Anda di halaman 1dari 2

PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI FORMULARIUM

RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
079/RSUDDH/I/2019 02 1/2
UPTD RSUD DEPATI HAMZAH
KOTA PANGKALPINANG
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal terbit Direktur UPTD RSUD Depati Hamzah
PROSEDUR Kota Pangkalpinang
21 Januari 2019
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Nugroho Muji Pamungkas, Sp.B


NIP. 19820913 200804 1 001
PENGERTIAN Perbekalan Farmasi adalah obat, bahan/alat kesehatan pakai
habis,gas medis dan bahan embalage penunjang pelayanan
kefarmasian, dimana item atau jenisnya tersusun dalam bentuk
formularium obat dan kompedium bahan/alat kesehatan pakai
habis yang merupakan Pengadaan Perbekalan Farmasi dalam
formularium obat dan daftar BMHP rumah sakit merupakan
kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan
kebutuhan perbekalan farmasi, dalam hal ini yang dimaksud
dalam SPO ini adalah proses pembelian perbekalan farmasi yang
dengan alasan klinis sangat diperlukan oleh pasien dalam
terapinya dimasukkan dalam daftar formularium obat dan daftar
BMHP rumah sakit dengan anggaran bersumber pendapatan
BLUD pada PPK-BLUD RSUD Depati Hamzah.
TUJUAN Untuk menjamin ketersediaan, jumlah dan waktu yang tepat
dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu dari
perbekalan farmasi yang termasuk dalam daftar formularium atau
daftar BMHP rumah sakit.
KEBIJAKAN Peraturan Walikota Pangkalpinang No.16 Tahun 2017 tentang
pengadaan barang/jasa dengan fleksibilitas di Badan Layanan
umum daerah RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang.
PROSEDUR 1. Koordinator subunit P2F/PPTK melakukan verifikasi terhadap
usulan RP2F, terutama terkait dengan kemampuan
bayar/ketersediaan dana Rumah Sakit dan kerasionalan
RP2F yang diusulkan untuk tiap item barangnya.
2. Menyerahkan usulan RP2F yang telah di verifikasi ke Kepala
IFRS sebagai PPK.
PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI FORMULARIUM
RUMAH SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
UPTD RSUD DEPATI HAMZAH 079/RSUDDH/I/2019 02 2/2
KOTA PANGKALPINANG
PROSEDUR 3. Kepala IFRS memverifikasi kembali usulan RP2F yang telah
diverifikasi ko.unit P2F dan menyetujuinya menjadi RP2F
untuk selanjutnya di teruskan ke pejabat pengadaan.
4. Pejabat Pengadaan melakukan proses pengadaan sesuai
dengan Perwako 16/2017 berdasarkan RP2F, diantaranya
melakukan pengentrian ke aplikasi e-purchasing LKPP atau
pembuatan surat pesanan.
5. Kepala IFRS menyetujui invoice e-purchasing LKPP atau
menandatangani surat pesanan dan mengirimkan ke
penyedia yang telah ditunjuk sesuai dengan katalog
perbekalan farmasi Rumah Sakit.
6. Penyedia menyiapkan dan mengirimkan barang sesuai
dengan surat pesanan atau invoice e-purchasing LKPP yang
telah dikirimkan Rumah Sakit.
7. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) menerima
dan melakukan pemeriksaan perbekalan farmasi. PPHP
membuat Berita Acara Penerimaan Hasil Pekerjaan (BAPHP)
dan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST) dari Kepala
IFRS sbg PPK dan Direktur Rumah Sakit sebagai PA/KPA.
8. Direktur Rumah Sakit dan Kepala IFRS menandatangani
BAST, kemudian diserahkan ke Koordinator Unit Administrasi
dan TU IFRS untuk dibuatkan dokumen pembayaran ke
penyedia dan diteruskan ke Koordinator SubUnit
Penerimaan, Penyimpanan dan Distribusi untuk dilanjutkan
proses penyimpanan dan pengelolaan perbekalan farmasi.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Bagian Keuangan

Anda mungkin juga menyukai