ose yang telah dingin untuk menggores pada permukaan
media agar dalam cawan petri.
6. Ambil koloni yang pada media SCB yang sebelumnya sudah
ditanami sampel feses dengan menggunakan ose.
20
7. Goreskan dengan teknik 4 kuadran ke media SSA
8. Tutup kembali cawan petri
9. Sterilkan mulut cawan petri, dengan melewatkan pada api bunsen.
10. Diinkubasi 1 x 24 jam.
11. Setelah 24 jam amati koloni yang tumbuh dan catat. Diidentifikasi
ukuran, bentuk, tekstur, dan warna.
F. Peremajaan Pada Media NA
Setelah dilakukan proses subkultur pada media SSA ditemukan adanya
koloni yaitu Salmonella typhi berwarna hitam setelah 24 jam.
Selanjutnya dilakukan proses peremajaan dari media SSA ke media
NA, adapun prosedur peremajaan ke media NA yaitu :
1. APD (alat pelindung diri) digunakna dengan baik,benar dan
lengkap.
2. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
3. Pilih koloni tunggal pada media SSA dengan menggunakan ose
steril (ose sekali pakai).
4. Goreskan dengan teknik 4 kuadran ke media NA
5. Tutup kembali cawan petri
6. Diinkubasi selama 18-20 jam.
7. Setelah proses inkubasi, diamati koloni yang tumbuh pada media
NA, koloni yang tumbuh digunakan untuk proses uji biokimia.
G. Kultur Media untuk Uji Biokimia
TSIA
1. APD (alat pelindung diri) digunakna dengan baik,benar dan
lengkap.
2. Siapkan alat dan bahan dan sterilkan area kerja
3. Nyalakan api Bunsen
4. Panaskan ose jarum hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
5. Pilih koloni pada media NA
6. Inokulasikan koloni dari biakan kuman ke TSIA dengan cara
penusukan dengan ose jarum mulai dari pangkal kemiringan
21
sampai ke dasar tabung, saat menarik ose kembali, permukaan
miring media digores.
7. Sterilkan mulut tabung reaksi sebelum ditutup.
8. Kultur dinkubasi pada suhu 37 oC, selama 24-48 jam.
9. Diamati perubahan warna yang terjadi.
SIM
1. APD (alat pelindung diri) digunakna dengan baik,benar dan
lengkap.
2. Siapkan alat dan bahan dan sterilkan area kerja .
3. Nyalakan api Bunsen.
4. Panaskan ose jarum hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
5. Pilih koloni pada media NA
6. Inokulasikan koloni dari biakan kuman ke SIM dengan cara
menusukan dengan ose jarum sampai ke 3/4 dasar tabung.
7. Kultur dinkubasi pada suhu 37 oC, selama 24-48 jam.
8. Diamati perubahan warna yang terjadi.
9. Setelah itu, ditambahkan reagen Kovacs untuk melihat apakah
terjadi reaksi positif pada uji Indole yang ditandai dengan warna
merah di atas media SIM.
SC
1. APD (alat pelindung diri) digunakna dengan baik,benar dan
lengkap.
1. Siapkan alat dan bahan dan sterilkan area kerja .
2. Nyalakan api Bunsen.
3. Panaskan ose bulat hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
4. Pilih koloni pada media NA
5. Inokulasikan koloni dari biakan kuman ke SC dengan cara distreak
dengan ose bulat
6. Sterilkan mulut tabung reaksi sebelum ditutup.
7. Kultur dinkubasi pada suhu 37oC, selama 24-48 jam.
22
8. Diamati perubahan warna yang terjadi.
MRVP
1. APD (alat pelindung diri) digunakan dengan baik,benar dan
lengkap.
2. Siapkan alat dan bahan dan sterilkan area kerja .
3. Nyalakan api Bunsen.
4. Panaskan ose bulat hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
5. Pilih koloni pada media NA
6. Inokulasikan koloni dari biakan kuman dari ose ke media MRVP
dengan cara diaduk
7. Sterilkan mulut tabung reaksi sebelum ditutup.
8. Kultur dinkubasi pada suhu 37 oC, selama 24-48 jam.
9. Setelah diinkubasi, bagi rata media MRVP ke tabung yang lain.
Satu untuk uji MR dan satu lagi untuk uji VP
10. Tambakan 5 tetes indicator Methyl Red Solution pada biakan MR
dan amati reaksi yang terjadi.
