Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Mata Kuliah : Praktikum Analisis Senyawa Organik

KROMATOGRAFI KERTAS

OLEH:

Nama Mahasiswa : Daniel Yulius Petrus Napitupulu (420335001)


Rachel Septoraya Br Bangun (4203351016)
Rifka Aulya (4203151020)
Kelas : Pendidikan IPA 2020-C
Mata Kuliah : Analisis Senyawa organik Ipa
Dosen Pengampu : Nora Susanti, S.Si., M.Sc., Apt.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
I. Judul Percobaan : Kromatografi Kertas

II. Tujuan Percobaan :


Praktikum ini dilakukan untuk memisahkan senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan dan
mengetahui prinsip kromatografi kertas

III. Tinjauan Teoritis :


Kromatografi kertas adalah teknik dimana terdapat pemisahan komponen dari
campuran yang tercapai dengan elusi fase gerak yang membawa sampel dalam kertas.
Kromatografi kertas merupakan metode pemisahan sederhana yang digunakan untuk
memisahkan komponen pigmen zat warna, biasanya pigmen. Kromatografi digunakan
untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya.
Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Semua jenis
kromatografi pasti memiliki fase diam (biasanya berupa padatan) dan fase gerak (gas atau
cairan). Fase gerak dilewatkan melalui fase diam sehingga sampel ikut terbawa oleh fase
gerak. Bila kepolaran sampel lebih tinggi ke fase gerak maka sampel akan lebih terbawa
fase gerak dan sebaliknya. Jadi kepolaran atau afinitas sampel yang akan menentukan
pemisahannya. Prinsip kromatografi kertas adalah sama dengan kromatografi adsorbsi.
Kromatografi kertas adalah salah satu tipe kromatografi dimana dilakukan pada fase diam
kertas khusus. Kromatografi kertas termasuk kromatografi palaner dimana kertas yang
terdiri dari selulosa berfungsi sebagai fase diam. Fase diam ini tempat dimana pemisahan
terjadi. Fase diam dari kromatografi kertas adalah kertas khusus.
Prinsip kromatografi kertas adalah adanya pemisahahan substansi material
(sampel) antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Bila sampel lebih polar ke fase
gerak maka akan terikut elusi. Komponen sampel campuran terpisah karena perbedaan
afinitas terhadap air daripada fase diam. Kromatografi adalah suatu metode pemisahan
berdasarkan perbedaan perpindahan dari komponen- komponen senyawa diantara dua fase
yaitu fase diam (dapat berupa zat cair atau zat padat) dan fase gerak (dapat berupa gas
atau zat cair). Sedangkan pada kromatografi lapis tipis, fase geraknya berupa lempeng
tipis. Kromatografi lapis tipis merupakan metode pemisahan fisikokimia. Lapisan pemisah
terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam) yang pada umumnya dilapisi dengan silika
gel. , ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan yang cocok.
Campuran yang akan dipisah berupa larutan yang ditotolkan baik berupa bercak ataupun
pita. Setelah plat atau lapisan dimasukkan ke dalam bejana tertutup rapat yang berisi
larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan terjadi selama perambatan
kapiler (pengembangan). Selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan.
Kromatografi kertas adalah Metode pemisahan dengan kerja dua fase yaitu fase diam dan
fase gerak yang hasil kerja kedua fase ini berupa rambatan warna yang dapat terlihat pada
kertas kromatografi dan bercak yang ada untuk membandingkan antara totolan dari sampel
dan totolan dari baku.
Metode kromatografi adalah salah satu teknik pemurnian yang banyak dilakukan
dalam proses analisa kimia dan produksi karena sifatnya yang selektif. Pada proses
produksi biasanya kromatografi digunakan untuk proses pemurnian. Pemurnian secara
kromatografi dilakukan dengan cara memanfaatkan perbedaan sifat fisika-kimia umum
dari bentuk molekul atau ion, ukuran partikel, kelarutan dan lain-lain.
Kromatografi adalah proses pemisahan zat terlarut berdasarkan perbedaan migrasi
suatu sistem yang terdiri dari fasa diam dan fasa gerak. Salah satu fase gerak yang sering
dipakai adalah molekul yang memiliki perbedaan mobilitas sehingga terjadi perbedaan
dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul, atau kerapatan muatan ion.
Perbedaan cara kerja kromatografi itu memberikan variasi teknik seperti kromatografi
penukar ion (ion exchange chromatography), kromatografi eksklusi ukuran (size exclusion
chromatography), kromatografi fasa normal (phase normal chromatography),
kromatografi fasa terbalik (reverse phase chromatography), kromatografi afinitas (af inity
chromatography).
Pemisahan secara kromatografi memiliki banyak metode, salah satunya adalah
kromatografi kertas. Kromatografi kertas merupakan metode pemisahan sederhana yang
digunakan untuk memisahkan komponen pigmen zat warna. Kromatografi kertas perlu
diajarkan, karena dalam membelajarkannya membutuhkan adanya visualisasi molekul
untuk menjelaskan pemisahan zat warna atau pigmen dari campuran zat cair yang bersifat
homogen.
Kromatografi kertas adalah metode pemisahan dengan kerja dua fase yaitu fase
diam dan fase gerak yang hasil kerja kedua fase ini berupa rambatan warna yang dapat
terlihat pada kertas kromatografi dan bercak yang ada untuk membandingkan antara totolan
dari sampel dan totolan dari baku. Kertas dalam pemisahan campuran mempunyai
pengaruh pada kecepatan aliran pelarut. Sedangkan fungsi kertas sendiri sangat kompleks.
Efek-efek serapan disebabkan oleh sifat polar dari gugus hidroksil di mana ini
kemungkinan sangat penting dan sejumlah kecil dari gugus karboksil dalam selulosa dapat
menaikkan terhadap efek-efek pertukaran ion”. Kromatografi kertas merupakan bentuk
kromatografi yang paling sederhana, mudah, dan murah. Fasa diam kromatografi berupa
air yang terikat pada selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik non
polar.

