Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FRIDA AGUSTIN

NIM : 042914761

TUGAS ILMU PENDIDIKAN AGAMA

SESI 3

1) Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.


Al- Baqarah (2) : 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

a)  Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

‫هّٰلِّل‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬


َ ۙ ‫اس َمنْ َّي َّتخ ُِذ مِنْ ُد ْو ِن ِ اَ ْندَا ًدا ُّي ِحب ُّْو َن ُه ْم َكحُبِّ ِ ۗ َوالَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا اَ َش ُّد ُح ًّبا ِ َۙولَ ْو َي َرى الَّ ِذي َْن َظلَم ُْٓوا ا ِْذ َي َر ْو َن ْال َع َذ‬
َّ‫اب اَن‬ ِ ‫َوم َِن ال َّن‬

ِ ‫ْالقُ َّو َة هّٰلِل ِ َج ِم ْي ًعا َّۙواَنَّ هّٰللا َ َش ِد ْي ُد ْال َع َذا‬


‫ب‬
Terjemahan
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai
tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat
zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu
semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka
menyesal).

(i)   Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?

Jawaban : Asyaddu hubban berarti sikap yang menunjukkan kecintaan atau


kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap Allah. Orang-orang yang
beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya
untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.

(ii)  Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Jawaban :

Iman identik dengan asyaddu hubban lillah. Hub artinya kecintaan atau
kerinduan. Asyaddu adalah kata superlatif syadiid (sangat). Asyaddu hubban
berarti sikap yang menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa. Lillah
artinya kepada atau terhadap Allah. Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman
adalah sikap (atitude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan
atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada
Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan
harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.

b) Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!

^‫ب^ اَل َي^ ْف^ َق^ ُه^ و^ َ^ن‬ ^ٌ ^‫س^ ۖ^ َل^ ُه^ ْم^ قُ^ لُ^و‬ ^ِ ^‫َ^و^ َل^ َق^ ْ^د^ َ^ذ^ َ^ر^ ْأ َن^ ا^ لِ^ َ^ج^ َه^ َّن^ َم^ َك^ ِث^ ي^ ً^ر^ ا^ ِم^ َ^ن^ ا^ ْل^ ِج^ ^ِّن َ^و^ ا^ِإْل ْن‬
^ۚ ^‫ص^ ُر^ و^ َ^ن^ ِب^ َه^ ا^ َ^و^ َل^ ُه^ ْم^ آ^ َذ^ ا^ ٌ^ن^ اَل َي^ ْ^س^ َم^ ُع^ و^ َ^ن^ ِب^ َه^ ا‬ ^ِ ^‫ِب^ َه^ ا^ َ^و^ َل^ ُه^ ْم^ َأ ْ^ع^ ُي^ ٌ^ن^ اَل ُي^ ْب‬
^‫ض^ ُّل^ ۚ^ ُأ و^^ٰ َل^ ِئ َك^ ُه^ ُم^ ا^ ْل^ َ^غ^ ا^ ِف^ لُ^و^ َ^ن‬
^َ ‫ُأ و^^ٰ َل^ ِئ َك^ َك^ ا^َأْل ْن^ َع^ ا^ ِ^م^ َب^ ْل^ ُه^ ْم^ َأ‬

Terjemahan :

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai.

c) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?

Pengertian iman menurut Al-Quran Surah Al-A'raf ayat 179 bahwa iman
adalah meyakini dengan hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan dengan
menggunakan seluruh indera yang ada. Manusia dan jin dianugerahkan Allah
dengan hati, namun sayangnya hati tersebut tidak digunakan untuk meyakini
ayat-ayat Allah serta tidak mengimani Allah. Manusia dan jin lebih
mendahulukan hawa nafsunya sehingga tidak menggunakan segala
pemberiannya untuk semakin menguatkan keimanan dan ketakwaannya.
Seharusnya dengan hati, akal, dan seluruh anggota tubuh yang
dianugerahkan oleh Allah, manusia dan jin dapat semakin yakin akan
beradaan Allah, kebesaran, dan kekuasaan Allah. Manusia dan jin akan
semakin taat dan mau beribadah hanya kepada Allah.

d) Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat
tersebut?