11. Tambakan reagen a-naftol 600 mikron dan kalium hidroksida 40%
sebanyak 200 mikron pada biakan VP dan amati reaksi yang
terjadi.
H. Uji Gula-gula
Uji Glukosa
1. APD (alat pelindung diri) digunakan dengan baik,benar dan
lengkap.
2. Siapkan alat dan bahan dan sterilkan area kerja .
3. Nyalakan api Bunsen.
4. Panaskan ose bulat hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
5. Pilih koloni pada media NA
6. Miringkan tabung berisi media glukosa
7. Inokulasikan koloni dari biakan kuman dari ose ke media
glukosa dengan cara ose ditempelkan di dinding tabung
23
kemudian koloni dibuat menempel pada dinding tabung dengan
digesek
8. Lalu, tabung ditegakkan kembali, kemudian koloni yang
menempel tadi diaduk menggunakan ose.
9. Sterilkan mulut tabung reaksi sebelum ditutup dengan kapas.
10. Selanjutnya, diinkubasi pada suhu 37oC, selama 24-48 jam.
11. Diamati perubahan warna yang terjadi.
Uji Maltosa
1. APD (alat pelindung diri) digunakan dengan baik,benar dan
lengkap.
2. Siapkan alat dan bahan dan sterilkan area kerja .
3. Nyalakan api bunsen.
4. Panaskan ose bulat hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
5. Pilih koloni pada media NA
6. Miringkan tabung berisi media maltosa
7. Inokulasikan koloni dari biakan kuman dari ose ke media
glukosa dengan cara ose ditempelkan di dinding tabung
kemudian koloni dibuat menempel pada dinding tabung dengan
digesek
8. Lalu, tabung ditegakkan kembali, kemudian koloni yang
menempel tadi diaduk menggunakan ose.
9. Sterilkan mulut tabung reaksi sebelum ditutup dengan kapas.
10. Selanjutnya, diinkubasi pada suhu 37oC, selama 24-48 jam.
11. Diamati perubahan warna yang terjadi.
Uji Laktosa
1. APD (alat pelindung diri) digunakan dengan baik,benar dan
lengkap.
2. Siapkan alat dan bahan dan sterilkan area kerja.
3. Nyalakan api bunsen.
24
4. Panaskan ose bulat hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
5. Pilih koloni pada media NA.
6. Miringkan tabung berisi media laktosa.
7. Inokulasikan koloni dari biakan kuman dari ose ke media
glukosa dengan cara ose ditempelkan di dinding tabung
kemudian koloni dibuat menempel pada dinding tabung dengan
digesek.
8. Lalu, tabung ditegakkan kembali, kemudian koloni yang
menempel tadi diaduk menggunakan ose.
9. Sterilkan mulut tabung reaksi sebelum ditutup dengan kapas.
10. Selanjutnya, diinkubasi pada suhu 37oC, selama 24-48 jam.
11. Diamati perubahan warna yang terjadi.
Uji Sukrosa
1. APD (alat pelindung diri) digunakan dengan baik,benar dan
lengkap.
2. Siapkan alat dan bahan dan sterilkan area kerja .
3. Nyalakan api bunsen.
4. Panaskan ose bulat hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
5. Pilih koloni pada media NA.
6. Miringkan tabung berisi media sukrosa.
7. Inokulasikan koloni dari biakan kuman dari ose ke media
glukosa dengan cara ose ditempelkan di dinding tabung
kemudian koloni dibuat menempel pada dinding tabung dengan
digesek.
8. Lalu, tabung ditegakkan kembali, kemudian koloni yang
menempel tadi diaduk menggunakan ose.