IV. Alat dan Bahan :


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

No Alat dan Bahan


1 Tabung kromatografi
2 Petroleum eter ; aseton
3 Alu dan lesung
4 Kertas kromatografi
5 Pasir
6 Beaker
7 Vial
8 Corong
9 Kertas saring
10 Gunting
11 Pensil
12 Timbangan
13 Benang
14 Selotip
15 Penggaris
16 Tabung kapiler
17 Penutup campuran petroleum Ester aseton
18 Beberapa daun hijau segar
19 Beberapa kangkung

V. Prosedur Kerja
1. Untuk memulai percobaan ambil dua sampai 4 daun hijau segar buang pelepah dan
giling sisanya dalam sejumlah kecil
2. Lalu campurkan pelarut aseton petroleum eter bersama dengan beberapa pasir halus
yang telah dicuci bersih untuk membantu dalam proses penggilingan tambahan.
3. Kemudian saring ekstrak dan kumpulkan supernatan dalam wadah kecil
4. Selanjutnya simpan ekstrak ini dan lanjutkan dengan persiapan kertas dan ruang
kromatografi
5. Ambil selembar kertas saring whatman yang dipotong sebelumnya yang menjadi
sekitar 5×20 cm.
6. Lalu gambarlah garis pensil sekitar 1 cm diatas salah satu ujung kertas, dan buat
menjadi potongan V di bawah garis pensil.
7. Kemudian ambil tabung kromatografi dan regangkan benang melewati diameter
mulut toples dan kencangkan dengan selotip.
8. Selanjutnya ambil kertas kromatografi dalam menggunakan tabung kapiler halus
menerapkan tetesan mikro ekstrak daun di tengah garis pensil.
9. Biarkan sampai mengering dan kemudian tambahkan tetes kedua lalu biarkan
mengering lagi dan tambahkan lagi tetes ketiga.
10. Ulangi aplikasi selama 5 hingga 10 kali.
11. Lalu buatlah lipatan di ujung kertas yang lain.
12. Naikkan kertas di sisi toples untuk mengingatkan tinggi kertas relatif terhadap
kedalaman toples.
13. Lakukan penyesuaian sedemikian rupa sehingga ujung kertas yang runcing terletak
di bawah level pelarut dalam toples tapi tidak di tempat
14. Selanjutnya tuangkan pelarut yang sembilan adalah untuk satu campuran petroleum
eter aseton hingga sekitar 2 cm ke dalam toples dengan hati hati.
15. Lalu turunkan kertas kedalam toples dan gunakan jatuh untuk menggantung kertas
dan penutup ancaman tabung dan biarkan pelarut naik dari kertas.
16. Saat pelarut berjalan dia akan mengamati ekstrak daun yang sebelumnya di
terapkan ke kertas mulai bergerak ke atas bersamaan dengan pelarut dan saat
bergerak akan dipisahkan menjadi kontraknya pigmen tituen.
17. Setelah pelarut mencapai tingkat yang diinginkan di kertas tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah,
18. Lalu keluarkan kertas dari toples, lalu segera tandai bagian depan pelarut dengan
pensil dan biarkan kertas mengering dan tandai jarak terjauh yang di tempuh olek