Yaitu rasa kerinduan seseorang terhadap Allah (asyyadu hubban)


yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan
harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya yang
dilakukan dengan menggunakan hati, akal, dan seluruh anggota
tubuh yang dianugerahkan oleh Allah,seseorang dapat semakin yakin
akan beradaan Allah, kebesaran, dan kekuasaan Allah. Seseorang
akan semakin taat dan mau beribadah hanya kepada Allah.

2) Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non
fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan
Q.S. Qaaf (50) : 16.

a)  Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!

Jawaban :

َ ‫ الَّذ‬.  ‫ب‬
‫ِين‬ ِ ‫ت ُأِلولِي اَأْل ْل َبا‬ ِ ‫اخ ِتاَل فِ اللَّي ِْل َوال َّن َه‬
ٍ ‫ار آَل َيا‬ ْ ‫ض َو‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ^ِ ‫ِإنَّ فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
‫ض َر َّب َنا َما‬ ِ ‫ُون فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬ َ ‫وب ِه ْم َو َي َت َف َّكر‬ ^َ ‫َي ْذ ُكر‬
ِ ‫ُون هَّللا َ قِ َيامًا َوقُعُو ًدا َو َع َل ٰى ُج ُن‬
َ ‫ك َفقِ َنا َع َذ‬
ِ ‫اب ال َّن‬
‫ار‬ َ ‫ت ٰ َه َذا بَاطِ اًل ُسب َْحا َن‬ َ ‫َخ َل ْق‬
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka.
Hakikat manusia menurut surat Al imran (3) ayat 190-191 :

Yakni orang-orang yang dapat menggunakan akal dan logikanya dengan baik dan
benar untuk mengenal lebih dalam siapakah Allah, mengetahui keagungan-Nya,
kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya, dan kekuasaan-Nya melalui tanda-tanda dalam
ciptaan maupun hukum syari’ah yang ditetapkan-Nya, atau dapat disebut jga
dengan ( Ulul Albab ).

b) Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!

Jawaban :

‫نس َن َو َنعْ لَ ُم َما ُت َوسْ ِوسُ ِبهِۦ َن ْف ُسهُۥ ۖ َو َنحْ نُ َأ ْق َربُ ِإلَ ْي ِه مِنْ َحب ِْل ْٱل َو ِري ِد‬
َ ٰ ‫َولَ َق ْد َخلَ ْق َنا ٱِإْل‬

Terjemah Arti: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan


mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya.

Hakikat dalam surat ini  setiap tindakan dan kata manusia tidak bisa lepas dari
pengawasan Allah SWT. lebih dekat dari urat leher sendiri nadinya dan upaya
setiap orang percaya dalam menjaga lidahnya, menunjukkan kualitas iman.

c) Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

Jawaban :

Hakikat keempurnaan manusia dalam dua surat tsb ialah sebagaimana manusia
dapat menggunakan akal dan logika nya dengan baik sehingga setiap
tindakannya sendiri menunjukan kualitas iman seseorang/manusia

3) Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

 a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

Jawaban :
Terminologis dalam masyarakat artinya suatu konsep,gabungan yang
digunakan masyarakat untuk mencakup pembentukan suatu budaya.
Pengertian terminologis sendiri adalah suatu penjelasan atas istilah, kata,
konsep, maupun hal-hal tertentu yang dapat memberikan pemahaman bagi
manusia.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13


dan QS. Az-Zukhruf: 32

Jawaban :

Dilansir dari laman ibnukatsironline, terdapat beberapa hal yang dapat dipelajari dari
surat Al Hujurat ayat 13.

- Menjelaskan Penciptaan Manusia yaitu Laki-laki dan Perempuan

Allah ta’ala mengingatkan asal-usul manusia, bahwa mereka semua adalah ciptaan-


Nya yang bermula dari seorang laki-laki dan seorang perempuan (min dzakar wa
untsâ). Menurut para mufassir, dzakar wa untsâ ini, maksudnya adalah Adam dan
Hawa. Seluruh manusia berpangkal pada bapak dan ibu yang sama, karena itu
kedudukan manusia dari segi nasabnya pun setara. Konsekuensinya, dalam hal nasab,
mereka tidak boleh saling membanggakan diri dan merasa lebih mulia daripada yang
lain.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala, Inna khalaqnâkum min dzakar wa


untsâ, menegaskan bahwa tidak ada keunggulan seseorang atas lainnya disebabkan
perkara sebelum kejadiannya. Dari segi bahan dasar (asal-usul), mereka semua
berasal dari orangtua yang sama, yakni Adam dan Hawa. Dari segi pembuatnya,
semua diciptakan oleh Dzat yang sama, Allah subhanahu wa ta’ala. Perbedaan antara
lelaki dan perempuan bukanlah karena faktor sebelum kejadiannya, namun karena
faktor-faktor lain yang mereka peroleh atau mereka hasilkan setelah mereka menjadi
manusia. Perkara paling mulia yang mereka hasilkan itu adalah ketakwaan dan
kedekatan mereka kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