9. Sterilkan mulut tabung reaksi sebelum ditutup dengan kapas.
10. Selanjutnya, diinkubasi pada suhu 37oC, selama 24-48 jam.
11. Diamati perubahan warna yang terjadi.
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Gambar 1. 1 Hasil Pembuatan Media
NAMA MEDIA DOKUMENTASI
SCB
SSA
GULA-GULA
26
NA
TSIA
SIM
MRVP
27
SC
(positif) +
(terdapat koloni
berwarna hitam yang
diindikasikan adalah
Salmonella)
SSA
28
Gambar 1. 3 Hasil Peremajaan Koloni pada Media NA
NAMA MEDIA DOKUMENTASI HASIL
(positif) +
(terdapat koloni
berwarna putih)
NA
(Positif) +
(Warna hitam ini
menandakan koloni
menghasilkan gas H2 S,
SIM warna merah yang
berarti indole positif
(+), serta terdapat kabut
disekitar bakteri yang
menandakan adanya
pergerakan (motilitas))
29
(positif) +
(perubahan warna dari
hijau menjadi biru)
SC
(positif) +
(dari putih keruh
menjadi pink atau
merah)
MR
(negative) –
(tidak ada perubahan
warna pada media)
VP
30
(positif) +
(perubahan media dari
biru kehitaman menjadi
kuning serta ada
gelembung pada tabung
MALTOSA durham terbalik)
(positif) +
(perubahan media dari
biru kehitaman menjadi
kuning serta ada
gelembung pada tabung
LAKTOSA
durham terbalik)
(positif) +
(perubahan media dari
biru kehitaman menjadi
kuning serta ada
gelembung pada tabung
SUKROSA
durham terbalik)
4.2 Pembahasan
1) Analisa Prosedur
A. Mengkultur Bakteri Sampel Feses Pada Media SCB
Pada tahap ini dilakukan proses penanaman bakteri dari sampel
feses ke media SCB (Selenit Cystein Broth) yang sebelumnya sudah
dibuat. SCB merupakan media selektif yang khusus digunakan untuk
bakteri Gram negatif seperti Salmonella sp. Selenite Cystine Broth
digunakan untuk kultur pengayaan bakteri Salmonella sp dari kotoran,
bahan makanan dan bahan lainnya. Prosedur pengkulturan pada media
SCB dilakukan dengan menyiapkan sampel feses yang akan diperiksa,
31
lalu dengan menggunakan ose yang sudah dipanaskan pada Bunsen
celupkan ose pada sampel 2-3 kali. Kemudian, masukkan pada media
SCB. Langkah selanjutnya adalah inkubasi selama 24 jam pada suhu
37oC. setelah 24 jam dengan menggunakan ose steril, bakteri yang
tumbuh dipindahkan ke media SSA dengan menggunakan metode
gores (streak plate). Hasil positif pada media SCB ini ditandai dengan
adanya kekeruhan dan perubahan warna pada media dari bening
menjadi keruh serta terjadinya gelembung pada permukaan media.
B. Subkultur Koloni dari Media SCB ke SSA
Prosedur subkultur dari media SCB ke media SSA dilakukan
dengan metode streak plate. Dari tabung SCB, diinokulasikan dengan
menggunakan ose steril ke media SSA dengan metode gores 4
kuadran. Media yang telah digoreskan tersebut, kemudian diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 37 oC.
Salmonella Shigella Agar (SSA) adalah media selektif dalam hal
mengindentifikasi bakteri Salmonella sp., apabila Salmonella tumbuh
dalam media Salmonella Shigella Agar (SSA) maka akan
menunjukkan koloni yang berbentuk bulat, cembung, tekstur halus,
mengkilat, pinggiran rata, serta koloni berwarna black center. Media
Salmonella Shigella Agar (SSA), menumbuhkan koloni berwarna
hitam dan koloni berwarna putih. Apabila koloni berwarna putih
artinya koloni berasal dari bakteri genus Shigella. Komponen utama
media Salmonella Shigella Agar (SSA) untuk selektvitasnya adalah
laktosa, pepton, garam empedu, besi (III) sitrat dan indikator retusal
red. Kemampuan metabolisme bakteri merupakan prinsip dari
diferensiasi jenis-jenis bakteri. Bakteri dari genus Shigella tidak dapat
memfermentasi laktosa dan tidak menghasilkan gas H 2 S dan enzim
tiosulfat reduktase sehingga koloni yang tumbuh berwarna putih atau
tidak berwarna (bening) (Jadhey, Erina, and Abrar 2020). Pertumbuhan
koloni berwarna hitam, dimana koloni melakukan reduksi tiosulfat
menjadi sulfat sehingga terlihat sebagai koloni hitam. Beberapa
32
Salmonella sp. menghasilkan bulatan hitam (presipitat ferri sulfat) di
tengah koloni sebagai hasil produksi gas H2 S.