setiap pigmen kertas ini yang disebut kromatogram.

VI. Hasil dan Diskusi


Dari video yang tentang eksperimen pada kertas kromatografi dapat di hasilkan bahwa
Daun hijau yang digunakan dalam percobaan ini memiliki 4 pigmen yang berbeda, yaitu :
• Klorofil b
• Klorofil a
• Xantofil dan
• Karaton
Selain itu juga mendapatkan tambahan pigmen 5, yaitu Antosianin dimana jika anda
telah menyatukan daun dengan warna kemerahan menggunakan skala, mengukur jarak
yang di tempuh oleh setiap pigmen, dan menghitung faktor retardasi atau RF untuk setiap
pigmen menggunakan rumus RF sama dengan jarak yang ditempuh oleh pigmen di bagi
dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut.

VII. Solusi Masalah

Berikut adalah hasil percobaannya


No menggabungkan Jarak (cm)
1 Pelarut 10
2 Karotin 10
3 Xantofil 9
4 Klorofil A 5
5 Klorofil B 2.8
Pertanyaan eksperimental
1) Berikan definisi singkat tentang
a. Rf
b. Eluen
c. Fase diam dan fase gerak
2) Bila jarak yang ditempuh suatu senyawa sama persis dengan jarak yang ditempuh
pelarut, kesimpulan seperti apa yang dapat diperoleh? Demikian juga, ketika jarak
yang ditempuh oleh suatu senyawa adalah 0, kesimpulan seperti apa yang dapat
diperoleh?
3) Jika dua atau lebih senyawa menunjukkan tempat yang sangat dekat satu sama lain,
bagaimana Anda akan memisahkannya?
4) Bagaimana cara membuktikan bahwa kromatografi kertas dapat digunakan sebagai
penilaian kualitatif untuk senyawa tertentu?
Jawab:
1) Definisi singkat eksperimental
a. Definisi Rf atau Ruterfordium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Rf dan nomor atom 104. Merupakan unsur sintetik yang
sangat radioaktif yang isotop paling stabilnya adalah 265Rf dengan waktu
paruh sekitar 13 jam. Nama ini diambil dari nama ilmuwan Ernst
Rutherford. Kemudian elemen ini tidak digunakan untuk apa pun dan
sedikit yang diketahui tentangnya. Ruterfordium adalah unsur transaktinida
pertama dan diduga memiliki sifat kimia yang mirip dengan hafnium.
b. Pengertian Eluen memiliki arti dalam kelas kata benda atau nomina
sehingga eluen dapat menyatakan nama orang, tempat, atau segala sesuatu
dan segala sesuatu yang merupakan kata benda. Eluen adalah cairan yang
digunakan untuk mengekstrak padatan dari campuran padatan
c. Fase gerak mengacu pada cairan atau gas, yang mengalir melalui sistem
kromatografi, memindahkan bahan yang akan dipisahkan di jalur yang
berbeda selama fase diam sedangkan fase diam mengacu pada fase padat
atau cair dari sistem kromatografi di mana bahan digunakan. dipisahkan
atau dipisahkan dengan adsorpsi.