- Perbedaan untuk Saling Mengenal

Ayat ini menegaskan, dijadikannya manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku


adalah untuk saling mengenal satu sama lain (lita’ârafû). Menurut al-Baghawi dan al-
Khazin, ta‘âruf itu dimaksudkan agar setiap orang dapat mengenali dekat atau jauhnya
nasabnya dengan pihak lain, bukan untuk saling mengingkari. Berdasarkan ayat ini,
Abd ar-Rahman as-Sa’di menyatakan bahwa mengetahui nasab-nasab merupakan
perkara yang dituntut syariat. Sebab, manusia dijadikan berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku memang untuk itu. Karena itu, seseorang tidak diperbolehkan
menasabkan diri kepada selain orangtuanya.

Dengan mengetahui nasab, berbagai hukum dapat diselesaikan, seperti  hukum


menyambung silaturahmi dengan orang yang memiliki hak atasnya,  hukum pernikahan,
pewarisan, dan sebagainya. Di samping itu, ta’aruf juga berguna untuk saling bantu.
Dengan saling membantu antar individu, bangunan masyarakat yang baik dan bahagia
dapat diwujudkan.

- Mengikis Fanatisme Golongan

Ayat ini, diturunkan untuk mengikis sentimen dan fanatisme golongan yang berdampak
pada perpecahan. Firman Allah ini menentang segala hal yang mengunggulkan
kelompok manusia atas dasar apapun. Berbagai perbedaan seharusnya digunakan
untuk upaya saling mengenal: lita’ârafû.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjadikan ayat ini sebagai dalil untuk


mencabut paham jahiliyah ini dari kaum muslim. Dari Ibnu Umar beliau bersabda,
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah melenyapkan dari kalian kesombongan
jahiliyah dan saling berbangga karena nenek moyang. Manusia itu ada dua kelompok.
Ada yang shalih, bertakwa, dan mulia di hadapan Allah. Ada pula yang fasik, celaka,
dan hina di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Manusia itu diciptakan Allah dari Adam
dan Adam dari tanah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘Yâ ayyuhâ an-nâs innâ
khalaqnâkum min dzakar wa untsâ….’” (HR at-Tirmidzi).

Allah subhanahu wa ta’ala menggunakan kata khalaqnâ (Kami menciptakan)


dan ja‘alnâ (Kami menjadikan), yang menunjukkan tiadanya andil manusia di dalamnya.
Karena itu, sewajarnya manusia tidak dinilai karena aspek tersebut. (muf/smn)

Dalam QS. Az-Zukhruf: 32 dilansirkan:

Ayat ini menunjukkan penolakan terhadap keinginan orang-orang musyrik


yang tak mau menerima pengangkatan Muhammad saw sebagai rasul;
seakan-akan merekalah yang paling berhak dan berwenang membagi-bagi
dan menentukan siapa yang pantas menerima rahmat Tuhan.
Dengan penegasan bahwa rahmat Allah dan keutamaan yang diberikan
kepada orang yang telah ditakdirkan memangku jabatan kenabian dan
mengikuti petunjuk wahyu dalam Al-Qur'an yang telah diturunkan, jauh lebih
baik dan mulia daripada kemewahan dan kekayaan dunia yang ditimbun
mereka.
c)  Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!

 Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif ke dalam


masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
 Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi
dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
 Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan
organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap
keputusan-keputusan pemerintah.
 Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu
mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri
(individualis).
 Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan
berbagai perspektif.

  d) Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!

Prinsip-Prinsip
1.Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses
penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan
secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta
mempublikasikan informasikan kepada publik.

2.Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi


sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis.

3.Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan


politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai
dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok
lain.

4.Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang


majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif
dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

5.Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang


proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya.

6.Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari


rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang
bertanggungjawab.

7.Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan.


Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki
kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.

Anda mungkin juga menyukai