C. Peremajaan Koloni ke Media NA (Nutrient Agar)
Media NA (nutrient agar) merupakan media yang berbentuk serbuk
berwarna putih kekuningan dan apabila setelah digunakan akan
berbentuk padat karena terdapat kandungan agar sebagai pemadatnya.
Selain bisa digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam bakteri,
media NA (nutrient agar) juga mengandung komposisi yang tidak
terlalu banyak. Komposisi yang terpenting dalam media ini adalah
karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak daging dan pepton
sesuai dengan kebutuhan sebagian besar bakteri.
Peremajaan bakteri uji yaitu bakteri Salmonella typhi dilakukan
dengan menumbuhkan kembali isolat-isolat bakteri uji yang ada pada
media kultur ke dalam medium NA dengan metode streak plate dan
diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam.
D. Uji Biokimia
Uji Biokimia merupakan salah satu jenis uji identifikasi bakteri
yang umum dilakukan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat
fisiologis koloni bakteri hasil isolasi. Biokimia bakteri berkaitan
dengan proses metabolisme sel bakteri. Uji biokimia umumnya
dilakukan untuk menentukan genus atau spesies bakteri tertentu.
Golongan bakteri memiliki variasi bentuk morfologi yang terbatas
(basil, cocus dan spiral) sehingga sulit untuk membedakan satu spesies
dengan spesies lainnya tanpa uji biokimia. Pada prinsipnya, uji
biokimia dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
mereaksikan senyawa kimia sehingga mengasilkan senyawa kimia lain
yang dikaitkan dengan sifat bakteri itu sendiri.
TSIA (Triple Sugar Iron agar)
Uji Triple Sugar Iron agar (TSIA) merupakan metode yang
digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam
memfermentasikan gula. Koloni yang diduga bakteri Salmonella
pada media NA dipindahkan menggunakan jarum ose ke dalam
33
media agar miring TSIA pada tabung reaksi dengan cara
menggores bagian miringnya dan menusuk bagian tegaknya,
kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Hasil
positif untuk produksi gas H2S adalah terbentuknya warna hitam
pada media. Media TSIA dibuat dengan cara dituang miring
sehingga akan terbentuk bagian lereng dan dasar. Bagian lereng
bersifat aerob sedangkan bagian dasar anaerob. Reaksi yang dapat
timbul antara lain : lereng merah (-) / dasar kuning (+) menandakan
adanya fermentasi glukosa, lereng kuning (+) / dasar kuning (+)
menandakan fermentasi laktosa dan atau sukrosa, lereng merah (-) /
dasar merah (-) artinya tidak memfermentasi gula dan tidak
membentuk gas ataupun H2S, bila ruang udara di bawah medium
terbentuknya gas sehingga medium terangkat ke atas, dan jika
terdapat warna hitam pada medium berarti terbentuknya H2S
(Mahon, 2015).
SC (Simmon’s Citrat)
SC (Simmon’s Citrat) merupakan media padat yang pada
fase cairnya dimasukkan ke dalam tabung. Koloni yang diduga
Bakteri Salmonella pada media NA diambil menggunakan jarum
ose dan diinokulasikan ke dalam Simmon sitrat, kemudian
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam.