2) Kesimpulan yang dapat diperoleh dari jarak yang ditempuh senyawa sama persis
dengan jarak yang ditempuh pelarut yaitu jarak yang ditempuh senyawa adalah
panjang lintasan yang ditempuh pelarut dalam waktu tertentu. menjangkau.
Sehingga satuan jarak sama dengan satuan panjang yang dapat dinyatakan dalam
kilometer (km), meter (m), sentimeter (cm), dan satuan panjang lainnya.

3) Solusinya didasarkan pada perbedaan sifat fisik zat penyusunnya. Seperti keadaan
materi, ukuran partikel, titik leleh, titik didih, sifat kemagnetan, kelarutan dan lain-
lain. Dan beberapa metode pemecahan campuran antara lain Filtrasi, Sentrifugasi,
Sublimasi, Kromatografi, dan Distilasi.

4) Cara membuktikannya dengan Pemisahan Hasil dianalisa berdasarkan nilai atau


nilai faktor retardasi (Rf) pada setiap noda, noda atau noda yang dihasilkan dalam
pelarut yang sama. Jika jarak noda sama dengan sampel standar, berarti sampel
yang dianalisis sama dengan sampel standar. Perhitungan nilai Rf dilakukan dengan
membagi jarak yang ditempuh zat terlarut dengan jarak yang ditempuh

VIII. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Dapat dikatakan bahwa kromatografi kertas adalah suatu teknik pemisahan komponen-
komponen dalam suatu sampel dimana komponen-komponen tersebut ditempatkan di
antara dua fase dioda dan fase gerak. Prinsip kromatografi kertas adalah prinsip partai,
yang menggunakan fase diam cair dan fase gerak cair. Prinsip dasar percobaan adsorpsi,
prinsip kerjanya adalah pembotolan, pemuaian dan Pada percobaan terdapat fasa diam
yaitu selulosa pada kertas fasa gerak yaitu pelarut

2. Saran
Saran dalam percobaan ini sebaiknya mengganti pelarut etanol:kloroform dengan
pelarut etanol:benzena dengan volume yang sama agar dapat membandingkan seberapa
cepat pelarut dapat memisahkan komponen dari setiap noda yang terbentuk.

IX. Referensi
Azizahwat. (2007). ANALISIS ZAT WARNA SINTETIK TERLARANG UNTUK
MAKANAN YANG BEREDAR DI PASARAN. Majalah Ilmu Kefarmasian,
Vol. IV, No. 1, Hal 7-25.
M, E. T., & Susilowatib, E. (2006). Identifikasi Zat Warna Sintetis Pada Agar-Agar Tidak
Bermerk Yang Dijual dI Pasar Doro Pekalongan Dengan Metode Kromatografi
Kertas. Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang, 26-32.
Rahman, A. (2019). PETUNJUK PRAKTIKUM KROMATOGRAFI. Brebes:
UNIVERSITAS PERADABAN.
Rosalina, V., Efkar, T., & Tania, L. (2019). Pengembangan Animasi Berbasis Simulasi
Molekul pada Metode Kromatografi.
Simanjuntak, V. S. (2018). Pengaruh Laju Alir Dalam Proses Pengemasankolom
Kromatografi Penukar Ion. Jurnal Kimia Mulawarman, 15 (2) 82-86.
Sudarwati, T. P. (2019). Alpikasi Pemanfaatan Daun Pepaya (Carica papaya) Sebagai
Biolarvasida Terhadap Larva Aedes aegypti. Gresik: Graniti.

Anda mungkin juga menyukai