Media tersebut dapat dikatakan positif apabila pH media
menjadi basa yakni warna media yang semula berwarna hijau
menjadi biru. Tes Citrat bertujuan mendeteksi kemampuan suatu
organisme untuk memanfaatkan sitrat sebagai satu – satunya
sumber karbon dan energi. Hasil positif ditandai dengan adanya
pertumbuhan koloni yang diikuti perubahan warna dari hijau
menjadi biru. Umumnya bakteri Salmonella memberikan hasil
positif pada uji sitrat.
SIM (Sulfida indole motility)
Koloni yang diduga Bakteri Salmonella pada media NA
dimasukkan ke dalam media indol dalam tabung reaksi dengan
34
menggunakan ose jarum, kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC
selama 24 jam. Sulfida indole motility (SIM) adalah media agar
semisolid yang digunakan untuk menentukan hidrogen sulfida
(H2S) dproduksi, pembentukan indol, dan motilitas. Media SIM
adalah media yang pada umumnya digunakan untuk uji biokimia
sebagai uji penegasan pada analisa Escerichia coli. Kekaburan
yang menyebar dari garis menusuk menunjukkan tes positif untuk
motilitas. Warna merah yang timbul setelah penambahan reagen
Kovács menunjukkan produksi indole. Lalu endapan hitam yang
terbentuk menunjukkan produksi H 2 S. Media SIM (Sulfide Indole
Motility) adalah media differensial. Media ini digunakan untuk tes
kemampuan organisme untuk melakukan beberapa hal yaitu
mengurangi sulfur, menghasilkan indole dan berjalan melalui agar-
agar. SIM umumnya digunakan untuk membedakan anggota
Enterobacteriaceae. Sulfur direduksi menjadi H2S (Hidrogen
Sulfida) oleh katabolisme asam amino sistem oleh desulfurase
sistem enzim atau dengan pengurangan thiosulphate dalam
respirasi anaerobik. Jika hydrogen sulfida diproduksi maka warna
hitam akan terbentuk dimedia.
MRVP
Uji MRVP yaitu koloni yang diduga Bakteri Salmonella
pada media NA diambil menggunakan jarum ose dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 mL media MR-VP dan
diinkubasi pada suhu dinkubasi pada suhu 37 oC, selama 24-48 jam.
Setelah diinkubasi, bagi rata media MRVP ke tabung yang lain.
Satu untuk uji MR dan satu lagi untuk uji VP, tambakan indicator
Methyl Red Solution sebanyak 5 tetes pada biakan MR dan amati
reaksi yang terjadi dan tambakan reagen a-naftol 600 mikron dan
kalium hidroksida 40% sebanyak 200 mikron pada biakan VP dan
amati reaksi yang terjadi. Hasil positif ditandai dengan adanya
perubahan pada media menjadi warna merah. Umumnya bakteri
Salmonella memberikan hasil positif untuk uji MR. Hasil uji positif
35
apabila terjadi perubahan warna merah muda sampai merah.
Umumnya bakteri Salmonella memberikan hasil negatif.
E. Uji Gula-gula
Uji Glukosa
Pada uji gula-gula dengan media glukosa, Inokulasikan
koloni dari biakan kuman pada media NA denagn ose ke media
glukosa dengan cara ose ditempelkan di dinding tabung kemudian
koloni dibuat menempel pada dinding tabung dengan digesek.
Diinkubasi pada suhu 37 oC, selama 24-48 jam. Apabila media
berubah dari yang awalnya berwarna biru menjadi kuning hal ini
membentuk asam dari fermentasi glukosa. Bila ada gelembung
pada tabung durham yang diletakan terbalik di dalam tabung
media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas.
Uji Maltosa
Pada uji gula-gula dengan media maltosa, Inokulasikan
koloni dari biakan kuman pada media NA denagn ose ke media
glukosa dengan cara ose ditempelkan di dinding tabung kemudian
koloni dibuat menempel pada dinding tabung dengan digesek.
Diinkubasi pada suhu 37 oC, selama 24-48 jam. Apabila media
berubah dari yang awalnya berwarna biru menjadi kuning hal ini
artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi karbohidrat.
Uji Laktosa
Sama halnya dengan sukrosa, laktosa juga merupakan salah
satu parameter dalam penentu uji gula – gula (uji fermentasi
karbohidrat). Uji gula – gula bertujuan untuk melihat kemampuan
bakteri dalam memfermentasikan karbohidrat pada media. Proses
fermentasi akan menghasilkan sejumlah asam organic yang berasal
dari jenis gula yang berbeda. Ketika proses fermentasi
berlangsung, hanya bakteri yang bersifat aerob fakultatif yang
dapat melakukan fermentasi sedangkan bakteri yang bersifat aerob
obligat tidak dapat melakukan proses fermentasi ini
Uji Sukrosa
36
Sukrosa merupakan salah satu parameter yang digunakan
sebagai penentu pada uji fermentasi karbohidrat. Hasil akhir yang
ditunjukkan dari fermentasi karbohidrat ditentukan oleh sifat
mikroba, media yang digunakan serta pH dan suhu. Fermentasi
adalah suatu proses oksidasi biologi dengan karbohidrat sebagai
substratnya. Fermentasi akan mengubah karbohidrat menjadi
alkohol, asam organic dan dapat pulang menghasilkan gas CO2.
Apabila media uji yang semula berwarna biru berubah menjadi
kuning maka dapat disimpulkan bawah uji tersebut positif.
Sedangkan uji dikatakan negatif apabila terjadi perubahan warna
dari biru menjadi merah.
2) Analisis Hasil
A. Mengkultur Bakteri Sampel Feses Pada Media SCB
Pada praktikum yang telah dilaksanakan, dilakukan tahap
pengkulturan sampel feses pada media SCB. Setelah diinkubasi selama
24 jam, didapatkan adanya perubahan media dari yang awalnya bening
menjadi sedikit keruh dan terdapat sedikit gelembung di atas media.
B. Subkultur Koloni dari Media SCB ke SSA
Pada praktikum yang telah dilaksanakan, setelah proses
pengkulturan sampel feses ke media SCB, setelah itu dilakukan proses
subkultur dari media SCB ke media SSA dengan metode streak plae 4
kuadran dan inkubasi selama 24 jam. Hasil yang didapatkan dari
proses tersebut adalah positif (+) bakteri Salmonella typhi yang
ditandai dengan pertumbuhan koloni berwarna hitam. Hal ini
dikarenakan koloni melakukan reduksi tiosulfat menjadi sulfat
sehingga terlihat sebagai koloni hitam.
C. Peremajaan Koloni ke Media NA (Nutrient Agar)
Setelah dilakukan proses subkultur dari media SCB ke media SSA,
dilakukan proses peremajaan bakteri dari media SSA ke media NA
dengan metode streak plae 4 kuadran dan inkubasi selama 24 jam. Dari
37
proses tersebut didapatkan media NA yang ditumbuhi koloni berwarna
putih yang siap distreak ke media untuk uji biokimia.
D. Uji Biokimia
TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Pada praktikum yang telah dilaksanakan, setelah proses
peremajaan bakteri dari media SSA ke media NA, didapatkan
media NA yang ditumbuhi koloni berwarna putih. Koloni dari
media NA tersebut selanjutnya digunakan untuk proses uji
biokimia
Pada media TSIA yang telah ditanami bakteri pada
praktikum sebelumnya, mendapatkan hasil positif (+), yang
ditandai dengan terjadinya perubahan warna media yang awalnya
berwarna merah terjadi perubahan dengan lereng menjadi warna
kuning (+) dan dasar kuning (+), serta terdapat warna hitam pada
medium. Perubahan warna lereng dan dasar menjadi warna kuning
menandakan adanya fermentasi laktosa dan atau sukrosa oleh
koloni pada media. Sedangkan warna hitam pada medium berarti
terbentuknya gas H2 S (hydrogen sulfide).
SC (Simmon’s Citrat)
Pada media SC yang telah ditanami bakteri pada praktikum
sebelumnya, mendapatkan hasil positif (+) , yang ditandai dengan
adanya pertumbuhan koloni yang diikuti perubahan warna pada
media dari hijau menjadi biru. Hal ini berarti koloni berhasil
memfermentasikan sitrat dengan baik.
SIM (Sulfida Indole Motility)
Pada praktikum pengujian media SIM, didapatkan hasil
terjadinya perubahan media yang awalnya berwarna bening
menjadi berwarna hitam. Warna hitam ini mennadakan koloni
menghasilkan gas H2 S yang berarti positif (+) sulfide setelah
ditambahkan reagen Kovacs bakteri menghasilkan asam amino
Triptofan serta terjadi perubahan warna merah yang berarti indole
38
positif (+), serta terdapat kabut disekitar bakteri yang menandakan
adanya pergerakan (motilitas) positif (+).
MRVP
Pada praktikum, media MR yang telah ditanami bakteri
diuji dengan menggunakan methylene red sebanyak 5 tetes yang
mana hasil uji menunjukkan adanya perubahan warna dari putih
keruh menjadi pink atau merah. Hal ini berarti bahwa bakteri
Salmonella typhi memfermentasikan asam campuran (metilen
glikon). Lalu pada uji VP dengan penambahan reagen a-naftol 600
mikron dan kalium hidroksida 40% sebanyak 200 mikron tidak
menunjukkan adanya perubahan warna pada media, sehingga
dapat disimpulkan bahwa uji VP menunjukkan hasil negatif.
E. Uji Gula-gula
Uji Glukosa
Pada praktikum mengenai uji gula-gula terhadap bakteri
Salmonella typhi, sesuai dengan hasil pengamatan diperoleh pada
media glukosa mendapatkan hasil positif (+), yang ditandai dengan
perubahan warna media yang awalnya berwarna biru menjadi
warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi
glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada
tabung durham yang diletakan terbalik di dalam tabung media,
artinya hasil fermentasi berbentuk gas.
Uji Maltosa
Pada praktikum mengenai uji gula-gula terhadap bakteri
Salmonella typhi, sesuai dengan hasil pengamatan diperoleh pada
media maltose mendapatkan hasil positif (+). Ditandai dengan
perubahan warna media dari biru menjadi kuning, artinya bakteri
ini membentuk asam dari fermentasi karbohidrat.
Uji Laktosa
Pada praktikum pengujian media gula – gula (Laktosa)
yang telah ditanami bakteri Salmonella yang tumbuh pada media
SSA, terjadi perubahan warna yang awalnya berwarna biru menjadi
39
berwarna kuning kecoklatan sehingga dapat disimpulkan bahwa
bakteri yang telah diinokulasikan pada media positif
memfermentasikan gula (karbohidrat).
Uji Sukrosa
Koloni bakteri yang telah diremajakan kemudian
diinokulasikan ke media sukrosa untuk pengujian gula – gula
(Fermentasi Karbohidrat). Pada praktikum yang telah
dilaksanakan, uji gula – gula ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan fermentasi bakteri terhadap karbohidrat. Prinsip dari
uji gula-gula ialah bakteri menggunakan karbohidrat secara
berbeda-beda.
Pada media sukrosa yang telah ditanami bakteri pada
praktikum sebelumnya terjadi perubahan warna yang awalnya
berwarna biru menjadi kuning kecoklatan serta terdapat gelembung
pada bagian atas media. Terjadinya perubahan warna ini
menandakan bawah bakteri memfermentasikan gula (karbohidrat).
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran
inti sel dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran
besar dalam kehidupan di bumi. Enterobacteriaceae adalah suatu family
kuman yang terdiri dari sejumlah besar spesies bakteri yang sangat erat
hubungannya satu dengan dengan lainnya. Karena hidupnya yang pada
keadaan normal di dalam usus besar manusia, kuman ini sering disebut
kuman enteric atau basel enteric. Untuk melihat pertumbuhan bakteri
maka dilakukan pembuatan media sebagai tempat bakteri itu tumbuh.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terkait dengan
identifikasi bakteri enteric yaitu Salmonella typhi Dan Shigella
dysentriae, media yang digunakan adalah media padat, media semi solid,
dan media cair. Media tersebut diantaranya NA, SSA, SCB, TSIA, SC,
SIM, MRVP dan Uji Gula-gula yang terdiri dari Maltosa, Sukrosa,
Laktosa dan Glukosa. Media yang digunakan untuk penanaman bakteri
dari sampel feses adalah SCB, dan SSA. Dari hasil penanaman bakteri
pada kedua media tersebut didapatkan hasil positif bakteri Salmonella
typhi pada kedua media tersebut dengan hasil pada SCB positif
Salmonella typhi dengan perubahan media menjadi keruh dengan
ditemukan gelembung. Sedangkan untuk SSA positif Salmonella typhi
dengan ditemukan koloni berbentuk bulat, berwarna kehitaman atau yang
sering disebut sebagai black senter dan media menjadi berlendir. Dari
kedua media tersebut digunakan media SSA untuk diremajakan pada
41
media NA. hasil peremajaan di media NA didapatkan koloni yang
tumbuh berwarna putih.
Setelah proses peremajaan dilakukan uji biokimia untuk untuk
mengetahui kemampuan bakteri dalam mereaksikan senyawa kimia
sehingga mengasilkan senyawa kimia lain yang dikaitkan dengan sifat
bakteri itu sendiri. Uji biokimia dilakukan pada media TSIA, SC, SIM,
dan MRVP. Pada TSIA didapatkan hasil positif yaitu dengan perubahan
warna media yang awalnya berwarna merah menjadi kuning dengan
ditemukan black senter yang menandakan bakteri memfermentasi
glukosa, laktosa dan sukrosa, dengan ditemukan banyak retakan pada
media yang menandakan terbentuk gas sehingga media terangkat. Pada
SC diperoleh hasil uji positive Simmon’s Citrat dengan perubahan warna
media dari hijau menjadi biru tua. Pada Uji SIM didapatkan hasil positif
pada ketiga uji yaitu sulfur, Indole dan Motility dengan ditemukan
perubahan warna dari putih keruh menjadi hitam yang menandakan
adanya sulfur dan setelah ditambahkan kovac terdapat lapisan bening di
atasnya. Sedangkan, pada MRVP diperoleh hasil uji positif pada MR
setelah ditambahkan larutan Metil Red diperoleh perubahan media
menjadi warna merah sedangkan pada uji VP setelah ditambahkan KOH
dan 𝛼𝑛𝑎𝑓𝑡𝑜𝑙 diperoleh hasil negative dengan tidak ditemukan perubahan
warna.
5.2.Saran
Dengan adanya makalah ilmiah yang telah penulis buat ini,
penulis berharap pembaca dapat memahami segala materi yang telah
dijelaskan mulai dari definisi, tujuan dilakukannya praktikum, pembuatan
media dan identifikasi jenis bakteri berdasarkan media pertumbuhannya.
Penulis menyarankan agar pembaca membaca semua materi penting yang
ada pada makalah ilmiah yang telah penulis buat dengan rinci dan terurut
agar tidak ada materi yang terlewat dan membuat pembaca mengalami
kendala dalam proses pembelajaran dikarenakan semua materi memiliki
dasar-dasar yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Sudarwanti, Christiana Sri, and Maisyarah. 2017. “Uji Cemaran Salmonella Pada
Minuman Es Cappucino Cincau Yang Dijual Di Kota Kendari.” Prosiding
II(1): 66–73. Diakses pada 22 Oktober 2022 Pukul 18.47 Wita
Wicaksono, Aris Rivaldi. 2016. “IDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli
DAN Shigella sp. TERHADAP JAJANAN CILOK DI LINGKUNGAN SD
NEGERI DI CIRENDEU, PISANGAN, DAN CEMPAKA PUTIH” Aris
Rivaldi - FKIK.pdf (uinjkt.ac.id). Diakses pada 22 Oktober 2022, Pukul 19.20
Wita.
Yudha, Panji Arya, Lastri Natasia S., Kania Salmaa. 2015. “MODUL
AKTIVITAS BIOKIMIA MIKROORGANISME”. Uji Fermentasi
Karbohidrat.docx [ylyxor8wrenm] (idoc.pub) Diakses pada 22 Oktober 2022,
Pukul 20.05 Wita.
44